MENGEJAR CINTA

WANITA GILA



WANITA GILA

Elisa melihat Robin yang masih saja perhatian padanya membuat hatinya seakan tidak ikhlas melepaskan semua ini tapi jika ia tidak melepaskan Robin semua ini tinggallah angan saja karena nyatanya Robin tidak pernah mencintainya sedikit pun .     

Robin mengambil kotak obat p3k yang ada di dalam laci meja lalu mencoba untuk membantu Elisa mengobati tangannya yang terluka cukup besar itu namun Elisa menepis tangan Robin .     

" Jangan bersikap baik padaku ..., "     

Robin mencoba untuk tenang saat itu karena ia tidak ingin terpancing emosi .     

" Mengapa aku tidak bisa membantumu .. biarkan aku membantumu kali ini . "     

Robin meraih tangan Elisa namun lagi-lagi Elisa menepis tangan Robin lalu berdiri .     

" Saat ini mungkin kau ingin membantuku tapi setelah mendengar penjelasanku tentang kejadian waktu itu kau pasti akan langsung mencekik leherku dan mendeangku keluar dari kehidupan mu . "     

Mendengar perkataan Elisa yang seperti itu membuat Robin bingung , Robin belum siap mendengar apa pu yang akan Elisa katakan jika nanti emosinya akan meledak lagi , lagi pula suasana hatinya sedang sangat buruk hari ini .     

" Keluar ... Aku tidak ingin mendengar apa pun lagi .,!! "     

Elisa sendikit terkejut mendengar hal itu , karena baru beberapa saat yang lalu Robin hampir saja menamparnya karena mengulur waktu tentang penjelasannya .     

" Ada apa Robin ... Apakah kau takut mendengar semua kebenarannya ..??  Aku akan berbaik hati kali ini mengatakan mengapa Adelia mengambil keputusan untuk mencampakanmu "     

Robin mengepalkan kedua tangannya mendengar apa yang Elisa katakan , namun ia berusaha tenang .     

Robin pergi kedapur untuk mengamvil segelas air , Elisa masih tetap duduk di kursi menunggu Robin .     

Robin yang melihat Elisa mengambil mantelnya untuk keluar menghirup udara segar serta menghindar dari Elisa .     

" Adelia meninggalkan mu semua itu karena penyakitnya saat ini ... "     

Langka Robin terhenti , Elisa kembali duduk dengan tenang melihat Robin yang terhenti .     

" Lebih tepat lagi karena aku mendorong wanita itu untuk menjauhimu .!!! "     

Robin tercengang mendengar apa yang di katakan oleh Elisa .     

Robin perlahan berbalik melihat kearah Elisa dengan tatapan menakutkan yang membuat bulu kuduk Elisa berdiri serta jantungnya berdetak kencang .     

Elisa memalingkan wajahnya dari pandangan menakutkan Robin .     

" Adelia menceritakan padaku bahwa ia menderita penyakit kangker tapi itu masih tahap awal , aku yang memang sejak pertama melihatmu telah jatuh cinta padamu mengambil kesempatan ini .. "     

Robin yang telah mendekat kearah Elisa itu semakin kesal mendengar perkataan Elisa .     

" Jangan menguji kesabaranku Elisa ... "     

Elisa berdiri lalu menatap Robin dengan senyum jahatnya sambil mengangkat alis kanannya .     

Robin bisa melihat keangkuhan yang selama ini belum pernah ia lihat dari Elisa , Elisa yang ia kenal selama ini bukanlah elisa yang berdiri dihadapannya saat ini .     

" Aku mendorongnya pergi sejauh mungkin karena dia tidak akan bisa membahagiakan dirimu dengan penyakitnya itu yang kapan saja bisa merenggut nyawanya ... Ha ... Apa lagi dirinya yang telah tidur dengan banyak pria itu . "     

Mendengar perkataan Elisa yang sudah sangat ketelaluan itu membuat emosi Robin memuncak hingga menedang meja yang ada di sampingnya hingga meja itu pecah .     

Elisa sangat sangat terkejut melihat hal itu kini nyalinya seakan menciut melihat Robin yang sangat marah .     

Tubuh Elisa mulai berkeringat dingin .     

( Sedikit lagi Elisa .... Sedikit lagi ).     

Elisa pun tertawa dengan tubuhnya yang gemetar itu .     

" Hahahaha .... Sungguh sial wanita itu bisa bertahan hidup hingga kini . "     

Robin berbalik lalu mencekik leher Elisa , yang membuat Elisa sungguh sulit bernafas saat itu .     

Air mata Elisa perlahan mengalir melihat orang yang ia cintai berada tepat di depannya namun memandang tajam seperti ingin membunuhnya .     

( Jika kau ingin membunuhku ... Aku akan ikhlas , sebagai tanda permintaan maaf ku selama ini padamu )     

Air mata Robin mengalir saat itu , Elisa ingin sekali mengangakat tangannya untuk mengusap air mata itu tapi seluruh tubuhnya mulai melemas .     

Robin menghempaskan Elisa ke tempat tidur , lalu berteriak sekencang-kencangnya untuk meluapkan amarah yang ada di dalam hatinya.     

