Penyihir kegelapan di dunia magus

Pemberian



Pemberian

0'Begitu komandan mereka dikalahkan, seorang bawahannya berdiri untuk memimpin pasukan mereka yang telah hancur. Mereka menghadapi para musuh yang kuat dan memperoleh sebuah kemenangan yang tak terbayangkan! Seorang pahlawan memang seharusnya seperti ini!' Leylin mengangguk.     
0

Pemikiran Leylin tersebut benar-benar didasarkan pada beberapa contoh kisah kepahlawanan pada kehidupannya yang sebelumnya, tetapi sepertinya kisah semacam itu juga populer di dunia ini. Setelah menenangkan para prajurit tersebut dan membebaskan dirinya dari Rafiniya, dia meninggalkan perkemahan itu dengan alasan untuk menyelidiki situasi.     

"Tuan muda!" Tiff muncul dari balik kegelapan.     

"Mm, kamu melakukannya dengan baik. Keuntungan apa yang sudah kamu dapatkan?" Leylin bertanya dengan tenang.     

Rencana Leylin terdiri dari dua bagian, satu secara terang-terangan dan satu lagi secara sembunyi-sembunyi. Dari luar, dia akan mengarahkan semua perhatian kepada dirinya sendiri, sementara diam-diam Tiff telah membawa para anak buahnya ke wilayah tersebut.     

Inilah alasan mengapa Leylin membiarkan Lanshire menghubungi pihak lawan dan menunjukkan lokasi perkemahan mereka, sehingga membuat para siluman tersebut bisa melancarkan serangan. Ketika para siluman itu muncul dengan kekuatan penuh, Tiff akan menghancurkan sarang mereka.     

Sementara itu, dengan perhitungan waktu yang tepat, mereka juga bisa mengatasi pengepungan yang terjadi di sekitar mereka. Meskipun Leylin sendiri tidak bisa menandingi serangan yang dilancarkan secara bersama-sama oleh para siluman berperingkat tinggi tersebut, namun dia jauh lebih unggul dari segi kecerdasan jika dibandingkan dengan makhluk-makhluk itu.     

"Pangkalan mereka dijaga dengan sangat ketat dan mereka bisa memulihkan diri dengan sangat cepat. Kami hanya berhasil menerobos sebagian pangkalan yang berada di luar dan tidak berhasil sampai ke bagian inti pangkalan tersebut..." Tiff tampak serius ketika dia mengeluarkan sebuah gulungan dengan sisa-sisa mantra yang kuat. Namun, terlihat jelas bahwa gulungan mantra tersebut telah digunakan sekali.     

"Berdasarkan jejak-jejak yang ditemukan di luar, sepertinya tujuan mereka adalah untuk membantai para naga."     

"Membantai para naga?!" Leylin sedikit ternganga. Para naga memang masih hidup di dunia ini, dan mereka adalah para makhluk tingkat tinggi yang luar biasa. Mereka juga dianggap sebagai sebuah spesies legendaris, para darah murni yang secara alami akan menjadi para Legenda begitu mereka mencapai usia dewasa. Dengan kulit yang pada dasarnya kebal terhadap sihir, mereka bisa dianggap sebagai anak-anak para dewa.     

Kelompok siluman berperingkat tinggi itu telah melakukan konspirasi untuk waktu yang sangat lama, dan konspirasi tersebut jelas tidak ditujukan untuk membunuh beberapa naga berdarah campuran atau subspesies naga. Kemungkinan mereka akan menargetkan seekor naga dewasa, seekor Legenda!     

'Mengapa mereka membantai para naga?' Leylin merenungkan masalah ini. Meskipun para pahlawan manusia legendaris memperoleh keuntungan dan benda-benda suci yang didapatkan setelah membantai para naga itu, namun dia mengetahui bahwa segalanya tidak berjalan sesederhana itu. Ras naga sangat kuat, dan mereka memiliki para pendukung mereka sendiri. Jika seseorang tercemar oleh dendam dari jiwa seekor naga, dia akan dikejar dengan penuh kebencian oleh seluruh ras naga.     

