TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Perlombaan -Part 11



Perlombaan -Part 11

0Pagi ini, Li Zheng Xi tampak duduk sebelahan dengan Tabib istana. Dia kemudian menoleh pada Tabib yang telah memeriksa denyut nadi Chen Liao Xuan.     
0

"Bagaimana, Tabib, apakah ada perkembangan untuk Emo Shao Ye? Apakah dia akan segera pulih? Ataukah, aku perlu membawanya ke tempat semedinya lagi untuk menyembuhkan lukanya ini?" tanya Li Zheng Xi yang agaknya panik.     

Tabib itu tampak menahan napasnya, kemudian dia menundukkan wajahnya dalam-dalam. Tidak bisa menyembuhkan Emo Shao Ye, adalah hal buruk baginya. Sebab bagi Tabib yang gagal dalam menjalankan tugasnya, mereka akan dimusnahkan oleh petinggi kerajaan tanpa belas kasihan. Akan tetapi, jika dia terus memaksa untuk menyanggupi mengobati sang Emo Shao Ye yang bisa dikatakan benar-benar dalam keadaan kritis ini juga tidak akan bisa menjadi baik. Pada akhirnya dia juga akan segera dibunuh oleh Panglima Perang kerajaan ini.     

"Maafkan hamba, Penasihat Li. Tapi, luka yang dialami oleh Yang Mulia Raja benar-benar sulit untuk disembuhkan. Sekarang ini, Yang Mulia Raja ada dalam keadaan antara hidup dan mati. Dia bisa memaksakan diri untuk bergerak, akan tetapi hal itu akan membuat luka yang ada di dalam tubuhnya semakin parah dan parah. Satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah, segera mungkin untuk mencari penawar itu di kerajaan langit, Penasihat Li."     

"Kau adalah Tabib istana ini, bukankah itu telah menjadi tugasmu untuk mencari obat untuk Emo Shao Ye apa pun itu caranya, Tabib?" ucap Li Zheng Xi dengan dingin.     

Tabib itu tampak menundukkan wajahnya dalam-dalam, kemudian dia memberi hormat kepada Li Zheng Xi.     

"Hamba akan berusaha untuk mendapatkannya, Penasihat Li. Hamba pamit undur diri dulu,"     

Seperginya tabib itu, Jiang Kang Hua pun datang. Dia duduk di sebelah Li Zheng Xi dan melihat rajanya itu sedang terlelap. Jiang Kang Hua kembali memandang Li Zheng Xi seolah dia hendak mengutarakan sesuatu.     

"Apa yang hendak kau katakan, Panglima Jiang? Katakanlah, dari pada kau terus memandang wajahku dengan tatapan anehmu itu," kata Li Zheng Xi.     

Jiang Kang Hua tampak mengulum senyum, kemudian dia memandang Chen Liao Xuan yang berbaring di atas ranjangnya.     

"Kita harus segera mengangkat Dayang Liu sebagai dayang kamar Yang Mulia Raja…," kata Jiang Kang Hua pada akhirnya. Li Zheng Xi tampak menoleh ke arahnya, kemudian dia kembali memandang rajanya itu. "Penasihat Li tahu, kalau Dayang Liu memiliki kemampuan untuk mengobati Yang Mulia Raja. Kita bisa coba cara ini, bisa saja jika Dayang Liu bisa menyembuhkan Yang Mulia dengan kekuatannya. Tidak ada salahnya untuk mencoba kan? Dari pada kita diam saja, dan hanya berharap kepada Tabib istana yang bahkan dia sendiri ragu atas kesembuhan Yang Mulia Raja. Sementara Pangeran Wu jika mengetahui keadaan Yang Mulia Raja akan membuatnya memiliki banyak kesemoatan untuknya bisa menekan kita agar Yang Mulia Raja turun tahta. Semakin cepat menyembuhkan Yang Mulia Raja akan semakin baik, Penasihat Li,"     

Li Zheng Xi diam, kemudian dia memandang Jiang Kang Hua dengan tatapan tajamnya itu.     

