Penyihir kegelapan di dunia magus

Sophia



Sophia

0

Terlihat jelas sebesar apa tekad Belinda, dan segigih apa dia menentang campur tangan Leylin terhadap masalahnya itu. Setelah memberikan tempat yang nyaman bagi Leylin di Lembah Whiteriver, Belinda rutin pergi lebih awal dan pulang terlambat, dia terlihat terburu-buru seolah sedang mempersiapkan sesuatu.

0

Tujuh hari kemudian, Belinda membawa seorang gadis yang berusia sekitar lima belas atau enam belas tahun dan menariknya ke depan Leylin. "Ini adalah adik perempuanku, Sophia. Bagaimana menurutmu? Apakah kamu menyukainya?"

"Tuan Nick, selamat pagi - Selamat pagi!" Gadis bernama Sophia itu menarik roknya dan membungkuk ke arah Leylin.

"Adik Sophia!" Leylin tertawa sambil mengamati gadis itu. Sophia tampak mirip dengan Belinda, dengan rambut panjang berwarna perak dan mata yang terlihat seperti batu delima. Namun, ekspresi wajahnya menunjukkan bahwa dia sedang terburu-buru dan gelisah.

"Kamu... Sebenarnya ada apa ini?" Leylin melirik ke arah Belinda, tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis dalam situasi ini.

"Tidak banyak. Ada hal-hal yang perlu aku lakukan, jadi aku berharap kamu bisa menjaganya untuk sementara waktu..." Belinda mengacak-acak rambut Sophia dengan penuh kasih, "Ketika dia masih muda, Sophia sangat terpengaruh oleh kebocoran dari sebuah percobaan. Penampilannya, dan bahkan kecerdasannya telah membeku pada usia lima belas tahun. Aku diam-diam membawanya keluar dari keluargaku…"

"Sophia, ketika kakakmu ini tidak ada, kamu harus menurut kepada kakak Nick, oke?" Belinda menarik tangan Sophia dan memberitahunya dengan hati-hati.

"Baiklah, kakak, dan Nick... Kakak Nick!" Sophia menunduk, dan pipinya memerah. Leylin tidak bisa mengatakan apa-apa.

...

Siang hari di Purgatory World hanya berlangsung selama empat jam di setiap harinya. Sinar matahari di dunia itu juga tidak panas, dan justru memancarkan sebuah kehangatan yang sangat langka.

Cahaya terang menyinari dataran tersebut. Semua ketakutan Sophia untuk mendatangi sebuah lingkungan yang tidak dikenal telah menghilang, dan dia menyaksikan beberapa ekor kupu-kupu yang memancarkan cahaya dengan ceria. Ekspresi wajahnya terlihat seperti anak kecil.

Tidak jauh dari tempat itu, Belinda dan Leylin sedang berdiri berdampingan.

"Sekarang aku bisa tenang karena aku sudah menyerahkannya kepadamu!" Belinda berbicara seolah-olah dia telah terbebas dari sebuah beban.

"Kuharap kamu bisa memperlakukannya dengan baik. Dengan garis keturunannya, keturunanmu pasti akan menjadi keturunan berdarah murni dan menjadi bangsawan Alabaster Devilsnake..." Belinda berbicara dengan tenang, sementara Leylin hanya memutar matanya.

"Kamu seperti sedang mempercayakan seorang anak yatim kepadaku. Apakah kamu sedang bersiap untuk mati?" Leylin bertanya tanpa ragu-ragun.

"Mati? Tidak, aku hanya mengurus beberapa masalah kecil!" Kebencian terlihat jelas di wajah Belinda, "Dengan persiapan yang sudah kulakukan selama bertahun-tahun, kurasa persiapan itu sudah cukup untuk..."

Belinda buru-buru menghentikan kata-katanya, sepertinya dia menyadari apa yang akan dia katakan, "Tentu saja, aku hanya meminta agar kamu merawatnya dalam jangka waktu tertentu. Setelah semua urusan di sini selesai, aku akan menemuimu. Mari kita bertemu di Kota Suci."

