Penyihir kegelapan di dunia magus

Kematian Seorang Dewa



Kematian Seorang Dewa

0Cahaya!     
0

Cahaya putih!     

Seberkas pancaran cahaya Kekuatan Asal yang mempesona dan menyilaukan yang seolah datang dari berbagai penjuru dunia itu ditembakkan dari meriam utama Thultanthar. Ini adalah kekuatan yang dihasilkan dari perpaduan seorang Arcanist berperingkat tinggi dan sebuah kota melayang yang memiliki kekuatan untuk membunuh para dewa! Kekuatan sedahsyat itu kembali muncul di dunia ini dan membuat banyak keberadaan berteriak ketakutan.     

*Rumble!* Ruang hampa di dalam kerajaan ilahi tersebut terkoyak dan avatar Sekolah mencair akibat terkena pancaran cahaya berwarna putih tersebut. Cahaya itu menciptakan sebuah garis kerusakan di lautan dan melenyapkan segala sesuatu yang berada di jalurnya. Kuil-kuil, roh-roh suci, atau penghalang-penghalang lainnya diubah menjadi debu oleh cahaya tersebut, bahkan debu-debu itu benar-benar lenyap tak berbekas.     

*Boom!* Cahaya berwarna putih itu akhirnya menembus kerajaan ilahi Sekolah dan menerobos batas-batas Neraka Tingkat Pertama sebelum menghilang ke dalam ruang hampa yang tak berujung.     

"AAAAAHH!" Kerajaan ilahi Sekolah telah menderita sejumlah besar kerusakan. Dalam sekejap, sejumlah besar Petitioner telah binasa dan lebih banyak lagi roh-roh pemberani yang berteriak kesakitan.     

[Beep! Tubuh sejati ditemukan, bersiap untuk menembak.] Kota Bayangan yang mengerikan itu segera menyapu bersih sejumlah besar gereja dan Shadow Weave yang kuat menyebarkan sulur-sulurnya untuk membentuk tubuh sejati Sekolah.     

Tubuh sejati Dewa Hiu ini jauh lebih besar daripada avatarnya. Dia tampak terbuat dari emas, tetapi dia sudah kehilangan sebuah lengan dan wilayah di sekitarnya tampak sangat transparan. Kemunculannya ini jelas karena meriam utama yang baru saja ditembakkan itu.     

"Tunggu... Aku akan mengakui kekalahan dan meninggalkan Baator!" Sekolah berteriak keras.     

"Sudah terlambat. Aku membutuhkan kematian seorang dewa sejati untuk membuka jalan menuju kemenanganku. Tindakan ini juga akan mengintimidasi para dewa lainnya..."     

Leylin memberikan perintah dengan acuh tak acuh dan meriam yang mengerikan kembali mengeluarkan suara gemuruh...     

...     

Di dunia nyata utama, di sebuah gereja yang tersembunyi di lautan.     

"Dewa kita, Sekolah. Tolong lindungi kami dan pastikan kemenangan kita dalam pertempuran ini..." Dengan dipandu oleh seorang pendeta, sekelompok Sharkman berlutut dengan khusyuk di depan patung Dewa Hiu tersebut. Sebagai sang Penguasa Sharkman, Sekolah adalah pelindung seluruh ras tersebut. Tanpa dirinya, mereka akan langsung kehilangan 90% wilayah mereka di lautan!     

"Dewa kita, Sekolah... Engkau adalah sang Dewa Samudra, sang Pelindung Sharkman..." Kekuatan keyakinan dari orang-orang yang saleh tersebut berkumpul di depan patung dewa itu dan memancarkan kilauan cahaya.     

*Ka-cha!* Namun pada saat ini, sebuah suara retakan pelan terdengar dari patung tersebut.     

Para Sharkman yang berada di bawah patung itu saling berpandangan hingga akhirnya salah satu dari mereka mengumpulkan keberanian untuk melihat ke atas. Setelah itu pria malang tersebut tertegun dan kebingungan.     

"Pa... Patung itu..." Para Sharkman lainnya melihat ke atas, mereka terkejut ketika mengetahui bahwa pancaran cahaya pada patung itu terus meredup.     

Akhirnya, bersama dengan sebuah suara retakan yang keras, cahaya suci pada patung itu padam. Seluruh patung tersebut mulai hancur berkeping-keping dan berubah menjadi setumpuk debu.     

"Pendeta..." Para Sharkman itu dengan putus asa mencari pendeta mereka, tetapi mereka mendapati bahwa pada saat ini pendeta tersebut sedang terbaring di atas tanah dan cahaya suci meninggalkan tubuhnya. Tubuh pendeta itu berguncang tak terkendali dan sebuah ekspresi kesakitan terlihat di wajahnya saat dia terbaring tak sadarkan diri.     

Semua Sharkman menangis dan berteriak, mereka merasa bahwa dewa mereka telah benar-benar memutuskan semua kontak dengan mereka dan membuat hati mereka mereka terasa kosong.     

"Dewa kita... Dewa kita, Sekolah..." Seorang Sharkman tua berlutut di atas tanah, tetesan air mata mengalir dari kedua matanya dan berubah menjadi butiran-butiran mutiara yang jatuh ke permukaan tanah dan menghasilkan suara-suara nyaring.     

