Penyihir kegelapan di dunia magus

Kota Emon



Kota Emon

0Emon adalah sebuah kota pelabuhan yang terletak di sepanjang pantai Kerajaan Dambrath. Kota itu berkembang dengan mengandalkan kegiatan perdagangan yang berkembang di laut lepas, dan memiliki lebih dari sepuluh ribu warga bebas yang menjadi penduduk kota tersebut. Lampu-lampu tidak pernah padam di malam hari, dan hal itu menciptakan kesan bahwa kota itu adalah kota yang makmur.     
0

Namun, Gelombang Serangan Bajak Laut yang terjadi di laut lepas, terutama setelah terjadinya peristiwa perampokan Kepulauan Baltik, telah menghentikan aktivitas perdagangan laut untuk sementara waktu. Bahkan banyak pedagang kecil yang bunuh diri di laut karena mengalami kebangkrutan dan menyebabkan kemakmuran di tempat itu semakin menurun.     

Seperti itulah kondisinya sampai suatu hari, ada seorang pemuda yang mengenakan jubah berwarna abu-abu mendatangi gerbang kota.     

"Biaya masuknya sebesar satu koin tembaga!" Karena mereka telah lama berjaga di sini, kedua penjaga itu telah mengembangkan wawasan yang luar biasa. Mereka tidak menyebabkan banyak masalah setelah menyadari bahwa pemuda ini bukan jenis orang yang boleh diganggu. Setelah membayar biaya masuknya, pemuda tersebut memasuki Kota Emon.     

Jalan-jalan di kota itu sangat sepi, dengan para penjaga yang berpatroli di mana-mana. Karena ini adalah sebuah pelabuhan di laut, secara teoritis ada kemungkinan terjadinya serangan-serangan bajak laut. Para bangsawan dan keluarga kerajaan yang penakut itu merasa sangat takut pada Gelombang Serangan Bajak Laut, sehingga mereka meningkatkan keamanan kota tersebut. Kemungkinan saat ini sebagian besar dari mereka telah bersembunyi jauh di dalam Benua Tengah.     

"Mungkin nanti aku perlu pergi ke Guild Tentara Bayaran!" Setelah menemukan sebuah penginapan, pemuda itu melepas tudungnya dan memperlihatkan rambut berombak yang mempesona seperti emas serta sebuah wajah yang tampan.     

Pemuda ini tidak lain adalah Leylin. Setelah mengurus semua masalah, dia menyerahkan berbagai jenis bahan pembuat menara sihir kepada Ernest dan membuat mentornya itu pusing karena merasa sangat senang serta memulai pembangunan sebuah menara sihir, Leylin terang-terangan meninggalkan Pulau Faulen dan membawa sebuah kapal untuk pergi ke Benua Tengah.     

Tentu saja, Leylin berdalih bahwa kepergiannya kali ini bertujuan untuk melakukan perjalanan dan pembelajaran yang merupakan sebuah bagian dari proses belajar para penyihir. Saat ini dia memiliki sebuah surat rekomendasi dari Ernest, sesuatu yang akan membuatnya bisa berlatih di Guild Penyihir ibukota untuk sementara waktu.     

Leylin bermaksud melakukan perjalanan ini untuk sementara waktu karena tidak ada lagi yang bisa Ernest ajarkan padanya. Dan dengan adanya Bag of Holding milik Boruj, sekarang dia bisa bergerak dengan lebih mudah. Ruangan dalam tas itu berukuran 10 meter kubik, yang bisa dibilang sangat besar. Dia bisa memasukkan tenda, makanan, dan barang-barang penting di dalam benda sihir itu, sehingga membuat segalanya menjadi tidak terlalu sulit baginya.     

Setelah sampai di pantai, Leylin terlihat seperti setetes air yang menghilang ke dalam aliran manusia. Sekarang segalanya menjadi lebih sensitif, dan dia tidak ingin menimbulkan masalah apapun.     

Pada saat ini, melakukan perjalanan merupakan sebuah masalah yang sangat merepotkan. Jika Leylin tidak memiliki tanda bukti sebagai warga bebas yang bisa didapatkan dari balai kota atau beberapa dokumen lain semacam itu, dia akan diperlakukan seperti seorang budak pelarian atau petani kontrak. Sehingga sisa hidupnya akan dihabiskan di dalam penjara atau mengalami kebangkrutan.     

Tentu saja, jika Leylin menunjukkan tanda bukti kebangsawanannya, semua kota akan membiarkan pintu mereka terbuka lebar untuknya. Tapi dia tidak cukup bodoh untuk melakukan hal semacam itu.     

Jika Leylin menjadi seorang tentara bayaran, dia akan mendapatkan kesempatan untuk bergerak tanpa hambatan di sebagian besar wilayah di benua itu, meskipun para penjaga akan memutar mata ke padanya. Para tentara bayaran yang melanggar aturan adalah salah satu masalah yang paling memusingkan bagi para petugas keamanan tersebut.     

