MENGEJAR CINTA

KEHILANGAN



KEHILANGAN

0Robin menghampiri Elisa yang sedang menangis .     
0

Robin ingin menghiburnya saat itu tapi ada sesuatu yang mengganjal didalam hatinya , Robin takut jika Adelia salah paham lagi saat melihat dirinya berdekatan dengan Elisa .     

tapi disisi lain Elisa adalah gadis baik dan juga mantan sekertarisnya yang selalu membantunya bahkan Elisa rela kehilangan pekerjaannya demi memberikan pelajaran untuk yanmi .     

Robin berjongkok dihadapan Elisa dan mengatakan .     

" semuanya akan baik-baik saja .."     

Elisa yang mendengar suara yang amat ia kenal mengangkat kepalanya dan melihat pria itu .     

ternyata benar itu adalah Robin .     

" tu .. tuan Robin .."     

Robin tersenyum melihat Elisa lalu menyentuh bahu Elisa .     

" kuatkan dirimu .., ibumu pasti tidak ingin melihat anak kesayangannya terlihat lemah dan juga putus asa seperti ini ."     

Elisa masih tersedu-sedu saat itu , Elisa merasa sedikit tenang mendengar apa yang robin katakan .     

" aku sangat putus asa saat ini tuan ... selama ini aku berusaha keras hanya untuk ibuku , tapi jika Tuhan mengambil penyemangat hidupku .. apa yang bisa aku lakukan ..?! "     

Robin mengerti perasaan Elisa saat ini .     

Robin membantu Elisa untuk berdiri , disisi lain Adelia melihatnya sejak awal .     

hati Adelia sakit melihat hal itu namun ia berusaha untuk menahannya .     

" adel , jangan salah paham lagi ... ini tidak seperti yang kau pikirkan . Robin baik padanya karena Elisa adalah sekertarisnya ."     

gumam Adelia dan perlahan mendekat kearah mereka .     

" Robin .."     

panggil Adelia pada Robin yang sedang berdiri bersama dengan Elisa .     

Robin yang masih memegang pundak Elisa melepaskannya dengan segerah.     

Adelia yang melihat Elisa menangis dan matanya pun yang telah membengkak bertanya padanya .     

" ada apa ..?? apakah kau mempunyai masalah dengan Robin .."     

Robin dan juga Elisa terkejut mendengar apa yang Adelia katakan .     

" ini tidak seperti yang nona Adelia pikirkan .. kalian mengobrolah saya akan pergi "     

kata elisa pada Adelia lalu pergi meninggalkan mereka berdua .     

Robin mengajak Adelia untuk kembali pulang .     

dalam perjalan pulang Robin hanya diam saja tanpa mengatakan apa pun pada Adelia , Adelia merasa tidak nyaman lalu bertanya pada Robin .     

" apakah kau marah padaku ..?? "     

Robin tersenyum mendengar apa yang Adelia katakan .     

" mana mungkin aku marah padamu .."     

Adelia tidak merasa puas dengan apa yang Robin katakan.     

" lalu kenapa kau mengabaikan ku sejak tadi .."     

Robin melihat kearah Adelia lalu berkata .     

" apakah kau tidak melihat wajahku yang bengkak ini ..?? wajahku sakit jika aku membuka mulutku .."     

Adelia pun dia saat mendengar hal itu , setelah sampai dirumah Adelia , Adelia meminta Robin untuk mampir kerumahnya dan Adelia akan mengobati luka Robin .     

Robin yang mendengar hal itu menggoda Adelia .     

" apakah kau tidak takut jika berdua dengan seorang pria dirumah yang sebesar ini disaat tidak ada orang di rumahmu ..?? "     

Adelia kesal ketika Robin menggodanya .     

" lagi pula didalam ada beberapa orang pelayan dan juga apa yang harus aku takutkan padamu ..?? "     

Robin tersenyum lebar lalu menarik Adelia mendekat kearahnya .     

" aku bukanlah seorang pria yang baik .., apalagi jika berduaan dengan seorang wanita cantik , entah apa yang akan terjadi selanjutnya .."     

Adelia mendorong Robin karena wajahnya memerah mendengar apa yang Robin katakan .     

Robin mengecup kening Adelia dan berkata .     

" masuklah kedalam ... "     

Adelia menghela nafasnya lalu keluar dari mobil Robin .     

" bye ... hati-hati dijalan ya dan jangan lupa untuk meminum obatmu "     

Adelia melambaikan tangannya saat melihat mobil Robin pergi .     

