Perjuangan Menembus Surga

Latihan, Latihan Kemudian Membuat Terobosan



Latihan, Latihan Kemudian Membuat Terobosan

0

Tepat setelah pria berjubah hitam itu keluar dari ruang tunggu dan merasa puas dengan bahan-bahan yang ada di tangannya, Ya Fei akhirnya bisa mengendurkan bahunya. Tubuhnya meringkuk di atas kursi, membuatnya terlihat seperti rubah yang tengah meringkuk. Posisi lesu seperti ini ternyata memiliki pesona yang aneh.

0

"Tuan ini… benar-benar berani." Ucap Ya Fei dengan kepala menempel di belakang kursi.

Di sampingnya, Gu Ni menggosok dahinya, mendesah: "Lima ramuan Serbuk Pengumpul Qi… memang benar dia adalah seorang Alchemist peringkat keempat, tapi tetap saja, bukankah melakukan bisnis dengan cara seperti ini terlalu besar?"

Ya Fei mengangguk dan mengerucutkan bibir merahnya yang mungil sebelum berlanjut mengejek dirinya sendiri: "Aku kira aku bisa bertahan melawan tekanannya, tapi siapa yang akan menyangka…"

Gu Ni tertawa, sambil menjawab: "Jika aku dalam posisimu, aku bahkan takut sudah menyerah pada saat dia menawarkan tiga botol ramuan obat. Ternyata kau mampu melebihi harapanku dan bertahan hingga lima botol, jadi berbanggalah akan hal itu."

"Apa aku tampak gigih? Setelah mendengar tawarannya, pikiranku sempat kosong dan aku tidak bisa berpikir jernih. Tapi siapa yang akan menyangka… jika ia akan begitu gigih dengan permintaannya dan menambahkan 2 ramuan ekstra." ucap Ya Fei sambil memutar matanya. Dia tidak bisa menahan diri agar tidak menertawakan keadaan ini.

"Ya, bagaimanapun faktanya memang seperti itu. Dan pikiran kosongmu membantu Rumah Lelang Primer mendapat penghasilan tambahan sebanyak 400.000 emas." ucap Gu Ni sambil tertawa setelah mendengar penjelasan Ya Fei.

Ya Fei menggunakan tangannya untuk menutupi mulutnya, dan tertawa lembut. Ketika dia mulai bangkit dari kursinya, dia mendesah: "Sepertinya Klan Jia Lie berada dalam masalah sekarang."

Gu Ni menyetujuinya, sambil menganggukkan kepala.

"Tapi bukankah tampak sedikit mencurigakan? Bukankah Tuan kita tercinta itu benar-benar orang asing bagi Klan Xiao? Kenapa dia begitu ingin membantu mereka? Dia bahkan bersedia memberikan lima ramuan Serbuk Pengumpul Qi demi memotong rantai pasokan Klan Jia Lie," Ya Fei berkata sambil memperlihatkan raut curiga di matanya.

"Entahlah. Tidak yang tahu… Alchemist terhormat kita begitu misterius, bukan? Aku bahkan tidak tahu jika Kekaisaran Jia Ma memiliki sosok seperti dia," Gu Ni berkata dengan tak berdaya.

Ya Fei mengangguk pelan, pandangannya tampak mengembara. Setelah sedikit bergumam, dia menjawab: "Sepertinya memiliki hubungan baik dengan Klan Xiao adalah suatu keharusan. Dengan ramuan-ramuan itu, aku telah meningkatkan keuntungan Rumah Lelang hingga empat kali lipat. Mari kita lihat apakah akan ada yang bisa mengungguliku pada penilaian karyawan berikutnya?"

Setelah mengucapkan kalimat ini, ujung bibir merahnya membentuk sebuah senyuman. Dengan tangan di belakang punggungnya, dia keluar ruang tunggu sambil menyenandungkan lagu pelan.

...

Melangkah keluar Rumah Lelang, Xiao Yan menghela napas panjang, dengan suara pelan ia berkata: "Guru, terima kasih banyak."

"Untuk apa kau berterima kasih, jika Klan Jia Lie tidak dijatuhkan apa kau bisa berkonsentrasi ketika aku membawamu melakukan perjalanan latihan?" Yao Lao menjawab tak berdaya.

