Perjuangan Menembus Surga

Mengancam



Mengancam

0

Melihat Xiao Yan berjalan mendekat, Ge La tersenyum dingin. Dia telah melihat banyak murid baru yang tampak berani menantang, tapi tidak satupun dari mereka memiliki akhir yang baik. Menurunkan semangat murid baru selama perekrutan adalah tradisi tidak resmi di Akademi Jia Nan. Mereka yang memiliki kualifikasi yang akan direkrut oleh Akademi Jia Nan, biasanya merupakan orang-orang yang cukup berbakat. Orang-orang ini juga biasanya dimanjakan di dalam rumah mereka dan jarang mendapat ejekan dan hinaan. Dengan sikap seperti ini dan memasuki Akademi Jia Nan yang penuh dengan orang yang tidak biasa akan mudah menimbulkan perkelahian karena perselisihan lisan. Pada akhirnya, ini hanya akan menimbulkan masalah yang tidak perlu. Karena itu, ketika perekrutan murid baru, penting untuk membuat murid-murid baru itu mengetahui dengan jelas kemampuan mereka dan menurunkan kesombongan serta semangat mereka.

0

Ketika dihadapkan pada aturan yang tidak resmi ini, bahkan para guru di Akademi Jia Nan tidak mengajukan keberatan apapun. Sehingga, aturan ini terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Sambil mengencangkan tinjunya dan samar-samar membiarkan Dou Qi melingkupinya, Ge La tersenyum dingin. Sebelumnya ketika dia pertama kali bergabung dengan Akademi Jia Nan, dia juga melawan dengan kemampuannya. Namun, seniornya yang mencapai Dou Zhe bintang dua hanya menggunakan satu pukulan sebelum dia kemudian dengan sadar diri akhirnya memutuskan untuk berdiri di bawah terik matahari selama setengah jam. Penghinaan secara langsung ini telah lebih jauh meningkatkan keinginannya untuk menjatuhkan semangat setiap murid baru yang dia lihat.

Di bawah tatapan orang-orang di sekelilingnya, pemuda itu kemudian berhenti tepat di depan Ge La.

"Yu Er, kenapa kau tidak menghentikannya? Berdiri di bawah sinar matahari jauh lebih baik daripada fisiknya terluka." Melihat senyum sinis Ge La, gadis-gadis di samping Xiao Yu mau tidak mau sedikit menyalahkan dirinya.

Berdiri di samping Xiao Yu, Xue Ni mengingat penilaian Xiao Yu pada Xiao Yan dan mata jernihnya berkedip. Penasaran, dia menatap pemuda yang terus tersenyum tipis. Dia ingin tahu apakah Xiao Yu benar dan pemuda bernama Xiao Yan ini benar-benar memiliki kemampuan yang sebanding dengan penyihir itu.

Menutup bibir merahnya rapat-rapat, Xue Ni meletakkan tangannya di depan dadanya dengan tatapan antisipasi yang tampak di matanya.

Dengan kemerahan di wajahnya yang belum mereda, Xiao Yu terlihat sangat menarik. Dia membentangkan lengannya malas dan kemudian menyingkirkan rambut hitam di depan dahinya. Saat ia menatap punggung pemuda itu, dia berbisik sambil lalu, "Sulit untuk menebak siapa yang akan kalah."

Melihat dua orang di tenda hendak memulai pertarungan, dua puluh orang ditambah murid-murid baru yang ada di bawah sinar matahari pun mengarahkan tatapan mereka pada kedua orang ini. Sebelum memilih untuk berdiri di bawah sinar matahari, mereka juga berusaha untuk melawan, tapi serangan mereka semua begitu mudah dilawan oleh para senior mereka yang jauh lebih kuat. Melihat ada orang lain yang ingin menantang kekuatan senior, mereka mulai menertawakan kemalangannya sambil mereka bersiap-siap melihat bagaimana pemuda itu akan mempermalukan dirinya sendiri.

"Apa kau siap?"

Senang menjadi pusat perhatian semua orang, senyum di wajah Ge La semakin lebar. Mata sipitnya melirik Xiao Yan dan berbicara dengan tersenyum.

"Mulai." Xiao Yan hanya menggaruk dagunya dengan tenang, membuat semua orang tertegun.

"Heh heh, bocah kecil. Mentalmu tidaklah buruk." Menghadapi sikap Xiao Yan, Ge La sedikit terkejut. Seketika, dia merasakan kemarahan di dalam dirinya. Apakah ini sebuah upaya diskriminasi terhadap dirinya?

