Penyihir kegelapan di dunia magus

Membunuh



Membunuh

0[Beep! Tuan sedang diserang, mengaktifkan medan kekuatan ilahi!] Sebuah medan kekuatan tak berbentuk yang muncul setelah pemberitahuan dari A.I. Chip itu mengurangi separuh kekuatan dari singa berkepala dua tersebut. Sehingga kekuatan yang tersisa sudah tidak berpengaruh lagi pada tubuh ilahi Leylin dan bahkan tidak berpengaruh kepada jubahnya.     
0

'Medan kekuatan ilahi? Jadi dalam sebuah pertempuran antara para dewa, sekarang perhatian utamanya terletak pada kekuatan ilahi, keilahian, dan domain mereka?' Mata Leylin bersinar ketika dia mengabaikan serangan singa tersebut. Meskipun dia memiliki cara untuk menghindari serangan itu, tetapi karena sekarang dia telah memiliki kekuatan medan kekuatan ilahi, dia bahkan bisa melakukan tindakan yang lebih sedikit.     

Singa itu meraung marah, dan Akaban serta dua makhluk setengah dewa lainnya melihat sebuah adegan yang tak terlupakan.     

"Biarkan saja..." Sambil mengabaikan serangan singa tersebut, Leylin melompat ke punggungnya dan mengoyak kulit serta dagingnya. Darah berhamburan di langit.     

*Shing!* Bahkan ketika terdengar suara teriakan kesakitan, Leylin menarik keluar tulang belakang singa tersebut.     

Tindakan semacam itu akan menyebabkan luka parah bahkan bagi seekor makhluk setengah dewa dengan sebuah tubuh ilahi sekalipun. Bagaimanapun juga, tubuh ilahi dibuat dari sejumlah besar kekuatan ilahi. Leylin telah menggunakan Kekuatan Asal Dunia untuk pertama kalinya, tetapi hal semacam itu hanya bisa terjadi sekali.     

"Darahmu akan memberikan kekuatan kepadaku." Suara nyanyian Leylin bergema di dalam domain pembantaian tersebut seperti suara musik pengiring terbaik.     

"Tulangmu akan membentuk tongkatku, dan matamu akan berubah menjadi perhiasan!" Nyanyian itu mencapai nada tinggi, dan singa yang terluka parah tersebut merinding. Empat cakar aneh muncul dari ruang hampa dan menusuk mata Singa berkepala dua itu.     

Cakar ini berwarna hijau gelap, dengan kulit yang sama keringnya dengan kulit pohon kuno. Rune-rune kutukan aneh yang menyelimuti cakar-cakar tersebut bahkan lebih rumit dari rune-rune yang diukir oleh para Arcanists.     

Keempat cakar tersebut menekan tubuh singa itu dan membuatnya menjerit kesakitan. Tak lama kemudian, keempat bola matanya telah diambil secara paksa dari rongganya, dan melayang ke telapak tangan Leylin.     

"Dan jiwamu... Akan menjadi kolam energi untuk senjata ilahiku!" Leylin melihat ke arah singa itu dan merapalkan baris terakhir dari nyanyian untuk ritual pengorbanan ini.     

*Boom!* Api berwarna emas memenuhi langit dan melelehkan tulang singa tersebut untuk membentuk sebuah tongkat pendek. Sementara bola-bola mata itu terus menyusut di udara, hingga akhirnya menempel sendiri diri ke dalam kepala tongkat tersebut dan berubah menjadi empat permata yang berbeda warna.     

Begitu Leylin merapalkan baris terakhir dari nyanyian tersebut, tampaknya dunia telah berhenti. Kemudian sebuah kekuatan tak berbentuk menahan singa itu dan membawa tubuhnya ke hadapan Leylin.     

"Hanguskan!" Sebuah kobaran api berwarna hitam mulai menelan singa tersebut. Orang bisa melihat bentuk roh totem di dalam kobaran api itu yang dikeluarkan secara dari tubuhnya dan dipindahkan ke dalam tongkat tersebut. Api membakar mayat singa itu hingga mencapai api ilahi makhluk tersebut.     

*Bang!* Api berwarna emas itu meredup setelah singa tersebut mati. Api itu padam dengan sendirinya dan kekuatan api tersebut membuat Leylin berhati-hati.     

*Duar!* Petir berwarna putih melesat di langit, seolah-olah mengantarkan makhluk setengah dewa yang telah mati ini. Baru pada saat itulah Akaban dan kelompoknya kembali sadar.     

