Penyihir kegelapan di dunia magus

Melakukan Sebuah Pertemuan



Melakukan Sebuah Pertemuan

0Pelabuhan Pado.     
0

Setelah menyerahkan sebuah surat permohonan dan melalui sebuah pemeriksaan yang ketat, akhirnya Xena dan orang-orangnya diizinkan untuk masuk ke pelabuhan. Mereka mendapatkan akomodasi di tempat yang sepertinya merupakan sebuah bangunan yang dibangun dengan terburu-buru.     

Meskipun bangunan tersebut dibangun dengan menggunakan kayu dan batu bata, namun Xena masih bisa melihat karya buruk dari para penduduk asli tersebut. Namun dibandingkan dengan pondok-pondok di samping yang terbuat dari rumput, bangunan ini tampak jauh lebih baik.     

'Sebuah pelabuhan yang sedang dibangun?' Xena mengingat pasar yang baru saja dia lihat. Pasar itu bahkan tidak bisa dibandingkan dengan pusat perdagangan di sebuah kota kecil dan hanya memiliki beberapa kios kecil. Barang-barang yang ada di pasar tersebut hanya dijual di dalam toples-toples tanah liat, dan perdagangan dilakukan dengan cara barter tanpa menggunakan mata uang utama apapun. Dari sudut pandangnya, ini adalah penghinaan terhadap dewinya!     

"Para penduduk asli terkutuk ini. Mereka benar-benar malas dan menjijikkan!" Beberapa petugas mengeluh, tetapi Xena tidak berpikir dengan cara yang sama. Meskipun mereka hanya melakukan kontak untuk waktu yang singkat, namun dia telah melihat betapa bergairahnya Pulau Debanks.     

'Oh dewi! Meskipun para penduduk asli ini bodoh dan lemah, namun semua perhiasan mereka terbuat dari emas... Jika industri ini dapat dikembangkan...' Menangkap peluang untuk menghasilkan lebih banyak emas adalah naluri yang dimiliki oleh para pendeta Dewi Kekayaan.     

'Aku tidak pernah menyangka bahwa ekspedisi ini akan menghasilkan keuntungan yang begitu luar biasa. Namun, arus laut di wilayah ini terlalu berbahaya...' Xena mengernyit.     

Makan malam yang dihidangkan berupa nasi kari versi penduduk asli. Mereka menggunakan daun pisang sebagai piring, dan rempah-rempah yang digunakan begitu menakjubkan. Setelah menikmati makan malam mewah tersebut, Xena memanggil pencuri berperingkat tinggi ke kamarnya.     

Sebuah kilauan berwarna emas memenuhi ruangan tersebut. Meskipun Xena tidak percaya bahwa para penduduk asli tersebut begitu kuat, namun dia masih sangat berhati-hati.     

"Bagaimana? Apakah kamu menemukan sesuatu?" Xena melihat ke arah sosok bertubuh tinggi dan ramping di hadapannya yang sepertinya ingin menghilang ke dalam kegelapan.     

"Bagaimana mungkin kita bisa mendapatkan begitu banyak informasi dalam waktu satu hari? Untungnya, berkat berkah dari dewi kita, para penduduk asli itu tampaknya tidak tahu bagaimana caranya menyimpan rahasia. Kita berhasil mendapatkan beberapa informasi melalui legenda-legenda dan lagu-lagu mereka..." Suara pencuri tersebut terdengar serak, seperti dia adalah seekor elang botak.     

"Katakan." Xena mengernyit.     

"Pertama... Dahulu tempat ini bernama Kekaisaran Sakartes, tetapi baru-baru ini terjadi sebuah peperangan. Makhluk-makhluk ilahi berkulit putih datang dari barat dan mengalahkan mereka, serta menghancurkan kekaisaran mereka. Barat adalah arah benua tengah..."     

"Tetapi ada sesuatu yang lebih mengejutkan. Sepertinya di tempat ini ada sangat sedikit 'makhluk ilahi yang berkulit putih,' itu, total jumlah mereka kurang dari dua puluh ribu orang!" Jelas pencuri tersebut.     

"Dua puluh ribu?" Xena tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis, "Tapi itu adalah jumlah kru yang dimiliki oleh Bajak Laut Scarlet Tiger... Sebuah kekaisaran yang ditaklukkan oleh dua puluh ribu orang... Haha..."     

Xena terlihat sangat senang ketika berpikir bahwa Kekaisaran Sakartes tidak lebih dari beberapa suku penduduk asli berskala besar.     

"Jika anda mengetahui kekuatan sebenarnya dari kekaisaran penduduk asli, anda pasti tidak akan tertawa sekarang." Pencuri itu memotong ucapan Xena dengan ekspresi wajah dingin.     