Dengan ringan mengeluarkan napasnya, Xiao Yan tidak repot-repot mengatakan omong kosong apapun. Dia hanya menatap malas lawannya yang sedikit marah.

"Bagus sekali!"

Ketenangan lawannya telah melukai harga diri Ge La. Dengan senyum dingin, dia bergegas maju ke depan dengan marah dan tangannya mengepal dengan Dou Qi menggumpal di atasnya. Saat itu juga, tinju itu, bersamaan dengan angin yang menyertainya menyerang dengan ganas ke arah kepala Xiao Yan.

Para penonton di sekelilingnya, setelah melihat Ge La menggunakan kekuatannya yang hebat melawan murid baru, mengerutkan kening.

Membuka kelopak matanya lembut dan melihat tinju besar terarah padanya, Xiao Yan menggelengkan kepalanya. Dia mengangkat telapak tangannya ke arah di mana tinju pertama Ge La akan menyerang dan menghentikan tinju tersebut.

Setelah menghentikan tinju itu, telapak tangannya bahkan tidak bergerak sedikitpun. Pukulan yang memiliki energi besar dan kekuatan yang bahkan tidak menimbulkan reaksi sedikitpun itu, seperti meninju udara.

"Kecepatan, lambat! Kekuatan, lemah! Apa kau benar-benar seorang murid Akademi Jia Nan?" sambil mengangkat wajahnya, Xiao Yan menggelengkan kepalanya dan berbisik.

Bisikan mengejek pemuda itu membuat orang-orang di sekitarnya menjadi tercengang. Satu per satu, tatapan heran tertuju pada posisi di mana tinju dan telapak tangan itu bertemu. Sulit untuk membayangkan ada seorang murid baru yang akan bisa dengan mudah menghalangi serangan dari Dou Zhe bintang satu.

Luo Bu, yang sebelumnya penuh senyum, perlahan berubah murung saat ia melihat kejadian ini. Tatapan matanya dipenuhi aura dingin sambil dia mengamati pemuda yang tengah tersenyum tipis. Sepertinya dia telah melakukan kesalahan. Kalau dia tahu, dia akan membuat seseorang yang lebih kuat masuk dalam pertarungan ini.

"Brengsek! Kau ingin mati?"

Terang-terangan diejek oleh murid baru, wajah Ge La menjadi benar-benar merah. Kaki kanannya mengarah pada bawah perut Xiao Yan dan menendang dengan keras.

Dengan wajah acuh tak acuh, Xiao Yan mengayunkan tangan kirinya yang tidak digunakan dengan malas seperti akan terbang. Kemudian, dengan suara gertakan, dia memukul pergelangan kaki Ge La; yang seketika terlihat memar.

"Hiss."

Rasa sakit yang luar biasa terlihat dari pergelangan kaki, membuat Ge La bernapas menggunakan mulut dengan udara dingin. Kemarahan di wajahnya menjadi semakin ganas. Dengan cepat mundur selangkah, dia menarik diri dari telapak tangan Xiao Yan. Kaki kanannya menghentak tanah dan menggunakan kekuatannya untuk naik tinggi ke udara. Tiba-tiba berputar, Dou Qi hijau pucat muncul dari kaki kanannya. Sebuah pisau angin seperti cahaya imajiner menutupi kakinya sebelum memotong dengan ganas ke arah tengkorak Xiao Yan.

"Memalukan. Dia bahkan menggunakan 'Tepi Angin Ringan'. Ini adalah Kemampuan Dou Level Huang Atas. Orang ini benar-benar tidak tahu malu." Melihat pisau dengan cahaya buram pada kaki Ge La, sekelompok murid perempuan, yang wajahnya penuh dengan kemarahan, berteriak marah.

Melihat tindakan Ge La, alis Xiao Yu sedikit berkerut selama sesaat sebelum tak lama kemudian kembali santai. Sebelumnya, bahkan setelah menggunakan Kemampuan Dou Level Xuan Atas, tangan Jia Lie Ao tetap dilumpuhkan oleh Xiao Yan. Dia tidak percaya kalau hanya dengan kekuatan Dou Zhe bintang satu, orang ini bisa memberi luka parah pada Xiao Yan.

Mengangkat wajahnya, angin yang sedikit tajam membuat wajah Xiao Yan sedikit bergidik. Dengan perlahan mengangkat telapak tangannya, dia mengarahkannya pada Ge La.

