MENGEJAR CINTA

BERTAMU DI TENGAH MALAM



BERTAMU DI TENGAH MALAM

0hey kha mengirim pesan pada azam dan memintanya untuk bertemu malam nanti.     
0

azam tidak merespon pesan dari hey kha. karena ponselnya saat itu,sedang berada di tangan istrinya.     

"rupanya kau ingin main-main denganku,'gumam wanita itu sambil melirik kearah kamar mandi. azam sedang mandi dan tidak dapat membalas pesan hey kha. sementara pesan itu,telah di balas oleh istrinya setelah itu langsung di hapus.     

Arbela,itulah nama istri azam. ia meletakan ponsel azam di atas meja dan keluar dari kamar itu.     

mereka berjanji untuk bertemu di sebuah restoran,nanti malam.     

Setelah selesai bekerja. Hey kha dan juga Lyli kembali kerumah.     

Hey kha menitipkan Lyli pada kepala pelayan Han, karena ia ingin bertemu dengan Azam.     

Sebenarnya Juan berjanji untuk pulang malam ini,tapi hey kha mendapat sebuah pesan dari asisten Ju bahwa kepulangan Juan tertunda.     

Hey kha sangat kecewa mendengar hal itu, karena bukan juan langsung yang mengatakan padanya. Hey kha hanya membaca pesan tersebut dan bahkan tidak mencoba menghubungi Juan.     

Sudah berbulan-bulan Juan sangat sibuk di kantor dan juga sering ke luar negeri. Hey kha Marasa seperti ada jarak di antara mereka,tapi ia hanya bisa bersabar dan tidak ingin egois. Karena sejak awal Juan bukan hanya miliknya.     

Setelah Lyli tertidur, hey kha mengganti pakaiannya lalu pergi ke menemui Azam.     

Dalam perjalanan hey kha, mencoba menelepon Azam. Namun ponsel Azam selalu saja sibuk.     

"Semua pengusaha memang menjengkelkan!"ucap kesal hey kha.     

Sopir pribadi hey kha dapat melihat wajah kesal hey kha.     

Setelah sampai di restoran tersebut. Hey kha di antar oleh seorang pelayan menunju sebuah ruang VIP.     

Hey kha sempat ragu untuk masuk awalnya,namun karena ia telah tiba,tidak mungkin ia kembali lagi.     

"Kali ini saja. Jika dia berani macam-macam,aku akan memberinya perhitungan!"gumam hey kha.     

Hey kha masuk kedalam ruangan tersebut dan betapa terkejutnya saat melihat orang yang berada didalam ruangan bukanlah Azam melainkan seorang wanita.     

'aku ingat,dia adalah istrinya.'batin hey kha.     

"Mengapa kau hanya berdiri saja di situ?"ucap seorang wanita yaitu Arbela.     

"Saya hanya terkejut saja, karena seingat saya? Saya tidak membuat janji dengan anda Nyonya." Ucap hey kha melangkah maju,kemudia duduk di kursi yang berhadapan dengan Arbela.     

"Aku tidak tahu ada hubungan apa, antara kau dan juga suamiku. Hingga kalian Membuat janji untuk bertemu bersama," ujar Arbela dengan Tatapan yang kurang mengenakkan,namun senyumannya begitu manis.     

"Nyonya ternyata tidak suka basa-basi,"ucap hey kha memuji Arbela yang langsung pada intinya.     

"Aku sangat sibuk, sebab itulah aku ingin bertanya langsung pada intinya."     

Hey kha terdiam mendengar perkataan Arbela. Terlebih pandangan Arbela padanya tidak mengenakkan.     

"Oh iya, jika aku tidak salah ingat. Bukankah kau adalah Nyonya Yin?" Ujar Arbela menyeringai.     

"Karena orang yang ingin saya temui tidak ada, sebaiknya saya pergi agar kita tidak saling membuang waktu."ucap hey kha yang mencoba beranjak dari tempat duduknya.     

"Apakah kau ingin kabur setelah tertangkap basa ingin berselingkuh dengan suamiku?!"     

Hey kha tercengang mendengar perkataan Arbela yang menurutnya tidak masuk di akal. Hey kha berbalik dan menatap tajam kearah Arbela,namun Arbela malah terkekeh melihat sikap hey kha.     

"Apakah Nyonya Yin merasa marah dan malu?! Hmm..,aku tidak menyangka bahwa kau tertarik dengan musuh suamimu sendiri." Ujar Arbela sambil tertawa senang.     

"Aku..,? Tertarik dengan suamimu? Apakah kau sadar dengan ucapanmu?" Tanya hey kha pada Arbela. Kini hey kha bertambah kesal di buatnya.     

