Perjuangan Menembus Surga

Mengalahkan Lawan



Mengalahkan Lawan

0Tinju Xiao Yan menjadi sedikit lebih besar setelah menelan 'Pil Kekuatan Naga'. Menambah peningkatan kekuatan dari Teknik Dou 'Ledakan Oktan' pada efek obat itu, angin mengerikan yang terkandung di dalam tinju Xiao Yan hampir membuat wajah kebanyakan orang di balkon penonton penuh dengan perasaan terkejut. Kekuatan sejenis ini adalah sesuatu yang bahkan sulit untuk ditunjukkan oleh beberapa orang yang telah mencapai Dou Ling tingkat tinggi, bintang tujuh atau delapan.     
0

Angin itu terbentuk pada tinju Xiao Yan. Udara di depannya juga benar - benar berhamburan di hadapan serangannya ini. Tinjunya menembus ruang kosong dan dengan samar membawa angin panas. Sebuah cahaya tinju samar tercipta dimanapun tinju itu lewat.     

Sebelum tinju itu benar - benar bersentuhan dengan Bai Cheng, udara yang telah ditekan karena angin yang kuat dan hebat tadi, telah melesat dengan kencang ke arah Baju Zirah Dou Qi kuning gelap itu dan sebuah ledakan jernih seketika terdengar, dan lekukan sebesar telapak tangan muncul pada baju zirah itu. Akan tetapi, kemunculan lekukan itu hanya berlangsung sekejap, sebelum hal itu benar - benar diperbaiki oleh Dou Qi yang mengalir dengan cepat.     

Serangan Xiao Yan ini membuat angin tajam dari tinjunya menutup ruang di sekitar Bai Cheng, membuatnya tidak memiliki ruang untuk menghindar. Oleh karena itu, Bai Cheng hanya bisa melebarkan matanya, yang penuh dengan rasa takut, ketika ia memandang tinju besar itu dengan cepat membesar di matanya.     

Di hadapan tinju yang membawa hampir seluruh kekuatan Xiao Yan itu, semua orang di balkon penonton telah mengecilkan suaranya, saat mata mereka mengikut pergerakan berulang tinju tadi.     

"Dor!"     

Tinju Xiai Yan yang membawa tenaga kuat akhirnya bertabrakan dengan Baju Zirah Dou Qi tebal itu di hadapan semua orang yang hadir, yang sedang menahan napas mereka. Ketika dua hal itu bersentuhan, keadaan menjadi hening. Seketika, ledakan seperti gemuruh guntur meledak di medan pertarungan.     

Ketika ledakan seperti guntur itu terdengar, kebanyakan dari riak penuh tenaga yang mengerikan, menggelora keluar dari titik di mana tinju dan baju zirah Dou Qi tadi bersentuhan.     

Riak berbentuk lingkaran ini dapat dilihat dengan mata telanjang. Riak itu meluas dengan cepat, dan dalam beberapa kali kedipan mata, hal itu menyebar keluar dari lingkaran pertarungan. Kemudian, riak itu berangsur - angsur menghilang tanpa jejak, setelah mencapai jarak puluhan meter jauhnya.     

Tenaga riak itu tidak membuat garis - garis retakan seketika terbentuk pada medan pertarungan seperti beberapa kali sebelumnya. Alih - alih, banyak sekali energi penghancur yang seperti bom hendak meledak, meledak di hadapan banyak sekali pasang mata terkejut, setelah keheningan yang berlansung selama beberapa detik.     

'Dor!"     

Beberapa detik setelah tenaga riak itu menyebar, medan pertarungan yang awalnya hening tampak seperti telah diserang oleh sebuah bom. Dalam sekejap, permukaan tanah berbatu itu pun meledak. Garis - garis retakan setebal lengan seseorang menyebar ke segala arah, sembari pecahan batu sebesar kepalan tangan melesat ke mana - mana, membuat orang - orang di balkon penonton dengan cepat menghindarinya. Saat ini, medan pertarungan yang sangat keras ini telah benar - benar berubah menjadi reruntuhan!     

Asap melambung ke udara. Hanya tempat di medan pertempuran di mana Xiao Yan dan Bai Cheng berada lah yang tidak bergerak. Tinju Xiao Yan masih menempel dengan erat pada Baju Zirah Dou Qi itu. Tinjunya tampak mantap, tetapi tanpa kekuatan. Setelah menjadi semakin bergetar, Baju Zirah Dou Qi itu menjadi semakin samar, membuat semua orang paham bahwa baju zirah dengan pertahanan yang sangat mengejutkan ini, tampaknya telah memasuki tahap dimana hal itu hendak meletus.     

Sebuah bercak darah merah terang merembes keluar dari sudut mulut Bai Cheng. Meskipun baju zirahnya ada untuk menahan kebanyakan kekuatan yang ia terima, sisa tenaga dari serangan itu masih membuatnya sedikit terluka.     

