MENGEJAR CINTA

ANCAMAN ROBIN



ANCAMAN ROBIN

0Robin meminta pengawalnya untuk segera menemukan suster yang menjaga Elisa terakhir kalinya.     
0

Robin sangat ingin menemui dokter Frans tapi ia juga takut meninggalkan Elisa sendirian , Robin masih trauma akan kejadian yang baru saja ia lihat hampir saja Elisa tidak tertolong bila ia datang terlambat sedikit lagi .     

" Aku pikir tidak akan berani dan bertindak sejauh ini ... Tapi ini bukanlah waktu untuk membalas, tunggu sampai Elisa keluar dari rumah sakit dan akan aku buat perhitungan dengan kalian .!! "     

Gumam Robin dengan tatapan yang begitu menyeramkan.     

Robin dan juga Juan tahu siapa yang diam-diam mengawasi mereka selama di rumah sakit , mereka ingin bertindak tapi itu tidak muda , walau pun mereka mempunyai koneksi yang cukup kuat di sana tapi ini adalah wilayah mereka dan Juan serta Robin membawa orang tersayang mereka .     

Robin takut hey kha dan juga lainnya akan berada dalam bahaya.     

Mereka memulai dari hal yang kecil tapi mereka tidak tahu bahwa hal yang mereka anggap kecil merupakan suatu bencana besar bagi mereka nantinya .     

Beberapa saat kemudian Elisa sadar , Robin menekan tombol yang terhubung dengan suste .     

Dokter dan juga seorang suster datang untuk melihat lalu memeriksa kondisi Elisa .     

Mata Elisa hanya tertuju pada Robin yang tampak gelisah berdiri disudut dinding menunggu dokter selesai memeriksa Elissa .     

" Kondisi nona mulai membaik , tapi kami masih perlu melakukan CT scan di kepala nona .. suster akan membantu nona bersiap sejam lagi . "     

Kata dokter itu pada Elisa dan juga Robin tapi Robin mengentikan Dokter itu .     

" Aku akan menemani nya sampai diruang pemeriksaan ..."     

Dokter itu cukup kaget mendengar perkataan Robin .     

" Tidak bisa tuan ... Ini adalah prosedur rumah sakit , tuan harus mematuhinya. "     

Robin begitu kesal dibuatnya.     

" Prosedur macam apa yang hampir saja membunuh pasien nya . Kalian bahkan tidak dapat mengenali perawat kalian sendiri hingga membuat istriku dalam bahaya . Ingat dokter ... Aku bukanlah orang baik ., Jika terjadi sesuatu lagi yang buruk pada istri ku .?!! Kau dan keluarga mu akan tahu akibat dari kemarahan ku .!!! "     

Dokter itu tercengang mendengar ancaman Robin terlebih lagi tatapan itu sungguh menakutkan.     

Elisa cukup takut dan juga terharu hingga jantung nya berdetak kencang saat mendengar perkataan Robin yang begitu sangat mengkhawatirkan nya .     

" Ka .. kau mengancam ku ..? Kau mengancam seorang dokter .? Aku bisa menuntut mu .? "     

Robin tertawa mendengar perkataan dokter itu , tapi tertawa nya Robin bukanya lucu tapi membuat semua orang yang melihatnya merinding ketakutan.     

" Hahahaha .... Menuntut ku .?? Kau hanyalah seorang dokter biasa dan ingin menuntut ku .? Kita lihat hukum apa yang bisa menahan ku untuk menghilangkan kedua tanganmu itu jika terjadi sesuatu terhadap istriku ..?!! "     

Tubuh dokter itu seketika gemetar mendengar serta melihat tatapan Robin hingga tubuhnya hampir saja terjatuh , tapi di tahan oleh suster yang berada di sampingnya.     

" Do ... Dokter apakah , dokter baik-baik saja ..?? "     

Tanya suster itu .     

" Kau pria gila ..!! "     

Dokter itu mengatai Robin dengan keras hingga membuat semua mata tertuju pada mereka .     

Robin sudah sangat kesal hingga mengepalkan tangannya bersiap untuk mengayunkan tangan nya ke wajah dokter itu namun Elisa menarik kemeja Robin dengan menggelengkan kepalanya.     

" Tidak Robin ... Kau tidak harus berbuat seperti ini . Aku baik-baik saja .."     

Robin melihat Elisa lalu menghela nafasnya.     

Lalu tersenyum manis pada Elisa dan hal itu membuat terkejut dokter itu .     

( Pria ini sungguh menakutkan tapi masih bisanya dia tersenyum seperti itu di depan istri nya setelah mengancam orang lain .! )     

Gumam dokter itu .     

Robin mendekat kearah Dokter itu perlahan.     

" Aku memang telah gila .!! Dan aku ingin bertanya padamu . Apakah kau tidak akan gila ketika melihat istrimu terbaring tidak sadarkan diri dilantai dengan lumuran darah yang mengalir begitu banyak dari tubuhnya ..?? "     

Dokter itu seketika terdiam mendengar perkataan Robin , karena apa pun yang Robin katakan adalah benar.     

