Perjuangan Menembus Surga

Xun Er Yang Marah



Xun Er Yang Marah

0

Setelah menyelesaikan semuanya, Xiao Yan perlahan keluar dari dalam gua. Sambil menyusuri jalan pegunungan, dia diam-diam naik ke puncak gunung dan melirik sekitar untuk memastikan bahwa tidak ada orang lain di sekitarnya. Akhirnya, setelah mendesah lega, dia melangkah lebar berjalan pulang ke rumahnya.

0

Saat kembali ke dalam Klan dengan santai, di halaman depan Xiao Yan berpapasan dengan tiga Tetua Klan yang tengah berjalan dengan terburu-buru hingga bahu mereka bersentuhan. Menghentikan langkahnya, Xiao Yan sedikit bingung namun penasaran melihat wajah muram tiga Tetua Klan yang baru saja lewat.

"Siapa yang kali ini membuat masalah dengan mereka?" dengan takjub, Xiao Yan menggelengkan kepalanya dan berbalik, lalu mendapati seorang gadis muda yang ramping dan elegan berpakaian hijau bergegas keluar dari jalan samping, kemudian berdiri di depannya.

Pada mata menggemaskan Xun Er yang tampak tersenyum di wajahnya, hati Xiao Yan berdetak cepat. Mengingat kembali apa yang Yao Lao tanyakan padanya saat di gua, wajahnya memanas seiring dengan perasaan bersalah yang muncul dalam hatinya. Kemudian Xiao Yan mengalihkan pandangannya ke langit, bersikap seolah sedang berpikir.

Meski merasa sedikit bingung dengan sikap Xiao Yan yang tampak berbeda, beberapa saat kemudian Xun Er menggelengkan kepalanya karena dia tidak bisa menebak alasan dibalik perubahan sikap Xiao Yan. Sambil melangkah ke depan, dengan ekspresi terkejut yang nampak pada wajah polosnya, dia melirik Xiao Yan. Dengan kedua tangan di punggung, dia membungkuk ke depan hingga hanya menyisakan jarak 1 cm di antara mereka, lalu dia pura-pura tersenyum dan berkata: "Xiao Yan Ge-ge, kau sudah mencapai level Dou Zhe?"

Kewalahan karena nafas yang harum dan hangat tertiup ke wajahnya, Xiao Yan sejenak kehilangan akal. Dengan geram menggelengkan kepalanya, dia terpaksa menekan jantungnya yang berdebar-debar. Sambil menepuk-nepuk kepala gadis belia yang setinggi dirinya, dia berkata enggan: "Kenapa kau tidak membiarkanku mengatakannya sendiri untuk memuaskan kesombonganku?"

Mendengar ini, mata Xun Er melengkung ringan membentuk bulan sabit yang indah. Seperti biasa, dia mengulurkan tangan halusnya dan mulai merapikan lipatan pakaian Xiao Yan.

Dulu, ketika Xiao Yan diperlakukan seperti ini oleh Xun Er, dia tidak memikirkan apapun. Namun hari ini, setelah perasaan dalam hatinya terungkap oleh Yao Lao, dia tiba-tiba merasa terganggu karena perlakuan ini.

Di dekat jalan di mana Xiao Yan dan Xun Er berada, sesekali anggota Klan yang lain lewat. Saat melihat Xun Er membantu Xiao Yan merapikan pakaiannya seperti seorang istri, mereka hanya bisa merasa iri.

Ketika Xiao Yan mencondongkan kepalanya untuk memandang wajah lembut dan sempurna Xun Er, sehelai rambut hitam tiba-tiba jatuh di dahinya. Memperlihatkan pemandangan yang sangat menyentuh dan membuat mata besarnya bebas berkeliaran.

Menatap kosong pada Xun Er, deru napas Xiao Yan secarap perlahan meningkat dengan tatapan yang memanas karena gairah.

"Xiao Yan ge-ge… kau, apa yang kau lihat?" Xun Er diam-diam menggerutu setelah dia menepuk lipatan pakaian Xiao Yan. Pipinya memerah, ketika dia akhirnya menyadari tatapan penuh gairah Xiao Yan.

"Ah? Oh…" tersadar, wajah Xiao Yan juga memerah. Untungnya kulitnya lebih tebal dari kulit Xun Er. Lalu setelah berpura-pura batuk dua kali, dia menjawab acuh: "Bukan apa-apa, hanya saja Xun Er menjadi semakin dan semakin cantik."

Mendengar perkataan Xiao Yan, Xun Er tidak menjawab dan mendengus pelan. Namun, bibir merahnya terangkat membentuk ekspresi senang.

"Oh, ya…" Tiba-tiba teringat sesuatu, Xun Er kembali melemparkan tatapan pada tubuh Xiao Yan sebelum bertanya dengan lembut: "Karena Xiao Yan ge-ge telah mencapai Dou Zhe, maka Xiao Yan ge-ge juga sudah mempelajari Metode Qi?"

Ekspresi Xiao Yan menegang sambil dia malu-malu mengangguk menegaskan.