Bahkan secara historis, hanya ada sedikit pahlawan pembunuh naga dengan dukungan kuat saja yang akan mengalami akhir yang baik. Selain itu, tidak semua naga memiliki kekayaan yang cukup untuk menyaingi sebuah negara. Ingin mendapat sebuah keuntungan besar dengan cara membunuh para naga tidak lebih dari sebuah khayalan belaka.     

Tentu saja, banyak siluman yang tidak waras, dan mereka tidak bisa dinilai dengan standar biasa.     

'Mungkinkah itu adalah sebuah upacara untuk Dewa Pemburu? Seekor naga legendaris sudah cukup bagi untuk membuat dewa tersebut menunjukkan berkahnya...' Dengan tindakan seorang dewa, para naga tidak akan bisa melakukan apa-apa meskipun mereka menyimpan dendam.     

"Tapi... Pengorbanan yang akan mereka berikan untuk melaksanakan rencana ini akan terlalu berat untuk ditanggung. Kecuali ada hal lain yang menarik perhatian para petinggi siluman tersebut..." Leylin bergumam sendiri dan bertanya kepada Tiff, "Apakah kamu sudah menemukan target mereka?"     

Pertama-tama Leylin membuka gulungan yang Tiff dapatkan itu. Di dalam gulungan tersebut terdapat sebuah peta dari wilayah utara, dengan petunjuk-petunjuk terperinci tentang berbagai desa, pegunungan, hutan dan sungai. Bahkan salinan yang dia buat dengan menggunakan rekaman A.I. Chip hanya sedikit lebih baik dari peta ini, dan sebuah peta dengan banyak rincian semacam ini pasti akan menghasilkan harga yang mahal di wilayah utara.     

Di sebuah pegunungan terdapat sebuah tanda kecil berwarna merah darah berbentuk gigi binatang buas yang terlihat kuat dan jahat.     

Tiff menunjuk tanda yang terdapat di peta tersebut. Di samping tanda itu terdapat sebuah penjelasan yang berbunyi Pegunungan Nether. "Saya menggunakan mantra Memory Retrieval yang digunakan pada beberapa budak, seharusnya mereka akan menuju ke tempat ini. Para siluman tersebut telah menerima informasi tentang keberadaan seekor naga merah dewasa di sana setelah melakukan berbagai cara. Mereka bertujuan untuk memenggal kepala naga itu!" Jawab Tiff dengan yakin. Meskipun mantra Memory Retrieval dianggap sebagai sebuah mantra jahat, namun baik Leylin maupun Tiff tidak mempedulikannya.     

"Pegunungan Nether? Naga merah..." Gumam Leylin, matanya bersinar cerah. Tiba-tiba matanya bersinar ketika gambar Pegunungan Nether itu dikombinasikan dengan sebuah gambar peta tidak lengkap yang dibuat oleh A.I. Chip     

'A.I. Chip, tunjukkan padaku di wilayah utara bagian mana yang kemungkinan menjadi tempat keberadaan warisan Arcanists!" Leylin segera memberikan perintah di dalam hati.     

A.I. Chip bekerja dengan cepat, dan sebuah peta yang terlihat sedikit kabur muncul dengan beberapa penanda. Peta ini merupakan sesuatu yang Leylin salin dari buku catatan para Arcanist. Sayangnya, seiring dengan berjalannya waktu, sebagian besar peta tersebut telah menghilang meskipun telah dilindungi dengan sihir.     

Leylin terlihat tenang ketika A.I. Chip menyalin sebuah versi peta dari gulungan tersebut dan menempatkannya di atas peta yang sudah ada.     

