Perjuangan Menembus Surga

Penjaga Aula yang Misterius



Penjaga Aula yang Misterius

0Suara Hu Gan perlahan menghilang dari lembah gunung. Tetapi, tidak ada sedikitpun pergerakan dari kedua sosok manusia berjubah abu - abu itu, seolah - olah, mereka tidak mendengar suara Hu Gan.     
0

Walaupun ia tak mendapat jawaban dari kata - katanya tadi, Hu Ga pun tak berbicara kembali. Ia tetap menangkupkan kedua tangannya sambil menunggu dengan terdiam.     

Di belakang Hu Gan, Xiao Yan, dan yang lain saling menatap muka saat setelah menyaksikan apa yang terjadi di sana. Bahkan Hu Jia, yang biasanya berwatak tak patuh hukum, juga dengan bijak menutup mulutnya. Ia tak pernah berada di sini sebelumnya, tetapi ia tahu bahwa dengan posisi yang dimiliki Hu Gan saat ini di Akademi Luar Jia Nan, tak ada seorangpun yang dapat dibandingkan dengannya. Tetapi, saat ini Hu Gan sangat sopan di depan dua orang berjubah abu - abu itu. Dari gerak - geriknya tersebut, siapapun dapat membayangkan seberapa mengerikannya dua orang berjubah abu - abu yang menjaga 'Aula Koleksi Buku'. Xiao Yan mungkin seseorang yang bersifat acuh, tetapi ia tidak bodoh. Ia tahu siapa yang bisa ia ganggu dan siapa yang tak bisa ia ganggu.     

Dalam keheningan, jari Xiao Yan di balik lengan bajunya seketika mengusap sebuah cincin kuno berwarna hitam gelap dengan perlahan. Alisnya yang terkulai, mengernyit menjadi satu. Ini karena, ia telah mengetahui bahwa semenjak dua orang misterius berjubah abu - abu itu muncul sebelumnya, tali spiritual yang dapat memperlihatkan koneksinya dengan Yao Lao telah benar - benar menghilang. Situasi itu adalah yang pertama kali terjadi, semenjak ia bertemu dengan Yao Lao.     

Koneksi semacam ini melibatkan kedua belah pihak. Bagaimanapun, Xiao Yan tak pernah berinisiatif untuk memutuskan koneksi tersebut. Dari kejadian itu, sudah jelas bahwa Yao Lao lah yang memiliki inisiatif untuk memutuskannya. Yao Lao tak pernah melakukan hal semacam ini di masa lalu. Tetapi, sekarang… Xiao Yan mengedipkan matanya. Ia menatap ke arah dua orang berjubah abu - abu di rumah besar itu saat ia menghembuskan nafas dengan perlahan dalam benaknya. Dari perbuatannya yang menyebabkan Yao Lao sangat takut hingga memutuskan semua koneksinya, dua orang ini pastilah mengerikan. Hal itu patut menjadi bagian dari Akademi Jia Nan, sebuah tempat dimana para harimau dan naga bersembunyi…     

Suasana hening berlanjut sekitar sepuluh menit sebelum dua orang berjubah abu - abu yang sedang duduk bersila itu, bergerak perlahan. Seketika, dua pasang mata tua yang terlihat tenang dan baik seperti milik seorang biksu tua, terbuka perlahan. Mata itu menatap Hu Gan dan yang lainnya tanpa menunjukkan ekspresi apapun, hingga akhirnya pandangannya berhenti di tubuh Xiao Yan. Jubah abu - abu mereka sedikit bergerak, lalu sebuah seruan pelan yang serak terdengar, "Api Surgawi?"     

Suara yang pelan itu perlahan bergema di seluruh lembah gunung yang sepi itu, dan jelas terdengar oleh Xiao Yan dan yang lain.     

"Bolehkah aku tahu siapa nama pemuda ini?" Tatapan dari salah satu pria berjubah abu - abu itu terpaku Xiao Yan. Ada sebuah perubahan di suara seraknya beberapa saat kemudian.     