"Berapa jumlah populasi mereka?" Xena memberikan reaksi yang tepat setelah mendengar betapa seriusnya perkataan pencuri itu.     

"Berdasarkan apa yang mereka katakan, butuh waktu selama lima puluh hari untuk berjalan dari ujung ke ujung wilayah kekaisaran itu. Setiap kota dihuni oleh sejumlah besar suku penduduk asli, dan kekaisaran tersebut juga dilindungi oleh Akaban sang Dewa Matahari yang mengatur segalanya!"     

Pencuri itu kini tampak serius, "Sebuah perkiraan sederhana menyebutkan bahwa populasi kekaisaran tersebut berada di antara lima ratus ribu hingga satu juta jiwa. Wilayah perbatasan luar mereka seluas sebuah kerajaan, dan mereka dilindungi oleh seorang dewa palsu!"     

"Mengalahkan kekaisaran yang begitu kuat dengan menggunakan kurang dari dua puluh ribu bajak laut... Astaga! Akan sulit untuk melakukannya bahkan jika para penduduk asli tersebut adalah lima ratus ribu orang lemah..." Seru Xena yang merasa terkejut.     

"Tepat sekali! Apa yang akan saya katakan selanjutnya adalah bagian yang paling penting." Sekarang pencuri itu terdengar agak emosional, dan tubuhnya gemetar karena ketakutan, "Ingat air suci yang disemprotkan kepada kita ketika kita pertama kali tiba di darat?"     

"Itu hanya air yang berisi sejenis ramuan. Itu bukan air suci!" Potong Xena. Masalah ini menjadi agak penting karena menyangkut masalah kepercayaan. Dia tidak akan pernah bersedia mendapatkan berkah dari dewa lain, kecuali dia yakin bahwa dia ingin mengkhianati Waukeen.     

"Baiklah... Ramuan itu..." Pencuri itu segera menyadari bahwa dia telah salah bicara, dan segera mengoreksi dirinya sendiri.     

"Tampaknya telah terjadi sebuah wabah yang luar biasa di awal perang tersebut. Sejumlah besar penduduk asli meninggal dunia, dan Ular Bersayap turun secara tiba-tiba, dia memiliki kemampuan untuk menyembuhkan mereka. Makhluk itu memberikan air suci kepada para penduduk asli..."     

"Ular Bersayap?" Xena segera memikirkan perintah ilahi yang diberikan oleh Dewi Kekayaan, dan perintahnya untuk melihat ke dalam Gereja Ular Raksasa tersebut.     

"Ya. 'Air suci' itu memiliki kemampuan penyembuhan yang menakjubkan dan sangat efektif melawan wabah tersebut. Makhluk berkulit putih ini dipandang sebagai pahlawan yang dikirimkan oleh langit untuk menyelamatkan mereka, dan dia mendapatkan dukungan dalam skala besar. Begitulah cara mereka mengalahkan Kekaisaran Sakartes yang asli..."     

"Begitukah..." Xena menundukkan kepalanya, terlihat jelas bahwa dia sedang berpikir serius. Dia kemudian menoleh ke arah pencuri tersebut, suaranya terdengar serius, "Apakah menurutmu... Wabah itu berhubungan dengan Dewi Wabah?"     

"Seharusnya tidak. Saya telah bertarung melawan para pendeta dari gerejanya. Meskipun dia bisa menularkan penyakit, tetapi seharusnya penyakitnya tidak terlalu menular... Selain itu, para pendetanya hanya tahu cara membunuh orang lain dan tidak menyelamatkan mereka..." Jawab pencuri tersebut dengan terus terang.     

"Kalau begitu bagus... Cari lebih banyak informasi, terutama yang berkaitan dengan Gereja Ular Raksasa..." Xena menghela napas panjang dan mengizinkan pencuri itu pergi. Dia menatap lampu minyak yang ada di atas meja sambil bergumam sendiri dengan suara tegas.     

"Bajak Laut Scarlet Tiger, penyihir Legenda dari Keluarga Faulen, dan ular bersayap yang mampu menyembuhkan penyakit... Apa hubungan di antara mereka bertiga?" Pada awalnya, Xena mengira bahwa ini hanya sebuah lelucon kasar yang dibuat oleh Leylin. Namun, sepertinya mustahil ini hanya sebuah lelucon.     

"Dewi. Tolong beri saya petunjuk!" Xena mencengkeram lencana suci di telapak tangannya, dan mulai berdoa dengan khusuk. Sebuah kilauan berwarna emas menyelimuti seluruh ruangan tersebut dan membuatnya tampak berkabut.     

...     