Dengan jari ramping menekan dagunya yang seputih salju, Xun Er tertawa riang dan berkata: "Maukah kau membiarkan Xun Er melihat level apa Metode Qi itu?"

"*uhuk*"… uh Metode Qi… hanyalah objek, di samping… selama seseorang bekerja keras, bukankah level tidak penting?" Xiao Yan menjawab sambil tertawa hampa.

Mengamati ekspresi Xiao Yan, kilatan curiga pun muncul di mata Xun Er, namun nada suaranya tetap lembut ketika dia berkata: "Xiao Yan ge-ge, biarkan Xun Er melihatnya…"

Menghadapi Xun Er yang keras kepala, Xiao Yan hanya bisa mengangkat bahu pasrah sembari mengulurkan tangan. Sesaat kemudian, cahaya lemah kuning muda muncul di telapak tangannya.

"Xiao Yan ge-ge, inikah teknik yang lebih baik yang kau katakan?" Menatap cahaya kuning yang bersinar lemah, seolah bisa padam setiap saat, wajah Xun Er berubah sedikit tidak enak dilihat. Bibir merahnya mengerucut, memperlihatkan kemarahan dalam hatinya.

Xiao Yan tertawa canggung, tidak yakin bagaimana menjelaskannya.

"Kau pasti paham jika kau memiliki Metode Qi dengan level tinggi pada tahap awal, tanpa perlu dijelaskan lagi, Metode Qi itu akan bermanfaat bagi latihanmu di kemudian hari. Namun kau menolakku, Xun Er tidak sedang beramal. Dengan skenario terburuk, kau bisa mengembalikan Metode Qi itu jika kau mendapatkan yang lebih baik. Namun, sekarang kau berlatih Metode Qi level terendah, bukankah ini membuatku kesal?" Mata Xun Er terbuka lebar saat ia memelotot marah pada Xiao Yan. Bulu matanya yang panjang berkilau karena matanya yang berembun.

Dapat dibayangkan seberapa bingung dan marahnya Xun Er pada sikap Xiao Yan, hingga membuat Xun Er yang biasanya bersikap manis menjadi berbicara seperti ini.

Ketika tatapan Xiao Yan terjatuh pada Xun Er yang tengah menggigit bibirnya sambil dengan keras kepala menunggu jawaban darinya, Xiao Yan menggeleng tak berdaya. Dia tersenyum paksa dan menjawab dengan suara rendah: "Kita telah hidup bersama selama 10 tahun, apa kau masih belum memahamiku? Apa kau benar-benar mengira aku akan menjadi orang yang akan melepaskan Metode Qi level tinggi dan sebaliknya malah berlatih Metode Qi level terendah seperti orang bodoh?"

"Tapi Metode mu… tidak diragukan lagi itu adalah Metode Qi level Huang Rendah, aku bisa merasakannya." Xun Er yang keras kepala tetap bersikeras setelah mendengar jawaban Xiao Yan; meskipun kemarahan di wajahnya sudah sedikit hilang.

"Sebuah buku tidak dapat dinilai hanya dari sampulnya, saat ini aku tidak bisa memberitahumu secara lengkap mengenai alasannya tapi suatu hari nanti, kau akan mengerti. Aku yang sekarang tidak akan membiarkan emosiku mengaburkan penilaianku…" Xiao Yan berkata sambil tersenyum.

Sambil menatap tampang serius Xiao Yan, Xun Er merenung dalam diam selama beberapa saat, hingga kemudian dengan ragu-ragu kembali bertanya. "Benarkah?"

"Ya, benar, tentu saja benar…" Xiao Yan buru-buru menganggukkan kepalanya. Khawatir Xun Er akan tetap mempertanyakan masalah ini, dia cepat-cepat mengubah topik dengan bertanya: "Apa ada sesuatu yang terjadi di Klan akhir-akhir ini? Kenapa para tetua seperti terlihat tidak nyaman?"

"Ya, baru-baru ini Klan Jia Lie berhasil mendatangkan Alchemist tingkat pertama entah dari mana. Saat ini, pasar mereka mempunyai obat baru yang disebut 'Kembalinya Bubuk Musim Semi'. Obat ini murah namun efektif, membuatnya sangat diterima dengan baik dan disukai oleh para tentara bayaran di Kota Wu Tan." Xun Er mengangguk sambil mengerutkan alisnya dan terus menjelaskan: "Karena pengaruh dari 'Kembalinya Bubuk Musim Semi' ini, lalu lintas perdagangan di pasar Klan Xiao telah berkurang hampir setengahnya dan karena hal ini pula, para pedagang berpindah ke pasar Klan Jia Lie. Meskipun baru beberapa hari, namun Klan Xiao sudah cukup rugi, sehingga membuat Paman Xiao khawatir tentang hal ini."

Mendengar ini, Xiao Yan menganggukkan kepalanya mengerti, tak heran tiga Tetua terlihat muram seperti itu.

Xiao Yan sedikit menyipitkan matanya sambil mengusap hidung, dan mencibir dalam hati: "Hanya Alchemist tingkat pertama, apakah Klan Jia Lie benar-benar berpikir dia adalah orang yang spesial?"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.