MENGEJAR CINTA

WANITA LICIK



WANITA LICIK

0Mendengar apa yang dikatakan oleh Elisa Robin menatapnya .     
0

Elisa cukup terkejut dan merasa takut melihat pandangan yang seakan ingin mencengkeramnya .     

Elisa beranjak dari tempat duduknya pergi untuk mengambil makanan namun Robin menahan tangannya .     

Robin berdiri dari tempat duduknya .     

" Aku tidak ingin makan atau apa pun . Aku ingin penjelasan ... Aku ingin penjelasan dari semua ini . Sekarang .,!!! "     

Bentak Robin pada Elisa yang mebuat Elisa terkejut dan juga takut .     

Kali ini Elisa benar-benar takut melihat pandangan serta raut wajah Robin yang seperti itu .     

Genggam tangan Robin pada Elisa pun terasa begitu menyakitkan .     

" Ke ... Lepaskan tanganku Robin , kau menyakitiku . "     

Robin melihat tangan Elisa yang di gemnggamnya sekuat tenaga itu .     

" Cepat katakan .!! "     

Walau pun Elisa takut saat itu tapi Elisa tetap berjalan menuju kedapur untuk mengambil nampan yang yang berisi makanan untuk mereka .     

Elisa menaruhnya di atas meja lalu mengajak Robin untuk makan .     

" Ayo kita makan bersama ... Aku sangat lapar. "     

Robin begitu kesal melihat Elisa mengabaikan pertanyaannya .     

Robin perlahan mendekat lalu menghamburkan semua makanan yang ada diatas meja , membuat Elisa terkejut setengah mati saat itu .     

Tubuh Elisa gemetar melihat semua makanan yang ada di dilantai karena kemarah Robin .     

" Cepat katakan .!! Tidak ada lagi makanan yang membuatmu menunda segalanya . "     

Elisa beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan melewati Robin .     

Robin menarik tangan Elisa hingga membuat Elisa hampir jatuh .     

" Jangan menguji kesabaranku Elisa .., aku sudah cukup kesal kali ini . Bukankah kau yang terakhir bertemu dengan Adel ..?? Apa yang kau katakan hingga membuat Adel samapai Seperti itu .. "     

Elisa semakin gugup dan juga takut melihat Robin yang sangat marah , terakhir kali ia melihat Robin marah besar ketika ia menggantikan Adelia .     

Tapi Robin tidak pernah sekasar ini padanya .     

" Apa yang aku katakan ..?? Aku tidak mengatakan apa-apa .. Adelia Memang lemah mengapa kau menyalahkan aku .?! Jika dia pingsan di jalan apakah kau akan menyalahkan jalannya ..??!! Sungguh lucu .!! "     

Robin mengangakat tangan saat itu yang membuat Elisa begitu tercengan .     

Selama ini Robin tidak pernah seperti ini padanya .     

Melihat Robin yang menghentikan tangannya , Elisa pun langsung menghempaskan tangan Robin darinya .     

" Sebaiknya kau tenangkan dirimu jika ingin mendengarkan penjelasan dariku .., jika tidak , aku tidak akan pernah mengatakan apa pun padamu walau pun kau menyakitiku . Aku akan keluar membeli makanan ... "     

Elisa keluar dari kamar mereka , Elisa terus berjalan menuju lift dengan air mata yang terus mengalir di wajahnya yang begitu datar itu .     

Tangisan tanpa suara , yang ada hanyalah hati yang luka dan juga kecewa .     

Setelah menunggu lift terbuka dan hanya ia yang ada didalam lift itu , Elisa berjongkok lalu menangis sepuasnya karena tidak akan ada yang bisa mendengarnya .     

" Ini yang terbaik ... Jika Robin menganggap sebagai wanita jahat dan serakah dia akan menceraikan ku dengan mudahnya . Jika tidak seperti ini dia dan juga Adelia akan sama-sama menderita selagi masih ada aku sebagai penghalang mereka .."      

Suara lift terbuka membuat Elisa bangkit dan berjalan menuju ke toilet wanita untuk mencuci wajahnya .     

Elisa melihat wajahnya sendiri di kaca , Elisa terus memandangi dan lagi ,Elisa kembali mengusap air matanya .     

disebelah Elisa ada dua orang wanita yang sedang memperbaiki riasan wajah mereka .     

" Pria sekarang hanya menyukai wanita cantik dan berhati baik ... Jika kau memiliki keduanya kau pasti bisa mendapatkan pria mana saja yang kau inginkan . "     

Kata temannya pada teman wanita yang berdiri di sebelahnya .     

" Hhmmm ... Itu adalah cerita dongeng . Begitu banyak wanita baik didunia ini tapi tetap saja tidak bisa mendpatkan yang mereka inginkan malah di tindak iya . Mending menjadi wanita cantik dengan hati yang licik , jika tidak curang kita pasti tidak akan pernah mendapatkannya . "     

Obrolan kedua wanita itu didengar oleh Elisa ,     

Setelah mereka pergi , Elisa kembali memandang kaca .     