"Sepertinya sejak awal memang itu rencanamu," Leylin terlihat tidak terburu-buru, "Dan yang sudah kamu persiapkan adalah kelopak Serpent Intoxicating Flower dan peralatan sihir penyamaran milikmu? Maafkan aku karena bersikap begitu terang-terangan, tetapi meskipun Serpent Intoxicating Flowers itu sangat efektif untuk melawan ular berenergi tinggi, namun barang seperti itu masih kurang jika kamu ingin berurusan dengan para garis keturunan Alabaster Devilsnakes peringkat 5 berdarah murni. Peralatan sihirmu mungkin memiliki fungsi untuk menyembunyikan jejakmu, tetapi kurasa rencanamu tidak akan berjalan dengan baik karena yang akan kamu serang adalah sebuah komunitas milik seorang garis keturunan peringkat 5..."

"Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?" Ekspresi wajah Belinda berubah ketika secara tidak sadar dia mundur beberapa langkah.

"Aku cukup paham dengan masalah ramuan, dan aku mencium aroma Serpent Intoxicating Flower pada tubuhmu..." Leylin tertawa dan menggosok hidungnya. "Meskipun kamu memiliki orang dalam di sana, tetapi seharusnya persiapanmu masih belum cukup..."

"Tidak, itu sudah cukup! Kamu tidak perlu tahu apa yang akan terjadi. Lagipula selama aku masih hidup, aku pasti akan menemuimu di Kota Suci!" Belinda menggelengkan kepalanya dengan tegas, seolah-olah dia telah kembali ke kondisinya yang sebelumnya sebagai seorang pemimpin yang tidak berperasaan. Sepertinya dia telah membuat lebih banyak persiapan menyangkut hal itu.

"Kalau begitu, aku akan pergi denganmu..." Kata Leylin dengan tenang. Cepat atau lambat dia akan memanen garis keturunan Alabaster Devilsnake tersebut, atau dia bisa melakukannya sekarang.

"Tidak! Kamu hanya perlu menjaga adikku. Jangan pikirkan hal lain. Jika sesuatu terjadi pada Sophia, aku tidak akan melepaskanmu..." Belinda melotot ke arah Leylin dan menghilang ke dalam kegelapan, dia bahkan tidak mengucapkan salam perpisahan kepada Sophia.

"Benar-benar sebuah tekad yang kuat!" Leylin tersenyum dan kembali ke Sophia.

"Kakak Nick!" Seru Sophia dengan manis.

"Mm! Sophia sayang, bisakah kamu memberi tahu kakak di mana rumahmu?" Leylin sekarang memiliki senyum yang seterang matahari.

"Aku... Sophia tidak tahu... ada banyak paman aneh di sana yang semuanya terlihat menakutkan... Ketika kakak membawaku ke sini, aku tidak bisa mengenali jalannya..." Sophia menggigit jarinya dan terlihat bingung.

"Ini... apakah ini adalah keterbelakangan mental alami atau sebuah segel yang ditempatkan setelah dia dilahirkan?" Mata Leylin memancarkan cahaya berwarna biru saat dia mengelus dagunya. Kekuatan jiwa menyebar ke tempat itu, dan dia mendapati bahwa Belinda benar-benar telah pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal.

"Benar-benar seorang gadis yang keras kepala... sayang sekali..." Leylin tersenyum lebar. Dengan kekuatan yang dia miliki, dia bisa menemukan Belinda dengan sangat mudah meskipun gadis itu berusaha untuk menyembunyikan dirinya. Beberapa Stardust Bug atau sebuah penanda jiwa membuatnya bisa melakukan hal tersebut.

Lagi pula, dia menggunakan metode Dunia Magus, sementara Belinda akan mewaspadai penyelidikan dan kemampuan yang biasa digunakan di Purgatory World. Perbedaan besar di antara metode dari kedua dunia tersebut sudah cukup untuk membuat persiapan yang sebelumnya telah dibuat oleh Belinda itu menjadi sia-sia.

"Baiklah, Sophia! Bagaimana kalau kakak Nick membawamu pulang?" Leylin merasa seolah dirinya sedang menyeringai seperti seekor serigala besar yang jahat.

"Aku– aku tidak mau!" Namun, wajah Sophia tiba-tiba memucat dan dia menggenggam tangan Leylin erat-erat, seolah-olah dia sedang mengingat sesuatu yang mengerikan. Bahkan tubuhnya mulai bergetar.

"Tapi kakakmu Belinda, ada di sana. Bagaimana kalau kita membawanya kembali? Bagaimana kedengarannya?'' Leylin menggunakan sedikit lebih banyak kekuatan di tangannya, seolah memberikan kekuatan dan menghibur Sophia.