"Enyahlah!" menggerakkan bibirnya, samar-samar terdengar sebuah teriakan.

Ketika teriakan itu mereda, kekuatan ganas dan tak berbentuk segera keluar dari telapak tangan Xiao Yan dan mendarat di dada Ge La yang turun.

"Puff!"

Ketika dadanya mendapat pukulan berat yang tidak dia duga, raut wajah dingin Ge La seketika berubah memucat. Sesaat kemudian, tubuhnya didorong ke belakang dan dia meludah darah.

"Bang!"

Setelah tubuhnya terlempar ke belakang lebih dari sepuluh meter, dia mendarat keras pada sebuah batu yang telah terpanggang di bawah terik matahari. Tubuh Ge La sedikit mengejang dengan wajah yang ketakutan melihat pemuda yang berdiri jauh darinya dengan telapak tangan masih teracung. Dadanya kemudian merasa pengap dan penglihatannya menggelap hingga kemudian dia pingsan.

Waktu antara serangan Ge La yang kuat sampai dia dilempar ke belakang tanpa alasan yang jelas hanya sepuluh detik lebih sedikit.

Melihat bagaimana kemenangan tersebut bisa didapatkan hanya dalam waktu singkat, orang-orang baik yang ada di dalam maupun di luar tenda pun terdiam.

Di bawah terik matahari, para murid baru dengan bodoh menatap Ge La yang pingsan di dekat mereka. Beberapa saat kemudian, tatapan tajam mereka tertuju pada pemuda yang berdiri di bawah naungan. Ini pertama kalinya mereka melihat ada murid baru yang bisa mengalahkan seniornya. Selain itu, murid baru ini sepertinya sedikit lebih muda dari mereka.

Gadis-gadis belia yang lebih cantik di antara murid-murid baru itu menatap penuh gairah pada pemuda berpakaian hitam yang tampak acuh tak acuh. Mata mereka penuh dengan tatapan memuja. Jika bukan karena tidak pantas, mereka mungkin telah memekik sekali atau dua kali untuk melampiaskan perasaan memuja mereka.

"Memang…. Bakat yang menakutkan." Menatap tajam pada Xiao Yan, Xue Ni mendesah terkejut dan menggelengkan kepalanya. Kekuatan Xiao Yan telah membuktikan apa yang Xiao Yu katakan sebelumnya adalah benar.

"Yu… Yu Er. Orang ini dari keluargamu, level apa sebenarnya kekuatannya. Dari yang terlihat, sepertinya dia telah mencapai Dou Zhe, ya?" sambil menatap bengong pada pemuda berpakaian hitam, gadis di samping Xiao Yu tiba-tiba bertanya dengan gagap.

Bercanda sekali. Bisa dengan mudah mengalahkan Dou Zhe bintang satu sedemikian rupa, kekuatannya pasti lebih hebat dari kebanyakan orang di sini.

Xiao Yu tersenyum manis sambil menatap tajam pemuda yang berdiri di tempat di mana pertarungan itu terjadi. Sebuah cahaya yang tidak diketahui melintas di matanya. Sesaat kemudian, dia menirukan sikap Xiao Yan dan melambaikan tangannya sambil berbicara dengan tersenyum, "Jika kami bertarung, bahkan aku tidak akan mampu mengalahkan dia. Apa kau pikir dia seorang Dou Zhe?"

"Tsk tck, seorang Dou Zhe di usia muda. Bahkan di Akademi Jia Nan, hal itu dianggap sebagai kemampuan yang hebat. Heh heh, Yu Er, sepertinya kau memiliki selera yang bagus. Tapi bukankah dia sepupumu? Kenapa kau tidak membiarkan kami memilikinya?" ucap gadis cantik itu sambil tertawa menggoda.

"Pergi kau wanita cabul!"

Dengan muka memerah, Xiao Yu mendorong gadis itu. Di dalam hatinya, Xiao Yu bergumam tanpa alasan, "Aku sudah katakan. Tidak ada hubungan darah antara dia dan aku…"

Tiba-tiba muncul perasaan yang tulus membuat ujung telinga Xiao Yu memerah. Dia segera memarahi dirinya sendiri sebelum menenangkan perasaannya, tidak berani membiarkan imajinasinya semakin liar.

