MENGIKHLASKAN DIRINYA
MENGIKHLASKAN DIRINYA
Robin tidak mengangkat panggilan pertama namun Elisa kembali lagi menelponnya , kali ini Robin mengangakat telpon Elisa .
" Hallo ... Elisa "
Elisa menjawab sapaan Robin .
" Ah ... Apakah kau sedang sibuk ..?? "
Tanya Elisa pada Robin .
" Iya ... Saat ini aku sedang berada dirumah sakit . "
Elisa yang mendengar kata rumah sakit menjadi khawatir namun saat ia ingin bertanya Robin tidak menjawabnya.
Robin bergegas setelah melihat seorang perawat keluar dari ruang operasi .
Elisa mendengar suara seorang pria lagi disana yang sedang menanyakan keadaan seseorang , Elissa tidak dapat mendengar lebih jelas lagi karena Robin mematikan telponnya.
Elisa menelpon Robin berulang kali karena karena khawatir , Robin tidak langsung mengangakat telpon Elisa dan hanya mengirimkan pesan padanya .
* Aku baik-baik saja ... Aku sedang berada dirumah sakit menjenguk seorang teman . *
Elisa merasa lega membaca pesan dari Robin , karena penasaran Elisa membalas pesan Robin lalu bertanya siapa temannya itu dan sakit apa , apakah parah Elisa juga mendoakan agar teman Robin itu cepat sembuh .
Robin membaca pesan yang dikirimkan Elisa dan membalas pesan itu .
* Adelia ...*
Ketika membaca pesan dari Robin Elisa sangat terkejut .
" Adel .? Bukankah adelia baik-baik saja kemarin ..? Tapi Mengapa Adel bisa berada di new York , Mungkinkah ... "
Elisa segerah memesan tiket ke new York , lalu mengambil kopernya dan tidak ketinggalan pasport.
Sejam kemudian Elisa turun dengan menyeret sebuah koper , bibi Han yang melihat hal itu bertanya pada Elisa .
" Nona Elisa ingin kemana dengan koper itu ..??? "
Elisa berhenti sejenak untuk menjelaskan pada bibi Han .
" Saya akan ke new York ... Tolong jaga Sam . "
Kata Elisa kemudian mengangkat kembali koper miliknya .
Seorang pengawal datang membantu Elisa mengangakat koper itu hingga ke dalam mobil .
" Bagaimana jika tuan Robin kembali dan menanyakan Nona ..?? "
Elisa menggengam tangan bibi Han .
" Aku akan memberitahukan padannya langsung ... Bibi Han tidak perlu khawatir , aku hanya ingin menitipkan Sam ,tolong jaga dia baik-baik bibi "
Setelah itu Elisa pergi ke bandara di antara oleh supir .
Dalam perjalanan kebandara Elisa menanyakan pada Robin di rumah sakit mana ia berada melalui pesan singkat yang ia kirimkan .
Robin belum membalas pesan itu hingga Elisa naik kedalam pesawat .
" Mungkin Robin sedang sibuk ... Setelah sampai aku akan mengabarinya kembali . "
Walau pun Elisa merasa sedih tapi ia dapat memaklumi hal itu , setelah di pikir-pikir lagi , pikiran buruknya tentang Adelia salah selama ini , selama ini Adelia tidak pernah ingin mengambil Robin darinya .
Elisa bertekad setelah ini ia akan meminta bercerai dari Robin dan membiarkan Adelia dan juga Robin bahagia .
Elisa terus melihat handponenya namun tetap saja tidak ada balas pesan dari Robin .
" Sebaiknya aku istirahat saja .. "
Elisa merebahkan tubuhnya yang lelah itu , dalam tidur tanpa sadar air matanya mengalir dan membuat seorang wanita yang duduk disampingnya membangunkan elisa saat itu .
Elisa membuka matanya ketika merasa tubuhnya yang bergoyang dan sebuah suara yang terus memanggilnya .
" Apakah kau baik-baik saja ..?? "
Tanya wanita itu pada Elisa , Elisa cukup bingung mendengar perkataan wanita itu .
" Iya ... Aku baik-baik saja . "
Wanita itu pun terus memandangi Elisa .
" Apakah yang membuatmu begitu bersedih hingga membuatmu menangis dalam tidur seperti itu ..?? "
Elisa kaget ketika mendengar perkataan wanita itu .
Elisa merasakan wajahnya cukup lembap lalu mengusap matanya, ternyata memang benar ia menangis .
Elisa cukup malu saat wanita itu bertanya padannya .
" Tidak apa-apa ... Walau pun aku tidak tahu apa masalahmu tapi aku yakin semuanya akan cepat berlalu kau hanya perlu bersabar dan mengikuti kata hatimu . "
Entah mengapa ketika mendengar perkataan wanita yang sama sekali tidak ia kenal itu membuat hatinya tenang dan lebih yakin lagi dengan pilihan hatinya .