Mendengar bahwa pria berjubah abu - abu itu tak menghiraukan Hu Gan dan malah langsung bertanya kepada Xiao Yan, semua orang yang berada di lembah terkejut. Tiba - tiba, mereka menoleh dan beranjak menatap Xiao Yan. Dari kesopanan yang ditunjukkan Hu Gan terhadap dua orang berjubah abu - abu ini, sudah jelas bahwa dua orang ini memiliki posisi yang luar biasa di akademi. Tetapi, Xiao Yan mampu membuat kedua orang ini sedikit tertarik kepadanya. Perlakuan semacam itu membuat Hu Jia dan yang lain merasa iri.     

Xiao Yan juga terkejut oleh pertanyaan dari salah satu pria berjubah abu - abu itu. Ia seketika menangkupkan kedua tangannya, saat ia berbicara dengan penuh hormat, "Orang lemah ini, Xiao Yan, menyapa kedua tetua."     

"Apinya cenderung berwarna kehijauan. Api itu mirip seperti sebuah teratai dan sebuah gunung berapi. Jika diriku yang tua ini tidak salah, 'Api Surgawi' yang dikuasai teman kecil ini adalah 'Api Inti Teratai Hijau' yang berperingkat sembilan belas pada 'Peringkat Api Surgawi'." Suara orang tua itu terdengar di telinga Xiao Yan, membuat jantungnya yang tenang tiba - tiba berdetak cepat. Tampak pula ketakutan berlebih di matanya, saat ia memandang dua orang berjubah abu - abu itu. Salah satu dari keduanya adalah orang yang pertama kali melihat detail asli dari api yang dikendalikannya, bahkan sebelum Xiao Yan menampilkan 'Api Inti Teratai Hijau'. Orang itu benar - benar menakutkan!     

Terlihat tenggorokan Xiao Yan sedikit menelan ludah saat ia mengangguk perlahan. Ia menatap Xun Er dan orang lain di sekitarnya, sebelum ia sadar bahwa mereka tampak seperti tak mendengar apa yang telah dikatakan pria berjubah abu - abu itu sebelumnya. Ia tak dapat menahan dirinya dari hal yang mengejutkan ini. Benaknya seketika tahu, bahwa itu adalah sebuah trik dari dua orang misterius berjubah abu - abu itu.     

"Dapat mengendalikan sebuah 'Api Surgawi' di usia seperti ini, benar - benar berbakat…" Pria berjubah abu - abu di sisi kiri, perlahan menghela nafas. Sebuah ketertarikan terdengar dari suaranya. Seketika, ia mengalihkan tatapannya ke arah Hu Gan, lalu berkata dengan suara yang serak, "Peringkat lima teratas kali ini jauh lebih bagus dari lima orang sebelumnya."     

Hu Gan menghela nafas lega ketika mendengar ucapannya. Ia tersenyum sambil berkata, "Jika demikian, bisakah saya memohon kepada tetua berdua untuk membukakan Kunci Ruang?"     

"Kunci Ruang?" Nama asing itu membuat Xiao Yan dan yang lain melamun.     

"Xiao Yan ge-ge, lihatlah tempat di depan Wakil Kepala Sekolah Hu Gan." Suara pelan Xun Er terdengar di telinga Xiao Yan. Xiao Yan mengangkat kepalanya lalu melihat tempat itu. Awalnya, masih ada keraguan di wajahnya. Beberapa saat kemudian, rasa ragu itu berangsur - angsur memudar, lalu tergantikan dengan perasaan terkejut.     

Mata Xiao Yan mengamati dengan khidmat tempat berjarak setengah meter dari depan Hu Gan. Kemudian, ia sadar bahwa jika ia mengamati dengan hati - hati tempat itu, ia akan dapat melihat beberapa lipatan yang sangat dangkal. Lipatan itu tersembunyi di udara dan sangat sulit untuk dilihat. Tatapan Xiao Yan mengikuti lipatan - lipatan yang kadang hilang, lalu muncul kembali sebelum ia sadar bahwa lipatan tersebut sudah hampir berbentuk seperti sebuah tembok - menutupi 'Aula Koleksi Buku' di belakangnya!     

