Halo Suamiku!

Serangan Balik!



Serangan Balik!

0An Baisen meraih lengan Rong Zhan dengan keras, berusaha untuk merebut benda yang ada di tangan Rong Zhan.     
0

Apa yang dia lakukan ini adalah salah satu usahanya untuk menyenangkan putrinya. Sebelumnya, putrinya tidak pernah merasakan cinta kasih dari dirinya, jadi dia pasti akan tersentuh dengan bantuan kecil darinya seperti ini.      

Rong Zhan berusaha untuk menahan agar An Baisen tidak bisa menyentuhnya. Semenetara Cheng Donglin sekilas melihat seseorang keluar, jadi da menatap ke arah bosnya.      

Rong Zhan mengerti dengan tanda yang diberi Cheng Donglin. Tanpa membuang waktu, dia langsung berbalik untuk melindungi benda itu. Sudut ini berseberangan dengan pintu keluar gerbang. Cheng Donglin juga dengan sengaja memblokir penglihatan An Baisen.     

An Baisen telah mencoba merebut dua kali sebelumnya, tetapi dia sudah sangat marah, lalu berteriak sembarangan, "Berikan benda itu padaku! Jangan kamu menemui putriku lagi! Lihatlah, omong kosong macam apa yang kamu buat! Hah? Hanya sedikit kaleng untuk menyenangkan hati putriku! Mengapa kamu tidak membuka mata untuk melihat betapa kamu sangat tidak layak! Mengendarai mobil rusak, pakaian tidak formal, tidak ada kualitas budaya sama sekali! Tidak peduli siapa yang kamu temui sepanjang hari, kamu tidak memiliki modal dan kemampuan! Mata putriku telah dibutakan olehmu, bajingan!"     

Saat ini, Rong Zhan jelas berdiri di tempat yang sama dengan kepala tertunduk, menerima teguran kejam dan penghinaan yang tidak sopan dari An Baisen.     

Membuat Sang Xia yang baru saja keluar dari gedung dibuat terkejut hingga membelalakkan matanya begitu mendengar penghinaan itu.      

Segera, wajahnya tampak cemberut.      

Sementara Cheng Donglin tidak bisa mendengarnya lagi, "Bagaimana kamu bisa mengatakan itu?"     

"Pergi! Kamu juga tidak pantas berbicara denganku!" An Baisen meraung ke arah Cheng Donglin dan kemudian dia meraih kaleng di tangan Rong Zhan, "Aku ingin menyenangkan putriku atas potongan sampah yang tidak berharga ini! Aku tidak bisa kehilangan kesempatan ini!"     

Setelah An Baisen mengatakannya, tiba-tiba kaleng itu terjatuh dari tangga!      

Rong Zhan yang diam memperhatikannya terangkat dan jatuh, lalu mencoba untuk bergegas melindunginya, tapi itu sudah terlambat. Kakinya terpeleset dan terguling menuruni tangga, dan sebotol gula es dan irisan lemon madu yang dia buat dengan perlahan juga hancur berkeping-keping dalam sekejap.     

"Bos!"      

"Rong Zhan!"     

Sebelum Cheng Donglin dapat bergegas, seorang wanita kurus lebih dulu mendorong Cheng Donglin menjauh dan berteriak.     

Sang Xia menyaksikan semua proses itu, tetapi dia tidak punya waktu untuk menghentikannya pada saat yang paling kritis.      

Baru setelah dia melihat An Baisen menyambar kaleng di tangan Rong Zhan dan jatuh. Untuk melindungi benda itu, Rong Zhan bergegas ke tangga sampai akhirnya jatuh. Dia memanggil namanya dengan kengerian dan bergegas berlari ke arah Rong Zhan.     

Rong Zhan berguling di tangga sehingga membuat Sang Xia ketakutan setengah mati. Dia berbaring di tanah dengan susah payah sembari membuka matanya. Saat ini wajahnya tertutup debu. Sang Xia langsung menyeka debu di wajahnya dan bertanya dengan cemas, "Rong Zhan, Rong Zhan, kamu tidak apa-apa? Apa ada yang sakit?"     

Rong Zhan mengerutkan kening, berjuang untuk bangkit, tapi Sang Xia menghentikannya, "Aku akan segera memanggil ambulans! Jangan bergerak!"      

"...tidak…. perlu!"      

Rong Zhan kesakitan, tetapi dia masih bersikeras untuk melontarkan dua kata sembari menggertakkan gigi. Dia berpegangan pada lengan Sang Xia dan mencoba menopang tubuhnya. Sang Xia tidak mengerti apa yang akan dia lakukan. Dia bertanya, "Rong Zhan, Rong Zhan, kita tidak yakin di mana lukanya. Jangan bergerak dulu, ya?"     

Begitu kata-kata itu keluar dari mulutnya, Sang Xia memegangi tubuh Rong Zhan yang tetap masih berusaha berdiri dengan goyah. Dia membiarkan Rong Zhan menunjukkan kekuatannya sembari memeluknya erat.      

Namun, Rong Zhan menutupi pinggang belakangnya yang sakit dan berupaya untuk melihat ke arah tangga. Alhasil, entah apa yang dilihatnya, namun semua itu mampu membekukan tubuhnya——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.