Kultivator Perempuan

Formasi Ilusi



Formasi Ilusi

Mo Tiange menyadari bahwa ia saat ini sedang berada dalam formasi. Namun, ia benar-benar tidak bisa memahami formasi ini.     

Karena Luo Fengxue dan Wei Jiasi menginginkan privasi saat mereka berbicara, ia meninggalkan mereka dan pergi. Ia berencana untuk mencari tempat yang tidak terlalu dekat atau terlalu jauh dimana ia bisa menunggu dan berjaga-jaga sekaligus. Pada akhirnya, ia tidak sengaja menemukan jejak formasi.     

Bukan hanya itu saja, bahkan dengan pengetahuan dan pengalamannya tentang formasi, ia benar-benar tidak mengetahui formasi jenis apa ini, belum lagi bagaimana menghancurkannya. Karena tidak berdaya, ia bersiap untuk kembali dan mencari kedua saudari martial seniornya. Tapi entah bagaimana, ia tiba-tiba terjebak di dalam formasi dan tidak bisa keluar.     

Di hadapannya hanya ada cahaya putih tak berujung. Ia seolah-olah tengah dikelilingi oleh kabut; Semuanya terlihat buram. Setelah merenung beberapa saat, Mo Tiange akhirnya berhenti bergerak dan duduk untuk melepaskan kesadaran ilahi.     

Sejak memasuki alam Foundation Building, jarak yang bisa dijelajahinya menggunakan kesadaran ilahi telah mencapai beberapa ribu kaki. Karena ia sedang berada dalam formasi, kemampuan kesadaran ilahinya seharusnya mampu menemukan mata formasi.     

Namun, tepat setelah ia melepaskan kesadaran ilahinya, kabut di sekelilingnya seperti menjadi hidup. Kabut pun memenuhi semua tempat, dan dengan sengaja menghalangi kesadaran ilahinya untuk bergerak lebih jauh.     

Ia membuka matanya. Alisnya berkerut.     

Ada sesuatu yang aneh. Formasi ini terlalu kuat dan pastinya tidak diletakkan oleh binatang iblis. Mungkinkah ada seorang kultivator senior yang bersembunyi di sini?     

Tepat ketika ide ini terlintas di benaknya, ia segera memikirkan kemungkinan lain dan berteriak keras, "Paman Martial Shoujing! Apakah Paman Martial Shoujing berada di sini?"     

Suaranya perlahan menghilang di antara kabut tebal. Mo Tiange menunggu sebentar, namun ia tidak mendengar apapun.     

Apakah tebakanku salah? Ia merenung sesaat sebelum perlahan bergerak maju.     

Di luar dugaannya, kabut yang mengelilinginya tampak seperti awan yang sangat tebal sehingga ia bisa menyentuhnya dengan tangannya. Ia hanya berjalan beberapa langkah ke depan, tetapi ia menyadari bahwa segala sesuatu di sekelilingnya terlihat sama. Ia tidak dapat mengetahui ke arah mana ia berjalan dan bingung akan bergerak ke mana.     

Tiba-tiba, muncul sebuah kilatan cahaya. Mo Tiange menghindar ke samping tepat sebelum petir menghantam tempatnya berdiri tadi, meninggalkan bekas terbakar hitam besar akibat ledakan tadi.     

Mo Tiange ketakutan. Ia melihat sekeliling dengan waspada, tetapi ia tidak bisa menemukan jejak kehidupan lain.     

Tanpa disadarinya, kabut di belakangnya perlahan memadat menjadi bentuk manusia yang kemudian berjalan ke arahnya.     

Tubuh Mo Tiange bergetar hebat, tapi ia tiba-tiba bergerak menghindar. Detik berikutnya, pedang terbang tertancap pada tanah di dekatnya.     

Saat mengikuti arah asal pedang terbang, ia berbalik dan terkejut saat melihat apa yang ada di belakangnya. Ia berkata dengan heran, "Paman Kedua!"     

Di dalam kabut berjarak beberapa kaki darinya, seorang lelaki tua berjanggut panjang dengan jubah hitam tengah berdiri. Ye Jiang yang saat ini berada di hadapan Mo Tiange memiliki penampilan sebelum ia terluka!     

