MENGEJAR CINTA

SEMAKIN MEMBURUK



SEMAKIN MEMBURUK

0Hati Juan begitu sedih melepaskan kepargian istri tercintanya itu .     
0

Meraka kembali kerumah dan Juan kembali ke kantor , semantara Robin mengantar Adelia kembali ke rumahnya .     

Adelia sempat menolak namun Robin tetap memaksa Adelia , Robin begitu khawatir terlebih lagi Azan Wang berada di kota A .     

" Biarkan aku mengantar mu kembali.. "     

Kata Robin pada Adelia , Adelia hanya diam saja saat itu dan mengikuti apa yang Robin inginkan karena sejak tadi mereka hanya berdebat tentang masalah Robin yang ingin mengantarnya pulang , sedangkan Adelia berencana kerumah sakit untuk menjalani pemeriksaan setelah mengantar hey kha .     

Selama dalam perjalan kembali Adelia hanya diam saja serta memalingkan wajahnya dari pandangan Robin , Robin mulai merasa tidak nyaman karena seakan Adelia menghindarinya .     

" Apa kau sedang sakit Adel ..?? "     

Tanya Robin pada Adelia karena Robin memperhatikan sejak di bandara wajah Adelia terlihat pucat terlebih lagi bibirnya yang tampak mengelupas .     

" Aku baik-baik saja ... "     

Jawaban singkat dan juga terdengar ketus itu membuat Robin semakin bingung .     

" Kita akan kerumah sakit ... "     

Mendengar hal itu Adelia berbalik dan melihat kearah Robin .     

" Aku baik-baik saja .. aku ingin turun .!!! "     

Robin sedikit terkejut mendengar perkataan Adelia yang seperti itu .     

" Halnini meyakinkanku bahwa kau sedang sakit .."     

Robin pun mempercepat mobilnya .     

Adelia mulai merasa pusing Adan ingin muntah saat itu .     

" Ro .. Robin pelankan mobilnya , aku mohon . "     

Robin melihat wajah Adelia semakin pucat dan Adelia pun memegang perutnya dengan segarah Robin meminggirkan mobilnya ketepi jalan .     

" Apakah kau baik-baik saja Adel ...?? "     

Adelia segerah keluar dari mobil Robin dan muntah di pinggiran jalan .     

Robin pun ikut keluar lalu memberikan air untuk Adelia .     

Adelia mengambil air yang disodorkan Robin itu dengan sedikit kasar , namun bukan hal itu yang membuat Robin terkejut melainkan melihat Adelia yang tengah munta .     

Pikiran Robin semakin kacau dan pikiran buruk mulai berdatangan di kelapanya.     

Setelah Perasaan Adelia mulai membaik , Adelia perlahan berbali karena melihat bayangan robin yang masih ada di hadapannya semantara robin hanya diam saja.     

Adelia berbalik dan melihat wajah Robin yang tampak linglung seperti orang bodoh melihatnya .     

Mereka saling menatap satu sama lainnya dengan penuh tanya .     

" Apakah .... "     

Belum selesai Robin berkata Adelia dengan segera memotong perkataannya .     

" Iya ... Seperti yang kau pikirkan dan itu benar adanya .!!! "     

Perkataan tegas dan juga terdengar kasar dari Adelia itu membuat hati Robin sangat sakit , melihat Robin yang semakin terkejut mendengar perkataannya , Adelia pun pergi meninggalkan Robin sendiri dan memanggil taksi .     

Sementara Robin masih tetap berdiri tidak percaya dengan apa yang ia dengar dari Adelia .     

" Adel .... "     

Tubuh Robin terasa lemas saat itu , karena terus terang Robin masih belum bisa melupakan Adelia selama ini sementara pernikahannya dengan Elisa yang di awali dengan kebohongan hanya sekedar pasangan biasa dan mereka mengaggap diri mereka hanyalah teman , walau pun Robin bukanlah pria bodoh yang tidak tahu atau pun mengerti perasaan Elisa padanya , beberapa kali ia mencoba membuka hatinya untuk Elisa namun tetap saja hati kecilnya tidak bisa menerima Elisa , karena perjuangan kerasa Adelia dan juga dirinya selama ini membuat hati Robin tersentuh sehingga bisa membuka hatinya untuk wanita , mengenal artinya cinta dan juga kebahagian namun karena masalah yang timbul membuat semuanya hancur .     

Robin juga percaya bahwa semua yang terjadi dalam hidupnya adalah karena sumpah yang ia langgar .     

Robin mencoba melupakan Adelia namun terap saja tidak bisa , bahkan saat Adelia bersama Jody ia hanya bisa menahan rasa cemburunya dan sekedar menjaga perasaan Elisa , namun semua itu membuatnya terasa ingin gila .     

Ia hanya dapat tersenyum didepan orang lain namun hatinya sangat tersiksa , terlebih lagi mendengar perkataan Adelia yang membenarkan pikirannya.     

Semua orang pasti akan berpikir sesuatu yang aneh ketika melihat seorang gadis dengan wajah pucatnya lalu muntah-muntah tanpa sebab pastinya ada sesuatu yang terjadi seperti mungkin saja wanita itu hamil .     

Itulah yang sempat terbesit di pikiran Robin namun ia berusaha membuang pikiran buruk itu namun semuanya hilang ketika Adelia mengiyakannya terlebih lagi Adelia pernah tidur bersama Jody .     

Robin merasa sangat kesal memikirkan hal itu lalu menendang-nendang mobilnya melampiaskan kemarahannya.     