"Coba jelaskan? Mengapa kau ingin bertemu dengan suami orang di malam hari?! Terlebih lagi kau mengirimkan pesan ke nomor pribadinya. Dimana hanya aku dan beberapa orang penting saja yang tahu nomor tersebut,"     

Kali ini, hey kha benar-benar terdiam mendengar perkataan Arbela.     

"Jangan pikir bahwa dirimu masih seorang nyonya yin yang bermartabat. Di mataku kau hanyalah seorang, wanita pengganggu.!!" Lanjut Arbela. Ia pun pergi meninggalkan hey kha yang masih terdiam.     

Hey kha tidak bisa memberitahukan alasannya untuk bertemu dengan Azam pada Arbela. Karena jika Arbela tahu bahwa wanita milik Azam ada bersamanya. Wanita itu pasti akan mati, sedangkan hey kha telah berjanji untuk membantu Azam. Semua ini ia lakukan agar Azam tidak menyulitkan Juan lagi di kemudian hari.     

"Benar-benar mulut yang berbisa. Kali ini saja aku mengalah,lain kali pasti aku akan memberinya pelajaran."Ucap hey kha.     

Ia pun pergi meninggalkan ruang tersebut.     

Dalam perjalanan menuju mobil, hey kha masih terus teringat perkataan Arbela, dimana Arbela menuduh hey kha ingin merebut suaminya.     

"Cih..!! Juanku jauh lebih baik dari si Azam itu dari berbagai hal. Walaupun pun kini dia menjadi menjengkelkan,tapi aku masih tetap memilih Juan di banding pria yang tidak setia seperti suamimu itu.!" Gumam kesalg hey kha.     

Ingin rasanya hey kha mengatakan hal itu pada Arbela,tapi ia masih harus bersabar.     

Setelah hey kha sampai di rumah. Ponselnya berdering,ia dengan buru-buru mengambil ponsel tersebut. Hey kha berharap itu dari Juan,namun telpon itu ternyata dari Azam.     

"Hallo, nona hey kha." Ucap seorang pria yaitu Azam.     

"Seharusnya kau tidak perlu menelponku, agar kau bisa melewatkan pemakaman wanita simpanan mu itu.!!" Ucap kesal hey kha lalu mengakhiri panggilan tersebut.     

Hey kha pun menonaktifkan ponselnya.     

"Aku masih sangat kesal dengan kalian hari ini! Toh,jika aku memberitahukan kebenarannya,tidak ada yang akan berubah." Gumam hey kha.     

Hey kha kembali ke kamarnya untuk mengganti pakaian. Setelah itu,ia pergi melihat Lyli yang tengah tertidur pulas.     

Hy Ju kembali menginap di rumah Nyonya Yin, karena besok libur sekolah. Nyonya yin ingin mengajak Hy Ju dan juga Lyli berkemah di belakang rumah.     

Hey kha kembali ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya.     

Ia mengingat Juan saat itu.     

"Pria kejam itu?! Aku sangat merindukannya."ucap hey kha lalu perlahan matanya mulai terpejam.     

Baru saja matanya terpejam,suara ketukan pintu terdengar.     

"Hah..,mereka tidak ingin membiarkan aku istirahat walaupun hanya sebentar."rengeknya.     

Hey kha membuka pintu dan bertanya pada pelayan yang membangunnya saat itu.     

"Maaf mengganggu nona, nona memiliki tamu di bawah." Ucap pelayan itu.     

'tamu?'batin hey kha sambil melirik kearah jam dinding yang tengah menunjukkan pukul 11:00 malam.     

"Baiklah, aku akan segera turun." Ucap hey kha. Ia kembali masuk kedalam kamar dan mengganti pakaian tidurnya lalu turun ke bawah.     

Hey kha pergi ke ruang tamu dan melihat sosok seorang pria yang sedang duduk saat itu.     

"Azam..?" Ucapnya kaget.     

Azam yang melihat hey kha bergegas menemui hey kha.     

"Apa yang kau katakan di telepon tadi? Cepat jelaskan."ucap Azam sambil memegangi bahu hey kha.     

Hey kha sangat terkejut di buatnya, bagaimana jika para pelayan dan juga pengawal salah paham terhadap mereka.     

Hey kha segera menepis tangan Azam dari bahunya.     

"Tuan Azam, bisakah anda lebih sopan?! Ini di rumah saya dan tuan bertamu di tengah malam. Ini sungguh tidak sopan!" Ucap kesal hey kha.     

Sementara itu, seorang pelayan yang datang membawakan teh untuk mereka terdiam melihat pemandangan yang tidak biasa menurutnya.     

Hey kha mengehela nafas panjangnya melihat hal itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.