Perjuangan Menembus Surga

Mengatur Semuanya



Mengatur Semuanya

0

Setelah menatap gadis belia yang muncul di samping jendela seperti hantu, Xiao Yan dengan terkejut berbisik, "Apa yang dia lakukan di sini?"

0

"He he. Dari yang terlihat, tampaknya dia punya niat yang sama sepertimu." Yao Lao berkata lembut sambil tersenyum.

Sedikit mengerutkan kening, Xiao Yan menyembunyikan seluruh tubuhnya dalam bayang-bayang. Dia dengan ragu-ragu kembali bertanya dalam hatinya: "Kekuatan Xun Er… mengapa begitu besar? Melihat kecepatan bagaimana dia muncul, tampaknya dia setingkat Da Dou Shi."

"Kekuatan aslinya memang seperti apa yang biasanya kau lihat. Kali ini, dia pasti menggunakan teknik rahasia yang memungkinkan dia untuk meningkatkan kekuatannya sementara waktu selama beberapa saat. Jika melihat latar belakangnya, memiliki sebuah teknik rahasia yang seperti magic ini bukanlah sesuatu yang mengejutkan." Kata Yao Lao acuh tak acuh.

Mendengar ini, Xiao Yan sedikit terkejut dan tertawa pahit dengan takjub. Sekali lagi, rasa ingin tahu dari dalam hatinya mengenai latar belakang misterius Xun Er membuatnya mendesah tak berdaya. Sambil menggelengkan kepalanya, ia berhenti berpikir. Pandangannya melewati sisi berlawanan tirai dan melihat keanehan yang terlihat.

Di dalam kamar, sosok hantu yang seperti penampilan Xun Er itu belum menangkap perhatian Liu Xi. Saat itu, dia sepenuhnya dikuasai nafsu sehingga sepasang matanya hanya tertuju pada wanita cantik yang ada di tempat tidurnya. Tangannya menarik-narik pakaiannya dengan terburu-buru.

Saat itu, tangan Liu Xi, yang tengah menarik-narik bajunya, membeku. Sebagai seorang Dou Zhe bintang enam, dia akhirnya menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah merasa ragu-ragu selama beberapa saat, dia perlahan menolehkan lehernya dan tatapannya tertuju pada jendela yang terbuka lebar.

Di atas jendela tampak seorang gadis dengan gaun emas menyandar santai pada kusen jendela. Sepasang mata yang penuh dengan api berwarna emas menonton acuh tak acuh pada pria yang berpakaian setengah telanjang di dalam kamar. Di atas tangan putihnya mengambang api dengan nyala keemasan yang berputar secara aktif dan menyihir, seperti roh.

Liu Xi dengan bodoh menatap gadis belia yang bermandikan cahaya sinar bulan. Dia perlahan-lahan mengalihkan tatapannya pada wajah mungilnya yang cantik dan acuh tak acuh. Di dalam matanya, hasrat yang menggoda itu muncul. Meskipun berada pada situasi yang tidak tepat, Liu Xi tidak bisa berbuat apa-apa selain merasa sedikit bingung menatap wajah yang sempurna dan luar biasa itu.

Setelah berada dalam keadaan linglung selama beberapa saat, kemudian, Liu Xi tiba-tiba berbalik. Menghempaskan kakinya di tanah, tubuhnya terayun menuju pintu masuk utama seperti panah yang dilepaskan. Dalam keadaan yang aneh ini dan dengan perasaan dingin karena hampir mati, dia tahu bahwa kemunculan tiba-tiba gadis itu bukanlah sebuah pertanda baik.

Kamar itu mungkin luas, tapi dengan kecepatan Liu Xi, dia hanya butuh beberapa detik untuk bergerak dari tempat tidurnya ke depan pintu. Melihat pintu kayu itu berada dalam jangkauannya, kebahagiaan tampak melintas di mata Liu Xi. Dalam benaknya dia berpikir, begitu dia berhasil keluar dari kamar, dia akan bisa berteriak keras untuk memanggil bantuan. Setelah Jia Lie Bi mendengar teriakan meminta tolong darinya, maka Jia Lie Bi akan segera datang untuk menyelamatkannya.

Sayangnya, tepat ketika dia hendak menyentuh pintu kayu tersebut, kakinya tiba-tiba merasa nyeri. Tubuhnya, yang berjalan dengan kecepatan luar biasa, tiba-tiba miring dan terbanting ke lantai membuat Liu Xi terbatuk, bersamaan dengan beberapa giginya yang patah disertai darah.

Menundukkan kepalanya ketakutan, ia melihat dua lubang seukuran kepalan tangan tiba-tiba tanpa diketahui muncul di kedua kakinya. Tepi lubang yang berlumuran darah itu sepenuhnya menghitam dan samar-samar memancarkan bau hangus.