" Sial ...!!! Aaaaaa "     

Teriak Robin saat itu .     

Sementara Adelia hanya bisa menangis tersedu-sedu didalam taksi .     

" Kau harus bahagia Robin , kau harus bahagia dan lupakan aku ... "     

Supir taksi yang melihat Adelia menangis seperti itu merasa khawatir dan mengatakan .     

" Nona ... Maaf jika saya ikut campur , tapi apa tidak sebaiknya di bicarakan baik-baik .., mungkin saja itu semua hanya salah paham . Jika seperti ini takutnya nona akan menyesalinya ."     

Supir taksi itu berpikir bahwa Adelia bertengkar dengan kekasihnya , karena supir taksi itu melihat Adelia berdebat dengan seorang pria lalu berlari memanggil taksi dan sekarang menangis tersedu-sedu.     

Adelia semakin menangis mendengar perkataan pak supir itu .     

" A .. aku memang menyesal dan sangat menyesal , tapi a ... Apa yang bisa aku lakukan jika takdirku begitu buruk "     

Sambil menangis tersedu-sedu.     

Pak supir itu tidak mampu berkata apa-apa lagi saat itu dan hanya diam saja .     

( Semoga takdirmu berubah nona dan kau akan mendapatkan kebahagian ).     

Ucap pria itu dalam hatinya mendoakan kebaikan Adelia .     

Adelia mulai merasakan sakit di kepalanya lalu mengambil handponenya dan menelpon Around .     

" Kak tolong jemput aku di depan pintu rumah sakit , kepala ku sangat sakit ... "     

Aroun yang mendengar perkataan Adelia menjadi begitu panik lalu berlari dari ruangannya turun ke bawah .     

Semantara Adelia 3 menit lagi akan sampai ke rumah sakit .     

Pak supi taksi itu mulai panik melihat Adelia yang terlihat begitu pucat .     

" Nona ... Saya akan lebih cepat lagi agar nona Segara sampai kerumah sakit . Tolong tahan sebantar nona dan jangan mati di taksi saya .."     

Kata pak sopir itu dengan panik ketika Adelia merebahkan tubuhnya ke kursi penumpang .     

Adelia pun tertawa mendengar perkataan supir taksi itu .     

" Jangan takut pak .., aku akan menjadi hantu yang cantik agar bapak tidak takut saat melihatku "     

Canda Adelia pada pak supir itu untuk membuatnya tidak panik .     

" Aku baik-baik saja ..., Jika tiba di depan rumah sakit dan melihat seorang dokter tampan , tolong panggilkan dia untuk membantuku . "     

Pinta Adelia pada pak supir itu , setelah itu mata Adelia perlahan mulai terpejam sementara pak supir itu semakin panik .     

" No .. nona jangan pingsan , aku bisa masuk penjara jika terjadi apa-apa pada nona ditaksi saya . "     

Mereka pun sampai ke rumah sakit dan pak sopir itu melihat seorang dokter tampan yang berlari kearah taksinya , ia pun langsung keluar dan meminta tolong karena penumpangnya itu telah pingsan .     

Around membuka pintu taksi lalu mengangkat Adelia .     

" Adel bangun .. bangun Adel .. "     

Teriak Aroun memanggil nama Adelia , Aroun pun membaringkan Adelia ke tempat tidur pasien dan mendorongnya ke ruang ICU .     

" Jangan berteriak kak ..., Aku belum mati "     

Kata Adelia saat Aroun terus memanggil namanya dengan penuh ke khawatiran.     

" Kau membuatku takut ... "     

Adelia di bawah masuk kedalam dan ditangani langsung oleh around .     

Beberapa saat kemudian Aroun keluar dari ruangan itu dan meminta seorang suster untuk menjaga Adelia , sedangkan dirinya pergi keruangnya .     

Aroun mengunci ruangannya lalu menendang kursi serta menjatuhkan semua yang ada di atas mejanya .     

Aroun pun memukulkan kedua tangannya ke atas meja kerjanya melampiaskan kesedihannya .     

" Mengapa ... Mengapa semua ini terjadi pada Adel Tuhan ..?? Dia telah cukup menderita , dia kehilangan kasih sayang dari kedua orang tua kami , dia kehilangan cintanya . Terus mengapa dia juga harus kehilangan nyawanya ..??!!! Mengapa mengapa mengapa ...!!! "     

Deraian air mata membasahi wajah Aroun , karena kondisi Adelia semakin memburuk .     

Kanker otak yang telah memasuki stadium 4 membuat Aroun semakin prustasi mengetahui kondisi Adelia , terlebih lagi Adelia sangat tidak ingin melakukan operasi karena menurutnya semuanya akan sia-sia , kemungkinan untuk berhasil begitu kecil .     

Aroun sendiri ingin melakukan hal itu namun Adelia tetap menolak bahkan Aroun pernah mengancam akan memberitahukan hal ini pada robin dan juga hey kha namun Aroun malah balik di ancam oleh Adelia .     

Jika Aroun memberitahukan hal itu Adelia akan pergi sejauh mungkin dan mati tanpa pengetahuan siapa pun .     

Bahkan Aroun pernah memohon-mohon pada Adelia untuk tetap melakukan operasi sekecil apa pun kesempatannya mereka harus tetap mencoba namun Adelia tetap bersikeras untuk tidak melakukannya .     

" Apakah hanya mati yang ada di pikiranmu Adel ..?? Tidakkah kau melihat betapa tersiksanya diriku dan kau ingin mengorbankan dirimu demi pria itu .. jika kau mati aku tidak akan memaafkannya .!!!! "     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.