Kultivator Perempuan

Masih Tetap Sama



Masih Tetap Sama

0Sekarang setelah topik beralih ke hal-hal yang berkaitan dengan pembentukan jiwa, beberapa kultivator Foundation Building akhirnya mengeluarkan keluh kesah dalam hati mereka. Mereka terbang kembali ke Gunung Taikang sambil berbicara di sepanjang jalan. Bahkan, kecemasan yang awalnya mereka miliki bahwa sesuatu telah terjadi pada sekolah pun mulai memudar. Sebenarnya, selain bertemu dengan rekan murid yang juga akan kembali ke sekolah, sama sekali tidak ada yang aneh di sepanjang jalan. Jika sesuatu terjadi pada sekolah Xuanqing, seluruh Kunwu mungkin tidak akan setenang sekarang.     
0

Mo Tiange mendengar banyak berita di sepanjang jalan hingga saat ini, ia setidaknya tahu gurunya aman dan sehat. Selain itu, senior Shoujing-nya akan segera mencoba membentuk Nascent Soul-nya.     

Memikirkan hal tersebut membuatnya terdiam karena tidak dapat mengatakan apa yang dirasakannya. Ia akan membentuk Gold Core, dan senior Shoujing akan segera membentuk Nascent Soul. Jarak di antara mereka tetap sejauh ini...     

Namun, ia tidak akan pernah terburu-buru hanya karena ini. Sejak bertahun-tahun, ia menyimpan apa yang diajarkan gurunya dengan kuat di dalam hati. Ia sekarang bisa dianggap sebagai jenius berbakat surgawi, jadi ia tidak perlu khawatir akan gagal membuat terobosan alam saat umurnya hampir habis. Akan lebih baik jika ia bisa seperti paman martial Xuanyin, yang meskipun sangat berbakat, masih bersikeras untuk terus melangkah selangkah demi selangkah.     

Perasaan melankolis ini hanya muncul sekilas di hatinya, namun ia mampu mengendalikan dengan sangat cepat. Dibandingkan dengan Jalan Dao untuk menjadi seorang immortal sejati, sedikit debaran jantung memang tidak terlalu diperhitungkan. Selain itu, hubungan demikian pasti menyebabkan ganjalan di dalam hatinya. Jadi, mengapa ia harus bersikeras pada sesuatu yang awalnya tidak sempurna?     

Mereka terus melakukan perjalanan sepanjang siang dan malam. Satu bulan kemudian, mereka akhirnya tiba di Gunung Taikang.     

Di bawahnya, terdapat barisan pegunungan yang tak berujung dengan puncak-puncak yang menjulang tinggi dan lautan awan seperti brokat. Aura spiritual dan keabadian terasa di mana-mana.     

Puncak utama yang tingginya mencapai ribuan kaki dikelilingi oleh enam puncak yang sedikit lebih pendek, membuat mereka terlihat seperti lotus yang mekar. Atap yang tak berujung dapat terlihat menyebar melalui celah di hutan pegunungan. Murid-murid berjubah biru dan bermantel putih tengah berkeliaran dimana-mana.     

Setelah pergi selama lebih dari dua puluh tahun, ia akhirnya kembali.     

Mo Tiange menatap adegan di bawahnya dengan penuh nostalgia. Melintasi puluhan ribu mil dari Kunwu timur... Hal ini membuatnya teringat saat ia belum membangun pondasi. Dari sekte Yunwu, butuh waktu tidak kurang dari dua bulan untuk mencapai sekolah Xuanqing. Seniornya tampak dingin, namun sebenarnya sangat perhatian. Seniornya tahu ia tidak bisa bepergian sepanjang siang dan malam karena tingkat kultivasinya terlalu rendah, jadi...     

"Saudara dan Saudari Martial Senior." Seorang kultivator yang sedang berpatroli bergerak ke arah mereka dan menangkupkan tangan pada semua orang sebagai salam. "Kalian pasti lelah karena perjalanan panjang. Silakan kembali ke Gua Immortal masing-masing dan beristirahatlah terlebih dahulu."     

Di antara mereka, pria tua bermarga Yan sangat cerewet. Ia segera menarik kultivator Foundation Building yang memimpin kelompok untuk bertanya, "Saudara Martial Senior, bolehkah aku bertanya hal penting seperti apakah yang menyebabkan sekolah memanggil kami semua kembali?"     

Kultivator itu menggelengkan kepala. "Ini akan dijelaskan oleh grandmaster di puncak kalian masing-masing. Tidak pantas bagiku untuk berbicara terlalu banyak. Maaf, tapi silakan kembali dulu."     

