Perjuangan Menembus Surga

Api Teratai Buddha Marah Skala Besar



Api Teratai Buddha Marah Skala Besar

0Api teratai putih hijau itu tampak seperti batu. Api tersebut sangat jernih dan luar biasa indah. Akan tetapi, di bawah penampilan luar yang cantik ini, tersembunyi kekuatan yang bahkan membuat seorang ahli sekelas Su Qian merasakan ketakutan besar terhadapnya!     
0

Api teratai putih hijau melayang di sebuah titik sekitar satu meter di atas telapak tangannya, berputar dengan perlahan. Ia memandang teratai api indah yang sesempurna karya artistik it dan kemerahan di wajahnya diam - diam menjadi jauh lebih pucat.     

Api Teratai Buddha Marah skala besar adalah kartu as terakhir Xiao Yan. Kartu as ini adalah sesuatu yang bahkan tidak akan ia gunakan kecuali ia berada di situasi hidup dan mati. Kali ini, hawa membunuh di dalam hati Xiao Yan ketika berhadapan dengan 'Kakak Tingkat' ini, yang pernah membuat Yao Lao sangat terluka, tidaklah lebih lemah daripada hawa membunuh yang dirasakan orang itu kepada Xiao Yan. Yao Lao yang biasanya tenang dan baik, akan menjadi luar biasa serius, kelam, dan dingin, setiap kali ia mendengar nama ini. Xiao Yan bahkan bisa menduga seberapa tidak tenangnya hati Yao Lao yang tersembunyi itu, ketika Xiao Yan menghadapi Han Feng tadi. Mengingat watak tenang Yao Lao, ia ternyata tidak bisa menahan dirinya sendiri dan telah meminjamkan Xiao Yan seluruh kekuatannya, meskipun mempertaruhkan terbongkarnya dirinya. Xiao Yan memahami makna di balik itu dengan sangat baik.     

Yao Lao menginginkan Xiao Yan untuk menggunakan seluruh kekuatannya untuk membunuh orang yang pernah membunuh gurunya itu!     

Xiao Yan dapat mencapai tahap ini setelah bertahun - tahun lamanya, sebagian besar karena perlindungan Yao Lao. Jika ia tidak berada di sampingnya, kemungkinan, Xiao Yan tidak akan tahu di mana ia akan binasa. Dia memang telah memberikan semua pengaruhnya agar Xiao Yan bisa menjadi kuat. Pria tua yang hatinya pernah sangat terluka ini, sungguh menganggap Xiao Yan sebagai muridnya.     

Usaha yang Yao Lao telah berikan kepada Xiao Yan juga membuat dirinya luar biasa berarti di hati Xiao Yan. Dikatakan bahwa seorang guru seperti seorang ayah. Tidak ada arti yang tidak cocok jika menggunakan kalimat ini untuk menggambarkan hubungan di antara Xiao Yan dan Yao Lao.     

Karena begini, jika Yao Lao membutuhkan Xiao Yan untuk berusaha mati - matian demi membunuh orang yang membunuh gurunya ini, Xiao Yan tentu saja akan melakukan yang terbaik untuk menggapai keinginan Yao Lao ini!     

Raut muka Han Feng juga menjadi sangat serius saat teratai api putih - hijau itu perlahan berputar. Ia juga dapat menduga dengan samar - samar, seberapa mengerikan energi yang terkandung di dalam teratai api itu.     

Keringat perlahan muncul di kening Xiao Yan. Han Feng tidak menduga bahwa orang ini, yang hampir tidak bisa bertarung seimbang dengannya, meskipun telah meminjam kekuatan Yao Lao, ternyata menyembunyikan sebuah kartu as semengerikan itu. Peleburan dua jenis 'Api Surgawi'. Kekuatan penghancur itu…     

Sebagai seorang ahli kimia, Han Feng jelas sadar bahwa kekuatan api itu akan berlipat ganda setelah dua jenis api itu melebur. Akan tetapi, sebuah api sejatinya tidak hanya liar, ganas dan tidak jinak, tetapi masing - masing juga memiliki sifatnya sendiri. Kemungkinan peleburan itu untuk berhasil sangatlah rendah. Jika seseorang dengan paksa meleburnya, kemungkinan, ia akan menjadi yang pertama terbunuh oleh reaksi yang terjadi. Ia pernah tiba - tiba ingin bereksperimen dengan hal itu dahulu. Akan tetapi, bagaimana bisa peleburan api menjadi hal yang mudah? Bahkan dengan wataknya itu, ia terpaksa menyerah setelah gagal berkali - kali. itu Api biasa, atau apalagi sebuah 'Api Surgawi', mereka adalah benda yang sangat berbahaya yang akan meledak ketika tersentuh. Penggabungan dua jenis 'Api Surgawi' kemungkinan tidak akan dicoba oleh siapapun yang berakal sehat.     

Akan tetapi, Xiao Yan kala itu agak kehilangan akal sehatnya ketika ia dengan paksa meleburkan dua jenis 'Api Surgawi'. Setelah itu, ia bahkan berhasil menemukan sebuah keseimbangan unik dengan sangat beruntung. Karena inilah, ia telah mencipatkan 'Api Teratai Buddha Marah', sesuatu yang bisa disebut mengerikan.     

