Dahulu, Aku Mencintaimu

Tipuan Kecil itu Mulai Ketahuan (10)



Tipuan Kecil itu Mulai Ketahuan (10)

0

Gu Yusheng mengencangkan pegangannya pada Qin Zhi'ai, seolah-olah ia tak mendengar permohonannya.

0

Sedikit bau tembakau bercampur dengan aroma tubuh Gu Yusheng terasa sangat menyegarkan. Itu adalah aroma yang telah membuat Qin Zhi'ai terobsesi, tetapi saat ini, dengan aroma itu yang terus menerus memasuki hidungnya, hanya ketakutan tanpa akhir yang bisa dirasakan oleh Qin Zhi'ai.

Qin Zhi'ai sudah menghabiskan seluruh tenaganya karena ia berjuang sangat keras pada awalnya. Setelah Gu Yusheng menambah kekuatannya, Qin Zhi'ai hampir tidak bisa bernapas.

Qin Zhi'ai bisa merasakan bibir Gu Yusheng menuruni lehernya, menggigit tulang selangkanya. Peristiwa terdahulu yang bagai mimpi buruk tiba-tiba muncul kembali dalam otaknya, dan tubuhnya gemetar tanpa sadar. Qin Zhi'ai mengucapkan kalimat-kalimat berantakan dengan suaranya yang gemetaran."Aku mohon kepadamu….Tolong jangan…..Aku berpura-pura sakit bukan untuk mencari perhatianmu…"

Seperti yang sudah-sudah, Gu Yusheng mengabaikan permohonannya lagi dan mengoyak gaunnya menjadi dua dengan suara yang tajam, seolah-olah ia sudah menetapkan untuk menyiksa Qin Zhi'ai sampai mati.

Setelah sebuah guncangan yang tiba-tiba, Qin Zhi'ai masih berjuang untuk melepaskan diri secara naluri manusia, tapi ia bagai seekor ikan yang terperangkap dalam jaring, menunggu kematian di tepi pantai.Tidak ada jalan keluar untuknya selain menyaksikan Gu Yusheng menyiksa tubuhnya dengan kejam di dalam mobil di jalanan, ia tak mampu melawan.

Gelombang keputusasaan yang tak terkatakan dan rasa malu seketika menyelimuti Qin Zhi'ai.

Mungkin karena perasaannya yang dirugikan atau malu, tetapi ketika air mata tiba-tiba mengucur dari matanya, ia tergagap," Tolong jangan, tolong….Aku berjanji, Aku akan menjauh darimu….."

Dengan mengatakan itu semua, air matanya mengalir seperti hujan, jatuh satu demi satu. Dikendalikan oleh amarah, Gu Yusheng bahkan tidak menyadari reaksi Qin Zhi'ai. Ia menekan pinggangnya di antara kaki Qin Zhi'ai, dan menundukkan kepalanya untuk menggigit bibirnya dengan ganas, mencoba menguasai tubuh Qin Zhi'ai.

Pada saat-saat terakhir, Gu Yusheng masih saja gusar dan menyiksa tubuh Qin Zhi'ai, tetapi ia tiba-tiba berhenti ketika bibirnya menyentuh bibir Qin Zhi'ai.

Qin Zhi'ai sambil terisak-isak mengucapkan sesuatu, tetapi Gu Yusheng tak bisa mendengarnya dengan jelas, karena mulut Qin Zhi'ai tertutup oleh bibirnya. Akan tetapi, Gu Yusheng dapat merasakan dengan jelas bahwa ada cairan asin yang terus mengalir ke dalam mulutnya.

Setelah kurang lebih setengah menit, Gu Yusheng tiba-tiba menyadari apa itu. Ia mengangkat kepalanya dan memandang wanita yang ada di bawahnya.

Wajahnya sangat pucat, dibasahi air mata, dan bulu matanya yang basah bergetar dengan keras.

Qin Zhi'ai tampak ketakutan dan tersesat dalam dunianya sendiri, sampai ia tidak menyadari jika Gu Yusheng sudah berhenti, dan ia masih terisak dan bergumam dengan bibirnya yang gemetaran.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.