"Ini adalah sebuah Kunci Ruang. Sebuah simpul kaca kuat yang hanya bisa dibuat oleh seorang Dou Zun tangguh. Kunci Ruang ini ditinggalkan oleh seorang pendahulu akademi beberapa ratus tahun yang lalu. Jika kita tidak dibantu dua tetua dari dalam untuk menggunakan metode khusus untuk membukanya, bahkan seorang Dou Zong tangguh pun tak akan dapat masuk ke dalam." Hu Gan yang berada di depan tampak jelas mengetahui kebingungan yang dirasakan oleh Xiao Yan dan yang lain, saat ia tersenyum, lalu menjelaskan.     

Xiao Yan dan yang lain menganggukkan kepala, paham, tetapi, benak mereka sedikit kaget; Sebuah simpul kaca yang bahkan tak dapat dibuka oleh seorang Dou Zong kuat, memang Sangat menakutkan.     

Dua orang berjubah abu - abu di luar rumah besar itu perlahan membentangkan kedua tangan mereka yang sudah kusut dari lengan baju mereka. Tiba - tiba, mereka mulai menggerakkan jari dan telapak tangan mereka perlahan untuk membentuk beberapa segel tangan. Saat segel terbentuk dengan tangan mereka, Xiao Yan dapat dengan jelas merasakan bahwa ada dua buah energi tak berbentuk, yang amat kuat, yang terpancar dari telapak tangan mereka seperti ombak.     

Energi yang tak berbentuk itu berangsur - angsur menghilang, lalu kemudian berinteraksi dengan lipatan - lipatan di udara itu. Ketika keduanya bersentuhan, ruang di depan Xiao Yan dan yang lain seketika menjadi seperti sebuah kaca yang terbentuk oleh air, saat ombak energi itu berulang kali muncul. Beberapa saat kemudian, energi itu menghilang dan sebuah pintu perlahan terbuka oleh sebuah tangan besar tak berbentuk.     

"Ayo pergi." Hu Gan melambaikan tangannya ketika ia melihat pintu menuju ke ruang itu. Setelah itu, ia berjalan memimpin mereka terlebih dahulu, lalu masuk ke sana. Di belakangnya, Xiao Yan dan yang lain ragu untuk beberapa saat, sebelum mereka berjalan dengan hati - hati, masuk ke pintu tak berbentuk itu.     

Setelah berjalan selangkah melalui pintu tak berbentuk itu, Xiao Yan sadar bahwa yang ia pandang di depan semakin menjadi cerah. Rumah besar yang ia pandang itu juga semakin terlihat kecil. Mereka benar - benar sudah masuk ke dalam Ruang Terkunci.     

"He he, kita sudah mengganggu kedua Tetua." Hu Gan tersenyum lalu berkata kepada dua orang berjubah abu - abu yang duduk bersila di luar aula itu.     

"Itu memang tugas kami." Dua orang misterius berjubah abu - abu itu tak sedikitpun menggerakkan badan mereka ketika sebuah suara serak yang pelan terdengar.     

"Kalian dapat memasuki 'Aula Koleksi Buku' sekarang. Ingat, tak peduli apapun yang kalian ingin dapatkan, kalian tak dapat bersikeras memaksa untuk mendapatkannya. Itu karena, ada lapisan energi di segala hal yang berada di sini. Jika tanganmu dapat menembus lapisan energi tanpa ada penghalang, kalian dapat mengambil benda itu. Juga, tak peduli berapapun yang bisa kalian ambil, kalian hanya diperbolehkan mengambil satu benda dari 'Aula Koleksi Buku'. Jangan menjadi tamak. Jika tidak, kalian tak akan mendapatkan apapun pada akhirnya, seperti kalian mencoba mengambil air dengan keranjang bambu.     

TL: Bamboo Basket – Toples Kue untuk budaya barat     

"Jika kalian tak mampu melewati lapisan energi itu, maka kalian harus menyerah. Dengan kemampuan yang kalian miliki sekarang, kalian tak akan dapat menghancurkan lapisan tersebut. Banyak orang yang masuk ke 'Aula Koleksi Buku' setiap tahun, lalu pulang dengan tangan kosong. Maka dari itu, serahkan semuanya pada takdir. Jangan mengambil dengan paksa, sesuatu yang tak bisa kalian ambil." Hu Gan menunjuk ke arah 'Aula Koleksi Buku' dengan jarinya, saat ia menjelaskan situasi di sana kepada Xiao Yan dan yang lain.     

