Perjuangan Menembus Surga

Guru dan Murid Bertemu Lagi



Guru dan Murid Bertemu Lagi

0Sebuah sosok manusia tua melayang di angkasa. Wajah familiar itu membawa sedikit perasaan nostalgia. Ia ternyata adalah Yao Lao yang telah tertidur lelap di dalam cincin selama dua tahun!     
0

Pada saat ini, tubuh Roh Yao Lao jelas lebih kokoh daripada sebelumnya. Dari Kekuatan Spiritual yang dengan samar terpancar dari dalam tubuhnya, dapat dikatakan bahwa tidurnya selama dua tahun ini juga telah membuat kekuatan Yao Lao meningkat banyak.     

"Ini dirimu?" Medusa terkejut ketika pandangannya menyapu wajah Yao Lao. Ia seketika mengernyit dan bertanya dalam keterkejutannya.     

Yao Lao tertawa. Ia mendongak dan memandang Xiao Yan yang tak sadarkan diri. Sebuah tampang puas terlihat di wajahnya. Meskipun ia telah tertidur, ia masih bisa merasakan energi melembabkan rohnya dalam ketidaksadarannya. Siapa lagi selain Xiao Yan yang akan menggunakan tindakan ini untuk dengan cepat membantu pemulihannya?     

"Sungguh tak terduga bahwa kau telah berhasil menelan 'Python Penelan Surga' dan melebur dengan rohnya. Kemajuanmu sangat cepat. Sepertinya, aku telah tertidur cukup lama ya?" Yao Lao melirik Medusa yang melayang di langit tanpa bergantung pada kekuatan luar apapun, saat ia tertawa samar.     

"Kau juga lumayan. Kekuatanmu ternyata telah melonjak setaraf itu, setelah tertidur selama dua tahun." Medusa tertawa dingin. Ia meliriknya. Awalnya, ia pikir ia pasti akan dapat melampaui orang tua misterius ini, setelah ia melebur dengan roh 'Python Penelan Surga'. Namun, ia tidak menyangka Kekuatan Spiritual Yao Lao menjadi semakin kuat setelah tertidur selama dua tahun. Selama konfrontasi tunggal yang singkat tadi, Medusa dapat merasakan bahwa meskipun telah berhasil melebur dengan roh 'Python Penelan Surga', masih cukup sulit baginya untuk mengalahkan Yao Lao.     

"Mengapa kau masih berada di samping Xiao Yan, kini setelah kau melebur dengan roh 'Python Penelan Surga'?" Sebuah kerlipan melintas mata Yao Lao yang mengarah ke bawah. Ia sangat memahami kebencian yang dipendam Medusa terhadap Xiao Yan. Medusa masih takut kepada Yao Lao ketika ia berada di dekatnya dan ia harus sedikit waspada bahkan jika ia ingin bertindak. Namun, mengingat kekuatan Xiao Yan, sulit untuk menjamin bahwa wanita ganas ini tidak akan punya pemikiran lain.     

Medusa juga paham arti di dalam kata - kata Yao Lao. Ia merupakan seseorang yang angkuh dan mungkin akan sedikit mendengarkan, jika seseorang berbicara dengan baik terhadapnya. Namun, setelah mendengar nada yang tidak ia sukai dari seseorang, ia akan menunjukkan wajah dingin kepada orang itu, terlepas siapapun dirinya. Karena itu, ia juga mengangkat wajah cantiknya yang menyihir dan menjawab dengan dingin ketika ia mendengar kata - kata Yao Lao ini, "Apa hubungannya denganmu jika aku berada di sini? Pak tua, kau juga bertanggung jawab atas cara Xiao Yan mempermalukanku kala itu. Aku bahkan tidak mencari masalah denganmu kini setelah kita bertemu. Tapi, kau ternyata ingin mengaturku?"     

"Hee hee, dasar perempuan berlidah tajam. Ketika diriku yang tua ini berkelana dan mendominasi benua, kau masih meminum susu entah di mana." Yao Lao tertawa aneh. Namun, hawa dingin di wajahnya perlahan berkurang. Terlepas apakah wanita ini memiliki niat membunuh terhadap Xiao Yan, ia setidaknya masih hidup ketika ia bertemu dengannya.     

"Namun, diriku yang tua ini tidak punya waktu untuk berdebat denganmu sekarang. Kita bisa menyelesaikan masalah kita setelah aku membangunkan anak muda ini." Tatapan Yao Lao memandang ke segala arah, sebelum tatapan matanya mendadak terhenti pada sebuah kuali merah tua pada sebuah batu raksasa di antara tembok tebing. Ia tidak bisa menahan suara 'hah' terkejutnya. Ia mengisyaratkan dengan tangannya, sebuah tenaga penghisap muncul entah dari mana, saat kuali obat raksasa itu secara sendirinya terbang ke atas dan melayang di depan Xiao Yan.     