Karena penolakannya sangat jelas, pria tua itu juga tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa bergegas menuju formasi pelindung gunung yang hebat bersama dengan orang lain kembali ke puncaknya masing-masing.     

Mo Tiange terhenti di udara sejenak, mengangkat pandangannya untuk melihat formasi pelindung gunung besar yang berada dalam keadaan setengah aktif, kemudian memandang ke bawah untuk menatap Gunung Taikang yang masih tetap sama dengan dua puluh tahun yang lalu. Saat menuju Puncak Clear Spring, ia berpikir dalam hati, pengawasan seperti ini ... Semuanya seperti yang dikatakan pria tua Yan. Mungkinkah beberapa kultivator akan mencoba membentuk Nascent Soul mereka?     

Namun, bahkan jika sekolah memiliki kultivator yang akan membentuk Nascent Soul, mereka masih tidak akan memanggil semua kultivator Foundation Building kembali. Ketika paman Martial Xuanyin membentuk Nascent Soul-nya, pengawasan di sekitar sekolah menjadi lebih ketat dan hanya itu saja.     

Tidak dapat memikirkan alasan untuk ini, Mo Tiange menggelengkan kepala lalu menghilangkan masalah tersebut dari benaknya. Bagaimanapun juga, ia sudah kembali dan bisa bertanya-tanya untuk mengetahui alasannya, kan? Gurunya yang memalukan adalah grandmaster di Puncak Clear Spring; bahkan jika orang lain tidak mengetahui alasan yang sebenarnya, beliau pasti tahu.     

Saat tenggelam dalam pikirannya, ia sudah tiba di tempat tujuan. Ia melihat sekeliling. Tidak ada perubahan lokasi ataupun bangunan, hanya saja, semua kultivator yang lewat tidak mengenalinya.     

Ketika masih sibuk ditugaskan gurunya, ia bekerja di Aula Mengxue selama beberapa bulan dan sering mengunjungi aula utama untuk memberikan ceramah, sehingga sebagian besar murid Aura Refining di seluruh sekolah pasti mengenalinya. Setelah ia mengambil kendali atas urusan Istana Shangqing, semua orang di puncak Clear Spring dengan hormat memanggilnya "Grandmaster Mo" atau "Bibi Martial Mo."     

Sekarang, semua murid yang ditemuinya dalam perjalanannya ke puncak Clear Spring hanya menatapnya dengan penasaran, dan tatapan mereka juga diliputi dengan keterasingan. Ketika melihatnya lewat, mereka hanya bergerak ke samping untuk memberinya jalan dan menundukkan kepala sebagai bentuk penghormatan pada seorang senior Foundation Building. Hanya beberapa murid Aura Refining yang cukup tua yang menyapanya "Grandmaster Mo" dengan terkejut, dan tindakan mereka segera memancing tatapan terkejut para kultivator muda.     

Senyum kecil muncul di wajah Mo Tiange ketika mendongak untuk menatap langit di atas Puncak Clear Spring. Dua puluh dua tahun ... Generasi pendatang baru telah menggantikan para kultivator lama. Para murid baru yang terlihat sibuk di puncak Clear Spring tak satupun yang mengenalinya. Sedangkan, para murid yang mengenalinya, jika belum memasuki alam Foundation Building dalam periode dua puluh dua tahun yang panjang, mereka mungkin juga merasa bahwa waktu berlalu dengan cepat dan terus berkultivasi dengan sepenuh hati, kan?     

Untuk kultivator tingkat tinggi, periode singkat dua puluh dua tahun sebenarnya adalah waktu terbaik untuk kultivator Aura Refining.     

"Ini... Saudari Martial Senior?" tepat saat akan melangkah ke Istana Shangqing, ia dihentikan oleh murid yang menjaga pintu yang kemudian menatapnya dari atas ke bawah dengan tatapan penuh keraguan. "Saudari Martial Senior, ini adalah Gua Immortal Grandmaster Jinghe. Kau tidak bisa masuk kecuali dipanggil."     

Mo Tiange tertegun dan tertawa beberapa detik kemudian. Ternyata, tidak hanya para murid Aura Refining yang tidak mengenalinya, para kultivator Foundation Building pun demikian.     

Namun, tawanya membuat murid penjaga pintu merasa kesal. Ia menatapnya dengan serius lalu berkata, "Saudari Martial Senior, temperamen grandmaster sedang buruk. Sebaiknya kau pergi secepatnya."     

Ia melambaikan tangan, dan tepat ketika akan berbicara, ia mendengar seseorang memanggilnya dengan terkejut dari samping. "Bibi Martial Mo?!"     