"Jadi itu Dewi Kekayaan... Aku memiliki kontak terbesar dengan mereka. Pelabuhan Venus memiliki Gereja Dewi Waukeen, jadi sudah sewajarnya jika mereka merekam auraku..." Leylin tidak merasa terlalu terkejut. Lagipula, penting bagi Pulau Debanks untuk berinteraksi dengan dunia luar.     

Pulau Debanks memiliki terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan, dan perdagangan akan sangat membantu memulihkan vitalitas pulau tersebut. Akan jauh lebih baik jika mereka jika ditemukan oleh Waukeen daripada oleh Helm. Lagipula dewi itu tidak berpihak pada kubu manapun.     

Dengan sumber daya yang berlimpah dari Pulau Debanks, dan Kekaisaran Faulen yang memiliki begitu banyak konsumen, Leylin tidak ragu jika pendeta emas itu akan merasa sangat tertarik. Namun, tawaran itu tidak layak untuk membuat Xena mempertaruhkan nyawanya.     

Satu-satunya yang bisa memberi dorongan kepada seorang pendeta emas adalah Waukeen sang Dewi Kekayaan!     

"Tidak peduli apa yang dia harapkan, Pulau Debanks pasti dapat mendukung aktivitasnya sendiri. Tidak perlu mengkhawatirkan masalah blokade atau ancaman apapun... Namun tentu saja, jika mereka dapat dibujuk dan kita bisa mendapatkan dukungan dari jaringan perdagangan di benua tengah, itu akan menjadi sesuatu yang luar biasa..."     

Leylin menggerakkan tangannya, "Sampaikan perintah. Sambut mereka dengan seramah mungkin, dan berikan peralatan yang terbuat dari emas dan dihiasi batu cornelian kepada mereka. Lapisi lantai dengan bulu, dan undang dia ke istanaku..."     

Leylin bukan hanya penguasa dari sebuah kekaisaran baru namun dia juga seorang dewa pelindung bagi kekaisaran tersebut, jadi perintah-perintahnya dilaksanakan tanpa ragu-ragu. Xena dan orang-orangnya mendapatkan hadiah dalam jumlah besar dari para penduduk asli, dan tampaknya mereka terpesona oleh kekayaan para penduduk asli itu. Mereka beberapa kali berhenti di sepanjang perjalanan sebelum mencapai Kota Faulen yang sedang dibangun ulang.     

Dahulu kota ini merupakan ibukota Kekaisaran Sakartes. Jalan-jalan dan rumah-rumah di kota ini sudah memiliki ukuran yang sangat luas, dan sekarang kota tersebut sedang diperluas lagi. Jalan masuk yang luas itu bahkan bisa membuat selusin kuda berjalan berdampingan dan melaju dengan cepat.     

"Perencanaan kota kekaisaran ini... Ambisi penakluk kekaisaran ini terlihat sangat jelas..." Xena menyebut Leylin secara tidak langsung. Di mata para penduduk asli, penyihir itu adalah seseorang yang melambangkan darah dan pembantaian, tetapi pendeta tersebut telah melihat lebih banyak dari itu. Karena pemahaman para penduduk asli yang rendah dan masalah komunikasi, dia masih tidak tahu bahwa Leylin adalah penguasa kekaisaran ini. Namun tetap saja, dia yakin bahwa kaisar tersebut sangat pemberani, memiliki kekuatan besar dan mungkin lebih licik daripada seorang iblis.     

Perbedaan kekuatan yang besar dan ketidakberdayaan yang Xena rasakan itu membuatnya menghela napas dalam-dalam. Jika bukan karena cahaya dari sang dewi yang mendukungnya, dia pasti sudah lama melarikan diri dari Pulau Debanks.     

"Informasi mengenai Gereja Ular Raksasa itu sangat tidak jelas, tetapi para pendeta mereka pasti memiliki mantra-mantra ilahi. Setidaknya orang di balik Gereja Ular Raksasa itu merupakan seorang dewa palsu..." Apapun yang berhubungan dengan para dewa akan menjadi sebuah sumber masalah. Xena bisa merasakan bahwa dia akan merasa sangat pusing.     

"Kita sudah sampai! Ini adalah istana kaisar kami. Hanya anda yang diizinkan masuk!" Para pemburu iblis elit itu menghalangi para utusan lainnya di pintu masuk istana yang terbuat dari emas yang indah.     

Sebagai para pengawal yang akan menjaga Leylin, para penduduk asli ini jelas merupakan orang-orang yang setia. Kekuatan mereka juga masuk kategori kelas atas, dan mereka bahkan bisa dianggap sebagai para pahlawan. Potensi kekuatan mereka itu merupakan sesuatu yang bahkan membuat jantung Xena berdebar ketakutan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.