Namun dalam sepersekian detik, Mo Tiange menjadi semakin waspada. Ia tahu paman kedua sudah mati. Sosok di depannya jelas bukan paman kedua. Mungkinkah kabut ini dapat menirukan orang-orang di dalam pikirannya?     

Ia tidak punya waktu untuk berpikir. Ye Jiang di depannya mengangkat tangannya, memanggil piring giok entah dari mana.     

Setelah melihat piringan giok yang digunakan Ye Jiang di hadapannya, keringat dingin menetes dari tubuh Mo Tiange.     

Piringan giok yang dilihatnya sekarang adalah Piringan Thick Soil paman kedua. Benda itu disempurnakan oleh ayahnya setelah ia membentuk Gold Core-nya dan memiliki kekuatan yang luar biasa. Sayangnya, ketika mereka melarikan diri dari Gunung Yunwu dan paman kedua terpaksa bertarung, benda itu akhirnya hancur berkeping-keping.     

Ia semakin yakin bahwa Ye Jiang di hadapannya ini hanyalah ilusi yang terbentuk dari pikirannya. Fakta bahwa formasi ini benar-benar dapat menghasilkan ilusi bahkan alat sihir dari pikirannya adalah bukti bahwa formasi tersebut sangat kuat. Pedang terbang beberapa saat yang lalu kemungkinan besar mengandung kekuatan yang nyata juga!     

Meskipun dahinya basah oleh keringat dingin, Mo Tiange tidak punya waktu untuk mengusapnya. Dengan lambaian tangan, ia mengeluarkan Shuttle of Flying Apsara.     

Jika ilusi paman kedua benar-benar memiliki kekuatan yang sama dengan yang dimiliki paman kedua ketika ia masih hidup, sedikit kecerobohan yang dilakukan Mo Tiange kemungkinan besar akan membuatnya terbunuh saat itu juga.     

Piringan giok melayang di udara. Ye Jiang tidak memperlihatkan ekspresi apapun saat ia membuat segel tangan sambil menggumamkan beberapa mantra, terus menerus mengirimkan aura spiritual ke piringan giok -- menyebabkan benda itu melebar sebesar tikar anyaman.     

Mo Tiange sebenarnya tahu kelemahan piringan Thick Soil. Benda itu disebut piringan Thick Soil karena memiliki atribut tanah. Lapisan tanah harus mengendap hingga tebal. Jika ia menunggu sampai ilusi paman kedua selesai memasukkan aura spiritual ke dalam piringan giok, piringan giok akan menyerangnya dan membuatnya menderita. Karena piringan Thick Soil masih membutuhkan waktu untuk meningkatkan kekuatannya, jika ia bergerak terlebih dahulu dan memanfaatkan kesempatan, ia bisa membatasi pergerakannya. Dengan demikian, Shuttle of Flying Apsara-nya segera berubah menjadi jaring emas yang langsung bergerak ke arah ilusi paman kedua.     

"Ah!" Ilusi paman kedua menjerit ketika terikat kuat oleh jaring emas. Ketika melihat ekspresi kesakitan paman kedua, tangan Mo Tiange gemetar tanpa sadar.     

Serangan ini membuatnya sadar bahwa meskipun ilusi di hadapannya tidak memiliki kecepatan reaksi orang sungguhan, ia tampak terlalu mirip dengan paman kedua. Mo Tiange jelas menyadari bahwa yang dihadapinya hanyalah ilusi, tetapi ilusi di hadapannya terlalu mirip hingga Mo Tiange hampir tidak sanggup menyerang.     

Kilatan jahat tiba-tiba melintas di mata ilusi paman kedua. Dengan isyarat tangannya, piringan Thick Soil yang telah membesar tiba-tiba bergerak ke arahnya.     

Mo Tiange pun menghindar. Dalam sekejap, ia sudah beberapa lusin kaki jauhnya dengan kedua telapak tangan yang dikatupkan. Teriakan menyakitkan kembali terdengar, menandakan jarum emasnya telah mengenai sasaran. Paman kedua di depan matanya berangsur-angsur menghilang. Sedikit demi sedikit, retakan muncul pada Piringan Thick Soil sampai akhirnya benda itu hancur dan menghilang.     