Para makhluk setengah dewa ini hanya ingin meninggalkan keadaan yang terasa seperti mimpi ini. Apa yang baru saja mereka lihat? Seekor makhluk setengah dewa telah mati! Singa itu berada di tingkat yang sama dengan Leylin, tetapi dia telah dibantai seperti seekor domba dan berubah menjadi sebuah senjata ilahi.     

Peristiwa itu terjadi terlalu cepat. Pada saat mereka kembali sadar dan singa itu sudah mati ketika mereka ingin membantu makhluk setengah dewa tersebut.     

Leylin mengabaikan para makhluk setengah dewa lainnya, dan melihat tongkat yang dihiasi dengan empat batu permata tersebut. 'Hmm... Meskipun ini adalah sebuah senjata yang terbuat dari seekor makhluk setengah dewa, tetapi ini adalah sebuah senjata ilahi yang tidak lengkap dan hanya memiliki kekuatan pada tingkat yang sama dengan makhluk itu. Namun tetap saja, senjata ini sudah cukup untuk menjadi benda suci dari gereja di dunia nyata utama...'     

"Selanjutnya... Adalah kalian..." Mata Leylin melirik ke satu sisi ketika dia melihat ke arah mereka sambil memancarkan sebuah aura pembunuh yang tak tertandingi.     

*Chik!* Kalajengking emas itu berteriak dan berubah menjadi sebuah hembusan angin berwarna hitam ketika dia menghilang. Kecepatan melarikan diri tersebut membuat ekspresi wajah Akaban menjadi semakin suram. Rekannya yang terpercaya itu ternyata merasa ketakutan hanya karena sebuah tatapan mata saja.     

"Ini bukan kekuatan dari seorang manusia setengah dewa. Siapa kamu?" Tanya Akaban, giginya gemeretak. Dia tahu bahwa domain itu telah menguncinya, jadi dia lebih memilih untuk mengajukan pertanyaan yang bijaksana.     

"Aku? Aku adalah Kukulkan sang Dewa Ular Bersayap! Ular yang melahap segalanya dan mengendalikan semua pembantaian. Tentu saja, kamu bisa memanggilku sebagai Leylin!" Leylin menyeringai, dan berjalan ke arah Akaban. Tekanan aura yang semakin besar itu bahkan membuat kuda yang merupakan makhluk setengah dewa tersebut meringkik panik.     

Meskipun mereka berdua adalah makhluk setengah dewa, namun Akaban hanya bisa merasakan ketakutan ketika berada di depan Leylin!     

"Apakah kamu mengejekku? Bagaimana mungkin seorang manusia setengah dewa biasa memiliki kekuatan sebesar kekuatanmu?" Teriak Akaban dan matanya berubah menjadi berwarna merah.     

"Kamu baru saja menyaksikan kenaikan peringkatku..." Jawab Leylin dengan jujur, tetapi jawaban itu membuat Akaban merasa muak. Jika dia tahu bahwa Leylin akan menjadi sekuat ini setelah naik peringkat, dia akan membunuhnya dengan segala cara begitu penyihir itu muncul di Pulau Debanks. Namun, sekarang sudah terlambat untuk menyesal.     

Leylin tertawa di dalam hati ketika dia melihat Akaban yang sedang kebingungan itu. Meskipun dia telah mengumpulkan banyak senjata andalan, namun pada akhirnya dia hanya seorang manusia setengah dewa. Mustahil dia bisa benar-benar menghancurkan makhluk dari peringkat yang sama. Namun, dia tidak hanya memiliki satu tubuh. Dia juga memiliki tubuh yang bahkan lebih kuat dari seorang Warlock yang hampir mencapai peringkat 7 di Dunia Magus!     

Begitu Leylin naik peringkat di Dunia Para Dewa, luka-luka di tubuh utamanya telah pulih karena mereka memang berbagai jiwa yang sama. Sekarang tubuh utamanya bisa memberikan lebih banyak kekuatan untuk klon yang berada di dalam Dunia Para Dewa tersebut. Oleh karena itu, bertarung melawan Leylin sekarang sama seperti bertarung melawan seorang manusia setengah dewa dan seorang Warlock yang hampir mencapai peringkat 7 pada saat yang bersamaan!     

Selain itu, periode penelitian yang panjang dan kemunculan Kekuatan Asal Dunia serta Kekuatan Hukum telah membuat Leylin mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam di banyak bidang. Hal itu membuatnya bisa mengirimkan mantra-mantra Magus ke dunia ini. Cakar yang sebelumnya telah membantai singa berkepala dua itu adalah hasil dari pembelajarannya menggabungkan mantra dari kedua dunia tersebut.     