Xiao Yan dan yang lain menganggukkan kepala mereka, ketika mereka mendengar ucapan Hu Gan. Mereka saling menatap satu sama lain, sebelum mereka akhirnya mengangkat kaki mereka perlahan, lalu berjalan menuju ke 'Aula Koleksi Buku'.     

Hanya gemerisik suara langkah kaki yang terdengar di lembah gunung sunyi itu. Xiao Yan dan Xun Er berada di bagian belakang grup itu. Beberapa yang lain melewati petak rumput di depan rumah besar itu. Mereka akhirnya menapak di atas tangga batu hijau yang telah rusak seiring waktu hingga tangga - tangga itu penuh dengan lubang.     

Ada sebuah lapisan hijau yang melapisi tangga batu di sana. Ketika seseorang melangkahkan kaki di atas tangga itu, orang itu akan merasakan tangga - tangga itu licin. Tetapi, beruntungnya itu bukanlah halangan untuk Xiao Yan dan yang lain. Mereka melewati tangga batu hijau itu lalu berjalan beberapa saat sebelum sampai di depan 'Aula Koleksi Buku'. Ketika mereka mengangkat kepala mereka untuk menyaksikan papan tanda horisontal kuno, sebuah perasaan muram muncul karena papan tanda itu, perasaan yang tak kunjung pergi dari benak semua orang di sana.     

"*Uhuk*..."     

Sebuah suara batuk yang serang seketika terdengar, membangunkan mereka berlima dari ketidaksadaran diri mereka. Pikiran mereka berlima kosong, sebelum mereka segera beranjak dari mengamati papan tanda horisontal itu.     

"Papan tanda horisontal yang aneh. Papan itu pasti memiliki kekuatan jahat untuk menarik pikiran orang. Kenapa setiap hal di 'Aula Koleksi Buku' penuh dengan aura misterius?" Xiao Yan menurunkan kepalanya, lalu menghela nafas ketika ia bergumam di benaknya.     

"Masuklah. Pintunya hanya dibuka selama satu jam. Setelah satu jam, kalian harus keluar, terlepas dari kalian mendapatkan sesuatu atau tidak sama sekali."     

Lengan dari salah satu pria berjubah abu - abu di sebelah kiri mereka berlima tertiup angin hingga pudar. Pintu yang tertutup kencang itu, seketika mengeluarkan suara berdecit ketika terbuka perlahan, memperlihatkan terowongan gelap di belakangnya.     

Ketika pintu utama terbuka, sebuah aura gelap yang kuno, melompat ke arah mereka. Aura itu membuat mereka segera memfokuskan pikiran mereka, tak berani untuk memikirkan hal lain sedikitpun.     

Hu Jia yang memimpin di depan menghela nafas dalam - dalam, lalu berinisiatif untuk masuk ke 'Aula Koleksi Buku'. Di belakangnya, Bai Shan dan Wu Hao merasa ragu beberapa saat, sebelum ikut mendekat.     

"Ayo, Xiao Yan ge-ge." Xun Er menarik tangan Xiao Yan, lalu berbicara sambil tersenyum, saat ia menatap Hu Jia dan dua orang lainnya sudah masuk ke dalam terowongan hitam itu.     

"Ya. berhati - hatilah." Xiao Yan mengangguk. Tatapannya melintasi dua orang misterius berjubah abu - abu di sebelahnya dan ia segera menarik Xun Er, lalu berjalan masuk ke dalam 'Aula Koleksi Buku'. Kemudian, mereka perlahan masuk dengan langkah kaki yang pelan.     

Setelah lima orang itu masuk ke dalam 'Aula Koleksi Buku', pintu utama yang sebelumnya terbuka, perlahan mulai berdecit, saat pintu itu mulai tertutup. Akhirnya, mereka terkunci dengan rapat.     

Saat ia melihat sekali lagi bahwa pintu sudah tertutup rapat, Hu Gan menghela nafas perlahan, lalu berkata sambil tersenyum, "Mudah - mudahan para pemuda ini bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Adalah sebuah kesempatan langka untuk dapat masuk ke dalam 'Aula Koleksi Buku' Akademi Jia Nan. Mereka sudah seharusnya tak menyia - nyiakannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.