Setelah menoleh ke samping, ia menemukan bahwa orang yang memanggilnya tadi adalah Mingxia, kultivator yang sering bertugas di sisi Lord Daois Jinghe dan merupakan salah satu pelayan kesayangan beliau.     

Mo Tiange menunjukkan sedikit senyum. "Mingxia, lama tidak bertemu."     

Disambut seramah itu oleh Mo Tiange benar-benar membuat Mingxia sedikit ketakutan. Sebelumnya, karena para pelayan mengira mereka akan mendapat dukungan gurunya, Mingxia, Qin, Qi, Shu, Hua menjadi sombong dan bersekongkol untuk melawannya. Mo Tiange juga terbiasa berbicara terus terang pada mereka. Kadang-kadang, ia bahkan memarahi mereka. Meskipun para pelayan menjadi taat sesudahnya, ia juga tidak terlalu memedulikan mereka, sehingga ia jarang tersenyum pada mereka.     

Setelah tidak bertemu selama dua puluh dua tahun, melihat wajah Mo Tiange yang dipenuhi dengan senyuman dan mendengarnya berbicara dengan suara lembut seperti ini tiba-tiba... Mungkinkah orang di hadapannya palsu?     

Apa yang tidak diketahuinya adalah bahwa setelah berada di luar selama bertahun-tahun, Mo Tiange telah mengalami dan melihat banyak hal, jadi pengetahuannya jauh lebih luas. Ia tentu saja tidak akan peduli pada kebencian masa lalu yang kecil. Terlebih lagi, ia sudah lama tidak kembali sehingga ia sekarang merasa bahagia hanya melihat rumput atau pohon-pohon di sekolah Xuanqing, apalagi melihat seorang kenalan lama?     

"Apa? Kau tidak mengenaliku?"     

Mingxia memandangnya dari atas ke bawah untuk beberapa saat sebelum akhirnya merasa yakin dan tersenyum. "Bibi Martial Mo, kau akhirnya kembali! Grandmaster terus mengeluh kenapa kau tidak mengirimkan pesan selama bertahun-tahun."      

Mo Tiange tersenyum, namun sebelum bisa menjawab, ia sudah bisa melihat murid penjaga pintu menatapnya dengan takjub. "Bibi... Bibi Martial Mo?"     

"Tepat sekali," kata Mingxia kepada orang tersebut, "Beliau adalah murid terakhir grandmaster kita, Bibi Martial Mo. Bibi Martial Mo akhirnya kembali setelah lebih dari dua puluh tahun. Tapi, kalian menghentikannya di luar?"     

Orang itu menggaruk kepala. Meskipun merasa malu, ia sama sekali tidak panik. Sebaliknya, ia memberi hormat padanya dan berkata, "Tolong maafkan aku, Bibi Martial Mo. Aku belum pernah bertemu denganmu, jadi aku tidak mengenalimu. Kuharap Bibi Martial tidak menyalahkanku."     

Murid itu cukup pintar berkata-kata. Lagi pula, Mo Tiange sama sekali tidak marah, jadi ia sama sekali tidak mempedulikannya. Ia berkata sambil tersenyum, "Sudahlah. Sekarang, bisakah aku masuk?"     

Orang itu segera mengangguk lalu bergerak ke samping untuk membiarkannya masuk.     

Mo Tiange mengayunkan lengan bajunya lalu berjalan perlahan ke Istana Shangqing yang belum dimasukinya lebih dari dua puluh tahun.     

"Bocah nakal, kau akhirnya mau kembali!" gurunya yang menggelikan itu masih dalam posisi setengah berbaring di sofa naganya. Kerutan masih belum terlihat di wajahnya. Ia masih sangat tampan, anggun, mulia, namun lamban. Saat ini, ia dengan malas membolak-balik halaman buku di depannya. Ia bahkan tidak menoleh ketika berbicara dengan Mo Tiange. "Lihatlah, bahkan penjaga pintu tidak mengenalimu!"     

Mo Tiange hanya bisa tersenyum ketika melihat adegan yang akrab ini. Ia mengusap lengan bajunya lalu berlutut dengan lembut. "Murid tidak kembali selama lebih dari dua puluh tahun dan membuat Guru khawatir, Murid meminta Guru untuk menghukum Murid."     

"Uhuk uhuk!" Lord Daois secara tidak sengaja menelan buah prem yang belum dikunyahnya bersama dengan bijinya. Ia terbatuk sangat keras hingga hampir pingsan.     

"Grandmaster!" Mingxia buru-buru berlari mendekat dan memberinya teh.     