"Dewa... Dewa sejati kita yang telah mati..." Seru para Sharkman lainnya, mereka bergerak tanpa daya seperti lalat-lalat tak berkepala. Kematian dewa mereka adalah sebuah malapetaka!     

Tanpa perlindungan dari Sekolah, para Sharkman itu akan kehilangan semua pendeta mereka dan menghadapi tantangan-tantangan yang bisa melenyapkan seluruh ras tersebut. Suara ratapan-ratapan sedih terdengar saat sebuah terompet tanduk berbunyi di lautan. Sang Kaisar Sahuagin telah mengirimkan sebuah perintah. Seluruh ras mulai berduka sambil tetap waspada.     

Tidak seperti dunia nyata utama utama, perubahan-perubahan yang terjadi di kerajaan ilahi terbilang jauh lebih mengerikan. Lapisan demi lapisan rantai terlepas sendiri dan badai-badai perusak mengerikan yang mengalir masuk dari dunia luar menyebabkan terjadinya bencana-bencana besar. Para Petitioner dan roh-roh pemberani yang tidak memiliki kemampuan untuk bertahan akhirnya mati, sementara makhluk-makhluk lain dan para roh suci tidak mengalami nasib yang jauh lebih baik dari mereka.     

Kerajaan ilahi yang luas itu hancur. Jika tidak ada keanehan yang terjadi, Kekuatan Hukum dari Baator akan memasuki wilayah tersebut dan merombak kembali tempat itu. Mengembalikannya menjadi tanah tandus penuh aliran darah yang merupakan bagian dari Avernus.     

*Bzzt bzzt!* Thultanthar bergemuruh kencang ketika bergerak ke atas kerajaan ilahi tersebut sambil membawa kerusakan dan kehancuran kemanapun kota melayang itu pergi. Kota tersebut meluluh lantakkan semua perlawanan.     

[Beep! Menemukan peti harta karun, gelombang-gelombang energi pada tingkat C.]     

Sebuah kuil yang mempesona terbuka dan memperlihatkan sebuah peti harta karun yang dipenuhi dengan permata serta bahan-bahan berharga lainnya yang mengandung energi. Meskipun peti harta karun ini merupakan sesuatu yang dikumpulkan Sekolah setelah dia naik peringkat menjadi dewa, tetapi Kota Bayangan mengambil semuanya tanpa ragu-ragu.     

Sebagai sebuah benteng ruang dan waktu, Pada dasarnya Thultanthar menyatu dengan dunia sekunder yang digunakan untuk membangun kota itu. Kota tersebut memiliki ruang yang hampir tak terbatas dan tidak akan ada masalah untuk menyimpan ratusan harta karun semacam itu.     

Pada saat ini Leylin sedang berdiri di atas Thultanthar dan membiarkan Shaylin bersenang-senang dengan menyapu bersih kerajaan ilahi Sekolah. Dia memperhatikan keuntungan terbesar yang dia dapatkan dari pertempuran tersebut.     

[Beep! Kekuatan Hukum Pelahap telah diaktifkan, 80% kekuatan ilahi target telah diserap. Mendapatkan domain ilahi: Sahuagin. Pemahaman tentang Kekuatan Hukum samudra sekarang sebesar 17%.]     

'Seperti yang diharapkan dari seorang dewa di Dunia Para Dewa. Hanya dengan membunuh satu dewa seja sudah bisa membuat seorang Magus mendapatkan keuntungan yang sangat besar...' Leylin melihat kristal emas di tangannya dan menghela napas. Seseorang bisa mendapatkan kurang dari 10% dari total kekuatan yang telah dikumpulkan oleh lawannya dalam sebuah pertempuran antara Magus Kekuatan Hukum, tetapi jumlah itu naik menjadi di atas 60% dalam pertempuran antara seorang Magus dan seorang dewa. Dengan Kekuatan Hukum Pelahapnya, Leylin bahkan bisa mengumpulkan sampai 80% kekuatan milik Sekolah. Tidak mengherankan jika para dewa dan Magus saling menaruh rasa iri antara satu sama lain, dan Perang Akhir tidak pernah berakhir.     

"Tapi... Sharkman dan lautan? Sepertinya Sekolah hanyalah seorang Dewa Hiu dan dia hanya memiliki sedikit pemahaman tentang lautan. Siapa yang tahu kalau mungkin dia bahkan tidak memiliki sedikit domain di lautan... Tapi masih ada Dewi Samudra dan Penguasa Badai yang sama-sama lebih kuat darinya, bagaimana mungkin dia berani mengusik Kekuatan Hukum Lautan? Kemungkinan sedikit pemahaman ini terkumpul secara alami karena dia adalah dewa dari sebuah spesies yang hidup di lautan..."     

Leylin menggelengkan kepalanya. Dia tidak tertarik pada Kekuatan Hukum lautan, apalagi pada domain Sahuagin yang lebih sempit dari lautan. Menjadi dewa bagi ras semacam itu tidak ada artinya untuknya, dan Kekuatan Hukum tersebut bahkan tidak memenuhi syarat untuk dimasukkan ke dalam senjata Kekuatan Asalnya.     

