Perjuangan Menembus Surga

Perubahan



Perubahan

0Konsep waktu cukup samar di dalam hutan gunung ini. Apalagi di dalam lembah yang tenang itu.     
0

Pada saat ini, satu bulan sudah berlalu sejak Xiao Yan memulai pertapaannya. Namun, tidak ada sedikitpun kegaduhan di dalam lembah ini. Bahkan Zi Yan yang telah berubah menjadi kepompong cahaya raksasa berwarna ungu, masih memancarkan sinar terang dengan kecepatan yang tetap. Tidak ada sedikitpun tanda - tanda ia akan mendobrak kepompong itu untuk keluar. Medusa juga cukup tak berdaya di hadapan hal ini. Ia agak telah meremehkan besarnya energi yang dibutuhkan Zi Yan untuk meningkat.     

Medusa mengusap dagunya saat ia duduk bersila di atas sebuah batu raksasa. Tatapan matanya terpaku pada kepompong cahaya itu untuk sesaat, sebelum secara refleks berpaling pada gua yang ditutupi oleh banyak sekali pecahan batu. Ia tidak dapat menahan helaan nafasnya ketika ia melihat tidak ada sedikitpun pergerakan di sana.      

Aura Xiao Yan sebagian telah menjadi tak kasat mata, tiga hari setelah ia melakukan pertapaan. Setelah beberapa hari, auranya benar - benar tersembunyi. Bahkan dengan kekuatan Medusa, ia hanya bisa merasakan dengan samar aura tipis di dalam lembah itu jika ia menggunakan seluruh kekuatannya. Ia tahu bahwa Xiao Yan yang sekarang sedang mengalami sebuah periode di mana ia mengambil jalan yang benar dari puncak kelas Dou Wang menuju kelas Dou Huang. Ketika auranya benar - benar menghilang, ia akan telah berhasil meningkat menjadis seorang Dou Huang elit.     

"Ugh, dua orang ini sungguh menguji kesabaran…" Medusa menghela nafas tak berdaya. Ia hanya bisa berpaling dan perlahan menutup mata saat ia juga memasuki mode pelatihannya. Ia hanya bisa menggunakan pelatihan untuk menghabiskan waktu, akibat tugas membosankan di mana ia harus menunggu dan melindungi. Jika tidak, hal ini akan benar - benar sangat menguji kesabarannya.     

Hari - hari di dalam lembah itu berlalu seperti ini satu demi satu. Hari - hari itu dengan cepat mengalir lewat tanpa ada perubahan yang berarti. Suara apapun dari dunia luar kesulitan menyebar ke tempat ini. Hal ini menyediakan lingkungan yang sangat tenang bagi Xiao Yan dan Zi Yan untuk meningkat.     

Beberapa gejolak muncul di tengah - tengah hari yang tenang ini, sekitar dua bulan setelah pertapaan Xiao Yan dimulai. Sumber perubahan ini adalah Xiao Yan.     

Medusa melalui hari - hari ini dengan berlatih dan melindungi seperti yang telah ia lakukan biasanya. Namun, tepat ketika ia hendak memasuki mode latihannya, ia mendadak merasakan energi di dalam lembah menjadi seperti air mendidih yang bergelembung saat energi itu bergejolak hebat. Ia seketika terkejut dan dengan cepat melacak sumbernya. Hal itu ternyata adalah tempat di mana Xiao Yan sedang melakukan pertapaannya.     

"Orang ini…" Medusa mengernyitkan alisnya sedikit. Ia dapat merasakan bahwa energi pekat di dalam lembah sedang berkumpul di dalam gua gunung itu dengan gila. Terlebih lagi, kecepatan pengumpulan ini juga semakin meningkat. Pada akhirnya, hal itu ternyata membentuk sebuah pusaran energi besar di udara di atas lembah, yang selebar belasan meter. Gua itu terletak di tengah - tengah pusaran tersebut.     

"Mengapa jumlah energi yang ia butuhkan untuk meningkat juga begitu besar?" Medusa tertegun saat ia memandang pusaran raksasa di atas kepalanya itu. Ia seketika merasa sedikit linglung. Bukannya ia tidak pernah mengalami peningkatan dari Dou Wang menuju Dou Huang. Hal itu memang membutuhkan energi yang berjumlah luar biasa besar. Namun, hal tersebut tidak berlangsung seperti penarikan energi alami Xiao Yan yang liar.     