Adelia masuk kedalam rumah dan mengingat apa yang Elisa katakan .     

" mengapa aku selalu teringat akan kejadian itu .., mengapa Elisa sampai menangis pada Robin dan ia juga berada dirumah sakit ..??! "     

Adelia masuk kedalam kamarnya dan memikirkan begitu banyak .     

" Robin dan juga Elisa terlihat dekat , Elisa juga sendang menangis saat itu sampai matanya membengkak ... apakah Robin dan juga Elisa ..??!! "     

Adelia merasa tidak nyaman lalu mengambil handponenya untuk menelpon Aroun saat itu .     

" halo Kaka .."     

aroun menjawab panggilan Adelia .     

" ada apa ..?? mengapa kau belum tidur jam segini ..? "     

Adelia mengatakan pada Aroun .     

" kak bisakah , kak Aroun mencari tahu ada urusan apa Elisa dirumah sakit ..? "     

aroun begitu terkejut mendengar apa yang Elisa katakan lalu berkata pada Adelia .     

" mengapa kau sangat ingin mencari tahu urusan orang lain .. sebaiknya kau istirahat , bukankah kau tahu sendiri bagaimana kondisi mu saat ini .. "     

Adelia begitu kesal mendengar Aroun yang tidak ingin membatunya .     

" baiklah .., jika kak Aroun tidak ingin membantu , aku akan memeriksanya sendiri .."     

aroun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dan juga menghela nafasnya .     

" baik .. kau istirahatlah , setelah mendapatkan informasinya aku akan menghubungimu "     

aroun pun mematikan handponenya .     

aroun pergi kebagian informasi untuk bertanya .     

" suster tolong periksa , apakah ada pasien yang bernama Elisa Chu sedang berobat kemari ..?? "     

perawat itu pun melakukan apa yang Aroun katakan , namun suster itu mengatakan bahwa tidak ada pasien yang bernama itu yang sedang menjalani pengobatan maupun sedang dirawat disebuah ruangan .     

aroun semakin bingung dengan sikap Adelia , Aroun kembali berkata.     

" tolong periksa apakah ada keluarga dari gadis itu yang dirawat dirumah sakit ini .."     

suster kembali mencari dan akhirnya menemukannya .     

" ada dokter .., namanya Merly Chu , pasien adalah ibunda dari nona Elisa "     

aroun kembali bertanya pada suster itu .     

" penyakit apa yang sedang diderita oleh ibunya .."     

suster itu menjelaskan bahwa penyakit dari ibu Elisa adalah infeksi pada jantung serta gagal ginjal yang harus melakukan pencucian darah tiap bulannya namun kali ini penyakitnya melebar dan membuat pasien dalam kondisi kritis saat ini .     

aroun yang mendengar hal itu pergi keruangan dimana tempat ibu dari Elisa dirawat .     

saat Aroun menuju keruangan itu , tiba-tiba Aroun dikejutkan dengan suara seorang gadis yang sedang menangis .     

aroun bergegas dan melihat ternyata Elisa sedang menangis saat dokter mengatakan bahwa ibunya tidak dapat di selamatkan lagi .     

saat itu bagaikan petir yang menyambar tubuh Elisa tubuhnya Gementar mendengar hal itu .     

aroun perlahan mendekati Elisa dan mencoba untuk menghiburnya.     

saat Aroun hendak mengulurkan tangannya pada Elisa , Elisa bergegas dari tempat duduknya dan berlari kedalam ruangan melihat ibunya .     

aroun ikut merasa sedih mendengar tangisan pilu dari gadis itu .     

Elisa menangisi jasad ibunya yang sudah terkujur kaku itu .     

" ibu ... bangun ibu , bukankah menginginkan ku untuk menikah ..?! jika ibu bangun aku berjanji untuk memilih pria mana saja untuk menjadi suamiku .., Bagun ibu , jangan tinggalkan aku dan juga Sam .."     

Robin yang saat itu sedang bersiap-siap untuk tidur , menerima telpon dari pengawalnya .     

" maaf mengganggu tuan .. tapi ada berita buruk ."     

Robin terkejut mendengar kata berita buruk sebab pengawal itu yang ia tugaskan untuk memantau kondisi dirumah sakit .     

" bicaralah .."     

pengawal itu pun mengakan pada Robin .     

" ibu ... ibu. dari nona Elisa baru saja meninggal .."     

Robin sangat terkejut mendengar hal itu dan langsung bergegas kerumah sakit .     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.