Pangeran Yang Dikutuk

Murka Sang Pangeran



Murka Sang Pangeran

1Pagi akhirnya datang. Emmelyn merasa tubuhnya tidak memiliki kekuatan dan ia hampir tidak bisa membuka matanya. Emmelyn dan Mars bercinta sepanjang malam, ronde demi ronde, untuk menghilangkan efek zat perangsang itu.     
1

Pria itu akhirnya tertidur dan Emmelyn berpaling ke samping untuk melihat Mars yang tidur nyenyak seperti bayi. Ritme napas Mars kini lebih teratur dan ia terlihat sudah puas. Sungguh pemandangan yang indah untuk disaksikan.     

Emmelyn menghela napas dan menguap. Ia ingat apa yang terjadi malam sebelumnya dan ia segera mengertakkan giginya.     

Astaga...! Ia curiga salah satu gadis Milot pasti telah membubuhi minuman Mars dengan maksud untuk memaksakan diri mereka kepada putra mahkota.     

Apakah pelakunya Lori? Hmmm… pasti gadis itu. Emmelyn ingat betapa genitnya gadis itu terhadap pangeran saat makan malam dan ketika ia menawarkan untuk menyiapkan tempat tidur untuk putra mahkota.     

Emmelyn mulai sadar jika seorang gadis mampu berbuat sejauh ini, pasti banyak wanita lain yang juga akan mencoba melakukan hal bodoh seperti ini, kecuali putra mahkota memberikan contoh atas konsekuensi dari perbuatannya.     

Gadis itu hanya memijat pelipisnya. Dibebaskan dari kutukan ternyata memberikan Mars ketidakberuntungan tersendiri.     

Dulu, karena setiap wanita pasti akan mati jika mereka menyentuhnya, pangeran selalu memastikan tidak ada wanita yang boleh berada di dekatnya.     

Insiden seperti ini tidak akan pernah terjadi di masa lalu. Lagipula tidak satu pun wanita yang berani mendekat karena pangeran dianggap sebagai monster kejam yang membenci wanita.     

Malam ini adalah pertama kalinya selain di acara kerajaan pangeran mengizinkan wanita berada di sekitarnya.     

Kalau dipikir-pikir, Emmelyn menyadari mereka terlalu lengah di Havertown karena mereka berada di kerajaan mereka sendiri dan tidak menyangka seseorang bisa begitu licik memanfaatkan sang putra mahkota.     

Apa yang terjadi semalam menjadi pelajaran berharga dan mahal baik bagi Emmelyn dan pangeran. Untung saja Emmelyn ikut dalam perjalanan ini. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Mars dibius dengan zat perangsang saat ia bersama wanita lain?     

Emmelyn tidak ingin memikirkan kemungkinan seperti itu. Mars mungkin tidak cukup kuat untuk menahan hasratnya sendiri dan....     

Ahhh!     

Ia bergidik membayangkan Mars berhubungan badan dengan wanita lain. Ia merasa jijik dan marah.     

Emmelyn menangkupkan wajahnya dengan tangan karena frustasi dan berusaha meredam jeritannya. Ia dan Mars harus membicarakan hal ini dan memastikan bahwa hal semacam itu tidak akan pernah terjadi lagi di kemudian hari.     

Mars membuka matanya ketika ia mendengar jeritan Emmelyn. Ia selalu mudah terbangun dan suara Emmelyn langsung membangunkannya dari tidurnya yang tidak nyenyak.     

Pria itu lalu menarik tubuh Emmelyn lebih dekat ke dalam pelukannya dan menanyakan apa yang terjadi dengan suara serak. "Kau baik-baik saja, Sayang?"     

"Oh, maaf sudah membangunkanmu..." Emmelyn membelai rambut pangeran. "Aku sangat marah karena seseorang berani membiusmu tadi malam."     

