MENGEJAR CINTA

NAMA KECIL



NAMA KECIL

0Juan dan juga robin masuk kedalam ruangan yang telah di beritahukan oleh sekertaris tuan Sinchan.     
0

Saat mereka masuk didalam sudah menunggu tuan Shin dan juga sekrtaris cantik yang duduk disampingnya .     

" Selamat sore Presdir Yin dan juga tuan Robin , silakan duduk ... "     

Sapa tuan Shin pada mereka .     

" Maaf membuat anda menunggu lama .."     

Kata Robin pada tuan shin saat itu .     

Robin ingin menanyakan sesuatu tapi pertanya itu langsung terjawab dengan masuknya Alan Wang bersama sekrtarisnya juga.     

" Wah ... Kita berjumpa disini lagi presdir Yin , dunia ternyata sangat sempit "     

Sapa Alan pada Juan saat itu , Juan hanya tersenyum mendengar perkataan Alan .     

" Ternyata presdir Yin mengenal Presdir Alan ... "     

Kata tuan Shin pada Juan .     

" Iya ... Siapa yang tidak mengenal tuan Alan yang merupakan ketua mafia di kota A "     

Raut wajah Alan berubah mendengar perkataan Juan .     

Sorot mata yang tajam antara keduanya saling memandang .     

Robin dapat melihat wajah senang dari tuan Shin yang melihat Juan dan juga alan saling menjatuhkan .     

" Seperti ada yang senang melihat drama di hadapannya .. "     

Kata Robin sambil melihat kearah tuan Shin , tuan Shin langsung mengelak hal itu .     

" Drama apa yang kau maksud ... ??"     

Sekattika sekertaris tuan Shin mengalihkan pembicaraan dengan mengatakan bahwa ini adalah hari yang baik karena para pengusaha besar berkumpul di tempat ini .     

Robin yang mulai kesal berkata .     

" Sebanarnya apa maksud dari semua ini ..?? Bukankah kita akan membahas tentang kerjasama yang akan kita lakukan tapi mengapa tuan Alan ada tempat ini bersama kita ..?? Saya ingin penjelasan tentang hal ini ."     

Sebenarnya Shinchan sudah mempersiapkan alasan untuk itu , tapi ia tidak mengangka bahwa ia dibuat gugup dan sedikit takut dengan tatapan Robin ketika bertanya padannya .     

" Maafkan aku yang tidak sempat memberitahukan hal ini pada presdir Yin dan juga tuan Robin ... Semua ini mendadak . Kebetulan kerjasama kali ini sangat menguntungkan dan saat yang sama presdir Alan juga ingin mengajukan kerja sama dengan perusahaan saya . Saya ingin melihat siapakah di antara kalian yang bisa mendapatkan kontrak kerjasama dengan perusahaan saya ... "     

Robin dengan sengaja tertawa saat itu dan hal itu membuat tuan Shin sangat kesal .     

" Apa yang lucu tuan Robin ..?? Jika kalian menganggap grup Yin yang akan segera bangkrut dapat membuat kalian bangga saat ini , makan itu adalah sebuah lelucon . "     

Robin dan juga Juan terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Shinchan.     

Robin ingin membalas perkataan Shinchan namun Juan menghentikannya .     

Juan beranjak dari tempat duduknya dan menatap tajam kearah Shinchan.     

" Walau pun grup Yin sedang dalam kondisi yang tidak menguntungkan perusahaan mu untuk bekerjasama dengan perusahan yin tapi grup Yin sendiri tidak membutuhkan kerja sama dari perusahaan kecil dan tidak bermutu seperti perusahan kalian itu . "     

Perkataan Juan sontak saja membuat Shinchan terdiam tanpa mengatakan apa pun.     

Juan dan juga Robin yang hendak keluar dari ruangan itu dihadang oleh Alan .     

" Tunggu sebentar Juan ... "     

Juan berbalik melihat kearah Alan .     

Alan berdiri di hadapan Juan sambil memegang bahu Juan , Robin ingin menepis tangan Alan namun Juan memberikan isyarat dengan matanya untuk membiarkan Alan melakukan hal itu .     

" Jika kau ingin meminta bantuan padaku , aku akan dengan senang hati membantuh kesusahanmu .. "     

Sambil menahan tawanya .     

Robin tidak tahan lagi melihatnya dan melayangkan tinju ke wajah Alan hingga ia jatuh kelantai sangking kerasnya pukulan Robin .     

Robin yang hendak memukul Alan lagi di tahan oleh Juan .     

" Ini pelajaran kecil untukmu dan sebagai kenang-kenangan ... Jika hal ini terulang lagi . Aku tidak tahu apakah kali itu gigimu yang akan jatuh kelantai semaunya . "     

Juan menarik Robin pergi sementara Alan yang ingin bangkit membalas Robin di tahan oleh Shinchan.     

" Biarkan mereka Presdir Alan ... Kita telah tahu kelemahan mereka , kita bisa balas perbuatan ini berkali lipat . !!! "     

Alan menepis tangan shincan dan menatap tajam kearah.     