'Sudah kuduga...' Ketika melihat bahwa lokasi warisan Arcanist dan tanda binatang buas itu berada di tempat yang sama, mata Leylin memancarkan sinar pemahaman. Tiff yang sedang berada di sampingnya itu jelas tidak bisa melihat perubahan yang terjadi di dalam A.I. Chip, tetapi dia tahu bahwa Leylin telah menemukan sesuatu. Namun tetap saja, dia tidak bertanya. Ini adalah langkah pintar dari Tiff, dan Leylin hanya mengangguk.     

'Naga merah... Para siluman... Arcanist... Apa hubungan diantara mereka bertiga? Apakah para siluman itu mendapatkan petunjuk-petunjuk tentang warisan Arcanist? Atau apakah aku yang terlalu banyak berpikir, dan mereka hanya ingin mempersembahkan seekor korban kepada Malar?' Mata Leylin memancarkan berbagai macam emosi, tetapi kemudian meredup.     

'Apapun itu, para siluman itu harus dimusnahkan!' Leylin mengambil keputusan. Dia mengenakan sebuah topeng perak di wajahnya, dan matanya berubah menjadi berwarna merah serta putih yang terlihat menakutkan. Kekuatan mengerikan yang tidak stabil terpancar dari tubuhnya. Pada saat itu, dia mengubah identitasnya dari dewa iblis.     

"Yang Mulia!" Tiff mengubah caranya memanggil Leylin karena mengetahui bahwa tuannya itu ingin menyembunyikan identitasnya.     

"Baiklah, mari kita temui para bawahan yang sudah kamu rekrut!" Leylin mengangguk, pancaran cahaya dari mantra Fly muncul dari tubuhnya...     

Di sebuah lembah yang tersembunyi, Leylin berdiri di atas tanah yang tinggi untuk melihat para bawahan yang dibawa oleh Tiff itu. Hampir semua bawahan itu menyebar dan bersembunyi di sekitar wilayah tersebut. Mereka berasal dari berbagai macam ras. Satu-satunya kesamaan yang mereka miliki adalah aura buas dan mematikan yang membuat orang-orang merasa takut untuk melihat mereka.     

"Selamat datang, saudara sekteku!" Sekarang Leylin mengenakan jubah dari seorang pendeta tinggi. Pakaiannya yang dilapisi emas itu berkibar di udara dan membuatnya tampak sangat berwibawa. Tiff berdiri dengan hormat di belakangnya untuk menegaskan status Leylin.     

"Kukulkan sang Dewa Ular Bersayap adalah seorang dewa yang kuat dan dermawan!" Leylin mengamati orang-orang ini yang akan dianggap sebagai para sampah dari ras mereka itu. Mereka tidak memiliki keyakinan untuk dibicarakan, dan hanya percaya pada kekuatan. Ini adalah alasan mengapa mereka bisa ditundukkan oleh Tiff, "Selama kalian percaya kepada dewa kami, kalian akan mendapatkan hadian!"     

Leylin melihat tatapan tidak percaya di mata mereka dan menunjuk pada seorang Beastman yang mengenakan pakaian kulit binatang, "Kamu, kemarilah!"     

"Ada apa?" Beastman itu memiliki kepala singa dan tubuh kuat yang dipenuhi dengan otot serta bekas luka. Ada sebuah ekspresi pemberontak di wajahnya.     

"Kamu akan menerima berkah dari dewa kital" Lengan Leylin memeluk dirinya sendiri saat dia bergerak dengan cara yang sopan dan penuh hormat. Dia sudah sangat ahli ketika menyangkut masalah berpura-pura sebagai seorang mediator.     

Sementara itu, gelombang-gelombang energi yang sangat kuat meledak dari tubuhnya, dan membuatnya dipenuhi dengan sebuah aura yang berat dan bermartabat. Bahkan udara mulai membeku.     

