MENGEJAR CINTA

PENYAKIT ADELIA



PENYAKIT ADELIA

0Robin begitu terkejut mendengar bahwa Adelia mengidap kanker otak .     
0

Teman Robin yang melihat hal itu bertanya padannya namun Robin mengatakan apa pun , Robin bertanya pada suster itu dimana ruangan operasi Adelia .     

Setelah mendapatkan nomor ruangan Adelia Robin berlari menuju kesana .     

" Maafkan aku ... Aku akan menghubungimu nanti . "     

Kata Robin pada temannya itu , Robin menunggu lift terbuka .     

Robin mengingatkan kembali hari dimana Adelia sakit dan muntah dijalan .     

Robin perlahan tahu bahwa Adelia membohonginya selama ini , Adelia bukan hamil anak Jody tapi itu efek dari penyakitnya     

Hari iru adalah hati terakhir ia menghubungi dan juga bertemu dengan Adelia secara langsung .     

Hingga saat ini hati Robin masih sangat kacau , perasaan campur aduk yang ia rasakan saat mendengar Adelia mengatakan bahwa ia sedang hamil anak Jody membuat pikirannya tidak bisa konsentrasi selama bekerja .     

" Seharusnya aku tahu ... Bahwa Adelia pasti berbohong , seharusnya aku mencari tahu terlebih dahulu sebelum berpikir negatif padanya . .maafkan aku Adel , maafkan aku .."     

Robin seluruh tubuh Robin tampak gemetar bahkan tubuhnya terasa lemas saat itu , seorang pria yang bersamanya dalam lift bertanya pada Robin .     

" Apakah kau baik-baik saja ..?? "     

Robin menganggukkan kepalanya .     

Akhirnya Robin sampai juga ke lantai 10 , lalu pergi mencari ruangan operasi Adelia , saat itu langka Robin terhenti ketika melihat Jody yang sedang berdiri di depan ruang operasi .     

Robin perlahan menghampiri Jody , Jody yang melihat seseorang mendekat terkejut ketika melihat orang itu adalah Robin .     

" Kau ...?? Apa yang kau lakukan disini ..? "     

Tanya Jody dengan nada kesal pada Robin , Robin bisa memaklumi hal itu.     

" Aku hanya ingin tahu bagaimana keadaan Adel saat ini .."     

Jody masih sangat kesal pada Robin , jika bukan karena ia dan Elisa penyakit Adelia pasti tidak akan memburuk seperti saat ini .     

" Untuk apa kau tahu tentang keadaan Adel..?? Apa belum cukup selama ini kalian menyakitinya hingga keadaannya memburuk Seperti ini . Aku sarankan sebaiknya kau urus saja urusan rumah tanggamu .. "     

Robin mengepalkan kedua tanganya mendengar perkataan Jody .     

" Kau sendiri tidak punya hak untuk melarang ku melihat Adel ... Kau hanyalah temannya . "     

Jody mendekat kearah Robin lalu berkata.     

" Jika aku temannya .. kau siapanya ..?? Apakah kau lupa bahwa kau bukan lagi seorang pria lajang tapi seorang pria yang telah memiliki istri . "     

Raut wajah Robin berubah mendengar perkataan dari Jody , tapi ia juga sangat ingin mengetahui keadaan Adelia saat ini .     

" Ini bukan saatnya untuk berdebat ... "     

Kata Robin pada Jody .      

Mereka sama-sama khawatir dengan kondisi Adelia , terutama Jody yang sejak tadi mondar mandir didepan ruang operasi.     

Jody melihat kearah Robin yang terlihat begitu sedih , jody memikirkan apa yang Adelia katakan padanya .     

( Jelas dia begitu sedih ... Karean dia kasih mencintai Adel , begitu juga dengan Adel . Apakah pernikahan yang Adelia katakan adalah pernikahannya bersama dengan Robin ..?? )     

Jody menarik nafasnya , dan perlahan mendekat kearah Robin lalu duduk disampingnya .     

" Kau tidak perlu khawatir ... Adel akan baik-baik saja . Walau pun kesempatan operasi ini berhasil hanya berapa persen tapi Adelia masih mempunyai semangat yang besar untuk hidup tidak seperti sebelumnya dimana ia sama sekali tidak mempunyai lagi semangat untuk hidup , tapi kali ini berbeda karena ada seseorang yang ingin ia perjuangkan . "     

Mendengar perkataan Jody , entah mengapa Robin menjadi tidak senang .     

( Siapa pria itu ..?? Aku . Hhmm tidak mungkin , Adel bukanlah wanita seperti itu .. apa mungkin dia ..? )     

Gumam Robin lalu melihat Jody , Jody menjadi bingung dengan tatapan Robin .     

" Sungguh beruntung pria itu ... Mendapatkan wanita sebaik Adelia . "     

Kata Robin lalu menundukkan kepalanya.     

( Dan orang yang beruntung itu adalah dirimu ..)     

Gumam Jody melihat Robin , ada rasa kecewa yang teramat mendalam dihati Jody namun ia telah berjanji pada Adelia untuk pergi , serta janji untuk menyiapkan pesta pernikahannya .     

