Kultivator Perempuan

Kota Linhai



Kota Linhai

0Ketika mendengar bahwa Mo Tiange ingin meninggalkan desa nelayan, Xiaobao merasa sangat sedih. Terlebih lagi, Mo Tiange telah memberinya hadiah yang sangat lezat — ia belum pernah makan buah-buahan manis sebelumnya.     
0

Pasangan Shui tentu saja tidak akan membiarkan anak mereka membuat keributan, jadi mereka segera berusaha menenangkannya. Pada akhirnya, Mo Tiange memberi Xiaobao beberapa pil obat tidak berbahaya yang merupakan hasil kegagalannya dalam meramu sebagai permen. Sehingga, ia berhasil membujuk si bocah kecil.     

"Baiklah," kata Mo Tiange sambil melihat keempat anggota keluarga Shui, "Sebaiknya kalian mengatakan padaku; arah mana yang harus kutempuh untuk pergi ke kota Linhai?"     

Setelah mendengar pertanyaannya, Shui San segera menjawab, "Peri hanya perlu pergi langsung ke arah utara. Setelah sekitar setengah hari perjalanan, Peri akan mencapai kota Linhai."     

Apa yang dianggap manusia sekuler dengan setengah hari perjalanan mungkin hanya akan membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit bagi para kultivator Foundation Building sepertinya. Mo Tiange mengangguk dan berkata, "Terima kasih."     

Ia baru saja hendak berangkat, namun Shui San buru-buru memanggilnya, "Peri, Peri, harap tunggu sebentar."     

Mo Tiange berhenti lalu berbalik saat bertanya, "Apakah ada hal lainnya?"     

Meskipun memiliki karakter yang lembut, Mo Tiange adalah seorang kultivator yang memiliki status tertentu ketika berhadapan dengan manusia. Jadi, Shui San secara naluriah merasa sedikit terintimidasi. Namun, setelah istri Shui San menyikut punggungnya, ia akhirnya memberanikan diri. "Pria rendahan ini punya permintaan; kuharap Peri bisa menyetujuinya!"     

"Oh? Ada apa? Mari kita membahasnya terlebih dahulu."     

Shui San merasa gembira karena Mo Tiange tidak langsung menolak permintaannya. Ia kemudian berbalik untuk melihat An'an dan berkata, "Peri, An'an keluargaku memiliki akar spiritual, namun peri dari Istana Bixuan mengatakan akar spiritual An'an tidak cukup baik. Jadi, dia hanya bisa menunggu sampai ada yang tempat kosong untuk bergabung dengan Istana Bixuan. Keluarga Shui kami akhirnya berhasil memiliki anak dengan akar spiritual, jadi aku khawatir dan berpikir jika An'anku ini bisa— "     

Pria tersebut terus berbicara berputar-putar untuk beberapa saat. Istri Shui San, yang memperhatikan bahwa Mo Tiange sedikit mengernyitkan alis, segera mendorong suaminya lalu mengambil alih untuk berbicara sambil tersenyum. "Peri, suamiku tidak bisa berbicara langsung, jadi aku akan langsung ke pokok permasalahan. An'an keluargaku berkata jika dia mempelajari Hukum Keabadian, dia mungkin akan terpilih terlebih dahulu selama proses seleksi berikutnya. Pedoman hukum keabadian dapat dibeli di kota, namun untuk mendapatkannya kami membutuhkan spiritual... batu spiritual atau sesuatu — bagaimana mungkin keluargaku memiliki beberapa benda itu? Setelah membantu Peri melakukan beberapa tugas dalam beberapa hari terakhir, Peri telah memberi kami banyak emas, jadi kita tidak sepantasnya membuat permintaan lain, tapi— "     

"Kalian ingin pedoman Hukum Keabadian, kan?" Mo Tiange memotongnya.     

Nyonya itu berulang kali mengangguk, lalu menambahkan beberapa kalimat: "Peri, kami tidak meminta emasmu; Kami akan sangat berterima kasih jika Peri bisa memberi kami pedoman Hukum Keabadian. Jika itu masih belum cukup, Peri dapat langsung mengambil apapun yang disukai Peri..."     

Bagaimana mungkin nelayan sekuler biasa memiliki apapun yang diinginkannya?     

Mo Tiange memandang An'an, yang mengawasinya dengan gugup di samping. Lalu, Mo Tiange mengangkat tangan untuk menghentikan penuturan panjang wanita di hadapannya. "Cukup. Aku mengerti."     