Ia menyeka keringat di dahinya sambil menenangkan diri. Pada akhirnya, ilusi tetaplah ilusi. Paman kedua tidak akan menatapnya seperti itu dan, yang paling penting, tidak akan pernah menyerangnya.     

Ia baru saja berbalik dan berjalan beberapa langkah ketika ia menerima kejutan lain.     

Seorang pria berdiri beberapa meter darinya. Pria tersebut cukup tampan namun terlihat dingin. Pria di hadapannya itu adalah Qin Xi!     

Dalam sepersekian detik, Mo Tiange kembali menyerang dengan Shuttle of Flying Apsara miliknya. Tidak seperti ilusi paman kedua, Qin Xi tidak merespon serangannya ataupun berusaha untuk menyerang. Ia hanya mengangkat tangan, membuat jarum emas kembali menyatu dan memperlihatkan bentuk asli Shuttle of Flying Apsara sebelum jatuh ke tangannya.     

Mo Tiange terkejut! Sejak mendapatkannya, ia mempelajari kekuatan benda itu. Shuttle of Flying Apsara-nya bisa menyebar untuk membentuk menjadi formasi dan bisa juga menjadi jarum. Benda tersebut memiliki bentuk fisik tetapi tidak memiliki karakter tertentu. Terlebih lagi, benda miliknya itu bisa membunuh tanpa terlihat. Gadis tersebut mampu mengambil kendali penuh atas formasi yang digunakan untuk mengoperasikannya dan bahkan menghabiskan banyak waktu untuk kembali menyempurnakannya- bagaimana bisa benda itu dikendalikan oleh orang lain dengan mudah!?     

Namun, pikiran itu hanya terlintas di benaknya untuk sesaat. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk merenungkan masalah ini. Ia merogoh ke dalam Tas Qiankun untuk mencari sesuatu. Detik berikutnya, ia mengeluarkan pedang terbang dan beberapa pisau lempar kecil.     

Pisau-pisau ini awalnya adalah gigi dari buaya bergigi besi. Setelah membangun pondasi, ia membawa gigi hewan iblis ke tempat penyempurnaan alat Sekolah Xuanqing dan meminta tempat tersebut membuatnya menjadi alat sihir. Pisau tersebut mungkin tidak terlalu kuat, namun cukp berguna untuk melakukan serangan diam-diam.     

Pedang terbang pun langsung menyerang sementara pisau lempar digunakan untuk melakukan serangan tersembunyi. Alih-alih menggunakan Shuttle of Flying Apsara di tangannya, Qin Xi mengambil sebuah pedang. Pedang tersebut sangat kuat, salah satu pedang terkuat yang pernah dilihat Mo Tiange. Bilah pedang ini berwarna keemasan dan diliputi kobaran api.     

Pria itu hanya mengayunkan pedang dengan ringan, namun pedang terbang Mo Tiange segera terpental. Ia kemudian mengangkat pedang miliknya dan semua pisau lemparnya kembali terpental.     

Mo Tiange benar-benar terkejut. Ia memang memiliki alat sihir lainnya, namun ia belum menyempurnakan semuanya. Sehingga, ia tidak memiliki pilihan lain selain buru-buru mengambil beberapa jimat pertahanan dan menempelkan pada tubuhnya. Ia juga mengambil jimat elemen angin dan melemparkannya ke arah Qin Xi.     

Ketika ia melakukan hal ini, pedang Qin Xi sudah mendekatinya. Namun, dalam sekejap, pedang tersebut menjadi dua, kemudian berlipat ganda menjadi empat, empat menjadi delapan, dan langsung menyerangnya dari berbagai arah pada saat yang bersamaan.     

Karena reaksi Mo Tiange yang lambat, ia hanya bisa pasrah ketika semua pedang itu menembus tubuhnya.     

Tapi ia tidak merasakan rasa sakit yang diduganya. Sebaliknya, tubuhnya menjadi ringan. Kekuatan pedang lenyap dalam sekejap. Qin Xi yang berdiri di depan matanya juga memudar bertahap. Pada akhirnya, Shuttle of Flying Apsara pun jatuh ke tanah.     

