TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Ingat Kembali -Part 6



Ingat Kembali -Part 6

0Pagi ini, Liu Anqier sedang diutus oleh ibunya untuk pergi ke kediaman keluarga Lin untuk memberikan ramuan obat sebagai buah tangan. Ibunya, menyuruh Liu Anqier untuk membawa kuda agar dia bisa pergi lebih cepat. Tapi, putrinya tetaplah putrinya. Dia bersikeras untuk berjalan kaki, karena dia ingin berkunjung ke pasar sebentar sekadar membeli hiasan rambut dan beberapa perhiasan giok untuknya. Lalu, ibunya bisa apa selain menyuruh Yang Si Qi untuk menemani putrinya ke mana pun putrinya pergi itu.     
0

"Kau benar-benar gila, Liu Anqier! Kediamanmu adalah di sisi bukit yang letaknya di ujung barat kota Han. Dan kediaman dari keluarga Han ada di ujung timur kota Han. Jika kita berjalan kaki seperti ini, kita harus singgah di penginapan semalam agar besok kita bisa sampai ke kediaman keluarga Han! Tidak mungkin, bukan, kau mengajakku untuk tidur di tengah hutan sambil menyalakan perapian? Tidak… aku adalah wanita lemah yang mudah mati, bukan sepertimu yang perkasa bahkan sekarat pun akan hidup lagi! Sekarang, para pasukan dari bangsa iblis sangat meresahkan! Bahkan kabarnya mereka sudah memasuki kota Han, untuk mencari gadis-gadis dengan darah segar untuk dijadikan persembahan dan budak di alamnya. Dan aku tidak mau kalau menjadi salah satu di antara mereka. Yakinlah, itu sangat mengerikan, dan aku tidak mau berurusan dengan mereka!"     

"Diamlah Si Qi. Apa kau sangat secerewet itu? Aku masih memiliki beberapa keping perak untuk kita bermalam di sebuah penginapan. Jadi, biarkan aku berjalan-jalan ke pasar dulu. Aku dengar, siang ini akan ada pegadang dari timur yang membawa batu giok paling unik yang pernah ada, bukankah akan menjadi sangat beruntung jika kita memiliki itu?"     

"Maksumu?" tanya Yang Si Qi yang agaknya cukup penasaran dengan mimik wajah gembira sahabatnya itu.     

"Aku ingin membeli itu. Sudah lama aku menabung untuk itu. Sekarang, waktunya tabunganku kuambil untuk memilikinya satu,"     

Ujung bibir Yang Si Qi tampak berkedut. Jadi, alasan sahabatnya tidak membawa kuda hanyalah karena dia ingin menunggu pedagang dari timur membawa giok istimewa itu? Dan itu pun belum tentu asli atau palsu? Sahabatnya ini….     

Yang Si Qi tampak mengibaskan pakaiannya, duduk di salah satu penjual bakpau yang ada di sana. Sambil melihat sahabatnya yang tampak sedang sibuk menunggu seseorang entah siapa itu.     

"Siapa gadis itu? Bukankah dia terlalu cantik untuk ukuran manusia? Apa jangan-jangan dia dari kalangan siluman rubah? Ayo kita berkenalan dengannya?"     

Yang Si Qi melirik pada dua pemuda yang sedang meneguk arah itu, memerhatikan sahabatnya dengan tatapan lapar mereka itu.     

"Jangan!" tahan pemuda lainnya. Wajah dan ujung hidungnya bahkan sudah memerah. Tidak adakah pekerjaan lain selain mabuk di pagi hari yang baru mau siang ini? "Jika dia dari bangsa rubah, maka kau akan tamat, percayalah! Aku pernah mendengar, ada siluman rubah yang begitu cantik. Dia pemikat manusia. Mereka akan diajak bercinta dan kemudian manusia itu mati. Hanya karena siluman rubah ingin menyerap energy manusia itu dan membuat wajahnya tetap cantik dan awet muda! Melihat wajahnya, apakah kau tak berpikir jika dia itu adalah siluman rubah? Tidak akan pernah ada gadis di dunia ini yang memiliki kecantikan abadi seperti dia!"     

Dan tak berapa ada sosok laki-laki bungkuk, sambil membawa buntalan kain di punggungnya. Melihat sosok itu, Liu Anqier tampak kegirangan. Yang Si Qi tebak, jika laki-laki bungkuk itu adalah pedangang tersohor yang disebut sahabatnya.     

