Dahulu, Aku Mencintaimu

Bermain-main Denganku? (4)



Bermain-main Denganku? (4)

0

Gu Yusheng tampaknya tidak ingin berkata apa-apa lagi, tetapi tiba-tiba ia berhenti.

0

Ia tampak linglung sesaat, seperti sedang terhipnotis, kemudian ia menyeringai ketika kesadarannya kembali.

Tawanya sangat singkat, seperti tawa sebelumnya yang ditujukan pada Qin Zhi'ai, tapi ada sesuatu yang berbeda untuk hal ini.

Ketika ia tertawa, sedikit keputusasaan dan kesedihan tampak di matanya, seolah-olah ia tidak mempunyai jalan keluar dari masalahnya. Bagaimanapun, emosi itu terlihat dari ekspresi mukanya yang dingin.

Ia mengangkat tangannya, merapikan pakaiannya, membuka pintu, dan berjalan menjauh.

Setelah pintu tertutup kembali, Qin Zhi'ai mengedipkan mata dan mengangkat kepalanya, yang terbenam di antara lututnya.

Qin Zhi'ai takut jika ada seseorang yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar mandi, maka ia menggeser tubuhnya yang sakit ke pintu, dan menguncinya lagi.

Bahkan gerakan yang sederhana seperti itu saja hampir menghabiskan seluruh tenaga dari tubuhnya. Ia jatuh tersandar pada pintu yang dingin dan perlahan kembali ke lantai.

Qin Zhi'ai telah terduduk kaku di sana untuk waktu yang lama ketika akhirnya ia mulai pulih dan bisa mengumpulkan kembali sedikit kekuatannya.

Bajunya compang-camping sehingga tidak bisa lagi menutupi seluruh bagian tubuhnya.

Ketika tadi ia ditarik ke kamar mandi oleh Gu Yusheng, tas tangan Zhou Jing tertinggal di luar, jadi tidak ada telepon selular di sekitarnya dan ia tidak dapat menghubungi siapa pun. Tidak tahu apakah pesta di lantai bawah sudah berakhir, ia tidak berani meninggalkan kamar mandi, karena ia takut seseorang akan menemukannya tampak berantakan seperti ini.

Di sebelah bak rendam, ada sebuah jendela kecil. Qin Zhi'ai sendirian di dalam kamar mandi, menatap langit melalui jendela itu. Ia tidak mendengar bunyi apa pun sampai malam berganti menjadi subuh.

Pelayan di vila yang bertanggung jawab untuk membersihkan vila mengetuk pintu. Dari apa yang dikatakan si pelayan, Qin Zhi'ai tahu bahwa pesta telah usai dan semua tamu sudah pergi.

Qin Zhi'ai merasa lega, kemudian meminta si pelayan untuk membawakannya pakaian ganti.

Sebelum pergi, ia tidak lupa membawa pakaiannya yang telah dicabik-cabik oleh Gu Yusheng

Ketika ia sampai di rumah, ia berjalan langsung ke lantai atas tanpa makan malam, pergi ke tempat tidurnya setelah mandi.

Walaupun ia berada di tempat tidur, ia tidak bisa tertidur. Dengan mata tertutup, ia tidak bisa berhenti memikirkan apa yang dikatakan Gu Yusheng sebelum ia pergi. "Jika engkau tidak takut bahwa aku akan menyiksamu sampai mati seperti yang baru saja kulakukan, tentu saja, kau bisa mengajak Kakek untuk tinggal di rumah kita."

Hanya dalam beberapa detik, Qin Zhi'ai mengerti apa yang telah terjadi.

Ketika ia mengambil tas tangan Zhou Jing dan hendak keluar, itu adalah Kakek yang berbicara dengan Gu Yusheng melalui telepon.

Meskipun ia tidak mendengar kata-katanya langsung, ia yakin Kakek mengatakan pada Gu Yusheng bahwa ia akan tinggal bersama mereka di vila untuk beberapa waktu.

Hari itu, Qin Zhi'ai menumpahkan anggur di lengan bajunya, bertabrakan dengannya, dan bergegas masuk ke dalam ruangan dimana Gu Yusheng sedang berada sendirian. Ia pasti telah berpikir kalau Qin Zhi'ai melakukan semua ini dengan sengaja.

Karena itulah, telepon Kakek tanpa diragukan lagi membuat semuanya bertambah buruk, dan benar-benar menambah kemarahannya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.