"Kuali obat ini…" Tangan Yao Lao dengan lembut mengusap ukiran - ukiran binatang buas yang tampak nyata, meraung dengan kepala terangkat, pada kuali obat tersebut. Keterkejutan di wajahnya bahkan menjadi semakin hebat sesaat kemudian. Ia tidak bisa menahan untuk berbicara lirih, "Kuali obat ini… mengapa hal ini terlihat mirip dengan 'Kuali Sepuluh Ribu Binatang Buas' yang tercatat pada 'Peringkat Kuali Surgawi'?"     

Yao Lao jelas punya mata yang banyak kali lebih tajam daripada Xiao Yan mengenai pengetahuan kuali obat. Xiao Yan hanya dapat merasakan bahwa kuali obat itu luar biasa, tetapi kesulitan menebak asalnya. Di sisi lain, Yao Lao hanya perlu bergantung pada pengamatan untuk menebak dengan pengalamannya. Ia memang hebat.     

Yao Lao memutar matanya. Matanya itu akhirnya mendarat pada Medusa di sampingnya. Ia baru menghela nafas lega setelah melihat bahwa Medusa ternyata tidak bereaksi terhadap kuali ini. Ia memandang cincin penyimpanan biru tua dari jari Xiao Yan dan hendak menyimpan kuali obat itu, ketika ia sekali lagi terkesiap, "Ternyata terdapat sebuah Jejak Roh? Ini adalah cincin penyimpanan tingkat tinggi? Hei, sepertinya kehidupan anak ini cukup bagus selama dua tahun ini."     

Yao Lao tertegun sesaat setelah ia dihentikan oleh perlawanan samar yang terpancar dari cincin penyimpanan itu, ketika ia hendak menyimpan kuali obat ke dalam cincin tadi. Sesaat kemudian, ia berdecak dan memuji cincin penyimpanan biru tua ini.     

Yao Lao tidak menggunakan tenaga setelah gagal menyimpan kuali itu. Ia melambaikan tangannya dan sebuah kekuatan tak kasat mata menyeret kuali itu hingga benda itu melayang di sampingnya. Tatapan matanya menyapu ke segala arah, sebelum tubuhnya bergerak dan seketika bergegas menuju sebuah puncak gunung.     

Medusa mengernyitkan alisnya ketika ia melihat Yao Lao membawa Xiao Yan pergi. Ia ragu sesaat, sebelum menggerakkan tubuhnya dan dengan cepat mengikuti.     

Tindakan Medusa yang mengikuti mereka tentu saja tidak terlepas dari perhatian Yao Lao. Ia sedikit mengerutkan dahinya, tetapi tidak menghentikan Medusa. Hal yang paling penting sekarang adalah membangunkan anak muda ini. Karena itu, tubuhnya berguncang dan diam - diam meluncur melintasi langit, sebelum berhenti di atas puncak sebuah gunung yang diselimuti oleh pepohonan raksasa hijau yang lebat.     

Bulan kala itu terlihat seperti sebuah piring perak yang tergantung di kejauhan langit. Cahaya bulan yang dingin berhamburan turun, menyelubungi seluruh pegunungan dengan lapisan benang perak yang samar. Lapisan ini terlihat luar biasa indah di bawah langit gelap, tampak sangat misterius.     

Terdapat sebuah api unggun samar yang menyala di dalam hutan hijau lebat itu. Cahaya api berwarna merah sangat menarik perhatian jauh di dalam hutan yang gelap.     

Pria tua di sebelah api unggun dengan wajah tua itu menyentuh kening dari si pemuda berjubah hitam. Kekuatan Spiritual yang kuat menggelora keluar dan menyerbu roh pemuda itu yang kelelahan. Sosok cantik menyihir berwajah dingin berdiri dengan anggun tidak jauh dari api unggun tersebut. Mata panjangnya membawa perasaan yang tidak diketahui, saat ia memandang acuh pemuda dan pak tua itu.     

Yao Lao perlahan menghembuskan nafas beberapa saat kemudian. Tangannya juga meninggalkan kening Xiao Yan saat jarinya berguncang. Sebuah botol pil obat muncul. Setelah itu, ia dengan paksa memasukan hal tersebut ke dalam mulut Xiao Yan.     

"Aku sudah tidak bertemu dengannya selama dua tahun. Sungguh tidak terduga bahwa Kekuatan Spiritual anak muda ini telah menjadi sekuat ini. Sungguh hebat. Namun, aku penasaran sebenarnya sudah mencapai apa tingkat kekuatannya?" Yao Lao berseru dan menggelengkan kepalanya. Ia memandang tenggorokan Xiao Yan bergerak saat menelan pil obat itu. Mata Xiao Yan masih tertutup rapat.     

Nafas Xiao Yan saat ini berada dalam keadaan yang paling letih dan Dou Qi di dalam tubuhnya hampir benar - benar habis. Karena itu, bahkan dengan indera tajam Yao Lao, ia tidak yakin mengenai kemampuan Xiao Yan sebenarnya.     

Ketika Yao Lao bergumam, Xiao Yan yang tak sadarkan diri, mendadak mengeluarkan batuk yang hebat. Bulu matanya seketika bergetar. Sesaat kemudian, matanya yang tertutup rapat perlahan terbuka.     