"Hehe." Xiao Yan tersenyum, tanpa berkata apa-apa lagi ia melakukan kebiasaannya, mengitari jalanan yang biasa ia lewati sebelum melepas jubah hitam lalu meletakkannya dengan hati-hati di sudut kosong. Setelah melakukan kebiasaannya itu, Xiao Yan dengan hati-hati berjalan keluar sudut menuju Klan Xiao.

Saat berjalan kembali menuju Klan, Xiao Yan sesekali bertemu dengan anggota Klan lainnya, dia bisa merasakan tatapan mata yang ditujukan padanya semakin dipenuhi dengan rasa iri. Membuktikan, apa yang terjadi di Aula hari ini telah tersebar ke seluruh Klan.

Xiao Yan mengabaikan tatapan tersebut sambil terus melanjutkan langkah menuju kamarnya. Saat ia berbelok, seorang gadis berbaju merah tiba-tiba muncul di depannya. Untungnya, Xiao Yan berhenti di saat yang tepat, sehingga dia bisa menghindari tabrakan canggung yang hampir terjadi.

"Xiao Yan ge-ge? Akhirnya aku menemukanmu." Gadis berbaju merah itu mundur selangkah dan mengangkat kepalanya. Wajah belia dan polosnya mempunyai pesona tersendiri. Kombinasi itu sedikit kontras, membuat gadis itu memiliki pesona yang sedikit sulit dijelaskan dibandingkan gadis-gadis lain yang seumuran dengannya; bahkan dengan pesona seperti ini bisa membuat Xiao Yan meliriknya beberapa kali.

Gadis yang wajahnya penuh dengan kegembiraan itu tak lain adalah Xiao Mei.

Tatapan Xiao Yan menyapu wajah cantik Xiao Mei. Sambil menggosok hidungnya, dia bertanya dengan suara datar: "Ada apa?"

Saat ia mendengar sapaan tak ramah ini, wajah berseri-seri Xiao Mei menjadi sedikit murung, lalu dengan suara rendah dia menjawab: "Ketua Klan memanggil Xiao Yan ge-ge ke ruang belajar."

"Hmm?" Sedikit terkejut, Xiao Yan mengangguk dan menjawabnya dengan tersenyum: "Oke aku mengerti, terima kasih." Dia melambaikan tangan sebelum berbalik menuju ruang belajar yang berada di halaman depan.

"Xiao Yan biao-ge, terima kasih atas bantuanmu sebelumnya." Xiao Mei berkata lembut saat ia meliat Xiao Yan melangkah dan berjalan menjauh. Dia menggigit bibirnya dengan sirat kekecewaan yang tampak di matanya.

Xiao Yan menghentikan langkahnya sambil melambai dengan elegan ke arah Xiao Mei tanpa berbalik, dia kemudian menjawab dingin: "Tidak masalah."

Menatap sosok Xiao Yan menjauh, tiba-tiba, Xiao Mei mengumpulkan keberanian untuk bertanya: "Xiao Yan biao-ge, apa kau akan ikut dalam tes pendaftaran Akademi Jia Nan?"

"Mungkin." Dengan kedua tangan di belakang kepalanya, Xiao Yan perlahan pergi sambil menjawab pertanyaan tersebut.

Ketika Xiao Mei mendengar jawaban Xiao Yan, wajah cantiknya yang muram akhirnya berubah cerah. Dengan mengepalkan tangan, dia berdiri di tempat sambil memandang sosok Xiao Yan yang akhirnya menghilang dari pandangannya sebelum mendesah pelan dan berbalik pergi.

...

Xiao Yan berjalan-jalan di sekeliling Klan sebelum akhirnya sampai di depan sebuah ruangan yang luas. Setelah mengetuk pintu pelan, dia perlahan membukanya dan masuk.

Di dalam ruangan, Xiao Zhan dan ketiga tetua sedang mendiskusikan sesuatu tapi karena mereka melihat Xiao Yan masuk, mereka serempak menutup mulut mereka.

"Ayah, kau mencariku?" Dengan senyum di wajahnya, Xiao Yan berjalan dan bertanya.

Xiao Zhan balas tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, melirik ketiga tetua, dia ragu-ragu sebelum bertanya dengan suara rendah: "Kau pasti sudah bertemu pria tua itu ya?"

