MENGEJAR CINTA

ROBIN YANG BEGITU MARAH



ROBIN YANG BEGITU MARAH

2Juan sangat marah melihat apa yang terjadi pada hy Ju dan juga hey kha, terlebih lagi melihat hey kha yang terus saja menangis.     1

Ketika mengobati luka hy Ju selama dalam perjalan ke rumah sakit.     

Detak jantung hy Ju berdetak begitu cepat, begitu juga dengan denyut nadinya.     

Mungkin hy Ju sangat syok dengan apa yang terjadi disekolah.     

Juan menghapus air mata hey kha yang terus mengalir melihat hy Ju, padahal hy Ju mengatakan ia tidak apa-apa.     

( Semua yang terlibat dalam kasus ini, akan aku buat menghilang tanpa jejak.)     

Gumam Juan dengan begitu kesal.     

" Wajahmu perlu di obat "     

Ucap Juan pada hey kha, namun hey kha tiba-tiba saja menepis tangan Juan.     

Juan kaget dengan apa yang hey kha lakukan, ia tidak tahu kali ini apa lagi salahnya.     

" Apakah aku salah hey kha ? "     

Tanya Juan dengan suara rendah.     

" Semua ini tidak akan terjadi jika kau jujur. Ah tidak, semua ini salahku, salahku yang meninggalkan hy Ju sendirian. Maafkan ibu hy Ju."     

Juan masih sangat bingung saat itu, namun ia tahu semua ini pasti karena hy Ju yang berkelahi di sekolah.     

Juan merangkul hey kha dan mencoba untuk menenangkannya.     

Untuk saat ini, diam adalah hal yang baik karena emosi hey kha tidak stabil, terlebih lagi dia menyaksikan langsung apa yang terjadi.     

Sesampainya di rumah sakit, sudah ada dokter Rian yang menunggu di depan pintu utama rumah sakit, hy Ju pun langsung mendapat pertolongan dari dokter Rian.     

Juan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.     

" K-kau tidak melihat bagaimana pria itu menendang hy Ju, di-dia masih anak kecil. "     

Hey kha menangis di dalam pelukan Juan dengan tersedu-sedu, Juan membelai kepala hey kha.     

" Mereka akan mendapatkan hal yang sama, bahkan lebih, aku janji. "     

Ucap Juan pada hey kha.     

Beberapa saat kemudian, dokter Rian keluar dari ruangan hy Ju dan mengatakan bahwa hy Ju baik-baik saja.     

" Tuan kecil sedang istirahat, tidak ada luka serius selain di tangan dan juga wajahnya. Tapi setelah ia sadar, saya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. "     

Hey kha merasa lega mendengar hal itu, namun ia juga pingsan dan  membuat seisi rumah sakit panik karena Juan yang begitu terkejut.     

" Hey kha, hey kha ... "     

Panggil Juan pada hey kha, yang hey kha dengar dan lihat secara samar.     

Juan sungguh ingin segera pergi untuk membereskan mereka semua yang terlibat dengan tangannya sendiri.     

Hey kha mendapatkan penanganan secara langsung dari dokter Rian,namun karena hey kha sedang hamil, dokter Rian meminta dokter kandungan yang memeriksanya secara keseluruhan.     

" Nona Yin, sedikit syok. Itulah yang membuat ia pingsan. Tapi kondisi baik-baik saja, begitu juga dengan sang bayi. "     

Juan merasa lega mendengar hal itu.     

Setelah mereka semua pergi meninggalkan ruangan hey kha, Juan menelpon Robin dan memintanya untuk mengamankan semua yang terlibat di sekolah itu, ia yang akan turun tangan langsung kali ini.     

Robin sangat terkejut mendapatkan kabar tentang ke jadian itu, dan ia berangkat ke sekolah dengan berapi-api penuh amarah.     

Kebetulan juga hari itu ia sangat ingin meluapkan emosinya, karena masalah yang terjadi kemarin malam antara dirnya dengan Elisa, sungguh semua menjadi kacau balau bagi Robin.     

" Sial. " Upat Robin dengan kesal pada diet sendiri,Mengingat itu semua membuat emosi Robin meledak.     

Malam itu Robin yang mabuk, tidak sadar bahwa ia tidur dengan Elisa di malam itu, setelah pagi menjelang dan kicauan burung di pagi hari membuatnya terbangun dari tidurnya.     

Kepalanya masih terasa berat karena pengaruh dari alkohol, ia ingat bahwa ia sangat mabuk malam itu.     

Ketika ia hendak bangun dari tidurnya, Robin sangat terkejut hingga tercengang melihat sosok wanita yang berada di sampingnya.     