Ia kemudian mengeluarkan beberapa Jade Slip dari dalam Tas Qiankun. Namun, setelah berpikir untuk beberapa saat, ia memasukkannya kembali dan mengambil sebuah buku sebagai gantinya. An'an masih manusia sekuler biasa, jadi ia belum bisa menggunakan kesadaran ilahi untuk membaca Jade Slip.     

"Emas tidak berguna bagiku. An'an dan aku bisa dianggap bertemu karena takdir, jadi anggap saja buku pedoman ini sebagai hadiah."     

An'an menerima buku tipis yang disodorkan Mo Tiange. Gadis itu merasa sangat gembira sehingga seluruh wajahnya merah pekat. Pasangan Shui bahkan langsung menariknya ke bawah untuk bersujud pada Mo Tiange. "Terima kasih, Peri! Terima kasih, Peri!"     

Mo Tiange melambaikan tangan dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Dengan lambaian lengan bajunya, ia terbang bersama angin.     

Perhatian keluarga Shui San serta semua orang di desa nelayan kecil tak bernama pun tertuju padanya.     

Mo Tiange melihat An'an, yang telah mendongak untuk menatapnya. Matanya dipenuhi dengan harapan dan kekaguman.     

Ia tersenyum kecil lalu berubah menjadi Sinar Terbang yang menghilang ke cakrawala.     

Memperoleh teknik kultivasi yang belum sempurna semudah mengangkat jari untuknya. Namun, akan sangat sulit bagi seorang gadis kecil yang berharap untuk berjalan di jalan menuju keabadian. Mo Tiange tidak keberatan bermurah hati sesekali. Bahkan, bisa dikatakan bahwa karena dilahirkan sebagai manusia sekuler, ia sedikit lebih ramah terhadap manusia sekuler daripada kultivator lain. Namun, apakah gadis kecil itu benar-benar bisa berjalan di jalan menuju keabadian atau tidak, semuanya masih bergantung pada dirinya sendiri.     

Ia menggelengkan kepala, mengenyahkan masalah itu dari pikirannya dan fokus melanjutkan perjalanan.     

Kota Linhai tidak jauh. Hanya dalam sepuluh menit, Mo Tiange sudah bisa melihat dindingnya.     

Namun, pemandangan di depannya benar-benar mengejutkannya. Ia awalnya berpikir karena kota Linhai terletak di daerah kecil yang terpencil, ia hanya akan menemukan sebuah kota kecil. Namun, ia tidak menyangka tembok kota ini terlihat sangat megah — sama sekali tidak kalah dengan beberapa kota menengah di pusat kota.     

Hal yang lebih mengejutkannya, ketika ia mendekati Kota Linhai, sepatu Cloud-Treading miliknya secara tak terduga menjadi sedikit di luar kendali. Seolah-olah ... terdapat larangan terbang di kota tersebut.     

Setelah memikirkan masalah yang dihadapinya, Mo Tiange akhirnya mendarat di luar kota kemudian berjalan kaki menuju kota Linhai.     

Saat itu tengah hari, namun gerbang kota tampak sepi dan hanya terlihat beberapa orang yang lewat. Bahkan, gerbang kota hanya dijaga oleh seorang prajurit yang sekarang terlihat bersandar di dinding di sebelah gerbang dan tertidur, sama sekali tidak memedulikan orang-orang yang melewati gerbang.     

Mo Tiange sedikit kebingungan. Bukankah kota Linhai bukan bagian dari negara manapun? Bagaimana mungkin ada seorang prajurit di sini?     

Namun, hal yang lebih membingungkan sudah menunggunya. Tepat ketika ia akan memasuki kota, prajurit yang berdiri di depan gerbang meliriknya dalam keadaan setengah tertidur. Setelah melihatnya, prajurit pun langsung terbangun, menggosok matanya lalu berlari menghalangi jalannya. Ia dengan hormat membungkuk pada Mo Tiange dan berkata, "Peri, tolong berhenti sebentar."     

Mo Tiange mengangkat alisnya. "Bagaimana kau tahu aku adalah seorang kultivator?"     

Tepat setelah ia bertanya, prajurit itu terperangah untuk beberapa saat kemudian menjawab, "Apakah Peri bukan seorang immortal dari daerah Linhai kami?"     

Mo Tiange mengerutkan kening dan tidak menjawab pertanyaan tersebut. Kewaspadaan di benaknya menjadi semakin kuat.     

Saat memerhatikan ekspresi aneh di wajah Mo Tiange, prajurit itu dengan buru-buru berkata, "Peri, tolong tenangkan amarahmu. Semua immortal dari daerah Linhai tahu kami bisa membedakan manusia sekuler dan para immortal. Aku menyadari Peri sepertinya tidak tahu, jadi kurasa Peri bukan dari daerah Linhai."     

