Perjuangan Menembus Surga

Pra - Pemberontakan Api Hati Gugur



Pra - Pemberontakan Api Hati Gugur

0Xiao Yan sedikit terkejut ketika mendengar suara orang tua yang terngiang di telinganya. Ia segera duduk di atas dudukan batu dan mengambil Kartu Kristal Api - nya dari dalam cekungan itu dengan sigap. Dalam keadaan kaget, ia bergumam di dalam hatinya, "Apa yang terjadi?"     
0

"Kekuatan dalam menara tersebut makin menjadi liar dan hebat. Aku rasa ini terjadi karena 'Api Hati Gugur'." Terdengar suara Yao Lao di dalam hati Xiao Yan yang sedikit mengejutkannya.     

"Api Hati Gugur?" Xiao Yan tertegun seketika ketika mendengar hal ini. Ia bergumam di dalam hatinya ketika terkejut, "Tidakkah kau mengatakan bahwa setidaknya masih ada beberapa bulan lagi? Jangan katakan padaku bahwa pemberontakannya dipercepat."     

Dari situasi yang terlihat, makhluk itu belum benar - benar meledak. Seharusnya, ada pusaran 'Api Hati Gugur' yang lebih besar'." Yao Lao tersenyum dan berkata, "Tetapi, dari apa yang terlihat dari pergolakan ini menegaskan bahwa apa aku katakan tadi benar. Setidaknya, dalam setengah tahun, atau kemungkinan, dua hingga tiga bulan dari sekarang, Api Hati Gugur dalam 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' ini akan bangkit sepenuhnya. Pada saat itu, bisa saja kita memiliki kesempatan untuk merebut 'Api Hati Gugur'.     

Xiao Yan mengangguk pelan. Diam - diam, hatinya memanas. Tetapi, sekarang bukan saat yang tepat untuk memikirkan hal ini. Saat ini, kekuatan yang liar dan dahsyat di dalam menara itu tidak lagi cocok untuk latihan. Sehingga, ia harus segera pergi. Jika tidak, akan mengejutkan jika dia akhirnya terjatuh dalam semacam peristiwa tak terduga yang mungkin saja terjadi.     

Xiao Yan melompat turun dari panggung batu dan bergegas keluar dari ruang pelatihan no. 1. Ketika ia meninggalkan ruangan itu, sebuah energi panas yang mudah bergejolak menerkam ke arahnya, membuat wajah Xiao Yan merasa panas berapi - api.     

Lorong itu sedikit kacau pada saat ini. Pintu dari beberapa ruangan pelatihan berulang kali terbuka satu per satu, murid - murid dengan wajah kebingungan seketika keluar. Mereka memandang satu sama lain, saat mereka mengernyitkan alis mereka. Hal ini adalah pertama kalinya mereka telah menemui situasi seperti itu.     

"Hey, Xiao Yan, apakah kau baik - baik saja?" Ruangan pelatihan no. 9 yang tidak jauh dari situ juga terbuka, tidak lama setelah Xiao Yan keluar. Lin Yan melompat keluar dengan lincah seperti monyet. Matanya memandang ke sekitarnya dan ia bergegas berteriak ketika melihat Xiao Yan.     

"Aku baik - baik saja." Xiao Yan tersenyum kepada Lin Yan yang berada di samping, saat ia menggelengkan kepalanya dan berkata.     

"Apa yang sebenarnya terjadi. Situasi sejenis ini tidak pernah terjadi di 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' sebelumnya." Lin Yan menggaruk kepalanya dan bertanya dengan ragu.     

Xiao Yan menggelengkan kepalanya sedikit, lalu mendadak menoleh. Ia menatap ke arah pintu logam hitam gelap besar di ujung lorong. Saat ini, ia merasakan 'Api Inti Teratai Hijau' dengan cepat bangkit di dalam tubuhnya. Gumpalan - gumpalan api hijau mendadak menjalar ke mata Xiao Yan. Dalam sekejap, sepasang mata hitamnya yang gelap berubah menjadi sepasang mata api hijau.     