Sesaat kemudian, Lord Daois Jinghe akhirnya bisa kembali bernapas. Ia menyodorkan cangkir tehnya kembali pada Mingxia lalu duduk sambil menatap tajam ke arah Mo Tiange. "Sialan! Apa kau mencoba untuk membuat gurumu tercekik hingga mati?!"     

Senyum di wajah Mo Tiange tidak berubah. Ia melebarkan matanya dengan polos dan berkata, "Murid tidak melakukan apa-apa. Murid bahkan memberi hormat kepada Guru dengan sangat sopan!"     

"Kau—" Lord Daois Jinghe baru saja tersedak buah prem, namun sekarang, ia sekali lagi tersedak oleh kata-kata Mo Tiange. Ia tidak bisa melakukan apapun kecuali menatapnya dengan tajam.     

Setelah memelototinya sejenak, ekspresinya segera berubah menjadi gembira. "Aiya! Kau ternyata baik-baik saja! Kau bukan saja telah membuat terobosan, tapi alammu juga sangat stabil! Ya, tidak sia-sia kau pergi selama lebih dari dua puluh tahun. Kemarilah, biarkan aku memeriksa keadaanmu," katanya sambil dengan riang memberi isyarat pada Mo Tiange untuk mendekat.     

Mo Tiange berdiri lalu berjalan ke arah gurunya.     

Lord Daois Jinghe kemudian meraih pergelangan tangannya, memasukkan aura spiritual ke dalam meridiannya. Beberapa saat kemudian—     

"Bagus! Ini sudah benar!" setelah dengan cepat memeriksa kondisi tubuh sang murid, Lord Daois Jinghe melepaskan tangan, mengambil satu buah prem dan melemparkannya pada Mo Tiange. "Kau masih tetap penurut! Ini, Guru memberimu hadiah."     

Mo Tiange menangkap buah prem yang tampaknya memiliki aura spiritual yang samar dengan bingung, entah harus menangis atau tertawa. "Guru, sebagai Murid kesayanganmu, aku telah pergi selama lebih dari dua puluh tahun dan akhirnya berhasil kembali setelah melalui banyak kesulitan. Kenapa kau tidak bertanya apapun padaku?"     

Lord Daoist Jinghe juga mengambil prem untuknya dan mulai mengunyah. Ia berkata dengan sedikit mencela, "Murid kesayangan? Apa aku memiliki seseorang semacam itu?" ia kemudian menatap Mo Tiange dari atas ke bawah dengan jijik. "Aku tahu kau masih bisa berlari dan melompat-lompat. Selain itu, kau tidak hanya membuat terobosan alam, tetapi kau juga tampaknya berada dalam suasana hati yang menyenangkan. Apa lagi yang harus kutanyakan padamu?"     

"Kau bisa menanyakan padaku bagaimana aku menjalani dua puluh tahun terakhir ini, apa yang telah aku lalui ... Sebagai seorang Guru, bukankah kau harus menganalisa beberapa hal untuk muridmu?" Guru macam apa ini? Ia tidak kembali selama dua puluh tahun, namun saat ia akhirnya kembali setelah melewati banyak kesulitan, gurunya hanya memberi hadiah buah prem? Gurunya bahkan tidak bertanya apa-apa! Bahkan, ketika masih berada di bawah pengawasan paman martial Xuanyin, ia tidak diperlakukan seperti ini! Belum lagi paman keduanya, setiap kali ia menemukan sesuatu, sang paman akan menganalisa masalahnya lebih dalam untuknya, memberitahunya apa yang harus dipelajari dan apa yang harus dilakukannya ke depannya.     

Mendengar apa yang dikatakannya membuat Lord Daois Jinghe memutar mata. "Orang seperti apa gurumu? Hanya dengan merasakan meridianmu, aku sudah tahu bahwa kau sudah melakukannya dengan sangat baik! Sedangkan apa yang kau alami, kau perlu menganalisa dan memahaminya sendiri! Apa gunanya memberitahumu secara langsung? Lagipula, kau bukan anak kecil!"     

Mo Tiange tercengang, namun tersenyum riang segera muncul setelahnya. Benar! Semuanya sudah berbeda sekarang. Ia bukan lagi seorang kultivator Aura Refining lemah yang memerlukan bimbingan orang lain untuk maju. Gurunya juga bukan paman keduanya atau paman martial Xuanyin. Gurunya memiliki cara tersendiri dalam membimbing dan mengajarinya. Kenapa ia harus menuntutnya agar sama seperti orang lain?     

"Baiklah kalau begitu." Mo Tiange memindahkan kursi untuk duduk di depannya. "Meskipun Guru tidak ingin mengatakan apa-apa lagi, Murid ingin bertanya banyak hal!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.