"Hss..." Sekumpulan api di udara berubah menjadi seekor ular raksasa aneh dengan dua buah sayap. Pupil mata ular raksasa tersebut mengarah kepada pria berkepala singa itu, dan sebuah ketakutan yang muncul dari jiwa Beastman tersebut membuatnya berlutut dengan tubuh gemetaran.     

"Tuanku, Kukulkan sang Dewa Ular Bersayap yang perkasa. Akhirnya kita bertemu lagi..." Tiff yang berada di samping itu berlutut dengan saleh.     

"Tuanku adalah satu-satunya ular di dunia ini yang memiliki kekuatan yang tak terbatas. Kekuatan ilahi anda yang agung itu dapat menelan surga..." Leylin mulai melantunkan syair-syair untuk upacara tersebut, dan sebuah pancaran cahaya berwarna hitam turun dari mulut ular itu, kemudian jatuh ke atas pria berkepala singa tersebut.     

*Boom!* Ketika cahaya berwarna hitam itu turun, cahaya tersebut langsung berubah menjadi kobaran api yang paling ganas dan menyelimuti tubuh Beastman tersebut. Suara teriakan menyedihkan terdengar dari dalam kobaran api itu.     

Sebuah pemandangan yang begitu mengerikan tersebut membuat para penonton terdiam ketakutan. Namun, bahkan sebelum mereka sempat berpikir bahwa Leylin sedang menegur Beastman tersebut, sosok Dewa Ular Bersayap dan api berwarna hitam itu telah menghilang, serta memperlihatkan sosok pria berkepala singa tersebut.     

Namun, sekarang terjadi sebuah perubahan besar pada tubuh pria berkepala singa itu. Sekarang bulu-bulunya yang berwarna keemasan itu telah benar-benar berubah menjadi berwarna hitam, dan bahkan ada sebuah cap berbentuk tengkorak berwarna hitam.     

"Ini-ini..." Pria berkepala singa itu menyentuh tubuhnya setelah proses perubahan tersebut selesai dengan ekspresi tidak percaya.     

"Tuanku telah memberikan pencerahan kepadamu dengan memberikan kemampuan-kemampuan sihir, dan mengubahmu menjadi seorang penyihir kegelapan!" Mata Leylin diarahkan ke tanah sambil berbicara dengan tenang.     

"Penyihir kegelapan?" Makhluk kegelapan berkepala singa itu tampak bingung, lalu dia mengangkat lengan kanannya.     

Pancaran cahaya sihir iblis menyala di tubuhnya, dan cap tengkorak hitam yang ada di tubuhnya itu berkedip-kedip lapis demi lapis. Ini adalah mantra Summon Undead!     

*Krak!* Tanah terbelah, dan sejumlah besar tengkorak yang tidak lengkap merangkak naik dari dalam tanah.     

"Ini benar-benar sihir!" "Dia adalah adalah seorang penyihir kegelapan!" Dia benar-benar bisa memberikan bakat sihir!"     

Di antara tatapan kaget itu, pria berkepala singa tersebut langsung berlutut dengan perasaan gembira, "Yang Mulia, Dewa Ular Bersayap! Saya mempercayai anda..."     

Sebagai seorang Profesional yang mengkhususkan diri dalam serangan fisik, sedikit sihir akan sangat membantunya. Pria berkepala singa itu merasa bahwa sekarang dia setidaknya telah memiliki kekuatan dari seorang penyihir kegelapan peringkat 5, dan bahkan ada sebuah kemungkinan untuk meningkatkan kekuatan ini. Bagaimana mungkin dia tidak merasa senang sampai seperti orang gila?     

Jika dibandingkan dengan hadiah yang dia terima, maka keyakinannya terasa tidak ada artinya.     

"Dewa Ular Bersayap... Anda adalah ular dunia dan memiliki kekuatan tanpa batas..." Mata para pengikut lainnya itu lain mulai bersinar saat mereka mulai berdoa dengan suara-suara yang dipenuhi dengan kesalehan yang tulus.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.