Dan apa benar jika pedagang itu tersehor? Melihat dari ciri-cirinya saja malah tidak tersohor sama sekali. Pakaiannya kumal, dan cenderung lebih seperti seorang pengemis yang ada di jalanan. Apa sahabatnya telah gila?     

"Anqier—"     

"Diamlah, Si Qi!" tegus Anqier. Kemudian dia duduk di depan laki-laki tua itu, "Tuan, bagaimana dengan pesananku? Aku sudah mengumpulkan lama untuk itu," tanya Anqier. Laki-laki tua itu mengambil salah satu kotak yang dia sembunyikan di dalam jubahnya, kemudian dia tersenyum lebar.     

"Tenanglah, Nona. Aku tidak akan pernah berdusta kepadamu. Jika aku bilang aku akan memberimu giok tercantik di belahan dunia ini, maka aku akan melakukannya. Tapi, harganya cenderung naik, Nona. Kau tidak akan bisa mendapatkan ini dengan harga yang beberapa waktu lalu. Karena giok ini, adalah giok satu-satunya yang dimiliki oleh Selir kerajaan dynasty Ming dulu,"     

Saat kotak itu dibuka, muncul sebuah cincin giok berwarna jamrud, sangat bagus memang. Tapi, Yang Si sama sekali tak yakin jika pedagang pinggiran seperti laki-laki bungkuk ini memiliki barang selangka itu. Atau jangan-jangan laki-laki tua itu sedang membohongi sahabatnya?     

"Anqier—"     

"Diamlah sebentar, Si Qi. Setelah ini kita akan jalan kembali untuk kemudian mencari sebuah penginapan untuk bermalam,"     

Apalagi yang bisa Yang Si Qi lakukan jika Liu Anqier sudah mengatakan itu? Bahkan rasanya, semua menjadi sia-sia gara-gar sifat keras kepala sahabatnya itu.     

"Tuan, aku memiliki beberapa keping emas yang sudah kusiapkan untukmu. Jadi, kira-kira masih kurang berapa? Bisa kau sebutkan nominalnya?" tanya Anqier. Dia tampak merogoh tas kecil yang sedari tadi ada di balik pakaiannya, kemudian dia membuka kantung itu, ada banyak koin perak dan emas di sana.     

Tapi, mata dari pedagang itu tertuju kepada kalung milik Anqier. Dia tampak terbelalak kaget melihat kalung itu.     

"K… kalung ini, dari mana kau mendapatkannya, Nona?" tanya penjual itu. Dia tahu kalau kalung itu adalah kalung dari kerajaan langit yang hilang bersama dengan dikutuknya Putra Mahkota Kerajaan Langit dulu. Tapi, bagaimana bisa manusia biasa seperti gadis kecil di depannya ini memilikinya?     

"Oh ini?" tanya Anqier, menyentuh liontin kalungnya dan liontin itu tampak menyala. Ya… kalung itu asli! "Ini pemberian dari seseorang, Tuan," jawab Anqier jujur.     

"Jadi, bagaimana kalau kita barter?"     

"Maksudnya?"     

"Kau mendapatkan giok ini cuma-cuma. Dan kau serahkan kalung itu sebagai gantinya. Bagaimana? Bukankah kau sangat menginginkan batu giok ini? Lagi pula, bukankah kalung ini tak begitu berharga untukmu? Hanya pemberian dari orang kan? Dan kau bisa mendapatkannya lagi?"     

Mendengar hal itu, Anqier tampak diam, dia memandang kalungnya kemudian dia kembali memandang cincin giok yang begitu menggodanya itu. Dia benar-benar dilemma sekarang atas pilihan apa yang akan dia jatuhkan.     

"Tidak, Tuan. Kalung ini adalah benda yang sangat berhara bagi idupku. Aku tak mungkin bisa melepaskannya. Bukankah kita akan barter dengan kepingan emas ini? Jadi, berapa yang Tuan inginkan?"     

"Tapi aku butuh ini!"     

Pedagang itu nyaris merampas kalung itu dari leher Anqier. Tapi tiba-tiba keributan pun terjadi. Semua pengunjung dan pedagang berlarian, barang-barang dagangannya tampak hancur lebur tak karuan.     

"Ada prajurit kerajaan iblis mau mengambil salah satu di antara kita!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.