MENGEJAR CINTA

SESUATU YANG MENGERIKAN



SESUATU YANG MENGERIKAN

0Tawa wanita itu sungguh sangat mengerikan membuat around sedikit merinding mendengarnya terlebih lagi dia memiliki dendam pada dokter.     
0

" Kau salah .., tidak semua dokter seperti yang kau katakan . Aku tidak tahu apa yang membuatmu sebenci ini pada dokter tapi jika kau punya masalah aku bisa membantumu ."     

Kata aroun mencoba menenangkan wanita itu , namun usahanya malah sia-sia.     

Wanita itu berlari kearah aroun sambil memegang pisaunya .     

" Mati saja kau dokter sialan ..!!! "     

Ketika wanita itu berlari ke arah aroun , aroun pun menendang perut wanita itu hingga membuatnya terhempas .     

Aroun mengambil kesempatan itu untuk pergi dari tempat itu .     

Aroun berjalan dengan tertatih-tatih karena dia sudah kehilangan banyak darah .     

Aroun harus tetap berusaha bertahan karena ia masih memiliki tanggung jawab yaitu Adelia .     

Seandainya Adelia telah pergi munkin saat itu aroun lebih memilih untuk menemani Adelia dari pada bertahan, tapi karena Adelia masih bertahan ia pun harus bertahan .     

Aroun menuruni tangga dengan perlahan sementara pandanganya mulai kabur , bahkan untuk berdiri kali ini ia sudah tidak sanggup lagi dan akhirnya aroun pun jatuh kelantai hingga tidak sadarkan diri.     

Seorang petugasa dan juga dua irang perawat yang sedang mencari pasien itu di atas balkon rumah sakit mendapati aroun yang sedang sekarat lalu membawa around terlebih dahulu .     

Around langsung di larikan ke UGD untuk mendapatkan penanganan secepatnya.     

Tidak ada yang tahu kejadian saat itu , hanya Robin yang tidak sengaja lewat melihat seorang dokter di larikan keruang UGD .     

Orang-orang sibuk bergosip tentang kejadian yang menimpah aroun .     

" Sungguh malang dokter itu , padahal ia datang untuk mengobati adiknya tapi sekarang malah ia sama sekaratnya dengan adiknya itu .."     

Robin tidak memperdulikan hal itu dan terus berjalan menuju ruangan Adelia untuk menjenguknya karena sejak kemarin Robin belum melihat Adelia sebab Elisa juga sedang tidak sadarkan diri saat itu .     

Robin perlahan membuka pintu ruangan Adelia lalu masuk kedalam , Robin melihat Jody yang sedang tertidur sambil memegang tangan Adelia .     

Mata Robin pun tertuju pada Adelia yang sama sekali tidak bergerak .     

" Kapan kau akan kembali Adel ... "     

Gumam Robin lalu berbalik untuk pergi dan saat itu Jody terbangun dari tidurnya .     

Jody menyusul Robin yang keluar dari ruangan Adelia .     

" Tunggu ... "     

Panggil Jody pada Robin .     

" Ada apa ..?? "     

Tanya Robin pada Jody , Jody pun menutup perlahan pintu ruangan .     

" Aku ingin menanyakan sesuatu .., kau menyukai warna apa dan berapa ukuran pakaian mu ..?? "     

Tanya Jody pada Robin yang membuat Robin bingung .     

" Untuk apa kau menanyakan semua itu ..?? "     

" Sudahla .." kata Jody pada Robin karena pertanyaan Robin .     

" Oh iya ... Aroun dimana ..?? "     

Tanya Robin pada Jody .     

Jody menjelaskan bahwa ia tidak melihat aroun sejak tadi , mungkin saja aroun sedang berada di ruangan dokter Frans untuk membicarakan sesuatu.     

Di tengah pembicaraan mereka seorang suster datang menghampiri mereka .     

" Maaf mengganggu pembicaraan kalian , tapi bisakah salah satu di antara kalian datang ke ruang UGD ..? "     

Jody dan juga Robin saling memandang karena merasa bingung dengan apa yang di katakan suster .     

" UGD ..?? Untuk apa ..? "     

Tanya Jody pada suster itu , namun kali ini Robin yang panik mendengar nya.     

" Apakah istriku masuk keruang UGD ..?? "     

Suster itu menggelengkan kepalanya.     

" Bukan tuan ... Tapi , tapi dokter aroun yang sedang berada di UGD dan sekarang sdsng menjalankan operasi akibat luka tusukan yang ada di bagaian perutnya "     

Sontak saja mereka terkejut mendengar perkataan suster itu .     

Mereka sama-sama bergegas untuk pergi ke ruang UGD melihat aroun namun langka Robin terhenti.     