"Kakak Belinda!" Sophia melihat ke sekelilingnya dan, sekarang dia merasa cemas setelah menyadari bahwa Belinda tidak bisa ditemukan dimanapun.

"Kakak! Kakak!" Sophia berlari-lari kecil dan mulai berteriak dengan air mata yang menggenang di matanya.

"Kakak tidak boleh kembali, kalau tidak Ayah tidak akan mengampuninya!" Dua baris air mata jatuh dari mata Sophia, dan dia terlihat tampak sangat ketakutan.

"Benarkah begitu? Ayo kita pergi dan kejar dia" Leylin tidak benar-benar ingin berurusan dengan persaingan di dalam keluarga. Yang dia ketahui adalah bahwa dia membutuhkan garis keturunan Alabaster Devilsnakes, dan ada para darah murni di antara keluarga Belinda di Lembah Whiteriver. Hal itu sudah cukup baginya.

"Baiklah, mari kita kejar kakak!" Sophia menggigit bibirnya, terlihat jelas bahwa dia telah membuat keputusan.

"Mm, ayo pergi!" Leylin harus menahan keinginan untuk mencubit pipi Sophia yang indah itu. Sebuah badai energi berwarna hitam terbentuk dengan sebuah putaran jari-jarinya, dan menyelimuti keduanya.

...

Setelah Lembah Whiteriver terdapat sebuah dataran besar. Disana hanya terdapat beberapa suku dan kota yang tersebar di wilayah yang luas. Bukan hal yang mudah untuk menemukan sebuah keluarga tertentu di tempat itu. Namun, Leylin telah menempatkan beberapa Stardust Bug di tubuh Belinda, jadi tugas ini terbilang mudah baginya.

Agar rencana ini berjalan lancar, Leylin sengaja datang sedikit terlambat dan memberi Belinda cukup waktu. Dia mengikuti perlahan-lahan bersama Sophia di belakangnya, dan bahkan diam-diam meluangkan waktu untuk melakukan beberapa hal lain.

'Aku tidak pernah mengira ada ras lain yang memanfaatkan sebuah kota sebagai penutup di dekat lembah...' dengan menggunakan Stardust Bug, Leylin membawa Sophia memasuki sebuah kota kecil dengan sebuah gaya yang sangat asing setelah Belinda bergerak.

Bangunan-bangunan di tempat ini dibuat dengan batu-batu berwarna hitam dan dilapisi dengan warna-warna yang bagus. Atap-atap yang tajam terlihat seperti jarum-jarum terbalik, dan bahkan trotoar di tempat itu terlihat sangat teratur dan rata.

Setelah sampai di tempat ini, Sophia meraih tangan Leylin. Terlihat jelas bahwa dia telah memikirkan sesuatu. Saat itu masih hari masih terlalu dini dan kota masih sepi, hanya ada suara angin yang sesekali terdengar di jalan-jalan kosong.

*Kriet!* Sebuah pintu kayu terbuka, dan seorang penduduk yang tampak bingung berjalan keluar dengan sebuah baskom yang digunakan untuk menyimpan air di tangannya. Penduduk ini terlihat sangat mirip dengan manusia, dengan banyak sisik segitiga yang membentuk kelopak-kelopak bunga aneh di tubuhnya.

Mata penduduk itu terlihat keheranan saat melihat Leylin. Tetapi dia menjatuhkan baskomnya hingga menimbulkan sebuah bunyi gedebuk pelan ketika melihat Sophia berada di samping Leylin, terutama ketika melihat rambut berwarna perak dan pupil matanya yang berwarna merah.

"Ib– Iblis Alabaster! Iblis Alabaster telah datang..." Wanita itu terjatuh ke tanah, dan suaranya terdengar sangat memekakkan telinga.

"Apa?" "Apa yang sedang terjadi?"

Sebuah keributan terdengar ketika seorang petani memegang garpu logam berlari ke luar rumah. Namun, setelah melihat Leylin dan Sophia, dia terjatuh ke tanah. "Iblis Alabaster Iblis yang terhormat! Pajak, pajak darah kami tahun ini telah dibayarkan..."

'Pajak darah? Jadi mereka menuntut pengorbanan darah secara paksa atau melakukan hal semacam itu...' Leylin menggelengkan kepalanya, dan dengan cepat mendapatkan kembali ketenangan di wajahnya. Pintu dan jendela berderit terbuka atau tertutup, dan sebuah aura kepanikan berkumpul di dalam kota tersebut.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.