( Mencintai bukan berarti memiliki dan memiliki bukan berarti harus egois . Cinta dipertahankan jika saling mencintai ... Jika tidak untuk apa bertahan dan mengajak orang yang kita cintai masuk kedalam jurang kehancuran bersama kita . Melepaskan lebih baik dari pada memperhankan yang memang bukan milik kita walau pun berada di genggaman kita )
Elisa bisa bernafas dengan lega dan juga mulai tersenyum bahagia .
" Mimpi mengajarkan ku sebuah arti pengorbanan dan keikhlasan ."
Gumam Elisa dan di dengar oleh wanita itu .
" Kau sungguh bijak ... "
Elisa terseyum mendengar hal itu .
(Bijak ...?? Ha ... Tidak ada wanita yang bijak didunia ini jika menyangkut orang yang dia cintai yang ada hanyala wanit egois yang terus bertahan dengan rasa sakit . Aku melepaskan bukan berarti bijak hanya karena tidak mampu memperjuangkan cintaku saja dan yang paling penting dia bahagia ..)
Gumam Elisa dalam hatinya dan kembali menutup matanya .
Setelah beberapa jam mereka pun sampai di new York .
Ketika di bandara Elisa mengambil handphonenya , melihat apakah ada balasan pesan dari Robin .
Namun belum juga ada balasan pesan dari Robin , Elisa berusaha agar tidak kecewa .
Elisa terlebih dahulu pergi ke hotel untuk istirahat sejenak , setelah sampai di hotel lagi-lagi Elisa melihat handponenya . Ingin rasanya Elisa menelpon Robin tapi Elisa takut mengganggu waktu Robin , Elisa memutuskan untuk menelpon Juan .
Juan yang saat itu sedang bolak-balik melihat handponenya , merasa sangat kesal karena hey kha tidak dapat dihubungi lagi dan lagi .
" Harus aku apakah satelit yang mengarah ke sana ..?? Satelit yang memancarkan jaringan disana adalah yang terbaik tapi mengapa hanya di kota itu saja yang jaringannya bermasalah . Sungguh sial ...!!! "
Juan mengangkat tangannya untuk membanting handpone itu namun tiba-tiba handpone berdering , dengan segera Juan menarik kembali tangnnya dan melihat , ternyata itu adalah telpon dari Elisa , Juan tampak kecewa karena bukan dari hey kah namun Juan agak bingung karena Elisa menelponnya .
" Halo , selamat malam tuan Juan ... Apakah aku mengganggu istrhat tuan .?? "
Juan menjawab sapaan Elisa .
" Tidak ... Ada apa kau menelpon malam begini ..?? "
Waktu menunjukan pukul 10 malam waktu new York .
" Ah ... Tidak , eh begini .., kebetulan saya sedang berada di new York saat ini , saya mengirim pesan pada Robin tapi belum dibalas , saya juga takut menelponnya .."
Juan sedang berpikir saat itu , mengapa Elisa bisa sampai takut menelpon Robin , apakah mereka sedang bertengkar .
" Kebetulan aku tidak bersamanya saat ini , Robin pamit untuk mengunjungi tamannya yang berada dirumah sakit . Aku akan menghubunginya untuk dan mengatakan bahwa kau ada disini "
Elisa yang mendengar hal itu mengucapkan terima kasih .
Juan menutup telponnya lalu menelpon Robin , Robin yang sedang menunggu di depan ruang operasi melihat Juan menelponnya .
" Ya tuan ... "
Juan bertanya di mana keberadaannya sekarang .
" Saya sedang berada di rumah sakit , sedang berdiri di depan ruang operasi . "
Juan yang mendengar hal itu tampak bingung , karena yang Juan tahu teman Robin itu baru saja selesai operasi .
" Temanmu menjalankan operasi lagi ..?? "
Tanya Juan pada Robin .
" Bukan tuan ... Tapi Adel . Adelia yang sedang melakukan operasi pengangkatan kangker yang ada di otaknya . "
Seketika Juan berdiri dari tempat duduknya .
" Adelia ..?? Melakukan operasi kangker ..?? Mengapa kau tidak memberikan hal ini padaku ..?? "
Juan sangat merah mendengar hal itu .
" Maafkan saya tuan ... Saya juga baru tahu akan hal ini . "
Juan meminta Robin untuk mengirimkan alamat rumah sakitnya sekarang .
Juan menelpon Elisa dan menanyakan di mana hotel tempat ia menginap .
" Saya ... Berada di hotel Liberty "
Kata Elisa pada Juan .
" Tepat sekali ... Aku akan menunggumu di loby hotel saat ini . Cepat turun .. "
Kata Juan pada Elisa lalu mematikan handphone , Elisa masih bingung namun mengingat Juan memintanya untuk cepat ia pun bergegas turun setelah mengambi tasnya.
Setelah sampai di loby hotel , Elisa tidak melihat Juan tapi ada seorang pria mendekat padanya .
" Apakah nona Elisa ..?? "
Elisa pun mengaggukkan kepalanya .
" Tuan Yin menunggu nona di mobil ... "
Elisa mengikuti pria itu dan melihat Juan yang telah duduk di dalam mobil menunggunya .