"Ya." Xiao Yan memiringkan kepalanya, tentu dia tahu siapa yang Xiao Zhan maksud.

"Apa kau tau dia berasal dari mana?" Xiao Zhan bergumam.

"Aku baru mengenalnya belum lama, bagaimana aku bisa mencari tahu tentang asal usulnya?" Xiao Yan mengucapkan kalimat yang dirasakan hatinya, karena dia benar-benar tidak tahu persisnya dari mana Yao Lao berasal.

"Tapi aku tahu jika dia adalah seorang Alchemist." Xiao Yan tersenyum dan menambahkan.

"Omong kosong." Xiao Zhan memutar matanya sambil tersenyum dan pura-pura mengomel.

Xiao Zhan menggelengkan kepalanya dan tertawa, dengan suasana hati yang sangat baik, dia terus mengajukan beberapa pertanyaan pada Xiao Yan tentang Yao Lao. Namun, Xiao Yan hanya menjawab asal dan konyol, sehingga Xiao Zhan tidak berhasil mendapatkan informasi apa pun.

"Kau anak nakal, aku bahkan tidak bisa menebak jika kau hanya berpura-pura." Saat ia menatap Xiao Yan yang benar-benar tampak acuh tak acuh, Xiao Zhan hanya bisa menggelengkan kepalanya tak berdaya. Dengan lambaian tangannya, dia melanjutkan berkata: "Lupakan, pergilah dan lanjutkan apapun yang sedang kau lakukan, jika kau bertemu dengan pria tua itu lagi nanti, berusahalah untuk tidak membuat masalah dengannya. Masa depan Klan Xiao bergantung padanya."

Xiao Yan mengangkat bahunya, menolak untuk berkomentar.

"Ermph… Xiao Yan, auramu saat ini tampaknya sedikit lebih… kuat." Tetua pertama menatap Xiao Yan dan tiba-tiba gagap.

Mendengar kata-kata Tetua Pertama, Xiao Zhan juga terkejut, lalu tatapannya kembali tertuju pada Xiao Yan. Sesaat kemudian, mulutnya perlahan terbuka dan dia berseru dengan takjub: "Kau… kau telah mencapai Dou Zhe?"

Mendengar kalimat ini, ujung bibir Tetua Kedua dan Ketiga tertarik, mereka menatap tak percaya pada pemuda di depan mereka.

"Hic…" Xiao Yan menggaruk kepalanya polos sambil mengulurkan tangannya: "Sepertinya begitu, aku hanya berlatih dan berlatih seperti biasa dan kemudian entah bagaimana telah membuat terobosan dan mencapai tingkat Dou Zhe…"

Sudut mata Xiao Zhan terangkat, terkejut dengan perkembangan ini. Dia tidak tahu harus bersikap bagaimana dan berkata: "Jenis "latihan" apa yang kau lakukan?"

Selama ini, Xiao Zhan sudah terbiasa menghadapi keajaiban yang dibuat oleh Xiao Yan. Dengan melambaikan tangannya, Xiao Zhan tersenyum paksa dan berkata: "Ini merupakan hal yang baik jika kau telah membuat terobosan. Jika ada waktu, pergilah ke Balai Pengujian Peringkat untuk menerima lencana ranking."

Xiao Yan mengangguk, sudut bibirnya terangkat nakal: "Jadi aku bisa pergi sekarang? Sebenarnya, aku hanya berlatih dan berlatih hingga tau-tau kemudian meningkat…"

"Kau sudah boleh pergi…" sambil memutar matanya, Xiao Zhan berpura-pura memarahinya. Pemuda ini berhasil mengacak-acak hati orang. Apakah dia benar-benar tidak tahu ketika tiga tetua itu memadatkan Qi Siklon mereka, mereka harus mengalami kegagalan dua kali berturut-turut sebelum berhasil menjadi seorang Dou Zhe?

Menatap wajah kaku dari ketiga tetua, Xiao Yan menyeringai dan menyemburkan tawanya. Tepat setelah Xiao Zhan memarahinya lagi, dia bergegas keluar dari ruangan itu.

Mendengar suara tawa pemuda itu mulai menghilang, wajah ketiga tetua itu tampak sedikit lebih santai. Saling menatap satu sama lain, mereka hanya bisa tertawa dengan penuh kegetiran.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.