" Aku akan menemani aroun , kau sebaiknya temeni Adelia ."     

Apa yang Jody katakan benar , bahwa ia harus menemani Adelia saat ini .     

Robin pergi melihat aroun di ruangan UGD yang saat itu telah selesai menjalankan operasi , untungnya luka tusukan di perut aroun tidak terlalu dalam hingga membuatnya tidak berada dalam bahaya lagi .     

Tadinya Robin ingin menelpon Juan dan juga hey kha untuk memberitahu mereka tentang kondisi aroun tapi aroun sudah melewati masa kritisnya dan dia akan baik-baik saja .     

Robin pun membatalkan niatnya membiarkan hey kha dan juga Juan istirahat karena hari ini juga merupakan hal yang sulit untuk mereka .     

Robin sangat bersedih dengan apa yang menimpah aroun .     

Robin tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada keluarga Adelia , sehingga cobaan. Terus datang menghampiri mereka tanpa hentinya .     

Saat Robin sedang berpikir tiba-tiba Robin bisa merasakan bahwa ada yang mengawasi diri ya dari jauh .     

Kali ini Robin merasakan firasat buruk akan terjadi , Robin pun menelpon Jody dan meminta ia untuk tidak meninggalkan Adelia sedikit pun dan hanya menginikan perawat atau dokter yang biasa menangani Adelia untuk memeriksa serta mangganti cainran infus Adelia jika habis .     

Jody sempat bertanya tentang apa yang terjadi tapi Robin masih menutupinya dan tetap meminta Jody untuk waspas .     

Robin menelpon temannya lalu meminta dua orang pengawal untuk menjaga ruangan Adelia .     

" Pasti ada sesuatu di balik ini semua ..."     

Gumam Robin , Robin menanyakan detail kejadian yang menimpah aroun setelah itu menanyakan di mana pasien yang melakukan hal itu pada aroun , namun suster itu mengatakan bahwa ia telah di antar ke ruang sakit jiwa .     

Walau pun semua terlihat seperti kejadian tidak disengaja atau kecelakaan tapi Robin tetap saja merasa ada yang aneh dengan kejadian ini .     

Seseorang yang terus saja melihat dari jauh yang terus memperhatikan Robin .     

" Bagaimana bisa ... Dia bisa selamat ..,?? Sungguh sebuah keberuntungan. "     

Gumam pria itu , sementara pria yang berdiri disebelah berkata.     

" Maafkan atas kecerobohan saya tuan ..., Tapi saya akan pastikan dia tidak akan selamat lagi lain kali . "     

Pria itu pun tersenyum jahat mendengar perkataan orang kepercayaannya itu .     

" Seharunya dia menemanimu hari ini , tempat inilah kau mengakhiri nya , maka di temoat ini pula aku akan mengakhiri semuanya , semua miliknya termasuk adiknya yang sekarat itu . Agar ia tahu bagaimana rasanya kehilangan.!! "     

Pria itu pun mengepalkan tangannya sambil melihat sebuah pengingatan kematian yang ada di handphone.     

Dimana hari itu adalah peringatan kematian adiknya yang ke 10 tahun lamanya , namun ia masih belum bisa melupakan kejadian itu karena ia belum sempat membalaskan dendam kematian adiknya .     

" Hari dimana kau akan menderita seperti aku yang menderita dan juga selalu di hantui rasa bersalah di setiap pejaman mataku , begitu juga dirimu yang akan merasakan hal yang sama ..., Bagaimana jika aku membantu adikmu itu lebih cepat ke Neraka.!! "     

Gumam pria itu sambil tertawa lalu berbalik pergi meninggalkan rumah sakit .     

***     

Waktu menunjukakan pukul 4  subuh menjelang pagi .     

hey kha terbanngun dari tidurnya.     

Hey kha melihat jam dinding yang menunjukan pukul 4 pagi waktu new York.     

Hey kha melihat Juan yang masih tertidur pulas , namun tubuh Juan begitu jauh dari tubuh hey kha , bahkan bisa dibilang posisi Juan menjadi begitu tidak nyaman dan bisa saja terjatuh kelantai.     

Hey kha tahu bahwa Juan tidak ingin tubuhnya dapat menyakiti hey kha ketika ia tertidur.     

Hey kha turun dari tempat tidur nya dengan perlahan agar tidak membangunkan Juan , namun kali ini handphonenya bergetar karena ada sebuah pesan masuk .     

Hey kha segera mangambil lalu melihat pesan itu , ternyata itu adalah pesan dari Robin namun hey kha begitu terkejut ketika membaca isi pesan itu yang membuat nantinya berdetak kencang serta tubuhnya terasa lemas karena terkejut mengetahui bahwa around dirawat di UGD karena seseorang mencoba membunuhnya .     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.