Bai Cheng menggertakkan giginya. Matanya penuh amarah dan dingin, saat ia memandang Xiao Yan di depannya. Ia menggunakan seluruh kekuatannya untuk membentuk Dou Qi yang tersisa sedikit di tubuhnya menjadi Baju Zirah Dou Qi, membuat baju zirah samar tadi sekali lagi memadat. Ia jelas paham di dalam hatinya, bahwa tenaga yang tersisa di tinju Xiao Yan akan membuatnya cedera serius jika Baju Zirah Dou Qi - nya saat ini juga menghilang! Oleh karena itu, ia harus bertahan, bahkan jika ia harus mengerahkan segalanya dan mempertaruhkan nyawanya!     

Selama ia berhasil bertahan, ia mungkin memiliki harapan untuk menang. Ini karena, ia jelas paham bahwa Xiao Yan kemungkinan telah mencapai titik dimana ia kehabisan tenaga, setelah menunjukkan pukulan sekuat itu.     

Sekarang, kemenangan bergantung pada siapa yang bisa bertahan lebih lama!     

Energi yang seperti air, dengan cepat beriak di permukaan Baju Zirah Dou Qi itu. Kekuatan awal Bai Cheng jauh lebih kuat daripada Xiao Yan dan Teknik Qi yang ia miliki berada pada kelas Xuan Menengah. Tingkat pemulihan Dou Qi oleh Teknik Qi sekelas ini cukup kuat. Oleh karena itu, Bai Cheng benar - benar merasa bahwa ia mungkin bisa bertahan.     

"Hei, Xiao Yan… *uhuk*… sepertinya, bahkan langit pun mendukungku." Bai Cheng berbicara dengan suara parau. Sebuah senyum secara refleks muncul di wajah pucatnya, saat ia merasa kekuatan pada tinju Xiao Yan berangsur - angsur melemah seiring mengalirnya waktu.     

"Mungkin tidak seperti itu." Xiao Yan sedikit mendongak. Sebuah senyum dingin terangkat di wajahnya. Sebuah perasaan gelisah seketika bangkit di hati Bai Cheng ketika ia melihat senyum ini. Karena melemahnya angin dari tinju itu, ruang di sekitar yang terkunci saat ini telah menghilang. Dia seketika menendang keras ke arah tenggorokan Xiao Yan.     

Xiao Yan melayangkan tangannya ke bawah dan menahan kaki Bai Cheng. Tubuhnya melesat dan mncul di atas sebuah potongan tanah yang retak. Mungkin karena kekuatannya yang terkuras, tetapi, kecepatan Xiao Yan saat ini jelas jauh lebih lambat dibanding sebelumnya.     

"Hee hee, kenapa? Apakah kau telah mencapai batasmu? Jika begitu, berikutnya… apa yang kau lakukan?" Mata Bai Cheng menjadi lebih terang ketika ia melihat kecepatan Xiao Yan. Namun, sebelum ia mengatakan semua yang ingin ia katakan, ia melihat bahwa Xiao Yan mendadak telah menjulurkan telapak tangannya ke arahnya dari jauh. Seketika, perasaan gelisah di hatinya bertumbuh semakin besar saat ia berteriak dengan tegas.     

"Maafkan aku. Kakak Tingkat Bai Cheng, selesai sudah. Aku harus membantumu duduk di posisimu itu pada 'Peringkat Kekuatan'." Xiao Yan tersenyum dingin. Tangan yang ia gunakan untuk menghadapi Bai Cheng mendadak mengepal. Dengan suara dalam, ia berkata, "Meledak!"     

Suara Xiao Yan baru saja terdengar, ketika ledakan dalam mendadak terdengar oleh semua orang yang masih benar - benar kebingungan. Mata semua orang bergegas mengikuti ledakan itu, sebelum akhirnya tertegun ketika terhenti di titik di mana Bai Cheng berada. Wajah Bai Cheng mendadak menjadi sepucat sebuah selimut. Baju Zirah Dou Qi samar, yang tadinya ada di tubuhnya itu, telah benar - benar pecah. Pakaian di bawah Baju Zirah Dou Qi tadi juga telah hancur. Luka merah yang menusuk mata muncul di dadanya, di hadapan semua orang. Melihat bentuk luka itu, tampaknya bukanlah sebuah luka luar. Alih - alih, hal itu tampaknya diciptakan oleh kerusakan dari dalam tubuhnya.     

Raut muka Bai Cheng sangatlah pucat. Ia menundukkan kepalanya dengan kesusahan dan memandang bercak darah di dadanya. Tadi, ia telah merasakan tenaga tersembunyi yang sangat samar, diam - diam meledak dari tubuhnya. Ledakan tenaga tersembunyi ini benar - benar membuatnya cedara serius!     

"Grek!"     

"Kau… kau…"     

Seteguk darah segar merah terang dengan liar dimuntahkan keluar, mewarnai medan pertarungan yang sudah hancur, hingga tampak sangat mencolok. Ia menatap dengan serius wajah Xiao Yan yang agak pucat, sebelum mengarahkan jarinya ke arah Xiao Yan dan berkata 'kau' untuk waktu yang lama. Akhirnya, ia tidak bisa mengutarakan sepatah katapun lagi. Kakinya bergerak beberapa kali, berusaha mempertahankan keseimbangannya, sebelum ia terjatuh di hadapan banyak pasang mata yang terkejut.     