Guild Tentara Bayaran terletak di samping Guild Prajurit, salah satu persyaratan yang mereka tetapkan adalah mereka hanya menerima seorang Profesional.     

Tentu saja, syarat ini tidak terlalu sulit. Jika Leylin berlatih selama bertahun-tahun dan mahir dalam menggunakan beberapa senjata serta memiliki sejumlah pengalaman, dia bisa dengan mudah disertifikasi sebagai seorang prajurit peringkat 1.     

Leylin memasuki Guild Prajurit yang dijaga oleh dua orang prajurit berbadan kekar, dari kejauhan terlihat tempat suci untuk para dewa prajurit dan perang. Bahkan ada beberapa pendeta tetap di guild tersebut yang bertugas mengawasi semuanya. Mereka bertanggung jawab untuk menyembuhkan luka, meskipun mereka jelas menarik bayaran.     

Di belakang Guild Prajurit itu terdapat beberapa orang ternama. Tanpa dukungan yang mereka berikan baik secara terang-terangan maupun di balik layar, guild tersebut tidak akan memiliki kesempatan untuk menyebar ke seluruh benua itu. Karena para prajurit adalah jenis Profesional yang paling umum ditemui di antara banyak ras, maka tidak diperlukan banyak bakat untuk menjadi seorang prajurit.     

"Apakah tuan baru pertama kali datang ke tempat ini?" Setelah melihat kedatangan Leylin, seorang pelayan perempuan menyambutnya sambil melihatnya dengan sebuah tatapan aneh.     

Lagipula, sebagian besar prajurit memiliki tubuh berotot, dan jarang yang terlihat seperti Leylin.     

"Ya. Aku ingin mendaftar untuk mengikuti ujian tempur!" Meskipun Guild Penyihir lebih cocok untuk Leylin, dan menjadi penyihir akan membuatnya lebih dihormati, namun dia berada di sini untuk menghindari masalah. Tentu saja dia tidak akan bergabung dengan Guild Penyihir. Dia bahkan tidak berencana untuk menggunakan surat rekomendasi yang Ernest berikan kepadanya.     

"Silahkan ikut saya!" Pelayan perempuan itu membawa Leylin ke lantai dua guild tersebut. Di lantai dua terdapat banyak ring tempat para prajurit melakukan pertarungan satu lawan satu atau berkelompok. Meskipun mereka menggunakan pedang kayu, namun mereka masih bisa terluka.     

Pada saat ada yang terluka, seorang pendeta yang telah menunggu di samping akan membantu untuk menyembuhkannya.     

"Silahkan mendaftar terlebih dulu. Bolehkah saya tahu peringkat berapa yang ingin anda ikuti dalam ujian ini?"     

"Ujian kami dilakukan berdasarkan berbagai tingkat kekuatan. Anda harus bertarung melawan seorang lawan dengan peringkat yang sama atau dua peringkat lebih rendah untuk jangka waktu tertentu agar dapat lulus ujian ini, dan sering kali ada korban yang berjatuhan..." Pelayan perempuan itu segera menjelaskan kepada Leylin, seolah dia khawatir jika Leylin tidak memahami dengan baik pertanyaannya tersebut dan karena wajah Leylin yang tampan.     

"Terima kasih atas niat baikmu. Aku akan melakukan apa yang kubisa!" Leylin mendatangi sebuah konter dan memasukkan data dirinya serta mengisi formulir.     

"Mari kita lihat. Namamu adalah Ley, usia 18 tahun, dan kamu ingin mengikuti ujian untuk seorang prajurit peringkat 5?" Yang sedang duduk di konter tersebut adalah seorang pria tua yang sudah renta. Dia mengangkat kacamatanya dan melihat ke arah Leylin yang sedang berada di luar, "Anak muda, jangan terlalu memaksakan dirimu. Seorang prajurit peringkat 5 sudah bisa menggunakan kekuatan spiritual mereka, dan beberapa dari mereka bahkan sudah memahami teknik-teknik pertempuran. Mungkin kamu bisa mencoba peringkat 3..."     

"Apa? Anda memilih ujian peringkat 5?" Pelayan perempuan itu tampak heran, suaranya yang memekakkan telinga itu membuat orang-orang yang berada di sekitarnya berkumpul dan menonton.     

"Mengapa anda tidak mendengarkan saya?" Pelayan perempuan itu menghentakkan kakinya, wajahnya memerah.     

"Aku sudah memutuskan, aku akan melakukannya!" Leylin mengernyitkan alisnya. Meskipun dia telah berbohong tentang usianya, namun situasi ini masih terbilang mengejutkan.     

Tentu saja situasi itu tidak terlalu buruk. Situasi tersebut jauh lebih baik daripada menjadi seorang penyihir peringkat 10 di usia 16 tahun. Kemudian Leylin mengangguk, "Mohon terima formulir pendaftaran ini."     

"Biaya pendaftaran sebesar 10 koin tembaga!" Setelah Leylin membayar, pria tua itu menghela napas tak berdaya, "Remaja zaman sekarang..."     

