Penyihir kegelapan di dunia magus

Mundur



Mundur

0"Semua yang menjadi milik manusia harus kembali kepada manusia. Semua yang menjadi milik para dewa harus kembali kepada mereka. Tolong jangan menipu diri anda sendiri." Nada bicara Benedict hampir terdengar seperti manusia yang bernasib menyedihkan.     
0

"Ck, aku benci pelayan dewa seperti kalian. Kalian bahkan telah mencuci otak kalian sendiri..." Leylin melihat ke belakangnya, dia juga tidak merasa terkejut ketika melihat pendeta berperingkat Legenda dari dewa Mystra," Apakah kalian semua datang untuk mendapatkan avatar milikku ini? Bahkan Dewi Weave bekerjasama dengan kalian..."     

"Seharusnya anda tidak mengabaikan kehendak dua dewa berperingkat tinggi. Selama anda menyerahkan sumber kejahatan yang ada di tangan anda, gereja kami pasti akan memberikan kompensasi yang memuaskan kepada anda..." Pada saat ini Benedict memperlihatkan tatapan penuh belas kasih di matanya, seolah-olah dia sedang menyelamatkan dunia.     

Benar-benar sebuah lelucon! Apakah Mystra atau Tyr bersedia untuk menyerahkan sebagian keilahian mereka untuk ditukar avatar itu? Meskipun mereka bersedia melakukannya, namun Leylin sendiri tidak akan menginginkannya. Dia terbiasa mendapatkan apa yang dia inginkan, dan tidak menerima kebaikan orang lain. Situasi ini membuat matanya terlihat penuh amarah. "Maaf tidak tertarik."     

Penolakan yang disampaikan secara terang-terangan itu langsung membuat Benedict tertegun. Kemudian dia mulai naik darah, "Anda benar-benar keras kepala!"     

"Serang!" Lima pendeta Legenda berperingkat tinggi bergerak maju setelah mendapatkan perintah dari Benedict, mereka mengepung Leylin sambil membentuk sebuah formasi mantra berbentuk pentagram. Formasi mantra tersebut mengeluarkan kekuatan penghalang yang sangat besar.     

"Jadi... Karena sekarang kita sudah tidak berpura-pura ramah lagi, jadi sudah waktunya untuk melakukannya secara paksa?" Leylin memperlihatkan senyuman yang mengancam, "Untungnya, aku tidak sepenuhnya tidak siap..."     

Benedict tersenyum ramah ketika menyaksikan Leylin dikepung oleh formasi mantra pentagram tersebut, "Formasi mantra ini mendapatkan tambahan kekuatan dari dewa kami, dan mustahil untuk menghancurkannya dari dalam. Apakah anda masih belum mau bertobat?"     

Leylin melihat ke arah formasi mantra yang berkilauan tersebut dan sepertinya dia sedang berpikir serius. 'Ini adalah rune-rune penyegelan yang cukup bagus. Aku perlu melakukan beberapa upaya agar bisa keluar dari dalam formasi mantra ini... '     

Namun, setelah mendengar pria itu berbicara, Leylin mencibir, "Tidak baik jika kamu membuang para Legenda yang telah kamu undang sendiri."     

"Anda terlalu melebih-lebihkan diri anda sendiri. Gereja kami dapat menanggung akibat dari kehilangan seorang Legenda..." Benedict menghela napas, "Sepertinya jiwa Leylin telah dirusak oleh keserakahan. Serang!"     

"Persis seperti yang sedang kupikirkan. Lakukanlah!" Leylin mengangguk.     

"Kita sudah sampai pada titik ini, dan anda masih..." Kemarahan muncul di dalam hati Benedict, dan pada saat itu dia mengambil keputusan. Dia akan kehilangan reputasi dengan imbalan kematian Leylin.     

Namun, ekspresi wajahnya segera berubah.     

*Woo! Woo!* Sebuah aura mematikan yang begitu gelap bagaikan tinta memenuhi lingkungan di sekitar para pendeta tersebut. Sejumlah besar tangan-tangan tulang menyembul keluar dari dalam tanah dan sisa-sisa daging busuk masih menempel di beberapa tangan yang mengeluarkan suara teriakan marah tersebut.     

"Pencemaran jiwa ini, itu adalah seorang Necromancer!" Tubuh para pendeta tersebut segera memancarkan mantra-mantra ilahi.     

"Keke..." Tulang-tulang itu mulai tertawa dengan suara aneh sambil bergerak membentuk sebuah tengkorak bertanduk raksasa. Tengkorak itu menghantam formasi mantra pentagram tersebut.     

*Boom!* Meskipun mantra-mantra ilahi merupakan masalah bagi necromancy, namun masalah yang sama juga berlaku bagi mantra ilahi. Formasi mantra pentagram itu bergetar ketika terkena serangan dari aura yang mematikan tersebut dan bereaksi seperti minyak panas yang bersentuhan dengan air dingin.     