 " Apa yang salah dengan wajah ini ..,?? Hingga tidak bisa mendapatkan orang yang kita inginkan , aku cantik aku juga bukanlah wanita jahat tapi mengapa hatinya tidak bisa Lulu padaku ..,? "     

Elisa melihat tangannya yang memerah karena genggaman Robin yang begitu kuat padanya .     

Elisa membulatkan tekadnya kali ini , apa pun yang terjadi dia tidak bisa berbalik lagi .     

Elisa pergi kesebuah restoran untuk memesan makanan .     

Elisa melihat Juan yang sedang duduk sendiri lagi pergi menghampirinya .     

" Tuan Juan ... "     

Panggil Elisa pada Juan , Juan yang tengah melihat handponenya mengangakat kepala dan melihat Elisa .     

" Elisa ..? "     

Elisa terseyum padanya , namun Juan melihat mata Elisa yang memerah serta bengkak.     

" Apakah kalian bertengkar ..?? "     

Tanya Juan pada Elisa , Elisa hanya diam saja saat itu Juan sudah bisa menebaknya .     

" Aku harap kau bisa memahami situasi ini .., Robin begitu khawatir pada Adelia , itu sangat wajar karena mereka cukup dekat dulu . Tapi aku yakin Robin akan setiap padamu ... Kau harus bersabar sedikit lagi . "     

Elisa pun menganggukan kepalanya .     

Juan dapat melihat kesedihan dari mata serta raut wajah Elisa , kesedihan yang sangat mendalam .     

( Kau adalah wanita yang baik ... Aku harap Robin bisa bijak dalam mengambil keputusan kali ini ).     

Gumam Juan dalam hatinya .     

Keadaan mulai kacau , mungkin jika ada hey kha semuanya pasti akan terselesaikan tanpa menyakiti siapa pun karena di antara mereka hey kha lah yang paling bijak dan mereka pasti mau mendengarkan nasehat dari hey kha , tapi Juan sangat menyayangkan semua itu karena hey kha berada jauh dari mereka terutama jaringan sialan yang ada dikora itu yang sering kali hilang entah di telan oleh apa.     

Pelayan itu mengantarkan makanan Elisa yang di pesannya , Elisa menanyakan bill pada pelayan itu .     

Saat menanyakan hal itu , Elisa terkejut melihat raut wajah Juan yang tiba-tiba berubah .     

" Eh ... Ma .. maksud saya , tolong masukan ini ditagihkan tuan Juan , dia yang akan membayarnya . "     

Juan menghela nafasnya setelah mendengar hal itu .     

Saat Elisa berdiri dan mengambil makanan dari tangan pelayan itu Juan tidak sengaja melihat tangan Elisa yang memar dengan tanda jari di tangan itu .     

" Tuan Juan saya per ... "     

Ucapan Elisa belum selesai namun Juan memintanya untuk berhenti .     

Juan menarik tangan Elisa lalu mengangkat baju lengan panjangnya itu yang mebuat Elisa sangat terkejut dibuatnya .     

" Tuan ... "     

Juan mengangakat tangan Elisa dan memperlihatkan pada Elisa tangannya yang memar itu .     

" Apa ini ..?? Apakah Robin menyakitimu ..? "     

Elisa yang tampak terkejut menarik tangannya dari Juan dan menutupnya kembali .     

" Tidak tuan ... Ini tidak seperti yang tuan Juan pikirankan . Robin tidak sengaja menarik tanganku tapi ia telah minta maaf atas apa yang ia lakukan , Robin hanya khilaf saja .."     

Juan masih sedikit ragu dengan perkataan Elisa namun Elisa terus meyakinkan Juan hingga Juan membiarkannya pergi.      

Elisa terus berjalan tanpa berbalik lagi melihat ke belakang .     

Elisa takut kali ini Robin akan mendapatkan masalah karena kecerobohannya .     

" Untung saja tuan Juan percaya ... Aku tidak bisa menambah masalah Robin lagi . "     

Setelah sampai di kamar , Elisa masuk dan melihat makanan yang masih berserakan di lantai belum juga ada yang membersihkannya.     

( Dasar pria jahat ... Setidaknya dia meminta pihak kebersihan untuk membersihkan kamar ini .)     

Elisa menaruh makanan itu di atas meja , lalu mengambil sapu dan mengangkat pecahan piring , mangkok dan juga gelas yang ada di lantai .     

Saat mengangakat tanpa sengaja tangan Elisa terlena beling pecahan piring dan merintih kesakitan tanpa sengaja .     

Robin yang melihat hal itu beranjak dari tempat duduknya untuk melihat luka Elisa , ribin merasa menyesal karena emosi dan bersikap kasar pada Elisa .     

" Apakah kau tidak apa-apa ..?? "     

Tanya Robin pada Elisa , Elisa hanya diam saja saat itu .     

Robin mengatakan pada Elisa untuk membiarkan itu , ia akan meminta pihak kebersihan hotel untuk membersihkan pecahan itu .     

Robin pergi untuk menelpon untuk meminta pelayan kebersihan , Elisa yang masih berjongkok meneteskan air matanya .     

( Jangan bersikap baik padaku Robin ..., Aku takut , aku tidak sanggup melepaskanmu dan menjadi wanita licik seperti yang mereka katakan ).     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.