"Oh." Mo Tiange mengangguk. "Aku memang seorang kultivator asing yang datang ke sini secara tidak sengaja, tetapi kenapa kau menghentikanku? Mungkinkah kota Linhai tidak mengizinkan orang asing untuk masuk?"     

Sang tentara berulang kali melambaikan tangannya. "Peri salah paham padaku; tidak ada aturan seperti itu. Kota Linhai kami bisa berdiri hanya karena didukung oleh semua immortal dan peri, jadi bagaimana kami bisa melarang peri masuk?"     

"Kalau begitu, kau mencoba untuk ..."     

Prajurit pun menjelaskan, "Para kultivator individu di wilayah Linhai harus mendaftarkan nama untuk memasuki kota, jadi bisakah Peri mendaftarkan nama lengkap di sini?"     

"Oh?" Mo Tiange merasa sedikit kesal. Aturan kota Linhai benar-benar berlebihan. Ia telah pergi ke banyak tempat, dan tidak pernah ada dari tempat-tempat tersebut yang berani memaksakan aturan semacam ini pada para kultivator. Biasanya, para kultivator memang paling tidak suka dikontrol oleh orang lain. Harus mengungkapkan nama hanya untuk memasuki kota memang akan membuat orang merasa kebingungan.     

Ekspresi Mo Tiange saat ini membuat sang prajurit segera menjelaskan lebih lanjut: "Peri, ini adalah aturan yang telah ditetapkan oleh para peri dari Istana Bixuan. Aku hanya seorang manusia yang bertindak seperti yang diperintahkan ..."     

"Dengan kata lain, jika aku tidak menuliskan namaku, aku tidak akan bisa memasuki kota?" Mo Tiange melirik prajurit itu dengan dingin.     

Meskipun Mo Tiange tidak tinggi, prajurit itu merasa kecil ketika berhadapan dengan energi yang dipancarkan Mo Tiange secara tidak sadar. Namun, prajurit tersebut masih berkata dengan tegas, "Maafkan aku, Peri, tapi itulah aturannya ..."     

Dalam hatinya, Mo Tiange memang sudah yakin bahwa larangan untuk terbang di atas kota Linhai juga pasti diberlakukan oleh Istana Bixuan. Tampaknya ... kekuatan yang dimiliki Istana Bixuan di wilayah tepi pantai kecil ini sungguh luar biasa. Kelompok mereka tidak hanya mengendalikan kota, namun juga mengendalikan para kultivator di sekitarnya.     

Mo Tiange merenungkan tindakannya selanjutnya sebelum akhirnya ia berkata dengan ekspresi dingin, "Dimana kau ingin aku menuliskan namaku?"     

Prajurit itu takut ia akan membuat peri di depannya murka. Meskipun bekerja untuk Istana Bixuan, manusia sepertinya tidak mampu menyinggung para immortal. Sehingga, setelah mendengar apa yang dikatakan Mo Tiange, ia sangat gembira dan segera mengambil buku dari samping dan menyerahkannya."Peri, tolong tulis namamu di sini."     

Ketika buku itu dibuka, Mo Tiange dapat melihat banyak nama tertulis di dalamnya. Waktu masuk dan keluar para kultivator juga tertulis dengan jelas.     

Mo Tiange tidak berhenti sama sekali. Setelah menerima kuas dari prajurit, ia langsung menulis "Ye Xiaotian" pada ruang kosong.     

Ia kemudian melemparkan kuas kembali pada prajurit dan berkata, "Apakah ini cukup?"     

Prajurit itu berulang kali mengangguk. "Tentu saja, tentu saja — Peri, silakan masuk."     

Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Mo Tiange melangkah ke dalam kota.     

Ketika ia telah memasuki kota, prajurit itu dengan wajah serius menulis di belakang namanya: "Ye Xiaotian, perempuan, tingkat kultivasi: tidak diketahui, memasuki kota pada tanggal dua puluh bulan delapan."     

Mo Tiange sangat kesal. Kesannya tentang Istana Bixuan sudah buruk sejak ia bertemu tiga murid perempuan Istana Bixuan di gua Immortal Ziwei. Namun sekarang, kesannya tentang kelompok ini semakin buruk. Meskipun merupakan satu-satunya kelompok kultivasi di daerah ini, melakukan tindakan demikian untuk mengendalikan para kultivator lain masih terlalu kejam!     