Seluruh Arena Pertarungan menjadi hening dan penuh keheranan, ketika mereka memandang Bai Cheng yang telah pingsan. Banyak orang tidak bisa tersadar dari keterpakuan mereka. Seorang Dou Ling bintang enam, yang namanya berada dalam 'Peringkat Kekuatan', benar - benar dikalahkan di tangan seorang murid baru yang bahkan belum berada di Akademi Dalam lebih dari setengah tahun? Meskipun sebagian orang telah menduga hal ini sejak awal pertarungan, semua orang masih merasa tidak percaya ketika kenyataannya muncul di depan mereka.     

Xiao Yan menutupi mulutnya dan mengeluarkan beberapa batuk keras di dalam suasana yang hening itu. Pertarungan hebat tadi telah membuatnya sangat kelelahan. Terlebih lagi, karena ia telah menggunakan 'Tiga Perubahaan Misterius Api Langit' dan menelan 'Pil Kekuatan Naga', seluruh tubuhnya memancarkan perasaan lelah ketika benaknya yang tegang menjadi rileks.     

Keheningan itu dipecahkan oleh suara batuk Xiao Yan. Tepat setelah ini, sorakan seperti guntur mendadak meledak. Para anggota 'Gerbang Pan' mengeluarkan tawa kencang liar saat ini juga. Banyak sekali raungan gembira berkumpul dan melesat ke angkasa.     

"Arr! Ketua, kau hebat!"     

"Ketua, kaulah yang terkuat! Oh yeah!"     

Dibandingkan dengan kegembiraan liar para anggota 'Gerbang Pan', para anggota 'Geng Putih', yang angkuh tiada banding di awal, telah menjadi lemah saat muka mereka menghijau. Mereka tidak lagi berani mengeluarkan umpatan mencemooh.     

Karena dipengaruhi oleh suasana liar dari para anggota 'Gerbang Pan', orang lain yang menonton dengan lembut bertepuk tangan. Pertarungan mengguncang jiwa tadi cukup untuk membuat mereka bertepuk tangan kepada para pemenang ini, dari dalam hati mereka.     

Hu Jia dan Wu Hao juga menghela napas lega panjang saat ini juga. Mereka memandang Xiao Yan di bawah dan menganggukkan kepala mereka pelan. Ia memang pantas menjadi seseorang yang membuat mereka rela menerima kekalahan. Tindakkannya memang membuat darah orang mendidih di dalam hati mereka.     

Xun Er dengan lincah menggerakkan tubuhnya dan muncul di samping Xiao Yan dan dengan lembut membantunya berjalan. Ketika matanya melihat wajahnya yang pucat, ia secara refleks berkata dengan hati yang sakit, "Apakah kau baik - baik saja?"     

Xiao Yan tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ia menepuk kepala Xun Er dan menunjukkan bahwa ia baik - baik saja, sebelum matanya melirik ke arah Bai Cheng yang tak sadarkan diri. Ketika ia berbalik dan hendak pergi, raut mukanya sedikit berubah. Ia mendadak mendongak dan memandang suatu titik tertentu di luar medan pertarungan di Arena Pertarungan. Terdapat aura mendominasi yang tajam, yang menyebar dari titik itu dan secara samar, telah menyelimuti tubuh Xiao Yan.     

"Bolekah aku tahu senior mana yang memandang tidak suka kepada Xiao Yan? Aku mungkin saat ini sedang terluka, tetapi aku pasti akan melawan kalian jika kalian ingin bertarung!" Mata Xiao Yan perlahan menjadi dingin, saat ia berkata dengan suara yang acuh.     

Kebisingan di arena itu mendadak berhenti, ketika semua orang mendengar suara Xiao Yan. Banyak pandangan mengikuti tatapan Xiao Yan dan memandang ke arah itu, sebelum akhirnya berhenti pada sebuah titik gelap di suatu tempat di ketinggian. Arena Pertarungan itu tidak kekurangan orang kuat. Wajah mereka secara refleks berubah sedikit setelah merasakan tenaga mendominasi yang tajam merembes keluar dari titik itu.     

"Kau cukup berani."     

Seorang yang tinggi besar perlahan berjalan keluar dari sudut gelap di hdapan fokus semua orang. Tubuhnya melompat keluar dan akhirnya mendarat dengan keras di medan pertarungan seperti sebuah bola meriam. Karena gaya kuat dan keras saat tubuhnya mendarat, hal itu menyebabkan batu besar yang disentuh kakinya meledak hingga menunjukkan banyak sekali garis - garis retakan.     

Sosok tinggi besar itu perlahan berjalan ke arah Xiao Yan. Aura mendominasi yang membuat sesak napas itu, menyelimuti seluruh medan pertarungan tadi.     

Mata Xiao Yan sedingin es ketika ia memandang pria tinggi besar dengan aura mendominasi yang tidak biasa itu di depannya. Matanya menyipit, "Liu Qing si Tombak Penganiaya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.