Perjuangan Menembus Surga

Meminjam Uang



Meminjam Uang

0

Berjingkat-jingkat di atas bebatuan, Xiao Xun mendaki gunung dengan anggun, tampak seperti kupu-kupu berwarna ungu yang indah. Saat pandangannya ke atas, tatapannya tertuju pada pemuda yang berdiri di tebing.

0

Melihat pemuda itu, Xiao Xun merasa terkejut. Dia menyadari bahwa meski baru beberapa jam namun ada yang berbeda pada Xiao Yan, Xiao Yan telah memperoleh sesuatu…

Ketika mata mereka bertemu, dia akhirnya menyadari bahwa kepercayaan diri Xiao Yan telah kembali.

Setidaknya setelah tiga tahun, kepandaian Xiao Yan telah kembali.

Melihat senyum tipis di bibir Xiao Yan, dua lesung pipit di wajah cantik Xiao Xun pun muncul: "Sepertinya Xiao Yan tidak butuh Xun Er ke mari dan menghibur…"

"Manusia tumbuh dewasa setelah mengalami kesulitan, bukan?" Xiao Yan mengangkat bahunya.

"Nalan Yanran pasti akan menyesal."

Xun Er mengerucutkan bibirnya dan berkata seolah-olah dia adalah seorang hakim pada suatu kasus persidangan.

Xiao Yan tersenyum ringan, menepuk pakaiannya dan berjalan ke arah Xun Er.

Ketika sudah dekat, dia menatap Xun Er yang hampir sama tinggi dengannya, dan melirik wajah cantik gadis muda tersebut. Tiba-tiba Xiao Yan merasa pusing, mengingat gadis yang dulu selalu meneteskan air liur dan mengikuti Xiao Yan kemanapun, sekarang tampak begitu cantik…

Tersenyum ringan, tatapan Xiao Yan melembut lalu dia mencubit wajah Xiao Xun yang tampak terkejut: "Xun Er sudah dewasa! Tapi kau begitu baik, tidak melupakan Xiao Yan ge-ge."

Tertegun akan tindangan Xiao Yan, Xun Er menegang selama beberapa detik sebelum mata hitamnya, yang polos, nampak tersenyum.

Ketika ia masih kecil, Xiao Yan suka mencubit pipinya tapi sejak tiga tahun lalu, dia membangun tembok yang tak terlihat dan menghindari semua orang. Tidak peduli seberapa keras Xun Er mencoba, dia akan selalu kecewa karena sikap dingin dan acuh Xiao Yan…

Dia sudah kembali… Tapi, sepertinya dia masih menganggap aku belum dewasa, dia begitu tertutup… Xun Er spontan mengeluh dalam hati, mengecam dirinya karena terlalu serakah.

"Xun Er, tolong maafkan Xiao Yan ge-ge karena bersikap tidak baik selama tiga tahun terakhir. Aku menjalani hidup hari demi hari tapi untungnya kau selalu ada di sisiku." Xiao Yan menganggukkan kepala canggung dan meminta maaf.

Xun Er tersenyum manis. Keluh kesah yang dia tahan selama tiga tahun terakhir menghilang seiring permintaan maaf Xiao Yan yang canggung.

"Hah, oh iya. Xun Er… Kau punya uang berapa?" Xiao Yan tertawa hampa dan bertanya sambil menghindari wajah Xun Er.

Di dalam Klannya, selain ayahnya, Xun Er satu-satunya orang yang memiliki hubungan baik dengannya. Dia baru saja mempermalukan ayahnya pagi ini jadi dia tidak berani meminta uang pada ayahnya, karena itu dia bertanya pada Xun Er.

"Uang?" Mengedipkan mata beningnya, Xun Er terkejut. "Xiao Yan ge-ge butuh uang?"

"Iya… aku ingin membeli beberapa barang, tapi aku hanya punya sedikit uang." Xiao Yan merasa malu, ini pertama kalinya ia meminjam uang dari seorang gadis.

Melihat Xiao Yan yang tampak sedang kesulitan, Xiao Xun Er melihatnya seperti orang yang sama sekali berbeda. Menutup mulutnya dan tersenyum manis, Xun Er berkata: "Aku punya lebih dari seribu koin emas, apa itu cukup? Jika tidak…"

Sambil berkata, jari Xun Er mengibas ke belakang dan kartu ungu emas tiba-tiba muncul di antara jari-jarinya. Ada lima kartu yang berbeda warna.

5 kartu emas ungu, di wilayah Dou Qi, setidaknya kau harus menjadi seorang Dou Ling (jika Dou Zhe adalah yang pertama, Dou Ling adalah yang keempat) agar mempunyai kehormatan untuk bisa menggunakan kartu emas sesuai dengan peringkatmu, namun tentu saja, ada beberapa orang tertentu yang juga mempunyai hak istimewa yang bisa mendapatkan kartu tersebut.

"Cukup, cukup…" menganggukan kepala dengan gembira, Xiao Yan menahan diri untuk tidak mencubit wajah imut Xun Er.

"Jangan khawatir, aku akan menggantinya nanti…" Xiao Yan berjanji sambil menepuk dadanya.

"Tidak perlu…" Xun Er cemberut dan segera menyembunyikan kartu ungu emasnya.