Tentu saja, Medusa tidak sadar bahwa seorang Dou Wang biasa yang meningkat ke kelas Dou Huang tidak akan membutuhkan perenggutan energi seliar itu. Ini karena, energi yang diserap hanya akan mengalami pemurnian Metode Qi di dalam tubuh mereka. Namun, hal itu berbeda bagi Xiao Yan. Tidak hanya terdapat sebuah Metode Qi yang kuat dan hebat seperti 'Mantra Api' di dalam tubuhnya, tetapi juga ada keberadaan tiga tipe 'Api Surgawi'. 'Api - api Surgawi' ini melindungi tubuhnya setiap saat. Energi alami yang masuk ke dalam tubuhnya harus melewati tiga pos pemeriksaan ini. Karena itu, sebuah energi yang setebal lengan seseorang akan dengan cepat dimurnikan menjadi sebuah uliran yang sekecil ibu jari, setelah melewati tiga pos pemeriksaan ini. Bahkan, setelah energi itu memasuki tubuhnya dan mengalami pemurnian Metode Qi 'Mantra Api', energi seukuran ibu jari ini akan menyusut lagi. Dengan begini, energi yang dapat diserap Xiao Yan tentu saja sangat menyusut dalam hal ukuran.     

Tentu saja, ukuran ini mungkin telah menyusut, tetapi energi itu memasok Xiao Yan dengan manfaat yang tak terbatas. Dengan Dou Qi semurni itu, pondasinya di kelas Dou Huang akan menjadi jauh lebih mantap dibandingkan Dou Huang biasa. Hal ini akan memiliki fungsi yang krusial ketika ia meningkat ke kelas yang bahkan lebih tinggi di masa depan.     

Kekurangan yang diciptakan proses ini adalah ia membutuhkan energi yang bahkan lebih besar dan mengerikan untuk meningkat, ketika dibandingkan dengan orang biasa. Ini adalah alasan fenomena tidak biasa tadi muncul.     

Pusaran energi penuh warna itu perlahan berputar di udara, sembari energi alami berulang kali diserap. Setelah kekuatan hisapan dari pusaran itu berangsur - angsur menjadi semakin kuat, bahkan energi di luar lembah mulai menggumpal secara samar menuju lembah kecil tersebut.     

Medusa tentus aja telah merasakan situasi ini. Wajah cantiknya seketika sedikit berubah. Pegunungan Binatang Magic ini memiliki banyak Binatang Magic yang kuat. Mereka sangat peka terhadap energi. Kemunculan riak intens semacam itu di tempat ini pasti akan menarik mereka kemari.      

Zi Yan yang telah berubah menjadi kepompong cahaya ungu itu sepertinya terpengaruh oleh riak intens energi alami tadi, tepat ketika ekspresi di wajah cantik Medusa sedikit berubah. Hal itu seketika memancarkan sinar ungu yang intens. Di hadapan sinar ungu tersebut, sebagian energi alami di dalam lembah terpisah dengan dengan liar bergegas menuju kepompong itu.     

Dalam sesaat, suara energi yang mendesing di dalam lembah berulang kali muncul. Dua tenaga penghisap yang liar, menyapu langit dan dengan paksa menarik semua energi yang bisa ditariknya, sebelum menelan semuanya. Kekuatan penghisap di lembah itu melonjak, dan bahkan beberapa energi alami dari luar mulai menggelora dengan cepat menuju lembah tersebut.     

"Ugh, kedua orang ini bahkan tak mau diam ketika mereka meningkat…" Medusa seketika menggelengkan kepalanya tak berdaya ketika ia melihat hal ini. Tubuhnya bergerak dan muncul di langit di atas lembah itu. Ia mengarahkan mata indahnya ke sekitarnya, sebelum tangannya tiba - tiba membentuk berbagai macam segel tangan yang rumit. Raut wajahnya perlahan menjadi serius.     

Ketika tangan Medusa menari - nari dan membentuk banyak bayangan, udara di atas lembah itu tiba - tiba bergejolak dengan aneh. Sesaat kemudian, ruangan ini menjadi sangat piuh. Pusaran energi penuh warna perlahan diselubungi di dalam ruang yang bergetar tersebut.     

"Segel ruang!"     

Guncangan ruang tersebut menjadi lebih hebat dan raut wajah Medusa juga menjadi semakin serius. Setelah waktu yang agak lama, segel tangannya mendadak berubah ketika ia berteriak dengan suara yang dalam.     

Ketika teriakan terdengar, ruang di sekitar mendadak mengeras, saat sebuah gejolak yang tidak biasa dengan cepat menyebar. Akhirnya, hal itu menutupi seluruh lembah gunung. Setelah menyebarkan gejolak ini, hisapan liar yang terpancar dari lembah itu perlahan menjadi tersembunyi.     

Medusa baru menghela nafas lega setelah melakukan semua ini. Ia menundukkan kepalanya dan memandang lembah itu, dan melihat bahwa tak terdapat apapun di sana. Tubuhnya bergerak dan perlahan bergerak menuju lembah tadi. Ruang yang ada mendadak berguncang, tepat ketika tubuhnya mencapai batasan tertentu. Kemudian, sosoknya berangsur - angsur menghilang.     