"Siapapun! Tolong! Ada seseorang yang ingin membunuhku!"

Rasa sakit yang begitu hebat dari kakinya hampir membuat Liu Xi pingsan. Namun, dia menggertakkan giginya dan menahannya. Lalu dia membuka mulutnya dan berteriak sekeras mungkin.

"Sebaiknya kau berhenti berteriak. Ruangan ini telah dikelilingi auraku. Jadi tidak akan ada yang bisa mendengarmu." Gadis itu bersandar di tepi jendela dengan acuh tak acuh. Sebuah pisau api emas terbentuk di ujung jarinya saat ia mengangkatnya. Sepertinya cedera di kaki Liu Xi disebabkan oleh pisau api itu.

"Kau… Apa yang ingin kau lakukan? Apa yang kau inginkan? Uang? Obat? Aku bisa memberikanmu apa saja selama kau membebaskan aku." Melihat gadis itu dengan teror yang mengancam, wajah Liu Xi benar-benar pucat. Karena merasa tengah menghadapi kematian, dia akhirnya menahan nafsu.

Melirik tak berminat pada Liu Xi yang dengan pincang menggeliat di tanah, gadis itu dengan ringan melompat dari jendela. Dengan langkah pelan, dia berjalan menuju Liu Xi.

Melihat Xun Er yang melompat ringan dari jendela, Xiao Yan menyadari bahwa rambut Xun Er, yang biasanya sepanjang pinggang, kini jadi lebih panjang hingga ke pantatnya. Rupanya, ini adalah efek lain dari metode rahasia itu.

Di kamar yang luas, gadis yang mengenakan gaun emas dan tampak elegan itu semakin mendekat ke arah Liu Xi, yang tengah mengerang di tanah. Ketika dia berada di depannya, dia menghentikan langkah kakinya, merendahkan kepalanya dan tiba-tiba tersenyum ringan. Senyuman mendadak yang membuat hati Liu Xi melompat dengan kencang.

"Bukankah kau ingin mendapatkanku?" suara Xun Er terdengar dingin saat dia berkata sambil menundukkan dirinya.

Liu Xi menelan ludah. Wajahnya penuh dengan keringat dingin karena ketakutan.

"Aku sebenarnya tidak suka membunuh orang…" melihat wajah ketatukan Liu Xi, Xun Er tiba-tiba menghela napas.

Mendengar ini, harapan tipis muncul di mata Liu Xi. Sebelum ia memohon belas kasihan, kemudian, ekspresi dingin tiba-tiba muncul di wajah gadis itu, hingga membuatnya bahkan merasa semakin putus asa.

"Aku tidak keberatan dengan tatapanmu yang sedikit meremehkan. Tapi kenapa kau menghinanya? Apa hakmu sehingga menghinanya? Dia mungkin tidak peduli pada ucapan seperti sampah, yang kau katakan, tapi aku tidak bisa membiarkan hal itu. Benar-benar tidak bisa!" tepat ketika suara gadis itu berubah dingin, pisau api emas di atas jari-jarinya tiba-tiba dilepaskan dengan ganas. Kemudian pisau api itu tampak berubah menjadi petir emas dan menembus dada Liu Xi. Seketika, muncul sebuah lubang yang berlumuran darah.

Setelah menerima serangan fatal, tubuh Liu Xi tiba-tiba berkerut. Wajah putihnya perlahan menjadi gelap sementara bola matanya sedikit menonjol terlihat ketakutan.

Setelah melihat mayat itu dengan acuh tak acuh, Xun Er pun berdiri dan mendesah ringan. Wajah mungil yang dingin dengan tampak tak berdaya diam-diam berbisik: "Jika aku tidak khawatir Xiao Yan Ge-ge akan menyalahkanku karena ikut campur, Klan Jia Lie mungkin telah menghilang dari Kota Wu Tang. Semua masalah yang merepotkan ini tidak akan muncul jika itu yang terjadi…"

Sambil menggelengkan kepalanya, pandangan Xun Er menyapu ruangan itu secara asal sebelum membalikkan tubuhnya. Ketika dia kembali terlihat, sosoknya sudah berada di dekat jendela. Dengan lompatan ringan, dia menghilang di telan malam.

"Ze ze, mengingat gadis yang kelihatannya begitu ramah dan lembut itu benar-benar memutuskan untuk membunuh orang. Hehe, sepertinya kau telah menemukan sesuatu yang berharga." Suara canda Yao Lao terdengar dari hati Xiao Yan tak lama setelah Xun Er pergi.

Tersenyum pahit sambil menggelengkan kepalanya, Xiao Yan kembali menghela napas. "Sepertinya aku telah melakukan perjalanan yang sia-sia malam ini."

"Heh heh. Tidak bisa seperti itu. Meskipun gadis itu menyerang tanpa ampun, tapi dia masih terlalu muda dan kurang pengalaman." Yao Lao berbicara sambil tersenyum.