"Menarik! Sudah lama aku tidak pernah melihat anak yang begitu menarik! Biarkan aku yang menjadi lawannya!" Kata suara seorang pria dengan terang-terangan, dan tak lama kemudian seorang lelaki kekar yang tubuhnya dua kepala lebih tinggi dari tinggi badan rata-rata itu berjalan sambil mendorong kerumunan. Pria tersebut bertelanjang dada, otot-ototnya terlihat padat seperti batu granit. Di wajahnya terdapat beberapa bekas luka yang berasal dari sayatan benda tajam, dan pria itu memancarkan cahaya berwarna merah yang membuatnya tampak lebih mengancam.     

"Dia adalah Fafnir sang Penghancur Tulang. Orang ini ingin melakukannya!"     

"Kabarnya dia adalah seorang manusia liar yang suka mematahkan dan menghancurkan tulang lawannya. Kenapa tiba-tiba dia membuat masalah dengan seorang bocah?"     

"Seharusnya untuk seorang wanita bukan? Dia sudah lama tertarik pada Nina!" Kata-kata ini segera membuat wajah pelayan perempuan itu sedikit memerah, "Fafnir, apa yang kamu lakukan?"     

"Tidak ada. Lagipula aku seorang prajurit peringkat 5, jadi bukankah wajar jika aku menjadi pengujimu? Apakah aku salah?" Fafnir memperhatikan Leylin sambil tersenyum jahat.     

"Bagaimana?" Fafnir memandang ke arah pria tua yang duduk di konter.     

"Kamu bisa mundur dari ujian ini dan kembali lagi besok," Pria tua itu menghela napas. Dia mungkin tidak ingin melihat seorang pria muda seperti Leylin mengalami sebuah kemunduran yang begitu besar.     

Leylin tidak bisa mengatakan apa-apa. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan orang yang begitu tidak sopan.     

"Tidak apa-apa, dia bisa menjadi pengujiku." Menunggu sampai besok? Leylin tidak memiliki banyak waktu untuk disia-siakan.     

"Saya tidak akan mengkhawatirkan anda lagi!" Sikap Leylin yang acuh tak acuh ini membuat Nina pergi sambil marah. Sementara itu, sebuah bunyi kertakan nyaring terdengar dari tangan Fafnir.     

"Nak, kamu akan mati. Aku ingin perlahan-lahan mematahkan dan menghancurkan semua tulang yang ada di tubuhmu. Semoga kamu tidak mengalami luka yang cukup parah sehingga harus memanggil ibumu..." Fafnir berjalan menjauh sambil menatap Leylin dan membuat gerakan seolah-olah dia sedang menggorok lehernya sendiri.     

"Jangan khawatir. Bukankah disini ada seorang pendeta? Aku benar-benar berharap kamu membawa cukup uang..." Leylin menggerakkan bahunya dan mengambil pedang panjang yang digunakan untuk ujian tersebut.     

Karena terbuat dari kayu, pegangan pedang itu terasa sangat ringan. Namun, ada sebuah lapisan logam pada bagian bilah yang sepertinya membuatnya lebih tahan lama.     

Kedua orang itu perlahan berjalan memasuki ring, dan kemudian wasit pertandingan melambaikan tangan kanannya ke bawah. "Siap? Mulai!"     

"Hancurkan dia, Penghancur Tulang!"     

"Aku mendukungmu, nak. Bertahanlah!" Para prajurit lain yang sedang merasa bosan itu segera mengeluarkan ejekan-ejekan mereka, dan beberapa orang melakukan taruhan pada berapa banyak teknik bertarung Fafnir yang bisa Leylin atasi.     

Nina muncul kembali di antara para penonton itu dan mengamati bagian tengah tempat tersebut dengan perasaan cemas.     

"Nak, bertobatlah di neraka!" Fafnir berteriak sambil menyerang.     

Leylin menggelengkan kepalanya, kecepatan dan teknik Fafnir ini jauh lebih tinggi dari yang Jacob miliki ketika pertama kali bertemu dengannya. Namun, dia juga perlu menyembunyikan kekuatannya, dan dia hanya menghindar pada jarak yang sangat tipis, kemudian pedang berayun ke bahu lawannya.     

"Berhentilah membuang-buang waktu! Aku masih punya banyak hal untuk dilakukan!" Sebuah lapisan kekuatan spiritual yang terlihat samar-samar keluar dari tubuh Leylin.     

"Itu adalah kekuatan spiritual! Orang ini sudah mengaktifkan kekuatan spiritual!!" Seru para penonton itu.     

"Bocah ini lumayan juga!" Fafnir segera menjadi serius, dan dia juga menyelimuti dirinya dengan sinar kekuatan spiritual. Lawan yang sudah mengaktifkan kekuatan spiritual tidak mudah untuk dikalahkan.     

"Teknik pertempuran: Shatter Bones!" Fafnir melesat dan menyerang ke arah Leylin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.