Berkebalikan dengan tawa di pihak Xiao Yu, wajah Luo Bu menjadi semakin murung. Dia menatap dingin Xiao Yan dengan ujung bibir berkedut.

"Sekarang aku tidak perlu keluar kan?" sambil menarik lengan bajunya asal, Xiao Yan menatap Luo Bo dan tersenyum tipis.

"Haha, kau sepertinya punya bakat tersembunyi." Menyembunyikan gurat dingin di wajahnya, Luo Bu kembali memperlihatkan senyum berseri-seri. Sambil berjalan maju, ia menepuk bahu Xiao Yan dengan sikap yang terlihat ramah sambil dia berbisik dingin, "Bocah kecil, sebaiknya kau tidak bersikap terlalu kurang ajar. Meskipun kau memiliki bakat, ada banyak orang di Akademi Jia Nan yang lebih hebat darimu. Dengan sikapmu, kau akan membuat dirimu berada dalam situasi yang tidak menyenangkan di Akademi Jia Nan."

"Terima kasih atas peringatanmu." Menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, Xiao Yan berkata, "Tapi aku yakin kau tidak memiliki kualifikasi seperti itu."

Xiao Yan tidak bodoh. Dia sangat memahami permusuhan Luo Bu padanya. Karena itu, tidak perlu bertindak bodoh di depannya. Bahkan jika mereka bertarung, Xiao Yan tidak takut padanya. Jika dia semakin kesal… sepertinya bukan pertama kalinya dia membunuh seseorang dan menghancurkan mayatnya.

Meskipun permusuhan Luo Bu padanya berasal dari kesalahpahaman, Xiao Yan tidak berniat untuk menjelaskannya. Karena sikap kurang sopan Luo Bu lah yang membuat Xiao Yan tidak ingin melakukannya.

Selain itu, Xiao Yu mungkin memang berkelahi dengannya setiap hari tapi Xiao Yan tidak ingin Xiao Yu disakiti oleh pria munafik bermuka dua ini.

Mendengar kata-kata Xiao Yan, senyum berseri-seri Luo Bu kembali berubah menjadi dingin. Tatapan dinginnya tertuju tajam pada Xiao Yan dan wajahnya mengejang. Kilatan dingin di matanya seperti mampu memotong Xiao Yan menjadi beberapa potong.

Xiao Yan mengabaikan serangan bayangan yang sia-sia itu. Senyum acuh tak acuh pada wajahnya yang lembut dan tampan tentu saja memberi kesan yang lebih baik dibandingkan senyum paksa yang munafik.

"Bocah sombong. Ketika kau mulai masuk di Akademi Jia Nan, aku akan mengurusmu sebagai senior." Luo Bu menggertakkan giginya dan berkata dengan senyum dingin.

Menyentuh wajahnya, Xiao Yan dengan lembut berkata, "Aku tidak tahu tentang yang lain tapi jika kau terus bersikap seperti ini, percayalah, aku bisa membuatmu tidak bisa meninggalkan Kota Wu Tan."

Dengan menyipitkan matanya, ujung bibir Luo Bu berkedut saat ia menatap pemuda ini. Dalam mata hitamnya, dia melihat sikap acuh tak acuh yang begitu dalam.

Tubuhnya gemetar tanpa meninggalkan jejak. Ketika dia menatap mata hitam dingin itu, Luo Bo benar-benar merasa kedinginan yang menakutkan. Perasaan ini mirip dengan yang dia rasakan saat menghadapi Serigala Mistik yang buas sendirian pada misi terakhirnya.

Luo Bu diam-diam menelan ludahnya. Kata-kata ancaman yang hendak keluar dari mulutnya terpaksa ditelan kembali.

"Bagus sekali." Luo Bu menghela napas terlihat berniat mengusir rasa dingin dan malu yang ia rasakan. Dengan menggertakkan giginya dan menganggukkan kepalanya, dia sudah membuat keputusan. Jika ada kesempatan, dia akan mencari seseorang yang bisa berhubungan 'baik' dengan pemuda ini.

Dengan acuh tak acuh menatap Luo Bu, Xiao Yan mempertimbangkan apakah dia harus mencari kesempatan untuk membuat orang ini lenyap dari Kota Wu Tan demi menghindari masalah ke depannya ketika teriakan lembut seorang perempuan dari dalam tenda membuat Xiao Yan melunak.

"Hehe, bocah kecil ini memiliki bakat yang cukup bagus. Kali ini, sepertinya aku telah mendapatkan harta karun."


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.