Halo Suamiku!

382-2: Tuan Zhan belajar satu sama lain!



382-2: Tuan Zhan belajar satu sama lain!

0A... apa? Belajar satu sama lain?      
0

Sang Xia tertegun. Sebenarnya mereka sudah lama bersama. Tetapi setelah berpikir sesaat, matanya berbinar dan dia menggigit bibir bawahnya.     

Kata-kata apa pun bisa disalahgunakan.     

Mata dingin itu memberi Rong Zhan tatapan yang penuh arti.     

Tapi yang Sang Xia katakan adalah, "Pinggangmu sakit. Tunggu sampai pulih dulu."     

Pinggang sakit?      

Tidak, bagaimana mungkin itu akan menghalanginya.      

Rong Zhan merasa gemas. Dia langsung mencengkeram tubuh Sang Xia, menekan tubuhnya, merendahkan suaranya di telinganya, dan berkata, "Kamu mengatakan akan melayaniku. Lalu apa yang kamu lakukan untuk membuatku bahagia?"     

Sang Xia mengangkat alisnya, menyentuh wajahnya, dan dengan serius berkata, "Kamu sedang tidak enak badan. Kamu ingin melakukannyai? Selain itu, bukankah lusa kamu perlu menghadiri pesta pertunangan Tang Ye? Kamu tidak bisa membiarkan orang lain melihat ketidaknyamanan pinggangmu dan berpikir bahwa kamu tidak bisa melakukannya?"     

Wajah Rong Zhan membeku seketika. Cedera kecilnya benar-benar menjijikkan!     

Rong Zhan bisa melihat Sang Xia melakukannya dengan sengaja.     

Namun, dia tidak berani bertanya, karena pandangan kekasihnya terlalu dalam. Ketika dia berbicara dengannya, sepertinya ada makna lain di dalamnya yang membuatnya merasa gelisah.     

Entah kenapa Rong Zhan merasa seperti Sang Xia mengetahui sesuatu.     

Tapi dalam pikiran Rong Zhan, jika Sang Xia benar-benar menyadari sesuatu, bagaimana mungkin dia akan dengan sukarela mentolerirnya?      

"Yah, aku tidak akan menggodamu." Sudut bibir Sang Xia tertekuk samar.     

"Oh?"      

Rong Zhan baru saja mengira itu adalah titik balik, tetapi setelahnya dia mendengar dengusan lelah Sang Xia dan dia bergumam di pelukannya, "Aku sedang datang bulan, jadi bertahanlah untuk beberapa hari ini."     

Rong Zhan segera mengerutkan kening dan wajahnya menjadi mendung.     

Tanpa sadar Sang Xia melihat ke bawah sembari menjepit kakinya. Dengan sedikit malu-malu dia berkata, "Kamu bisa menyentuh apa saja."     

Rong Zhan sama sekali tidak ingin berdamai. Dengan sengaja dia menggunakan sedikit kekuatan dan sedikit geraman, matanya menatap dalam, dan tenggorokan mengeluarkan suara serak yang tak tertahankan, "Sayang, apa yang kamu lakukan dengan cengkraman erat itu? Cepat lepaskan aku."     

Telinga Sang Xia menjadi merah seketika…      

Mereka terombang-ambing di tempat tidur untuk beberapa saat. Rong Zhan berencana akan menyerang kekasihnya, tapi dia melihat kekasihnya sangat kelelahan. Wajahnya terlihat lebih pucat dari sebelumnya. Jadi dia tidak menggodanya lagi. Dia memasukkan tangannya yang besar ke dalam gaun tidurnya dan jatuh di perutnya. Dia menggosoknya dengan lembut dan memberikan usapan panas padanya.     

Sang Xia hanya bisa diam seperti anak kucing sekarang. Semuanya dia serahkan sepenuhnya pada Rong Zhan.      

Rong Zhan menundukkan kepalanya dan mencium keningnya, lalu bibir merah mudanya berakhir pada perutnya. Setelahnya, keduanya berangsur-angsur tertidur.     

Di luar, bayang-bayang pepohonan berputar-putar dan angin sejuk bertiup. Segera terdengar suara hujan yang menghantam kaca jendela.     

Namun, ruangan itu penuh kehangatan dan mereka saling berdekatan satu sama lain.     

Dengan cara ini, Sang Xia menghabiskan malam di pelukan Rong Zhan. Pagi harinya, Rong Zhan memberikan air gula merah jahe pada Sang Xia. Sebelumnya saat malam, dia tidak terlalu merasakan apa-apa, tetapi setelah bangun, dia merasakan beberapa ketidaknyamanan di perutnya dan daerah sekitar dadanya.     

Diperkirakan hal tersebut dikarenakan terlalu banyak pekerjaan dan tidak teraturnya waktu istirahat Sang Xia akhir-akhir ini.     

"Jangan pergi hari ini. Katakan pada mereka kamu harus tinggal di rumah dan istirahat." Rong Zhan berdiskusi dengan Sang Xia.     

Dengan susah payah Sang Xia mendongak ke atas, "Tapi aku harus mendapatkan lirik dan musiknya agar aku bisa bebas di rumah. Aku akan menggunakannya untuk konser berikutnya."     

"Kalau begitu aku akan pergi denganmu." Rong Zhan meletakkan pekerjaannya, melihat arlojinya, dan berkata demikian sembari menatap Sang Xia.     

Sang Xia mengangguk. Tanpa sadar ia melihat ke luar jendela dan mendapati udara yang basah. Sepertinya hujan turun di malam hari. Tanah tampak basah dan licin.     

Hembusan angin bertiup membuat sekujur tubuh Sang Xia menggigil kedinginan, dan kulit mata kanannya melonjak tanpa bisa dijelaskan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.