"Ayo pulang! Ini sudah hampir malam, besok aku akan mengajakmu ke Kota Wu Tang untuk jalan-jalan." Xiao Yan melambai pada gadis itu kemudian menuruni gunung dengan riang.

Tetap berdiri, Xun Er senang melihat keberanian pemuda itu telah kembali setelah tiga tahun lalu, sambil tersenyum tipis, ia menggumam: "Nalan Yanran, aku harus membencimu atau berterima kasih padamu?"

...

Pagi hari, matahari bersinar hangat melalui jendela menembus tubuh pemuda yang tengah duduk bersila – bermeditasi.

"Whew…"

Setelah bermeditasi hampir sepanjang malam, Xiao Yan menarik napas dalam-dalam, udara bersih yang masuk ke dalam mulut dan hidungnya mengalir ke dalam tubuhnya.

Matanya tampak berkilat saat dia membuka mata secara tiba-tiba, Xiao Yan meregangkan badannya dan dengan semangat berkata "Perasaan ini, setelah tiga tahun, rasanya Qi telah kembali!"

Perlahan-lahan dia beranjak dari tempat tidurnya, berolah raga sebentar, sebelum berganti pakaian. Dari luar kamarnya, suara lembut Xun Er terdengar: "Xiao Yan ge-ge, masih tidur?"

Dia tiba begitu pagi. Menggelengkan kepala, Xiao Yan berbalik dan membongkar lacinya. Kemudian, dengan enggan, dia mengeluarkan sebuah kotak kecil dan membukanya perlahan. Dia menyipitkan mata dari kilatan cahaya perak yang terpancar dari dalam kotak tersebut.

"Seluruh tabunganku…" memegang kotak uangnya, Xiao Yan tersenyum pahit sambil menggelengkan kepala.

Xiao Yan tersenyum lembut saat dia berjalan keluar kamar dan melihat seorang gadis yang mempesona di depan pintu kamarnya.

Xun Er telah memakai pakaian berwarna hijau pucat yang membuatnya tampak lebih cantik alami. Dia juga mengenakan celana ketat yang membungkus paha ramping dan kaki panjangnya, mempertegas lekuk tubuhnya.

Dengan kaki panjang, Xun Er seperti gadis-gadis di bumi, penuh dengan semangat dan menarik, tapi tentu saja, dia memiliki kelebihan lain yang belum pernah Xiao Yan lihat ada pada gadis lain…

"Ini, yang kau butuhkan." Melihat Xiao Yan keluar kamarnya, Xun Er tersenyum dan memberinya sebuah kartu hitam. Kartu biasa, yang maksimal hanya bisa berisi 5000 koin emas.

Sambil menerima kartu hitam itu, Xiao Yan menggoda: "Gadis kecil, kenapa kau memakai pakaian bagus? Apa kau akan kencan dengan orang lain?"

"Yeah, ini pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir Xiao Yan ge-ge mengajakku keluar, Xun Er meras sangat tersanjung jadi aku harus sedikit berdandan." Tatapan menggoda Xiao Yan membuat mata Xun Er melengkung sambil tersenyum genit.

Menggeleng-gelengkan kepalanya, Xiao Yan kembali tersenyum bahagia. Mereka mengobrol sambil berjalan menuju kota, diiringi tatapan aneh dari beberapa orang yang memperhatikan mereka tengah bercakap-cakap.

Di dalam Klan, selalu cemerlang baik dalam hal kecantikan atau kemampuan. Dia memang ramah pada semua orang tapi senyumnya acuh tak acuh, menyapanya adalah hal yang mudah, tetapi sangat sulit untuk berbincang panjang dengannya.

Mengabaikan tatapan orang lain, Xiao Yan memimpin Xun Er cepat-cepat berjalan keluar Klan hingga kemudian melambatkan langkahnya dan mengintip kios di sisi jalan…

Kota Wu Tang dianggap sebagai salah satu kota terbesar dalam Kekaisaran Jia Ma karena banyaknya orang yang tinggal disana. Meskipun matahari bersinar terik, tetap ada ribuan bahkan puluhan ribu orang di jalan, dengan satu atau dua pertunjukan aneh.

Mungkin karena keberadaan Xiao Yan di sampingnya, Xun Er menjadi lebih bersemangat setelah ia keluar Klan. Dia menarik Xiao Yan ke berbagai kios. Tawanya yang renyah membuat matahari terik terasa lebih sejuk.

Setelah Xun Er akhirnya merasa lelah, Xiao Yan mengajaknya ke toko obat terdekat. Setelah menghabiskan sekitar 900 koin emas, dia membeli 3 batang Rumput Biru Berdaun Ungu berumur 20 tahun dengan dua tangkai Rumput Pencuci Tulang berumur 5 tahun. Kedua bahan ini cukup mudah didapat dan bisa dibeli di toko obat biasa. Namun untuk bahan yang lebih susah, Xiao Yan harus mencarinya sendiri atau membelinya di pelelangan, atau jika dia beruntung, di toko obat yang mahal.

Melihat uangnya sudah berkurang banyak, Xiao Yan tersenyum pahit. Dia menyadari betapa pentingnya uang di wilayah Dou Qi…

Meski demikian, dia sudah mendapatkan semua tumbuhan yang dibutuhkan, yang kurang hanyalah Sari Monster Atribut Kayu level satu!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.