Xiao Yan merasakan perasaan hangat membanjiri matanya, ketika api hijau itu menjalar ke dalam. Seketika, ia terkejut saat menyadari kegelapan hitam di belakang pintu logam itu berangsur - angsur mulai berpencar di hadapan mata api hijaunya. Karena itu, seluruh aktivitas di dalam kegelapan yang dalam itu tampak di dalam pandangan Xiao Yan.     

Hal itu merupakan sebuah ruang yang bergetar. Di dalam ruang itu, sebuah api tak kasat mata tampak seperti seorang peri yang bergoyang dengan liar. Tiba - tiba, sebuah teriakan yang sangat aneh terdengar. Tepat setelah hal ini, api tak kasat mata yang tampak seperti sebuah gunung berapi, meledak, saat menggelora secara eksplosif dan melesat ke bagian atas menara.     

"Kaca Penyegel Ruang!"     

Puluhan suara tua yang rendah dan dalam terdengar dari dalam kegelapan yang hitam itu. Segera setelah ini, sebuah energi kuat, luas, dan agung muncul. Akhirnya, energi itu membentuk sebuah tirai cahaya penuh warna pada ruang piuh tadi. Api tak kasat mata itu bertabrakan dengan keras dengan tirai cahaya tersebut. Keduanya bertabrakan dengan hebat dan riak - riak energi kuat yang berbentuk lingkaran, yang cukup untuk melontarkan seorang Da Dou Shi hingga mati dalam sekejap, mulai menyebar dengan cepat. Akhirnya, riak itu menghantam tembok gelap hitam di sekitarnya, sebelum perlahan dihancurkan dan menyebar.     

Permukaan tirai cahaya itu seperti sebuah gelombang air, di hadapan tubrukan api tak kasat mata tadi. Hal itu berulang seperti gempa, tampak seperti hendak pecah, tetapi pada akhirnya tidak benar - benar menghilang. Dalam sekejap, hal itu malah berhasil bertahan di hadapan api tak berbentuk yang sangat mengerikan itu.     

"Dasar kalian anak - anak kecil yang tidak tahu besarnya langit dan bumi. Tetua Kepala telah memberitahu kalian untuk segera meninggalkan menara. Kenapa kau masih menunda - nunda?" Tepat ketika mata Xiao Yan benar - benar terfokus pada tabrakan ganas di antara kedua hal tadi, sebuah teriakan bernada rendah terdengar. Hal ini membuat mata Xiao Yan menjadi kabur. Api hijau di dalam matanya sekejap menghilang dan bagian belakang pintu logam itu sekali lagi kembali ke kegelapan. Bagaimanapun juga, orang itu tidak bisa melihat pertarungan tingkat tinggi di belakangnya.     

"Api tak kasat mata itu sepertinya adalah tubuh asli 'Api Hati Gugur', kan? Kekuatannya memang mengerikan. Jika tidak dihadang, kemungkinan, hal itu telah menghancurkan 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara'… Tirai cahaya itu seharusnya adalah sesuatu yang para Tetua di menara bentuk secara bersamaan, bukan? Hal itu sungguh luar biasa kuat hingga bisa menyegel ledakan sebuah benda unik alami seperti 'Api Hati Gugur'. Sayangnya, aku tidak bisa terus menonton pertarungan di antara dua kubu ini. Jika tidak, aku setidaknya memiliki sedikit gambaran saat aku bertemu dengan 'Api Hati Gugur' di masa depan." Xiao Yan menghela napas kecewa. Ia menoleh dan melihat seorang Tetua berwajah gelisah, berdiri di pintu keluar lorong, berulangkali berteriak tegas pada para murid yang berhenti pada pintu keluar lorong itu.     

