Pangeran Yang Dikutuk

Sangkar Emas



Sangkar Emas

0Emmelyn mendengar dari Roshan saat sang kepala pelayan datang membawakan lilin ke kamarnya, bahwa Pangeran Mars akan datang mengunjungi Emmelyn ke kamarnya malam itu untuk menunaikan tugasnya.     
0

Karena itulah Roshan memberi tahu Emmelyn agar gadis itu dapat bersiap-siap. Ia juga membawakan beberapa wewangian dan satu tempayan berisi air untuk nanti Emmelyn membersihkan diri sesudah mereka berhubungan.     

"Terima kasih kau sudah memberitahuku," kata Emmelyn sambil menerima lilin dari tangan Roshan dan menaruhnya di meja di samping tempat tidur. Langit sudah mulai gelap dan penerangan di kamarnya sudah sangat minim.     

Cahaya lilin di dua sisi tempat tidur membuat kamar Emmelyn yang ditata dengan warna-warna lembut itu terlihat sangat romantis.     

Apalagi seorang pelayan yang datang bersama Roshan kemudian menaruh seikat bunga segar di dalam vas bunga di lemari kecil di samping jendela.     

Kamarnya sangat indah. Malahan kalau Emmelyn mau berkata jujur, ini adalah kamar yang paling indah yang pernah dilihatnya.     

Kerajaan Draec jauh lebih besar dan berkuasa daripada Wintermere dan mereka memperoleh upeti berupa produk-produk terbaik dari kerajaan jajahan mereka.     

Setiap bulan, mereka akan menerima kiriman wine terbaik dari Southberry, sutera terindah dari Glendale, emas dan perhiasan dari Longfell, dan masih banyak lagi.     

Benda favorit Emmelyn di kamarnya ini adalah tempat tidurnya yang terbuat dari kayu jati berukiran sangat indah dengan empat tiang yang kokoh di keempat sudutnya. Di setiap tiangnya ada kelambu sutera berenda yang membingkainya dengan indah.     

Sungguh kamar idaman setiap perempuan muda!     

Emmelyn juga belum pernah melihat lantai kayu di dalam kamar di istana sebelumnya. Setahunya orang-orang hanya menggunakan lantai kayu untuk bangunan kecil seperti pondok, seperti pondok pemburu di hutan tempat mereka beristirahat setelah berburu hewan.     

Namun, lantai kayu di pondok pemburu tidak halus seperti yang ada di kamarnya ini. Emmelyn sangat menyukai lantai kayu ini. Ia sampai melepaskan sepatunya dan berjalan dengan bertelanjang kaki di kamarnya.     

Ahh.. rasanya hangat, tidak dingin seperti lantai batu di kamar-kamar lainnya. Teksturnya juga halus di kaki. Semua yang ada di kamar terlihat mewah dan sangat nyaman.     

Oh, Emmelyn juga sangat senang karena tirai beludru di jendelanya sangat tebal sehingga dapat menghalangi masuknya cahaya dari luar saat ia bangun tidur nanti sehingga ia tidak kaget atas masuknya cahaya terang secara tiba-tiba.     

"Baiklah, kalau begitu, saya pamit dulu, Yang Mulia," kata Roshan sambil membungkuk hormat.     

"Sebentar..." Emmelyn buru-buru memanggil Roshan sebelum lelaki itu menghilang di balik pintunya.     

"Ada apa, Yang Mulia?"     

"Uhm.. apakah kau tahu kalau Yang Mulia Pangeran sudah makan atau belum?" tanya Emmelyn.     

Sepasang mata Roshan tampak berkilat mendengar pertanyaan Emmelyn. Ia menduga Emmelyn kuatir akan kesehatan sang pangeran.     

Ahh.. mereka memang kekasih yang saling menyayangi, pikirnya.     

Roshan tidak tahu kenapa pangeran tiba-tiba menyuruhnya membantu Emmelyn pindah ke kamarnya sendiri. Ia menduga pasangan ini bertengkar dan karenanya memutuskan untuk pisah ranjang dulu.     

Tetapi kalau melihat Pangeran ternyata akan mengunjungi ranjang Emmelyn malam ini, maka besar kemungkinan kalau mereka masih tidur bersama. Ia juga sudah memastikan bahwa Emmelyn tetap akan menemui penyihir untuk membantunya hamil.     

Lalu kalau memang mereka masih saling mencintai dan tidur bersama, kenapa harus pisah kamar?     

Ia benar-benar tidak mengerti cara berpikir kaum bangsawan. Terlalu rumit dan penuh intrik, pikirnya.     

"Setahu saya, Pangeran tadi sudah makan bersama pasukannya di mess," kata Roshan dengan penuh hormat. "Beliau memang kadang-kadang begitu untuk meningkatkan moral pasukannya. Apalagi kalau menjelang perang."     

"Oh.. begitu, ya?" Emmelyn mengangguk.     

Baiklah. Mungkin memang Mars terbiasa dengan kehidupan seperti itu. Emmelyn kemudian merasa heran kepada dirinya sendiri, kenapa ia bisa menguatirkan apakah si pangeran brengsek itu sudah makan atau belum.     

Kan tidak ada untungnya bagi Emmelyn untuk memikirkan orang itu?     

"Baiklah kalau begitu, kau boleh pergi," kata Emmelyn.     

Roshan kembali minta diri dan kali ini benar-benar menghilang di balik pintu.     

Emmelyn lalu duduk di tempat tidurnya dan termenung. Ia ingat bahwa minggu lalu ia yang tidak rela dipaksa berbagi kamar dengan Mars karena menganggap kebebasannya dirampas.     

Tetapi, kini, di saat ia sudah terbiasa tinggal di kamar itu, Emmelyn merasa bahwa memiliki kamarnya sendiri, walaupun cantik dan sesuai seleranya, tidak terlalu menyenangkan seperti yang ia duga.     

Setiap kali ia menatap seisi kamar indah ini, ia justru akan teringat pada sangkar emas.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.