*Ka-cha! Ka-cha!* Sejumlah besar retakan berwarna hitam menyebar di sekitar formasi mantra tersebut dan terlihat seperti pembuluh darah manusia. Kemudian formasi mantra itu hancur dengan mengeluarkan suara yang keras.     

"Kekuatan ini... Ini adalah seorang Necromancer Legenda berperingkat tinggi!" Seru Benedict dengan perasaan terkejut dan seteguk darah segar merubah kerah bajunya yang berwarna putih salju menjadi berwarna merah.     

"Tebakanmu benar. Tapi maaf, kamu tidak mendapatkan hadiah..." Sosok Leylin bersinar, dan dalam sekejap dia telah menghilang dari formasi mantra tersebut. Ketika cahaya berwarna hitam itu kembali menyala, dia sudah berada di luar kepungan para pendeta.     

"Kejar dia!" Teriak Benedict, tidak ada waktu untuk merawat luka-lukanya.     

Para pasukan pendukung yang dibawa oleh Benedict itu memiliki kekuatan yang mengerikan. Di antara mereka terdapat banyak pendeta berperingkat Legenda dari Dewi Weave, dan bahkan sebuah pasukan prajurit gereja.     

*Krak!* *Krak!* Namun semua orang ini ditenggelamkan oleh pasukan mayat hidup tersebut. Kerangka-kerangka itu menyelimuti mereka seperti sebuah tsunami yang tidak ada habisnya, dan hanya ada sedikit mantra yang bisa melawan para martir ini. Mata Benedict menjadi semakin melebar.     

"Tetap di sini!" Teriak Benedict sambil mengaktifkan beberapa benda ilahi berperingkat tinggi. Namun tetap saja, bahkan dia dihadapkan dengan sebuah dinding tengkorak. Sebuah tengkorak aneh mengawasinya dengan tatapan mata tanpa perasaan, dan sebuah ekspresi kematian terlihat di rongga matanya yang kosong.     

'Mantra peringkat Legenda, Skeletal Wall. Kabarnya mantra ini begitu kuat sehingga bahkan para prajurit gereja berperingkat Legenda tersebut perlu menyerangnya sampai ratusan kali agar bisa mengatasinya...' Benedict mengenali asal-usul tembok ini. Kini dia sudah tidak bisa menahan lukanya lagi dan memuntahkan sejumlah besar darah.     

Benedict menolak upaya dari orang-orang yang ingin membantunya, dan sekarang dia tampak seperti seekor serigala yang rakus di musim dingin. "Seorang Necromancer Legenda berperingkat tinggi. Gunakan ini untuk mengidentifikasi dan melacaknya!"     

Meskipun Benedict mengatakan hal itu, namun dia sangat memahami bahwa Necromancer yang kuat tersebut memiliki usia yang sangat panjang. Bahkan ada beberapa yang berubah menjadi Lich, dan tidak jelas ada berapa banyak Necromancer yang bersembunyi di seluruh penjuru dunia. Mengetahui identitas Necromancer ini tidak lebih dari sebuah khayalan belaka.     

Selain itu, mengingat keadaan yang sedang berlangsung sekarang ini, apa gunanya jika mereka berhasil mengetahui identitas Necromancer tersebut?     

"Sialan! SIALAN!" Pada akhirnya, uskup tersebut hanya bisa menggeram marah seperti seekor binatang yang sedang terluka, dan tidak bisa berbuat lebih banyak.     

...     

Di sebuah lokasi yang berbeda.     

Bagian kecil dari tubuh avatar Malar yang sengaja Leylin loloskan itu sedang melesat menembus langit seperti sebuah bintang jatuh, dan menerobos beberapa segel untuk mencapai dimensi luar.     

Namun, tepat ketika potongan tubuh avatar tersebut akan kembali ke tubuh aslinya yang berada di dunia ilahi Beast Wasteland, tiba-tiba bagian tubuh itu telah digenggam oleh sebuah telapak tangan. Potongan tubuh tersebut terus menggeram, terlihat jelas bahwa dia merasa panik seolah sedang berada dalam bahaya. Kekuatan ilahi yang terpancar dari potongan tubuh itu menghilang seperti sebuah hembusan angin dingin di depan telapak tangan tersebut.     

"Diam!" Terdengar sebuah suara tidak puas yang sepertinya mengandung Kekuatan Hukum. Sepertinya setiap gerakan yang dilakukan oleh telapak tangan tersebut dilakukan dengan menggunakan sebuah kekuatan ilahi yang kuat sehingga membuat avatar Malar segera menghentikan semua gerakannya.     

"Aku tidak pernah menyangka bahwa akan ada seseorang di dunia nyata utama yang dapat menghalangi avatar Malar..." Gelombang Weave berdesir, dan seorang dewi dengan mata yang bersinar seperti bintang mendarat untuk melihat orang yang telah menangkap avatar tersebut di tangannya.     