Lin Yan mengangkat bahunya ketika ia mendengar teriakan Tetua itu. Ia tidak berkomentar apapun ketika ia menarik tangan Xiao Yan dan bergegas berjalan keluar. Energi di dalam menara bertambah semakin ganas. Ia terus merasa sedikit gelisah, ketika ia berlama - lama di tempat itu.     

Xiao Yan sedikit enggan ketika ia melirik terakhir kali pada pintu logam tadi. Ia hanya meningkuti Lin Yan dan dengan cepat meninggalkan 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' ini yang sedang mengalami aktivitas yang semakin hebat.     

Xiao Yan dan yang lainnya mengikuti arus manusia dan menyerbu keluar dari menara itu. Saat itu, pintu masuk menara berada dalam keadaan di mana sesak oleh orang - orang. Gerombolan orang - orang idan suara - suara berisik membuat Xiao Yan, yang baru saja keluar dari menara, merasa seperti gendang telinganya hendak pecah.     

Orang - orang ini pada pintu masuk jelas adalah mereka yang baru saja berlari keluar dari menara. Oleh karena itu, mereka sedang membahas perubahan di dalam menara tadi dengan agak panik dan tidak yakin. Pengalaman pertama terhadap perubahan semacam itu di dalam menara cukup membuat mereka khawatir hingga membuat mereka menumbuhkan rasa takut di dalam hati mereka.     

Xiao Yan tidak bergabung dengan perbincangan tak berarti ini. Matanya hanya diam - diam memandang bagian teratas yang mencuat keluar dari tanah. Mungkin karena terdapat beberapa segel pada menara itu yang ditambahkan, perasaan dari energi ganas dan liar memudar hingga sulit dirasakan. Akan tetapi, dengan bergantung pada hubungan tertentu antara 'Api Inti Teratai Hijau' dan 'Api Hati Gugur', Xiao Yan masih bisa merasakan sebuah tabrakan yang sangat hebat di antara penyegelan dan pemberontakan yang saat ini sedang terjadi di dalam menara.     

"Aku bertanya - tanya apakah para Tetua di Akademi Dalam akan bisa menekan pemberontakan 'Api Hati Gugur' kal ini. Jika mungkin, aku mungkin membutuhkan waktu persiapan tambahan. Jika tidak memungkinkan… aku khawatir aku harus bertindak sekarang. Hanya saja, jika tergesa - gesa seperti itu, kemungkinan berhasilku kemungkinan tidak tinggi." Xiao Yan mengerutkan dahinya dengan serius. Ia tentu saja paham bahwa ia hanya bisa memanfaatkan kesempatan bertindak, setelah 'Api Hati Gugur' mendobrak 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara'. Jika tidak, jika 'Api Hati Gugur' yang memiliki roh cerdas dapat kabur, hal itu pasti akan menyembunyikan dirinya sendiri. Kemana ia akan mencari pada saat itu?     

"Tenang. Pemberontakan 'Api Hati Gugur' kali ini tidak dianggap terlalu kuat.Terlebih lagi, para Tetua di Akademi Dalam bukanlah orang - orang biasa. Dengan Tetua Kepala memimpin, 'Api Hati Gugur' ini akan kesulitan menghancurkan segelnya." Yao Lao tersenyum dan menghibur hati Xiao Yan yang tegang.     

Xiao Yan hanya diam - diam menghela napas lega ketika ia mendengar Yao Lao berbicara.     

"Ayo pergi. Xiao Yan, tidak ada gunanya terus berlama - lama di sini. Para Tetua akan menyelesaikan masalah ini." Lin Yan di sampingnya tiba - tiba berbicara. Sebuah lapisan segel ruang membungkus sekeliling 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara'. Tentu saja, ia tidak bisa lagi merasakan pertarungan yang berlangsung di dalamnya. Karena itu, ia tidak lagi ingin menunggu di tempat ini lagi.     