(Pria ini mengalami trauma karena istrinya .., jika aku menjadi dia , pasti aku akan mengalami hal yang sama .)     

Gumam sang dokter.     

Seorang pria yang terus saja mengawasi Robin dari jauh itu tertawa senang melihat pertunjukan yang mereka lakukan .     

" Robin memang sangat menakutkan sama seperti Juan tapi bedanya Robin memperlihatkan secara terang-terangan , sementara Juan menyembunyikan nya dengan baik dihadapan istri cantiknya itu ... Aku sangat menantikan hari dimana istrinya itu melihat sisi mengerikan juan ."     

Kata pria itu sambil tersenyum melihat Robin yang mendorong kursi roda Elisa.     

" Benarkah ..??!! "     

Terdengar suara dari arah belakang dan hal itu membuat pria itu dan juga pengawal pribadinya terkejut .     

Segera pria itu berbalik dan melihat .     

" Juan yin . "     

Juan berdiri tepat di depan pria itu dengan berdiri tegak tangan di masukan di kedua kantong celana serta tatapan ringan dengan wajah datarnya .     

" Me ... Mengapa kau ..?? "     

" Kau pasti tidak percaya aku bisa menemukanmu bukan Agustinus Cancigoe Manager Grup Cancigoe .. hhmm "     

* Perusahaan Cancigoe adalah salah satu perusahaan elektronik yang cukup terkenal di New York dan perusahaan ini merupakan salah satu mitra bisnis dari perusahaan Wang milik Azam Wang *     

Seketika pria yang bernama Agustinus itu bergetar karena merasa tidak percaya .     

Rumah sakit ini adalah milik salah satu teman dari Agustinus dan semuanya telah di atur sedemikian rupa agar tidak ketahuan oleh mereka tapi ..??      

" Tuan Juan ... Senang bertemu denganmu . "     

Sapa Agustinus bersikap tenang seperti biasanya.     

Juan hanya tersenyum sini melihat sikap ke pura-puraannya .     

" Tangkap dia .."     

Perintah Juan pada para pengawal nya .     

Mereka segera mendekat ingin menangkap Agustinus namun di hadang oleh pengawal pribadinya.     

Agustinus sangat panik saat itu .     

" Mengapa kau ingin menangkap ku .? Aku tidak berbuat apa pun . Jangan lupa Juan aku adalah salah satu orang yang berpengaruh di negri ini "     

Juan tertawa mendengar perkataan Agustinus tapi tawa Juan sanggup membuat Agustinus merinding.     

( Tawa yang hampir sama dengan Robin tapi ini lebih dingin .)     

Gumam Agustinus sedikit gemetar .     

Juan tetap memberitakan para pengawal nya untuk menangkap mereka dan meminta pengawal untuk membawa mereka ke lobby rumah sakit karena di sana sudah ada polisi yang menunggu mereka  .     

" Juan Yin ... Aku tidak akan memaafkanmu . Tunggu pembalasan dariku .."     

Teriak Agustinus pada Juan sembari mengancamnya.     

Sementara di loby hotel sudah ada polisi yang menunggu dan juga seseorang yang merupakan musuh bebuyutan Agustinus yaitu Alberto.     

" Alberto ..?? Kau . Kau bekerjasama dengan Juan Yin untuk menjebak ku .."     

Alberto tidak memperdulikan perkataan Agustinus lalu meminta para polisi itu untuk menahan dia dan jangan biarkan seorangpun memberikan jaminan padanya .     

Juan bertemu dengan Alberto di loby hotel .     

" Kerja bagus ... Sekarang aku yakin bahwa kau bisa di andalkan ."     

Kata Juan sambil bersalaman dengan Alberto.     

" Terima kasih atas kepercayaan nya tuan Yin , aku pasti tidak akan mengecewakan mu agar kerja sama di antara kita berjalan lancar dan juga langgeng "     

Mereka saling memberikan senyuman satu sama lain .     

Juan mengambil handphone nya lalu mengirim pesan singkat menggunakan media online pada Azam dengan senyuman jahatnya .     

Tertulis kan di pesan pengantar itu .     

* Kau tidak sebanding denganku . Pecundang selamanya akan menjadi pecundang .!! *     

Azam melihat sebuah pesan dari no tidak di kenal masuk lalu membukanya .     

Betapa kesal dan juga terkejutnya Azam melihat Agustinus yang merupakan orang suruhannya mengawasi gerak gerik Juan di New York malah tertangkap basah oleh Juan .     

Terlebih lagi pesan yang Juan tulis untuknya , membuat Azam Wang membanting handphone saat ia sedang asyik di sebuah cafe bersama dengan teman-temannya.     

" Sialan kau Juan Yin .!!! Tunggu dan lihat apa yang sanggup aku lakukan ."     

Sambil mengepalkan kedua tangannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.