Tatapan mata Xiao Yan kembali jelas. Hal pertama yang tercetak di dalam matanya adalah wajah tua tersenyum yang akrab di depannya, yang membuat Xiao Yan benar - benar merasa nyaman.     

"Hu…"     

Xiao Yan mendongak ketika ia melihat wajah tua baik yang tak asing itu. Ia memandang langit dan menghembuskan nafas panjang. Setelah melepaskan nafas panjang, sepertinya seluruh kekhawatirannya dan tekanan yang ia hadapi benar - benar sirna saat ia menyandarkan tubuh lemasnya pada batang pohon di belakangnya. Ia tersenyum dan berkata kepada Yao Lao, "Guru, aku sudah tidak bertemu denganmu selama dua tahun. Apakah kau baik - baik saja?"     

Tatapan mata Yao Lao menatap saksama pada wajah muda tegas dingin itu, yang menunjukkan kedewasaan yang makin besar dibandingkan dua tahun lalu. Ia tahu selama kurun waktu yang lama ini, dimana ia tertidur, anak muda ini yang telah bergantung padanya sebelumnya, telah benar - benar berubah menjadi seseorang dengan kemampuan dan kekuatan untuk bisa mandiri.     

Bayi elang yang membutuhkan perlindungannya terus menerus kala itu, saat ini mampu mengepakkan sayapnya dan terbang tinggi, membumbung melintasi langit!     

Dari sudut pandang tertentu, Xiao Yan yang sekarang sudah memiliki kemampuan untuk meninggalkan gurunya.     

Tangan keriput Yao Lao yang hangat, dengan lembut menepuk kepala Xiao Yan. Ia berbicara dengan senyum yang puas, "Anak muda, kau telah menjalankan hidupmu dengan baik!"     

Xiao Yan hanya menggaruk kepalanya canggung di hadapan pujian Yao Lao. Ia berjuang untuk duduk, tetapi gelombang - gelombang kelelahan yang terpancar dari tubuhnya, membuatnya dengan tak berdaya menggelengkan kepalanya. Ia mengangkat matanya dan mendadak melirik kepada Medusa yang tidak berada jauh. Ia seketika tersenyum dan berkata, "Terima kasih sudah menyelamatkanku, Cai Lin."     

Meskipun Xiao Yan tak sadarkan diri ketika ia terjatuh dari batu besar, ia masih dapat merasakan bahwa Ratu Medusa datang untuk menyelamatkannya.     

Medusa tidak menunjukkan reaksi apapun kepada ucapan terima kasih Xiao Yan. Ia hanya menjawab dengan suara samar, "Aku tidak menyelamatkanmu. Dialah yang menyelamatkanmu. Terlebih lagi, aku hanya memikirkan untuk mendapatkan pil obat yang telah kau janjikan akan kaumurnikan bagiku."     

Xiao Yan jelas paham watak tangguh Ratu Medusa dan terlalu malas untuk ribut dengannya. Ia menoleh menuju Yao Lao di samping dan bertanya sambil tersenyum, "Guru, kekuatanmu telah meningkat?"     

"Hal ini tidak bisa dianggap sebuah peningkatan. Aku hanya memulihkan sedikit kekuatanku kala itu. Sepertinya, aku pertama - tama harus menyelesaikan masalah tubuhku juga, aku ingin benar - benar pulih." Yao Lao menggelengkan kepalanya dan seketika bertanya dengan agak gelisah, "Anak muda, 'Api Hati Gugur' bagaimana?"     

"Api itu sudah kumurnikan." Xiao Yan tersenyum dan berbicara santai.     

"Aku tahu kau tidak akan mengecewakanku." Kegembiraan yang sulit disembunyikan seketika menggelora ke wajah Yao Lao, ketika ia mendengar kata - kata ini. Tangannya dengan keras menepuk pundak Xiao Yan. Meskipun Yao Lao telah sedikit menduga ketika ia melihat Xiao Yan masih hidup setelah ia terbangun, Yao Lao tidak dapat menahan kegembiraannya meskipun dengan pengendalian emosinya yang hebat, setelah dugaannya terbukti.     

Xiao Yan tersenyum ketika ia melihat wajah riang Yao Lao. Ia ragu sesaat, sebelum mendadak berbicara dengan suara yang pelan, "Bahkan, guru… murid ini juga telah menghabisi orang yang mengkhianati gurunya…"     

Suara lembut itu seketika membuat Yao Lao tertegun. Setelah beberapa saat yang agak lama, Yao Lao menghembuskan nafas dengan seluruh tenaganya. Tidak dapat diketahui apakah raut wajahnya itu menunjukkan duka cita atau kelegaan. Tangannya perlahan namun dengan keras menepuk Xiao Yan. Suara tua yang serius dan rendah, yang membuat hati seseorang sakit, bergema di telinga Xiao Yan.     

"Terima kasih banyak, anak muda!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.