Meskipun Mo Tiange sangat terkejut, setelah berpikir untuk beberapa saat, ia akhirnya mengerti apa yang sedang terjadi. Orang-orang yang muncul tadi hanyalah ilusi begitu juga dengan lingkungan di sekitarnya. Jadi, semua serangan tadi juga ilusi. Formasi ini hanya mengandalkan fluktuasi aura spiritual untuk memengaruhi ilusi seseorang.     

Sekarang setelah mengerti apa yang terjadi, ia kembali teringat akan semua barangnya, termasuk pedang terbang dan Shuttle of Flying Apsara. Ia duduk bersila lalu perlahan-lahan memulihkan aura spiritualnya.     

Sosok lain muncul di depannya saat ia sedang duduk bersila. Ilusi Xu Jingzhi yang sudah mati muncul di hadapannya!     

Xu Jingzhi terbunuh dalam ujian untuk mendapatkan Pil Foundation-Building. Setelah kejadian itu, Mo Tiange juga menghadapi banyak masalah, jadi ia tidak pernah memikirkannya lagi. Melihatnya sekarang tentu saja membuat hatinya merasa agak gelisah.     

Tapi sedetik kemudian, ia kembali tenang, memejamkan mata, dan berkonsentrasi untuk mengatur napasnya. Meskipun ia merasakan jimat Xu Jingzhi menerjang, ia tetap diam. Ia sudah berada di alam Foundation Building sekarang. Serangan Xu Jingzhi, yang hanya berada di alam Aura Refining, masih sangat lemah.     

Begitu menyentuh tubuhnya, jimat itu bergetar lalu menghilang bersama Xu Jingzhi.     

Kemudian, Murong Yan, Senior Zhou, Luo Fengxue, dan lainnya muncul satu demi satu. Karena Mo Tiange sudah mengetahui trik formasi ini, ia berpura-pura tidak melihat mereka dan bermeditasi diam-diam.     

Ketika akhirnya ia membuka matanya, pemandangan di depannya bukan lagi kabut dan awan. Sebaliknya, ia sedang berada di padang pasir kuning yang luas bersama dengan matahari yang terik di langit.     

Mo Tiange merenung lalu berdiri dan melihat sekeliling.     

Pasir kuning tak berujung, matahari terik di langit, angin kencang ... Tempat ini sangat mirip dengan gurun di bagian barat Celestial Pole.     

Ia kembali melepaskan kesadaran ilahinya, namun kali ini, tidak ada yang menghalangi gerakan kesadaran ilahinya.     

Mo Tiange terkejut dan bersemangat. Ia segera menutup mata dan fokus menjelajahi daerah itu menggunakan kesadaran ilahinya.     

Segera setelahnya, senyum pun muncul di wajahnya. Mata formasi! Ia telah menemukan mata formasi!     

Setelah dengan hati-hati menentukan lokasi mata formasi, Mo Tiange membuka mata dan menentukan arah yang harus diambilnya.     

Menurut kesadaran ilahinya, mata formasi tersebut berada sekitar 800 kaki jauhnya. Jarak ini sangat masuk akal. Jika bisa menghancurkan mata formasi, ia bisa lolos dari jebakan.     

Pasir kuning di bawah kakinya sangat rapuh. Ketika melangkah, ia akan tenggelam sedalam lutut. Jadi, seperti berjalan di salju, setiap langkah sangat menantang. Ia mencoba untuk terbang, namun setelah itu, ia sadar bahwa ia tidak bisa terbang di sini. Ia hanya bisa menelan kekesalannya dan melangkah perlahan.     

Angin meniup pasir sambil terus mengeluarkan suara mendesis, menerpa wajahnya dengan keras sampai ke titik dimana ia merasa seluruh wajahnya kesakitan.     

Sementara itu, matahari juga sangat ganas. Ia merasa seperti sedang dipanggang hidup-hidup.     