Mendengar ini, Xiao Yan tertegun kemudian segera bertanya, "Apa maksudmu?"

"Lihat saja…" Yao Lao tersenyum misterius sebelum kembali diam.

Melihat sikap Yao Lao, Xiao Yan hanya bisa menggelengkan kepalanya dan terus menyembunyikan dirinya dalam kegelapan. Tatapannya mengamati segala sesuatu di dalam ruangan itu.

Kamar yang gelap, yang benar-benar tenang, dengan pengecualian napas seorang gadis pelayan.

Xiao Yan menunggu dengan tenang selama lebih dari sepuluh menit. Tepat ketika ia mulai mengerutkan kening, matanya tertuju pada mayat Liu Xi yang bergerak tak karuan.

Di samping pintu, tangan Liu Xi yang awalnya tampak tak bernyawa mulai sedikit bergerak. Sesaat kemudian, matanya yang tertutup itu perlahan-lahan terbuka, sementara rona keabu-abuan di wajahnya juga menghilang.

"Si…." Melihat lubang berlumuran darah di dadanya, Liu Xi bernapas dingin. Matanya penuh dengan kebencian. "Gadis sialan. Seandainya aku tidak mencuri beberapa 'Pill Napas Kura-Kura" dari guru ketika pergi, mungkin aku benar-benar akan mati di sini."

Mengulurkan tangannya dengan susah payah, Liu Xi menarik sebuah botol giok dari saku dadanya. Dengan hati-hati ia menuangkan beberapa bubuk putih pada lukanya sebelum mengambil pil berwarna hijau dan menelannya tanpa ragu-ragu. Setelah menyelesaikan tindakan ini, wajah Liu Xi kembali berubah pucat.

"Obat ini setidaknya akan membutuhkan waktu setengah tahun hingga benar-benar pulih dari cedera serius ini. Besok, aku akan meminta Klan Jia Lie untuk mengirimku pulang dan meminta guruku datang. Dengan bantuan guru, Klan Xiao tidak akan lagi memiliki hari yang menyenangkan. Saat itu terjadi, aku akan menyiksa gadis itu sampai dia mati." Liu Xi menggertakkan giginya dengan sinis. Wajahnya pun tampak dipenuhi kejahatan.

"Maaf mengganggumu, tapi mungkin kau tidak akan memiliki kesempatan untuk kembali…" Ketika Liu Xi membayangkan bagaimana ia akan bertindak selanjutnya, suara datar dengan sedikit tawa tiba-tiba menggema dari dalam kamar.

Suara yang tiba-tiba muncul itu membuat Liu Xi membeku. Wajahnya berubah ketika dia berbalik dengan susah payah.

Sosok yang ditutupi jubah hitam itu perlahan muncul dari persembunyiannya.

"Gadis yang sangat ceroboh. Pada akhirnya, aku masih harus mengakhiri semuanya." Suara seorang pemua terdengar dari bawah jubah hitam tersebut. Telapak tangannya bergerak ringan dan Api Surgawi perlahan muncul.

"Api Surgawi?" melihat api putih yang aneh ini, mata Liu Xi menyipit dan dia tanpa sadar berteriak dengan ngeri.

"Selamat, kau benar. Ini hadiahmu. "

Sambil tersenyum, pria berjubah hitam itu melambaikan tangannya. Api putih pucat seketika menghilang dari tangannya. Dengan secepat kilat, menutupi seluruh tubuh Liu Xi, dan membakarnya menjadi tumpukan abu dalam sekejap mata; Liu Xi bahkan tidak punya waktu untuk berteriak.

Sejak saat itu, Alchemist yang dikenal dengan nama Liu Xi pun menghilang dari dunia ini.

Menepuk tangannya dingin, pria berjubah hitam itu kembali melambaikan tangannya. Seketika muncul tiupan angina yang menyapu abu di tanah dan membersihkan lantai. Kemudian, dia dengan santai melompat dari jendela, melompat ke udara dan melesat pergi.

Tanpa menyadarkan siapapun, pria berjubah hitam itu dengan cepat meninggalkan rumah Klan Jia Lie. Kakinya perlahan menyentuh atap rumah dan tepat ketika dia melompat beberapa puluh meter, dia tiba-tiba berhenti. Sambil mendesah tak berdaya, dia perlahan mengangkat kepalanya.

Di tepi menara nampak seorang gadis dengan gaun emas yang mengayunkan kaki seputih saljunya dengan asal. Dengan mata jernih yang berisi api emas, dia menatap malas pada pria berjubah hitam di atas atap.

"Siapa kau?"

Jari gadis itu dengan lembut menyentuh rambut hitam yang ditiup angin malam sambil mengangkat dagu mulusnya. Suara tangkasnya menggema melalui ruang kecil di sekitar mereka.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.