"Ini gila!"     

Han Feng diam - diam mengumpat. Ia baru saja meningkatkan pertahanannya, ketika pemuda berjubah hitam di sisi yang berlawanan itu bergerak. Hal ini membuat Han Feng bergegas memusatkan perhatiannya kepadanya.     

Sayap api hijau di punggung Xiao Yan mengepak perlahan, meskipun ia dapat dengan jelas merasakan perasaan lelah samar di dalam tubuhnya ketika 'Api Teratai Buddha Marah' terbentuk, ia saat ini bukan lagi merupakan pemula kecil yang hanya merupakan seorang Dou Shi seperti kala itu. Hampir setelah setahun berlatih, pengendaliannya terhadap api telah menjadi semakin terlatih. Saat itu, ketika ia menggunakan 'Api Teratai Buddha Marah' untuk pertama kalinya, ia berakhir tak sadarkan diri selama setengah bulan dan bahkan, membuat roh Yao Lao menjadi kelelahan, dan harus menjalani tidur panjang. Kedua kalinya ia menggunakan jurus itu di Sekte Misty Cloud, hasilnya mungkin lebih baik daripada yang pertama, tetapi hal itu pun membuatnya menjadi selemah orang tua yang sekarat. Akan tetapi, kali ini, mungkin masih ada perasaan letih di tubuhnya, tetapi setidaknya ia bisa mempertahankan kekuatan bertarungnya.     

Tiga kali ia menggunakannya dalam tiga kesempatan yang benar - benar berbeda merupakan bukti dari pertumbuhan Xiao Yan yang cepat. Mungkin kedepannya, ia akan bisa melepaskan 'Api Teratai Buddha Marah' hanya dengan mengangkat tangannya. Pada saat itu, nama 'Xiao Yan' kemungkinan akan bergema di seluruh benua!     

Xiao Yan perlahan mengangkat tangannya dan melebarkan mulutnya untuk tersenyum kepada Han Feng yang berwajah serius di kejauhan, menunjukkan gigi putihnya. "Kakak Tingkat, hari ini, biarkan adik tingkat membersihkan sekte ini."     

Mata Han Feng menjadi dingin. Tangan yang menggenggam trisula api raksasa itu perlahan mengencang, saat ia berbicara dengan suara parau, "Bocah keparat, kau sungguh tahu bagaimana cara membual. Pemandangan apa yang aku ini, Han Feng, belum pernah lihat setelah bertahun - tahun?"     

Xiao Yan tersenyum. Hawa dingin pekat melintas di mata hitam gelapnya. Dengan satu jentikkan jari, teratai api putih - hijau, yang sedari tadi melayang di tangannya, seketika memancarkan suara 'chi' saat melesat keluar. Seluruh langit tampak telah menjadi seperti permukaan sebuah danau di mana sebuah batu terlontar, saat langit itu bergetar hebat.     

"Keparat, matilah dengan tua bangka itu!"     

"Tombak Kerajaan Api Laut!"     

Han Feng berteriak keras saat ia memandang teratai api putih - hijau yang melesat mendekat. Telapak tangannya mendorong ke depan dengan tenaga yang besar. Seketika, trisula api raksasa itu melesat keluar dengan meledak - ledak melintasi langit. Hal itu pada akhirnya berubah menjadi api bersinar yang seperti naga, saat bertumbukan dengan api teratai putih hijau!     

Dua cahya bergegas menembus langit. Daya gerak api putih - hijau itu tidaklah terlalu spesial dan tidak memiliki banyak hal yang menarik perhatian orang. Di sisi lain, trisula api itu menunjukkan aura yang mengejutkan, meninggalkan jejak kehampaan dimanapun hal itu lewat. Sebuah jejak api sepanjang dua puluh meter tampak seperti sebuah komet yang melintas di langit, membawa tenaga mengerikan yang meretakkan tanah.     

"Seluruh Tetua Akademi Dalam, Menyingkirlah!"     

Raut muka Su Qian berubah tepat ketika teratai api putih - hijau itu melesat. Dengan satu telapak tangan, ia terus mendorong mundur Saudara Emas Perak. Setelah itu, ia berbalik dan berteriak ke arah medan pertempuran kisruh yang berada tidak jauh dari Xiao Yan dan Han Feng.     

Para Tetua agak ragu setelah mendadak mendengar teriakan lantang Su Qian, tetapi mereka segera menggerakkan tubuh mereka. Mereka meninggalkan lawan mereka dan melesat ke tanah secepat kilat.     

Para ahli dari 'Daerah Pelosok Hitam' terkejut ketika mereka melihat kaburnya para Tetua Akademi Dalam. Mereka tidak memiliki waktu untuk bertanya - tanya ketika teratai api dan trisula raksasa itu bertabrakan seperti meteorit, tidak jauh di atas kepala mereka!     

Ketika tumbukan itu terjadi, energi bebas seluruh area menjadi terpaku dalam sekejap. Langit yang jernih juga telah menjadi sedikit gelap.     

"Bum!"     