"Panglima Jiang, apa kau tak merasa aneh dengan Dayang Liu?" tanyanya pada akhirnya. Jiang Kang Hua tampak menahan napasnya sebab dia takut, apa yang berusaha dia sembunyikan dengan baik, adalah hal yang menjadi kecurigaan atas Li Zheng Xi. "Dia adalah manusia, tapi bagaimana bisa dia memiliki kemampuan aneh seperti itu? Dia seperti orang suci atau malah makhluk dari langit. Aku seperti tak asing sama sekali dengan hal seperti ini,"     

"Penasihat Li terlalu berpikir keras. Penasihat Li ingat jika Ayah dari Dayang Liu adalah tabib suci. Bisa jadi dia memiliki keistimewaan itu dari ayahnya. Terlebih, dia juga punya beberapa ramuan penyembuh yang tidak dimiliki oleh orang-orang pada umumnya. Misalnya, ramuan keabadian. Apakah Penasihat Li pernah melihat Tabib di alam manusia memiliki ramuan itu?"     

Apa yang dikatakan oleh Jiang Kang Hua masuk akal sekali. Li Zheng Xi tampak menebas jubahnya, kemudian dia meletakkan satu tangannya di belakang punggung. Rambut panjangnya tampak menjuntai dengan begitu indah, bahkan dua helaian di samping wajahnya tampak menyempurnakan penampilannya. Sama seperti pensihat-penasihat pada umumnya, sifat Li Zheng Xi sebenarnya sangat tajam dan tegas, tapi tampilannya begitu lembut dan sangat halus.     

"Jika memang mungkin cara itu bisa menyembuhkan. Baiklah, kita harus segera laksanakan seleksi untuk Dayang kamar Yang Mulia Raja,"     

*****     

Hari yang ditunggu oleh para Dayang sudah datang, mereka tampak berpondong-bondong menuju taman utama kerajaan. Taman itu biasanya digunakan oleh Sang Raja untuk jamuan beberapa tamu agung, serta saat merayakan pest ajika Sang Raja ingin.     

Kini di taman utama kerajaan itu tampak berjejer meja-meja kayu yang kecil dan pendek. Di atasnya ada kuas, kertas putih serta tinta.     

Semua Dayang tampak sudah siap, mereka datang ke sana sambil mengerumuni tempat itu. Dan sekarang Li Zheng Xi dan Jiang Kang Hua tampak duduk di kursi kebesaran mereka. Kemudian keduanya melihat para Dayang itu. Namun, mereka tak melihat keberadaan Liu Anqier di mana pun.     

"Apa yang sedang dilakukan oleh Dayang Liu? Apakah dia tak menginginkan perlombaan ini?" bisik Li Zheng Xi kepada Jiang Kang Hua. Jiang Kang Hua sendiri yang melihat itu tampak menebarkan pandangannya. Dan benar saja, Liu Anqier tampak tak ada di mana pun.     

Untuk kemudian, dia memandang Zhao Mimi, membuat wanita paruh baya itu mendekat ke arahnya.     

"Hamba, Panglima Jiang," kata Zhao Mimi itu dengan patuh.     

"Katakan kepadaku, di mana Dayang Liu? Kenapa dia tak ada di sini untuk mengikuti kompetisi ini, Kepala Dayang Zhao?" tanya Jiang Kang Hua.     

Zhao Mimi tampak menundukkan kepalanya, kemudian dia memandang Jiang Kang Hua sekilas.     

"Maafkan hamba, Panglima Jiang. Tapi, yang hamba tahu tadi. Dayang Liu enggan untuk mengikuti kompetisi ini. Dia memilih menyibukkan diri di dapur istana. Karena dia merasa tidak pantas, terlebih masalahnya sebagai tertuduh atas keracunan Emo Hao membuat Dayang Liu semakin tidak memiliki minat untuk ikut, Panglima Jiang."     

Tidak, Jiang Kang Hua tahu, jika alasan dari Liu Anqier tidak ikut dalam kompetisi ini adalah karena dia sudah tahu jika mungkin sosok yang dulu dia anggap sebagai yang istimewa di hatinya ternyata dalah Raja Iblis yang membunuh ayahnya. Dia menjadi tak punya gairah untuk ikut serta dalam kompetisi tersebut. Jiang Kang Hua harus mencari cara lain, agar Liu Anqier mau ikut dalam kompetisi ini. Sebab diadakannya kompetisi ini tidak lain adalah untuk dia sendiri.     

"Baiklah, kembali ke tempatmu, aku yang akan mengurusnya setelah ini," putus Jiang Kang Hua.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.