Medusa yang menghilang tadi perlahan muncul kembali di dalam lembah. Ia mendongak dan mengamati riak energi penuh warna yang ada di udara. Tangan lembutnya mengusap keringat di keningnya yang halus. Meskipun dengan kekuatannya saat ini, ia masih menjadi sangat lelah setelah mengunci seluruh ruang di lembah ini. Namun, untungnya pergerakan di tempat ini kembali tersembunyi. Jika tidak, hal ini tak terelakan akan menarik perhatian berbagai macam Binatang Magic jika waktu terus berlalu. Meskipun Medusa tidak takut, jika dua orang yang sedang melakukan pertapaan di dalam lembah itu dipengaruhi oleh pertempuran yang ada, hasilnya akan tidak menyenangkan.     

"Dengan begini, bahkan jika ada seseorang atau seekor Binatang Magic yang terbang di atas lembah, akan sulit bagi mereka untuk menemukan tanda - tanda lembah ini, selama kekuatan mereka belum melampaui kekuatanku. Ugh, dua orang ini benar - benar tidak membiarkanku tenang." Medusa kembali duduk bersila di atas batu raksasa dan tertawa kecut pada dirinya sendiri.     

Setelah suaranya terdengar, Medusa perlahan menutup matanya dan mulai memulihkan diri dari kelelahan hebat tadi.     

Lembah yang ruangnya telah disegel itu menyembunyikan gejolak hebat tersebut dengan bantuan Medusa. Namun, pusaran energi raksasa penuh warna di udara tidak menghilang. Alih - alih, hal itu menjadi semakin pekat seiring mengalirnya waktu. Kepompong cahaya di dalam lembah dan Xiao Yan di dalam gua terus menerus menyerap energi berjumlah besar darinya.     

Waktu diam - diam berlalu begitu saja di dalam keheningan ini, di mana setiap harinya hanyalah pengulangan hari sebelumnya. Tanpa disadari, tiga bulan telah berlalu sejak pertapaan Xiao Yan dimulai. Namun, dua orang di dalam lembah itu masih tidak menunjukkan sedikitpun tanda akan keluar dari pertapaan mereka. Hal ini menyebabkan Medusa merasa sangat tidak berdaya.     

Waktu dengan cepat berlalu layaknya pasir di sela - sela jari. Ketika waktu yang berjalan di dalam lembah itu telah mencapai bulan ke empat, Medusa, yang sedang berlatih tiba - tiba membuka matanya. Wajah cantiknya sedingin es. Pada saat ini, sebuah sisik ular tujuh warna mendadak muncul di keningnya yang halus. Bahkan, hal itu berulang kali memancarkan sebuah sinar samar penuh warna.     

Tangan lembut Medusa dengan lembut mengusap sisik tujuh warna di keningnya itu. Auranya telah berubah agak kacau untuk pertama kalinya. Sisik ini diciptakan dari sebuah jejak roh yang ia simpan di dalam altar Ras Manusia - Ular. Hanya dukun Ras Manusia - Ular yang dapat memberitahunya melalui pembakaran jejak roh ini. Biasanya, ini hanya akan dilakukan dukun itu ketika sukunya benar - benar bertemu dengan bahaya yang dahsyat.     

Meskipun telah menjadi kepala Ras Manusia - Ular selama bertahun - tahun, ini adalah pertama kalinya cara pemanggilan itu digunakan. Sepertinya, sebuah masalah yang besar memang telah melanda Ras Manusia - Ular.     

Medusa menghirup udara dalam - dalam, sebelum tiba - tiba berdiri. Namun, ketika tatapan matanya menatap kepompong cahaya dan gua itu, ia ragu sesaat. Setelah merenung untuk waktu yang lama, ia tidak segera pergi. Alih - alih, ia melompat ke atas dan menggunakan seluruh kekuatannya untuk meletakkan sebuah Kunci Ruang yang sangat aman di langit lembah ini.     

"Aku telah meningkatkan pertahanannya untuk kalian berdua. Hal ini seharusnya cukup untuk melindungi kalian berdua saat kalian meningkat di sini. Kali ini, sepertinya Ras Manusia - Ular telah bertemu dengan malapetaka yang dahsyat. Aku harus kembali ke mereka. Setelah aku menyelesaikan masalahku, aku akan kembali kemari!"     

Medusa baru menghela nafas lega setelah menyelesaikan semua tugas ini. Ia meletakkan sebuah gulungan di atas batu raksasa di mana ia berlatih. Setelah itu, ia mengusap sisik ular tujuh warna di keningnya. Hawa dingin dan niat membunuh yang menggelora berangsur - angsur muncul di wajah cantiknya. Tubuhnya bergerak, menerjang menembus segel di ruang yang ada, dan dengan cepat menghilang...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.