"Meskipun ada hal-hal tak terduga yang terjadi di dalam rencana kami, tetapi semuanya masih bisa kami kendalikan..." Dewa yang membuat avatar Malar menjadi tak berdaya itu terlihat agak aneh. Dia mengenakan pakaian prajurit biasa, dan wajahnya terlihat sangat lesu. Matanya diselimuti oleh darah, dan dia telah kehilangan tangan kanannya. Dia tampak seperti seorang pejuang tua yang masih memiliki tekad yang kuat.     

Namun dewa tersebut masih berhasil mengambil potongan tubuh avatar Malar yang terlihat seperti lendir dengan tangannya yang masih tersisa. Kini avatar itu benar-benar tidak bisa bergerak. Dia adalah Tyr sang Dewa Keadilan, sang dewa berperingkat tinggi dan pelindung semua prajurit gereja!     

"Baiklah, Nyonya Weave. Mari kita menemui Malar..." Tyr berbicara perlahan, dan mengikuti Mystra yang bergerak menuju ke wilayah luar dari dunia ilahi Malar tersebut.     

Begitu mereka tiba di tempat ini, bola emas yang merupakan avatar Malar itu sepertinya menjadi lebih emosional. Suara teriakan keras menggema dari dalam dunia ilahi tersebut.     

"Sekarang, Malar. Bersumpahlah kepada Styx bahwa kamu tidak akan ambil bagian dalam pertempuran kami melawan para dewa Orc, dan kamu akan mendapatkan avatarmu lagi. Kota Silverymoon juga akan mengakui wilayah perbatasan yang sekarang dan membiarkan Suku Blackblood tetap tinggal di Hutan Moonwood..." Gelombang Weave bergetar, mengirimkan kata-kata dewi tersebut ke dunia ilahi Malar.     

Suara teriakan Malar berhenti untuk sesaat, tetapi dia tidak berjalan ke luar dari dunia ilahinya. Meskipun dia adalah seekor binatang buas, namun bukan berarti dia adalah dewa yang bodoh. Dewa Keadilan berada tepat di luar dunia ilahi tersebut! Jika dia berani berjalan keluar, maka Tyr pasti akan memusnahkannya dan kemungkinan Mystra akan merasa senang melihat hal ini terjadi.     

Oleh karena itu, Malar tetap bersikukuh untuk bersembunyi di dunia ilahinya tersebut, sambil sesekali melepaskan beberapa suara teriakan binatang buas yang sulit untuk dipahami. Namun tentu saja, bagi para dewa memahami pikiran antara satu sama lain merupakan pekerjaan yang sangat sederhana.     

...     

Setelah menunggu cukup lama, Tyr mengangguk dan mengirimkan avatar Malar itu ke dalam dunia ilahinya, dan kemudian meninggalkan dunia ilahi tersebut bersama Dewi Weave.     

"Baiklah... Masalah Malar sudah teratasi. Terima kasih atas bantuanmu..." Ujar Mystra kepada Tyr.     

"Dengan kekuatan ilahi yang kita miliki, kita bisa dengan mudah menerobos ke dalam dunia ilahi Malar, kemudian membunuhnya, dan mengirimkan jiwa sejatinya ke dunia..." Tyr mulai berbicara.     

"Bagaimanapun juga, dia masih seorang dewa sejati. Karena sekarang sebuah perang di antara para dewa dapat meletus kapan saja, kita tidak boleh menyianyiakan terlalu banyak kekuatan ilahi. Selain itu, meskipun Malar adalah seseorang yang bekerja sendirian, tetapi aku tahu bahwa dia telah membuat kesepakatan dengan para Dewa Kemarahan..."     

Penjelasan itu membuat Tyr terdiam. Bahkan Dewa Keadilan harus belajar untuk berkompromi. Karena jika tidak, maka dia pasti sudah mati sejak dulu.     

"Persiapan di dunia nyata utama sudah hampir selesai. Meskipun para Legenda itu memiliki rencana sendiri, tetapi aku masih bisa mengendalikannya..."     

Semua jenis gambar melintas di depan Mystra dan mengungkapkan peristiwa-peristiwa yang baru saja terjadi.     

"Karena sekarang serangan terhadap avatar itu telah selesai, pertarungan antar para Legenda akan segera dimulai. Ketika saatnya tiba, aku akan menurunkan senjata ilahiku. Senjata itu akan menghadapi Saladin sang pemilik Palu Dewa Petir..." Tyr menegaskan kembali perjanjian yang sebelumnya telah mereka buat itu.     

"Keadilan pasti akan menang melawan kejahatan. Kehendak kuat dari berbagai alam semestalah yang memutuskan hasil ini, dan sekarang aku mengatakan hal ini dengan mewakili rakyat jelata yang menderita di wilayah utara." Mata dewa itu seolah menembus ruang dan waktu, melihat segalanya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.