Pria yang akan menikah dengannya pun masih teka teki hingga saat ini tapi Jody sangat yakin bahwa itu adalah Robin .     

Karena selama ini Adelia tidak pernah dekat dengan pria mana pun selain ia dan juga Robin .     

Jody menarasa ini tidak adil tapi demi Adelia , apa pun akan Jody lakukan .     

( Aku akan membantumu untuk terakhir kali Adel , aku akan membuat pesta pernikahan yang begitu besar dan juga indah ... Hanya itu yang dapat aku berikan untukmu . )     

Robin bertanya pada Jody sejak kapan penyakit Adelia .     

" Sejak awal ... Aku tidak tahu pasti tapi sejak ia bangun dari koma , keadaannya kian memburuk . Aku selalu bertanya padanya namun tidak pernah ada jawaban yang pasti , tapi aku yakin bahwa penyakitnya ini sejak awal telah ada sebelum ia koma atau mungkin sebelum kalian melaksanakan menikah dulu "     

Robin terkejut mendengarnya .     

" Apakah karna ini Adel memutuskan untuk meninggalkanku pada saat pernikahan kami .?? Tapi mengapa ... Mengapa harus menyembunyikannya . "     

Robin merasa sangat terpuruk ketika mengetahui hal ini .     

Jody sendiri walau oun sakit tetap mengatakan hal ini pada Robin , agar di masa depan nanti tidak ada kesalahpahaman di antara mereka dan Robin akan memperlakukan Adelia dengan baik , walau pun itu tidak bisa diragukan lagi .      

" Tapi aku sarankan sebaiknya kau menjaga Adelia dengan baik kedepannya , terutama dari Elisa ... "     

Robin terkejut mendengar perkataan Jody .     

" Elisa ...?? "     

Jody menganggukkan kepalanya.     

" Iya ... Bukan aku menuduh Elisa , aku tahu dia adalah gadis yang baik . Tapi setiap kali ia bertemu dengan Elisa pasti keadaannya memburuk . Hari itu juga supir Adelia mengatakan bahwa Adel bertemu dengan Elisa dan juga adiknya lalu mereka makan bersama , namun setelah itu supir mengatakan Adelia hampir saja jatuh di restoran itu sedangkan Elisa tidak berada lagi sana . "     

Robin masih tidak percaya dengan apa yang Jody katakan .     

Karena baginya Elisa adalah gadis yang baik , tidak mungkin Elisa melakukan hal yang buruk pada Adelia .     

Walau pun Robin merasa bahwa sikap Elisa sangat berubah padannya saat ini .     

Dulu Adelia terlihat cuek dan tidak selalu memperhatikan dirinya karena mereka memang sepekat untuk tidak memiliki perasaan satu sama lain karena Robin tidak pernah mencintai Elisa . Robin memaafkan kesalahan Elisa waktu itu karean mengingat Elisa sebatang kara setelah di tinggal oleh ibunnya dan juga membalas semua kebaikannya karena telah membantu dirinya mendekati Adelia sewaktu menjadi sekertarisnya.      

Tapi Adelia juga bukanlah orang yang suka mengancam orang lain , Robin tidak meragukan hal itu.     

Kepala Robin terasa ingin pecah saat itu .     

Sementara didalam ruangan operasi , Aroun dan juga dokter Frans terus melakukan operasi dengan sangat hati-hati .     

Pada saat proses pengangkatan tumor yang ada di kepala Adelia , Aroun menjadi cukup gugup , jika itu pasien lain Aroun tidak akan segugup ini tapi ini adalah adiknya , jika terjadi sesuatu makan semuanya akan hancur .     

Namun dalam proses pengangkatan tumor itu , tiba-tiba suara monitor yang memperlihatkan keadaan Adelia yang kritis saat itu .     

Aroun memang kearah dokter Frans , keduanya mulai tampak khawatir namun mereka kembali menenangkan diri mereka.     

" Lakukan dengan cepat .. "     

Kata dokter Frans pada Aroun , Around pun mengaggukkan kepalanya .     

Keadaan Adelia yang kritis saat itu tidak membuat Aroun putus asa tapi tetap berusaha .     

( Bantu aku kali Tuhan , Tolong bantu aku )     

Gumam around dalam hatinya .     

Setelah beberap menit kemudian Adelia berhasil melewati masa kritisnta namun operasi masih terus berjalan .     

Robin dan juga Jody masih menunggu dengan gelisa , karena operasi telah berlangsung hampir 2 jam tapi belum ada tanda mereka telah selesai .     

Saat itu handpone Robin berdering , Robin mengirah itu adalah Juan .     

Kerena setelah selesai pertemuan dengan tuan Alberto Robin meminta ijin untuk mengunjungi temannya yang sedang sakit .     

Namun yang menelpon Robin kali ini adalah Elisa .     

Robin belum mengangakat telpon dari Elisa dan hanya melihat handponenya .     

Robin ragu apakah harus di angkat ataukah diabaikan saja .     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.