"Kurasa aku hanya bisa memberikannya sebagai hadiah atau menjualnya..." Leylin menyimpan kristal tersebut, "Seharusnya para dewa lautan sedikit tertarik pada keyakinan para Sharkman itu. Namun yang lebih penting lagi, mereka berpihak pada kekacauan dan kejahatan sehingga tidak bertentangan dengan kepentinganku. Mereka tidak akan melihatku sebagai seorang musuh..."     

Karena Leylin telah memilih untuk berpihak pada kejahatan, maka sudah sewajarnya jika dia tidak akan membantu para dewa baik. Namun dia masih bisa menemukan beberapa sekutu di antara para dewa tersebut.     

*Whoosh!* Pada saat ini, badai perusak melanda kerajaan ilahi tersebut dan menghilangkan semua jejak Sekolah. Bahkan hanya sedikit pengikut dewa itu yang berhasil selamat. Sebaliknya, Thultanthar berdiri tegak di tengah badai tersebut dan menjadi objek tatapan ketakutan bagi semua orang.     

Tindakan ini telah membuat Leylin bisa menunjukkan ancaman dari seorang Arcanist yang menggunakan kota melayangnya kepada para makhluk berperingkat tinggi. Para makhluk tersebut hanya bisa mengingat kenangan-kenangan mengerikan dari peperangan mereka melawan Kekaisaran Netheril.     

*Rumble!* Tepat pada saat itu, getaran-getaran kuat melanda Sembilan Neraka Baator. Orang bisa melihat bahwa ada sebuah kerajaan ilahi dengan kilauan berwarna emas yang meninggalkan Avernus dan bergerak menuju ruang hampa yang tak terbatas. Perlahan sang Dewa Kobold muncul di belakang kerajaan ilahi transparan.     

Ketika melihat nasib yang dialami Sekolah, Kurtulmak dengan bijaksana memilih untuk melarikan diri. Lagipula, kekuatannya hampir sama dengan Dewa Hiu tersebut, jadi jika Leylin bisa membunuh Sekolah maka pria itu tidak akan kesulitan untuk membunuhnya.     

Memindahkan kerajaan ilahi seorang dewa tidak sama dengan situasi setelah Leylin naik peringkat menjadi dewa. Pada saat itu, dia mendapatkan dukungan dari Kekuatan Asal dunia nyata utama dan Dis, sehingga mengurangi energi yang diperlukan untuk menggerakkan kerajaan tersebut. Namun berbeda dengan sebuah kerajaan ilahi yang sudah berdiri. Jika kerajaan itu bergerak lagi, maka tidak hanya banyak kekuatan ilahi yang akan dihabiskan, tetapi pergerakan tersebut juga menyebabkan kekacauan besar pada kerajaan itu sendiri.     

Terlepas dari semua masalah ini, Kurtulmak memilih untuk meninggalkan Avernus. Tindakan ini hanya menandakan satu hal yaitu, dia takut, dia merasa takut kepada Leylin! Jika seorang dewa sejati berinisiatif untuk mundur maka reputasi Leylin pasti akan menyebar ke seluruh dunia.     

Dengan kepergian Kurtulmak, tidak ada lagi yang bisa menghentikan Leylin menggunakan Avernus untuk memperluas kerajaan ilahinya. Di bawah komando Borke dan Azlok, pasukan iblis api melenyapkan semua bentuk perlawanan terhadap mereka. Turunnya kota terapung membuat Benteng Perunggu dapat diambil alih tanpa ada masalah sama sekali. Kepala para iblis lubang yang menjaga wilayah itu dipenggal dan dibuang keluar dari dinding kota tersebut.     

Pancaran cahaya cemerlang dari kerajaan ilahi Leylin tersebut akhirnya menyebar ke seluruh Avernus dan perlahan-lahan kedua dunia itu mulai menyatu.     

"Sialan... Dia terlalu cepat merombak kerajaan ilahinya... Apakah ini karena momentum yang dia dapatkan dari kenaikan peringkatnya menjadi dewa atau karena dia adalah seorang bangsawan iblis Baator?" Glasya melihat Thultanthar dari luar Avernus. Ketika melihat kota yang tampak seperti sebuah negara yang sangat makmur itu, dia menggertakkan giginya sebelum pergi dan memilih untuk tidak menyerang.     

Glasya tidak yakin bisa menang jika berhadapan dengan sebuah kerajaan ilahi milik dewa sejati. Namun yang lebih penting lagi, tubuh utama ayahnya sedang terluka parah dan para sekutu mereka menjadi tidak bisa diandalkan. Dia tidak memiliki energi untuk disia-siakan di tempat ini.     

Hukum yang berlaku di dunia iblis jauh lebih kejam daripada hukum yang ada di dunia manusia. Asmodeus yang sedang terluka parah itu kini telah menjadi sasaran bagi banyak bangsawan iblis lainnya. Hal ini bahkan termasuk Glasya, seorang bangsawan iblis yang telah bangkit dari bayang-bayang Asmodeus.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.