Di Kunwu, bahkan kelompok kultivasi terbesar seperti sekte Tiandao dan sekolah Xuanqing tidak pernah memaksa para kultivator yang mengunjungi kota-kota dalam area mereka untuk mendaftarkan nama, apalagi kelompok kultivasi kecil seperti Istana Bixuan. Bahkan di kota-kota pribadi tertentu, tindakan terburuk yang mereka lakukan hanyalah menanyakan asal usul para kultivator, kemudian mengeluarkan surat-surat identifikasi — mereka tidak akan pernah membiarkan manusia sekuler mencatat kedatangan dan kepergian kultivator dengan begitu kasar seperti ini.     

Namun, fakta bahwa Istana Bixuan berani melakukan tindakan tersebut sudah menunjukkan seberapa besar kekuasaan yang dimilikinya. Tidak masalah apakah ia akan memasuki kota atau tidak jika berada di Kunwu. Namun di sini, kota ini adalah satu-satunya kota terbesar. Terlebih lagi, ia juga tidak ingin berselisih dengan Istana Bixuan. Jadi, ia harus mendaftarkan namanya.     

Sehingga, ia dengan putus asa membuat pilihan dan memasuki kota. Bagaimanapun juga, nama aslinya tidak tercatat, dan Ye Xiaotian juga bukan nama terkenal; tidak akan ada masalah jika ia menggunakan nama tersebut.     

Namun, masalah ini membuatnya memikirkan sesuatu. Mengingat betapa kejamnya Istana Bixuan, apa yang harus dilakukannya jika ia memutuskan rute pelariannya sendiri ketika ia meminta jalan kembali menuju Kunwu dari mereka? Ia hanya seorang diri sekarang. Seburuk-buruknya Istana Bixuan, pasti akan ada beberapa kultivator Core Formation.     

Sehingga, Mo Tiange sebaiknya mengumpulkan beberapa informasi terlebih dahulu dan bertanya kepada orang lain seperti apa Istana Bixuan yang sebenarnya di wilayah Laut Timur ini.     

Setelah mengatur rencana, Mo Tiange mulai memeriksa situasi kota Linhai.     

Jika tidak tahu sebelumnya, ia tidak akan pernah menduga kota Linhai akan benar-benar terletak di tempat terpencil seperti pantai Laut Timur. Kota tersebut memiliki jalan-jalan lebar dan banyak bangunan dengan dua atau lebih lantai - tidak kalah dengan kota-kota di pusat.     

Namun, penghuninya memang sangat berbeda. Misalnya, ada banyak orang berpakaian seperti nelayan. Bahkan, para tamu di dalam restoran juga mengenakan pakaian yang sangat biasa. Sepertinya, daerah ini tidak memiliki sumber daya yang kaya, sehingga penduduk tidak dapat memiliki kain yang indah.     

Setelah merenungkan langkah selanjutnya, Mo Tiange memasuki restoran yang sangat ramai kemudian langsung berjalan ke arah manajer tempat.     

Tepat ketika ia hendak berbicara, manajer restoran mendongak. Sepersekian detik kemudian, ia memperlihatkan ekspresi penuh hormat. "Peri, silakan masuk ke dalam, silakan masuk ke dalam."     

Mo Tiange merasa sedikit bingung. Prajurit penjaga gerbang tidak aneh karena tugasnya adalah menjaga gerbang kota. Ia tentu tahu bagaimana cara membedakan para immortal dari manusia biasa. Namun, mengapa manajer restoran biasa juga bisa mengenali identitasnya sebagai seorang kultivator hanya dengan melihatnya sekilas?     

"Manajer." Mo Tiange tidak bergerak. "Bagaimana kau tahu aku seorang kultivator?"     

Manajer restoran tampak terkejut. "Peri, kau tidak berasal dari daerah ini?"     

"Ya?"     

Penjaga toko yang gemuk itu menggosok-gosok tangan ketika menjelaskan sambil tersenyum: "Para Immortal di kota Linhai kami ini hidup bersama dengan manusia sekuler. Setelah lama hidup berdampingan, kami sekarang dapat membedakan para immortal dari manusia dalam sekejap. Peri, kau bersikap sangat tenang dan juga terlihat anggun seperti para dewa. Kau pasti seorang immortal! "     

"Oh, jadi begitu cara kalian mengetahuinya." Mo Tiange mengangguk. "Tapi, aku memang bukan dari daerah ini."     

"Aiya, seorang kultivator asing sangat jarang di sini! Peri, apa yang ingin kau pesan? Kami akan memberikannya kepadamu secara gratis!"     

Mo Tiange dengan lembut menggelengkan kepala. "Aku tidak datang untuk makan. Aku hanya ingin menanyakan beberapa informasi dari Manajer."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.