" Mengapa kau melakukannya ..,? Mengapa kau melakukan semua itu padaku .? Aku tidak pernah berbuat jahat padamu , mengapa kau membuat ku menderita dengan kesalahpahaman yang kau ciptakan untuk kami . "     

Elisa masih terdiam karena lehernya masih sakit tapi hatinya juga yang begitu sakit .     

( Bukan aku yang tega padamu Robin ... Tapi kaulah yang begitu tega padamu . Kau dengan mudahnya percaya begitu saja , apakah memang aku sekejam itu di matamu ..? )     

" Hhhmm ... Mengapa kau tidak membunuhku saja ..?? Dengan begitu dendam mu akan terbalaskan . "     

Robin mengepalkan tangannya mendengar perkataan Elisa .     

" Dasar wanita gila ...!! "     

Robin pergi meninggalkan Elisa sambil membanting pintu kamar .     

Elisa masih tercengang mendengar perkataan Robin padanya , ia tidak pernah masalah jika Robin memukulnya untuk melampiaskan kemarahannya namun kata-kata terakhir yang Robin katakan membuat hati Elisa benar-benar hancur .     

Elisa menangis tersedu-sedu saat itu , tangisa Elisa kian keras mengingat Robin mengatakan dirinya adalah wanita gila .     

Juan yang tidak sengaja mendengar semuanya dari luar tidak dapat ikut campur dengan urusan rumah tangga mereka , saat Robin keluar dengan penuh amarah pun tidak dapat melihatnya yang berdiri didepan pintu kamarnya .     

Setelah Robin pergi tanpa menengok kebelakang lagi , Juan ingin masuk kedalam menemuimu Elisa , namun jantung Juan berdetak kencang ketika mendengar tangisan Elisa hal itu mengingatkannya pada hey kha saat Juan bersama dengan Yanmi .     

Juan menunggu lama diluar kamar Elisa hingga Elisa selesai menangis setelah itu Juan masuk kedalam .     

Juan sangat terkejut melihat kamar mereka yang begitu berantakan dan ada pecahan meja di lantai serta makanan yang Elisa beli di restoran tadi .     

Juan melihat Elisa masih berbaring di tempat tidur dengan tersedu-sedu setelah selesai menangis .     

" Bangunlah ... Dan minum air ini . "     

Mendengar suara Juan , Elisa bangkit Rai tidurnya namun tubuh Elisa menjadi lemah .     

Juan yang melihat hal itu berusaha membantu Elisa untuk duduk , namun Juan begitu terkejut melihat tanda merah di leher Elisa , Juan pun menyingkap rambut Elisa .     

" Sih brengsek itu ..!! "     

Juan begitu kesal melihat hal itu lalu berdiri dari tempat tidur, namun Elisa menarik lengan bajunya sambil menggelekan kepalanya .     

" Tidak ... Tidak tuan . Ini bukan salahnya ... "     

Juan masih tidak bisa berpikir jernih mendengar perkataan Elisa .     

" Bukan salahnya ..?? Dia hampir saja membunuh istrinya . Apakah dia sudah gila ..?!! Biarkan aku memberikan pelajaran pada pria bajingan itu . "     

Elisa menarik tangan Juan .     

" Tidak tuan Juan ... Saya bukan membela Robin tapi ini memanglah salah sya . Saya yang menyebabkan dia berpisah dari Adelia , saya memang mendapatkan semua perlakukan buruknya , sya menang pantas dibenci olehnya (dengan terus menangis ) benar apa yang Robin katakan bahwa saya adalah wanita gila yang tidak pantas dicintai , apakah saya memang tidak pantas ..? "     

Perlahan Elisa merasa pusing matanya mulai terpejam perlahan , Juan melihat hal itu terus memanggil Elisa namun kesadaran Elisa pun hilang dan pingsan .     

" Elisa .. Elisa .. "     

Juan menelpon Robin namun tidak ada jawaban dari Robin .     

" Sial ..! "     

Juan pun menelpon supir untuk mempersiapkan mobil , Juan menggendong Elisa hingga kebawah dan membawanya ke rumah sakit terdekat .     

Selama dalam perjalanan Elisa terus mengigau .     

" Kau tega bukan aku ... Kau yang begitu tega Robin . "     

Tubuh Elisa demam saat itu , Juan semakin panik lalu meminta supir itu lebih cepat lagi .     

" Robin ... Kau sungguh ketelaluan Robin , bagaimana bisa kau tidak bisa melihat kebenarannya . Kau juga gadis bodoh .., aku heran mengapa bisa ada dua orang bodoh seperti kalian ini . "     

Selama dalam perjalanan air mata Elisa terus mengalir , hal itu membuat Juan mengingat hey kha .     

Wanita adalah makhluk yang lemah dengan persaan yang lebut san juga jujur hanya keadaan saja yang membuat hati lembut itu menjadi sekeras batu dan tidak muda hancur .     

Wanita adalah makhluk yang paling kuat didunia , orang bodoh dan buta saja yang mengatakan mereka adalah makhluk lemah karena tidak ada makhluk yang lemah bisa menghancurkan orang sehebat apa pun didunia ini kecuali wanita .     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.