" E- Elisa ?! "     

Saat itu Robin sadar bahwa ia tidak mengenakan 1 pakaian pun, terlebih lagi melihat Elisa yang tiada mengenakan pakaiannya, sungguh membuat nafasnya sesak, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat itu.      

Pikirannya menjadi sangat kacau, sebenarnya apa yang terjadi malam itu, mengapa ia sampai bisa melakukan hal itu dengan Elisa, padahal ia ingin bercerai dengan Elisa secara baik-baik tapi ...     

Robin segey bangkit dari tamoat tidur lalu peegi ke kamar mandi, karena kesal dengan apa yang ia lakukan Robin pun mengambilkan peralatan mandi yang ada di kamar mandi, dan hal itu mengejutkan Elisa yang sedang tertidur.     

Elisa pun sadar bahwa ia sedang berada di kamar Robin, ia melihat Robin tidak berada lagi tempat tidurnya dan mendengar suara air di kamar mandi.     

Elisa mengambil pakaiannya yang tergeletak di lantai dan memakainya.     

Walaupun tubuhnya terasa sakit, Elisa memaksakan diri untuk pergi dari kamar Robin.     

Saat Elisa membuka pintu kamar, disana sudah berdiri bibi Han.     

" Bi,bibi. Apa yang bibi lakukan ? "     

Bibi Han hanya tersenyum lalu menyentuh tangan Elisa.     

" Bibi ikut senan, "     

Elisa mengery dengan apa yang di katakan oleh bibi Han, namun Elisa ingin menutupi semua itu.     

Elisa pun perlahan melepaky genggam tangan itu dan berkata.     

" Aku tahu apa yang bibi pikirkan, tapi tidak ada yang terjadi bibi, kami hanya bermalam di kamar yang sama tanpa melakukan apa pun. "     

Elisa pun pergi meninggalkan bibi han, tapi bibi Han bisa melihat kesediy dari mata yang sedang Manahan air mata yang hampoy jatuh itu.     

" Aku hanya bisa berdoa, untuk kebaikan kalian. "     

Elisa masuk ke kamarnya, dan menutup pintu kamar itu rapat-rapat.     

Setelah itu ia berlari kedalam kamar mandi lalu memutar keran air dan menangis sepuasnya, hanya di tempat itu tidak ada yang dapat mendet tangisannya.     

" Aku pasti sudah gila, aku pasti sudah gila. Ia akan sangat membenciku setelah ini. Mengapa aku begitu hina hingga memaksakan kehendakku. Hiks hiks hiks"     

Elisa menangis entah berapa lama di dalam kamar mandi itu.     

Sementara Robin uang keluaf dari kamarnya tidak melihat Elisa lagi.     

" Apakah dia kabur tanpa memberikan penjelasan ?! "     

Robin keluar dari kamarnya, lalu berteriak memanggil pelayan, semua isi rumah panik mendengar hal itu, karena batu kali ini Robin marah semenyeramkan itu.     

" A-ada yang bisa " belum seley mereka bertanya, Robin membuka pintu kamar dengan membanting pintu itu.     

Semua terkejut dengan apa yang Robin lakukan, bahkan bibi Han yang biasanya cerewet hanya diam saja tanpa melakukan apapun.     

Kali ini Robin benar-benar sangat marah.     

" Bersihkan kamar ini, bakar seprei itu dan ganti semuanya dengan yang baru. "     

Mereka malakukan apa yang di perintahkan oleh Robin, setelah itu ia pergi ke ruang kerjanya untuk mengganti pakaiannya.     

Sam yang mendengar keributan, kelaur dari kamarnya, ia juga telah berganti pakaian dan bergegas ke sekolah.     

" Ada apa bibi Han ? "     

Tanya Sam pada bibi Han yang keluar dari kamar Robin.     

Bibi Han yang melihat Sam, menatiknya kerah dapur untuk sarapan.     

" Ada seekor tikus yang mengagetkan seorang tuan robin dan mereka sedang mencarinya. Kau harus segera berangkat ke sekolah, pak Yan sudah menunggumu di luar."     

Seperti biasa, Sam memilih tidak sarapan di rumah tapi bibi Han telah menyiapkan bekal untuknya, Sam pun berangkat ke sekolah di antara pak Yan yang merupakan sopir rumah itu.     

Beberapa saat kemudian setelah Robin mengganti pakaiannya, ia pergi ke kamar Elisa untuk meminta penjelasan, namun saat ia hendak membuka pintu, pintu itu terkunci dari dalam.     

Robin sangat kesel, karena dengan jelas Elisa menghindarinya setelah apa yang terjadi malam itu.     

Robin sendiri sangat ingin mendobrak pintu itu hingga hancur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.