Keadaan terpaku ini berlangsung hanya sekejap, sebelum dua energi mengerikan dengan keras meledak di angkasa. Seluruh ruang yang ada telah menjadi sangat piuh pada saat ini, seperti sebuah menara yang dipelintir oleh dua tenaga dahsyat. Lipatan - lipatan dalam terlihat dengan jelas.     

Bersamaan dengan tumbukan energi itu, sebuah badai yang mengandung energi dari tiga 'Api Surgawi; menyebar dari titik tengah dengan cepat. Kecepatan badai api ini sangatlah tinggi. Dalam sekejap mata, dari langit, badai itu terjun ke atas kepala para ahli dari 'Daerah Pelosok Hitam' yang agak kebingungan.     

"Grek…"     

Beberapa dari orang - orang kuat di titik di mana badai itu datang menyapu, hanya bisa kabur dengan menyedihkan saat api itu membakar. Akan tetapi, mereka yang lebih lemah, menyemburkan darah segar ketika bersentuhan dengan badai tersebut. Baju mereka dalam sekejap berubah menjadi bubuk. Jika mereka tidak berusaha mati - matian untuk menggunakan Dou Qi mereka untuk melindung tubuhnya, kemungkinan, tubuh mereka sudah berubah menjadi debu di dalam badai api tersebut.     

Seluruh ahli di langit, di mana badai api itu datang menyapu, kabur dengan keadaan yang menyedihkan. Asap hitam melayang dari pantat mereka, tepat seperti seekor burung yang terbang, yang punggungnya telah terbakar api. Seluruh ahli dari Akademi Dalam yang telah kabur dengan cepat, benar - benar tertegun ketika mereka melihat anggota dari 'Daerah Pelosok Hitam; tiba - tiba menderita kekalahan sebesar itu. Badai api itu hanyalah sebuah riak energi yang terbentuk dari tumbukan tadi. Sungguh tidak terduga bahwa hal itu sudah cukup untuk membuat para ahli itu menjadi se-menyedihkan itu. Sulit dibayangkan sebenarnya seberapa mengerikan kekuatan ledakan itu di titik di mana energi tersebut bertabrakan.     

"Inikah kekuatan sejati Xiao Yan? Betapa mengerikan…"     

Cukup banyak Tetua yang biasanya berhubungan dengan Xiao Yan, mulai bergumam pada saat ini. Sungguh tidak terduga bahwa orang ini, yang bisa tidak menunjukkan apa - apa, ternyata akan semengerikan ini ketika ia meledak.     

Badai api itu menyapu di sekitar dengan keras. Akan tetapi, di tengah - tengah kekacauan yang ada, tidak ada yang mengetahui bahwa gumpalan Intisari 'Api Hati Gugur' yang masih berdiam di udara, benar - benar menelan 'Api Surgawi' yang menyapu tanpa meninggalkan jejak, tepat layaknya sesosok makhluk hidup. Saat api itu menelan sisa - sisa 'Api Surgawi' ini, tubuhnya yang awalnya tak kasat mata, diam - diam telah menjadi keras…     

Ruang di mana teratai api dan trisula api itu bertumbukan di langit, telah menjadi sangat piuh. Tiga jenis 'Api Surgawi' telah bertabrakan pada titik ini. Bahkan, Xiao Yan dan Han Feng tidak bisa melihat dengan jelas situasi sebenarnya di titik di mana tumbukan itu terjadi.     

"Energi trisula itu menjadi semakin lemah. Energi raksasa yang telah dilepaskan oleh teratai api seharusnya juga telah mencapai batasnya, benarkan?" Wajah Han Feng juga benar - benar pucat pada saat ini. Yang disebut sebagai 'Tombak Kerajaan Api Laut' juga membuatnya cukup kelelahan.     

Xiao Yan di kejauhan perlahan mengangkat sudut mulutnya menjadi sebuah senyuman yang penuh dengan hawa dingin, sembari Han Feng bergumam pada dirinya sendiri. "Kau ingin menahan 'Api Teratai Buddha Marah' milikku dengan hal ini? Tidakkah pemikiran itu sedikit terlalu sederhana…"     

Setelah suara itu terdengar, ruang yang piuh di mana energi itu bertabrakan tampak telah menjadi seperti sebuah tali tegang yang tiba - tiba dilepaskan. Hal itu kembali ke bentuk semulanya. Akan tetapi, sebuah cahaya putih - hijau melesat keluar dari dalamnya secepat kilat saat ruang yang ada kembali pulih. Dengan beberapa kilatan, hal itu muncul di depan Han Feng di hadapan tatapan matanya yang terkejut.     

"Bum!"     

Segel Xiao Yan diam - diam berubah saat suaranya yang acuh perlahan menyembur keluar dari mulutnya.     

Suaranya baru saja terdengar, ketika 'Api Teratai Buddha Marah', yang telah menyusut dengan pesat setelah bertabrakan dengan 'Tombak Kerajaan Api Laut', mengembang dan menyusut lagi. Akhirnya, hal itu tampak seperti sebuah bom saat tiba - tiba meledak di hadapan tatapan mata Han Feng yang terkejut!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.