Xiao Yan merenung sesaat, sebelum seketika menggelengkan kepalanya. Bagaimana bisa ia pergi sekarang? Oleh karena itu, ia secara acak mencari sebuah alasan dan menunda - nunda.     

Lin Yan hanya bisa tersenyum tak berdaya dan menatapnya, ketika ia melihat Xiao Yan enggan pergi, "Kau bisa terus di sini jika kau ingin. Aku akan kembali dahulu. Hee hee, ingat, jika kita bertemu dalam sebuah pertandingan ketika Kompetisi Besar 'Peringkat Kekuatan' yang akan dimulai empat hari lagi, kau bisa yakin aku tak akan menahan diri."     

Meskipun Xiao Yan saat ini gelisah, ia masih mengumpulkan sebuah senyum yang ia berikan kepada Lin Yan. Setelah memandang punggung Lin Yan menghilang di dalam kerumunan orang, Xiao Yan kembali menoleh dan menaruh seluruh perhatiannya pada 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara'.     

Seiring mengalirnya waktu, sejumlah orang yang berhenti di luar menara dengan cepat berkurang. Tidak lama kemudian, tempat yang awalnya sangat padat telah menjadi kosong. Hanya Xiao Yan saja yang masih berdiri di atas puncak sebuah pohon di luar menara. Matanya tertutup saat ia merasakan pertarungan hebat di dalam menara yang membuat seseorang tertegun.     

Meskipun Xiao Yan dapat merasakan pergerakan energi di dalam menara, dengan bantuan 'Api Inti Teratai Hijau', ia tidak bisa dengan jelas melihat tabrakan di antara dua kelompok seperti yang ia lakukan di dalam menara sebelumnya. Karena itu, setelah keadaan imbang ini berlanjut hingga matahari telah terbenam, ia akhirnya dapat merasakan energi liar dan ganas di dalam menara berangsur - angsur telah mulai melemah.     

"Sepertinya, para Tetua telah mendapatkan keunggulan." Xiao Yan merasakan 'Api Hati Gugur' telah kembali tenang. Baru setelah itu ia menghela napas lega panjang. Dengan penundaan oleh Tetua Akademi Dalam, ia dapat mendapatkan waktu cukup untuk bisa benar - benar menyiapkan dirinya.     

Xiao Yan tertawa lembut. Ia menaruh batu besar yang berada di hatinya. Akan tetapi, ketika tubuhnya berbalik di atas pohon tadi, dia mendadak terpaku. Matanya tertegun ketika ia memandang seorang pria tua berjubah hitam melayang di udara tidak jauh darinya.     

TL: Menaruh batu besar yang ada di hatinya – meletakkan beban besar     

Pria tua tersebut mengenakan jubah hitam dan memiliki jenggot putih. Biji matanya sedingin pedang - pedang tajam. Hanya sekilas pandangannya membuat pori - pori Xiao Yan menyusut dengan erat. Hal yang membuat Xiao Yan terkejut adalah bahwa orang ini ternyata adalah pria tua yang telah tiba di pegunungan setelah diganggu oleh 'Pil Roh Tanah' yang Yao Lao murnikan saat itu!     

Xiao Yan terlihat menelan ludahnya. Ia menggunakan seluruh kekuatannya untuk menekan riak perasaan di dalam hatinya. Jika emosi itu sedikit bergejolak di hadapan orang sekuat itu, ia akan bisa merasakannya. Karena itu, setelah beberapa saat, ia mengepalkan tangannya memberi hormat dan bertanya, "Tetua, bolehkah saya tahu kenapa anda menghalangi murid ini?"     

"Pria tua berjubah hitam itu melirik Xiao Yan. Terdapat makna yang tidak diketahui di dalam matanya itu. Setelah beberapa saat yang cukup lama, ia membuka mulutnya dan berkata pelan.     

"Kau seharusnya sudah melihat dan merasakan aktivitas di dalam menara tadi, bukan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.