" Tutup mulutmu ..., Kau tidak mengenal Juan . Seharunya kau pikirkan dirimu sendiri .!!! "     

Alan pergi meninggalkan ruangan itu dengan penuh amarah .     

Didalam mobil Juan menatap kearah Robin yang terus menundukkan kepalanya .     

" Ada apa denganmu ..?? "     

Tanya Juan pada Robin , Robin mengatakan dengan gugup .     

" Ma .. maafkan aku tuan , seharusnya aku menahan emosi ku tapi melihat Alan menertawakan tuan seperti itu . Membuatku ingin mencekiknya sampai lidahnya itu kelaur bergelantungan dari mulutnya itu . "     

Juan tersenyum mendengar penuturan Robin yang begitu menggebu-gebu setelah sempat gugup di awalnya .     

" Sudahlah kau tidak salah,... Malah itu kurang,  karena kita mempunyai urasan yang penting sebab itulah aku mengajakmu pergi ."     

Robin mengerti dengan apa yang Juan katakan .     

" Seperti umpan yang kita buat sudah mulai di lirik ikan ... "     

Kata Robin pada Juan .     

" Oh iya ... Kau kembali lagi ke kantor , aku ingin kembali kerumah untuk melihat hey kha .     

Juan mampir ke toko bunga membeli bunga untuk hey kha .     

Semantara Robin naik taksi dan kembali ke kantor .     

Juan telah selesai membeli bunga untuk hey kha, namun saat Juan ingin masuk kedalam mobil tiba-tiba di hentikan oleh seorang wanita .     

Juan berbalik dan melihat siapa yang berteriak-teriak memanggil seperti itu.     

Ternyata itu adalah Amanda .     

" Kak Juan ... "     

Dengan nafas yang terengah-engah.     

Juan tidak memperdulikannya lalu masuk kedalam mobil namun Amanda menahan pintu mobil yang tertutup itu dan berkata.     

" Biasakah aku naik di mobil yang sama denganmu , aku ingin menjenguk kak hey kha atas perintah kakek dan bibi Sherly ... Ini juga hadiah yang mereka titipkan . "     

Sambil memperlihatkan sebuah bingkisan dan juga bunga di tanganya .     

Juan yang kesal berkata .     

" Aku akan memberikannya pada hey kha ... Sebaiknya kau pulang saja . "     

Lalu mengambil bingkisan itu dari tangan Amanda namun dengan sengaja Amanda membenturkan tangannya ke pintu mobil hingga memar .     

Juan terkejut melihatnya .     

" Apakah kau tidak apa-apa ..??? "     

Tanya Juan pada Amanda karena merasa bersalah , Juan berpikir mungkin karena ia mengambil paksa bingkisan yang ada di tangan Amanda membuat tangnanya terbentur ke pintu mobil .     

Mata Amanda berkaca-kaca dan memperlihatkan tangannya yang memerah .     

" Sebaiknya kau ke rumah sakit ."     

Kata Juan pada Amanda , Amanda yang merasa kesal menerobos masuk kedalam mobil Juan .     

Juan meminta Amanda untuk turun namun Amanda mulai menangis dan berkata .     

" Semua ini karna kak Juan ... Jika tidak aku tidak akan sampai seperti ini . Lagi pula aku bukanlah orang lain, sebagai permintaan maafmu aku ingin menumpang sampai kerumah kak hey kha untuk menjenguknya. "     

Juan hanya bisa menarik nafas menahan kekesalannya pada Amanda .     

Sepanjang perjalanan Amanda terus saja melihat kerah Juan , Juan mulai risih dengan hal itu .     

" Jika kau terus menatapku seperti itu , aku akan mendendangmu keluar dari mobil ini . "     

Amanda melihat kearah Juan dan berkata.     

" Kau begiti kejam Juju ... "     

Seketika Juan terdiam mendengar perkataan amanda lalu perlahan Juan melihat kearah Amanda .     

Amanda pun tersenyum kearah Juan yang melihatnya .     

Juan begitu yerkejjt melihat ekspresi wajah , serta senyum Amanda sama persis dengan wajah dan senyum Jein , terlebih lagi nama " Juju " itu adalah nama yang diberikan ibunya sewaktu kecil dulu dan Jein sering kali memanggilnya dengan nama itu .     

Tapi kali ini , Amanda memanggilnya dengan nama kecilnya itu , yang bahkan hey kga pun tidak pernah menggunakan kata itu .     

* Jein merupakan mantan kekasih Juan yang telah meninggal karena kecelakaan. Pasti ingat dong semuanya ..,hehe*     

Amanda yang melihat bunga yang begitu cantik disebelah tempat duduknya mengambil dan mencium bunga itu .     

" Wah ... Bunga ini sangat harum . "     

Saat itu Juan tersadar dari lamunannya dan mengambil paksa bunga itu , lalu membuangnya ke bawah .     

" Siapa yang menyuruh mu untuk menyetuh bunga itu ..?!! "     

Seketika  Amanda terkejut dan merasa takut saat Juan berteriak padanya dengan ekspresi wajah seakan ingin menelannya saat itu .     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.