Mo Tiange tiba-tiba terkejut setelah menyadari sesuatu. Ia adalah seorang kultivator Foundation Building, jadi ia seharusnya tidak terpengaruh oleh panas atau dingin. Mengapa ia merasa sangat kepanasan di bawah terik matahari dan merasa sakit karena diterpa angin?     

Ia segera mencoba menggerakkan aura spiritual di dalam tubuhnya untuk membangun pelindung. Namun, ia benar-benar terkejut ketika menyadari tidak ada aura spiritual yang tersisa, baik di dalam dantiannya maupun meridiannya!     

Mo Tiange berdiri dalam diam untuk waktu yang lama saat keringat mengucur di wajahnya. Formasi ini sepertinya telah mengubah dirinya menjadi manusia sekuler! Ia menyeka keringat di wajahnya dan mengeluarkan Tas Qiankun ... Tidak berguna! Aura spiritual, meskipun sedikit, diperlukan untuk membuka Tas Qiankun. Sekarang, ia bahkan tidak memiliki aura spiritual sama sekali!     

Karena tidak bisa membuka Tas Qiankun, ia tidak memiliki apa-apa. Selain itu, tanpa aura spiritual, ia pun tidak bisa menggunakan mantra. Satu-satunya hal yang bisa digunakannya sekarang adalah kesadaran ilahi. Tapi, Teknik Soul-Refining-nya masih tidak bisa menghasilkan kekuatan apapun dan pada dasarnya tidak berguna!     

Setelah berpikir cukup lama, ia akhirnya kembali tenang dan kembali bergerak menuju mata formasi. Bagaimanapun juga, jika ia dapat menemukan posisinya, situasinya pasti akan membaik.     

Setelah pasrah pada nasibnya dan berjalan selama beberapa waktu, Mo Tiange berbalik untuk melihat jalan yang dilaluinya. Pasir yang tertiup angin perlahan mengubur jejak kakinya. Ia kemudian menutup mata untuk memastikan posisinya. Tepat setelah melakukannya, ia kembali tertegun. Jaraknya dan mata formasi sama sekali tidak berubah!     

Ia dengan cepat merenungkan hal ini. Mungkinkah ia sama sekali tidak bergerak dari posisi aslinya? Jejak kakinya terlihat jelas. Lalu, apa mungkin posisi mata yang berubah?     

Begitu pikiran ini terlintas di benaknya, wajahnya menjadi pucat pasi. Jika memang begitu, ia dari awal tidak memiliki kemampuan untuk melawan!     

Tenang! Tenang! Mo Tiange bergumam dalam hati. Ia menekan amarahnya dan mulai berpikir.     

Formasi ini jelas merupakan Formasi Ilusi, tetapi kenyataannya, ia tidak memiliki aura spiritual. Bagaimana ia bisa menghancurkannya? Meskipun tidak ada niat jahat di sekitarnya, matahari yang terik, gurun kuning, dan angin adalah cobaan terberat. Formasi tersebut digunakan untuk membuat orang terperangkap atau menguji tekad orang yang memasukinya...     

Akhirnya, ia mengatupkan gigi dan terus bergerak ke depan. Jika ia tetap diam, ia akan dipenuhi oleh perasaan terjebak. Jika ia bergerak, ia mungkin masih memiliki kesempatan untuk hidup!     

Ia terus bergerak, selangkah demi selangkah. Ia tidak tahu berapa lama ia berjalan ketika ia mulai merasa pandangan di depannya menjadi kabur. Meskipun begitu, masih dengan tekad kerasnya, Mo Tiange menggemeretakkan giginya dan terus melangkah.     

Tangannya benar-benar sakit dan ia hampir tidak bisa mengangkat kaki lagi. Angin pun semakin kencang dan matahari semakin panas. Pada akhirnya, ia kehilangan kekuatan terakhirnya dan jatuh pingsan.     

Beberapa waktu kemudian, sebuah celah muncul di langit seolah-olah langit sedang terkoyak. Seorang lelaki dalam jubah Daois melayang melalui celah dan bergumam pelan, "Gadis kecil ini tidak buruk. Dia benar-benar bertahan begitu lama. Aling, karena rasa hormatku padamu, aku tidak akan membuat segalanya menjadi sulit baginya ..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.