Namun, Leylin masih belum benar-benar terbiasa dengan Kekuatan Hukum di dunia ini. Dia hanya bisa sesekali menggunakan mantra Magus dan dia bahkan tidak menyangka akan mendapatkan hasil yang begitu baik. Sebelumnya metode tersebut hanya berupa teori semata.     

Mantra Magus yang sangat kuat tersebut telah membunuh seekor makhluk setengah dewa dan membuat menakut-nakuti makhluk setengah dewa lainnya. Leylin tidak bisa menuntut hasil yang lebih baik lagi. Namun tentu saja, dia tidak akan mengungkapkan rahasia ini kepada Akaban, dan hanya menciptakan sebuah gambaran mengerikan yang akan tertanam di dalam pikiran Akaban.     

"Meskipun kamu adalah seorang dewa jahat dari benua tengah, tetapi jangan pernah bermimpi untuk mengendalikan kekaisaranku..." Perang ilahi antara para dewa menitikberatkan pada kekuatan keyakinan, dan merupakan pertempuran paling keras dan kasar. Tidak ada ruang untuk bernegosiasi. Tatapan mata Akaban terlihat tegas ketika sinar berwarna emas terpancar dari tubuhnya.     

*Neigh!* Seakan memahami makhluk setengah dewa tersebut, kuda api yang ada di depan kereta kuda itu meringkik keras ketika sebuah domain cahaya berwarna emas dibuka.     

"Domain penaklukan, huh? Dan dengan sebuah kombinasi semacam itu..." Cahaya A.I. Chip menyala di mata Leylin, tapi dia tidak merasa takut sama sekali.     

'Bagus sekali, sudah waktunya untuk menguji nilai statistik kekuatan ilahi. A.I. Chip, mulai merekam!"     

[Beep! Misi ditetapkan. Mengumpulkan data tuan, memantau kekuatan ilahi] Terdengar suara A.I. Chip.     

"Hah!" Sekarang Akaban sedang menunggangi kereta kuda api tersebut sambil mengayunkan tombak emasnya. Rune-rune matahari yang ada di tubuhnya bahkan terlihat lebih jelas daripada sebelumnya ketika bayangan matahari yang ada belakangnya terlihat semakin terang dan membakar.     

"Seorang dewa dari suku penduduk asli memang hanya bisa melakukan hal semacam itu. Benar-benar tidak ada teknik yang digunakan," Kata Leylin dengan eskpresi jijik, kemudian sebuah gelombang kekuatan ilahi mengalir di tangannya.     

"Divine Force Transformation - Absolute Break!" Dengan kekuatan ilahi sebagai sumber kekuatannya, mantra arcane peringkat Legenda ini mendapatkan kekuatan yang bahkan lebih besar dari sebelumnya. Seberkas cahaya gelap langsung menghantam ujung tombak Akaban.     

Sebuah retakan yang segera menyebar dari ujung tombak tersebut tampak seperti sebuah sarang laba-laba. Sesaat kemudian, tombak itu telah berubah menjadi debu. Hal yang sama juga terjadi pada kereta kuda Akaban, dan baju pelindung kuda apinya. Akaban melihat dengan tatapan tak percaya ketika dia terpisah dari kuda api tersebut.     

Mantra Absolute Break ini telah memberikan sebuah kemenangan yang tak terbayangkan untuk Leylin.     

"Namun, para makhluk setengah dewa dari penduduk asli benar-benar miskin. Selain senjata dan kereta kudanya, mereka tidak memiliki artefak lain..." Leylin melambaikan tangannya, dan pancaran cahaya kekuatan ilahi berwarna emas membentuk sebuah telapak tangan.     

Shattering Fist! Tinju emas tersebut menjadi semakin besar dan rune-rune yang ada di permukaannya terlihat sejernih air. Sepertinya tinju ini terbuat dari daging dan darah, dan membawa sejumlah besar kekuatan yang menghempaskan Akaban ke udara bersama sebuah jejak darah.     

"Dia adalah makhluk setengah dewa terkuat di Pulau Debanks? Benar-benar mengecewakan..." Leylin melambaikan tangannya lagi, dan kali ini sebuah Pedang Sihir yang sangat besar muncul dan memancarkan kekuatan ilahi. Dia memilih untuk tidak mengendalikan senjata ini dengan menggunakan kekuatan spiritualnya dan justru memilih untuk meraih gagang pedangnya.     

"Mati!" Pedang Sihir tersebut ditebaskan ke bawah, dan cahaya berwarna emas memenuhi tempat di mana Akaban dihempaskan. Kekuatan yang sangat besar itu bahkan membuat sebuah gunung yang ada di belakang makhluk setengah dewa tersebut terbelah menjadi dua.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.