Dahi Mars langsung berkerut. Ia sekarang ingat apa yang terjadi malam sebelumnya dengan ingatan yang samar-samar. Ia tidak sepenuhnya sadar akan sekitarnya dan pikirannya menjadi kabur setelah zat perangsang itu mulai bekerja.     

Namun, pangeran adalah orang yang sangat pintar dan sekarang ia bisa mengumpulkan semua ingatannya tentang apa yang sudah terjadi tadi malam dan membuat kesimpulannya.     

Seseorang membubuhi minumannya dan ia tiba-tiba tidak bisa mengendalikan gairahnya. Ia berjalan dengan susah payah saat menuju ke kamar Emmelyn dan memuaskan keinginannya dengan bercinta berkali-kali sehingga mereka berdua menjadi kelelahan.     

Mars masih ingat Emmelyn memintanya untuk melakukannya dengan perlahan dan lembut, jadi ia tidak akan menyakiti bayi mereka...     

Ahh!!!     

Wajahnya tiba-tiba menjadi pucat. Mars dengan cepat duduk di tempat tidur dan memegangi lengan Emmelyn. "Apa aku menyakitimu??!!"     

Emmelyn juga duduk dan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Tidak, kau tidak menyakitiku. Jangan khawatir. Kau selalu lembut kepadaku."     

Mars menghela napas panjang. Tangannya mengepal saat ia meninju tempat tidur dengan marah. "Aku akan memastikan seluruh keluarga ini mendapatkan ganjaran atas apa yang telah mereka lakukan. Berani-beraninya mereka berusaha menjebakku!"     

Emmelyn sangat setuju. Namun, ia menyadari bahwa mereka hanya bepergian dengan membawa 100 prajurit. Jumlah mereka terlalu kecil.     

Jika Mars dengan cepat memutuskan untuk menghukum Marquis Milot dan keluarganya, Marquis bisa saja putus asa dan memutuskan untuk menyelamatkan keluarganya dengan menyerang pangeran dan rombongan kecilnya.     

Bila hal itu sampai terjadi, maka situasinya akan menjadi lebih buruk dan nyawa mereka yang menjadi taruhannya.     

Havertown adalah kota yang kecil, tapi masih memiliki setidaknya 1000 prajurit untuk menjaga kota.     

Jika Marquis Milot putus asa untuk bertahan hidup dan menyelamatkan nyawa keluarganya, ia tidak akan ragu untuk mengerahkan semua prajurit di bawah pimpinannya untuk menyerang Mars, Edgar, Gewen, Emmelyn, dan pengawal mereka yang lain.     

"Sayang, aku tahu kau sedang marah sekarang, aku juga sangat marah. Tapi kita tidak boleh bertindak gegabah," Emmelyn memegang tangan pangeran dan perlahan kepalan tangan Mars mulai terbuka. "Aku sedang mengandung. Kita kalah jumlah dan jika Marquis Milot memutuskan untuk menyerang kita. Apa yang akan terjadi pada anak kita?"     

Mars menatapnya dengan ekspresi terkesan. Wanita di sampingnya ini sangat bijaksana dan berusaha memikirkan segala sesuatunya dengan kepala dingin. Mars semakin merasa kagum.     

Ia tahu Emmelyn merasa sama kesalnya, tapi gadis itu bisa mengendalikan emosinya dan berbicara dengan lembut kepada Mars. Emmelyn benar-benar wanita yang luar biasa dan ia merasa sangat beruntung memiliki gadis itu dalam hidupnya.     

"Kau sangat bijak," komentar putra mahkota sambil tersenyum.     

Emmelyn tersenyum tipis. "Benarkah? Aku hanya memikirkan apa yang terbaik untuk bayi kita. Entah bagaimana, hamil telah mengubahku sebagai seorang wanita... tidak setiap saat aku menjadi baik, kau sendiri tahu suasana hatiku bisa berubah-ubah dalam hitungan detik. Tapi sekarang aku lebih mementingkan tentang bayi kita sebelum bertindak atau memutuskan sesuatu."     

Mars juga menyadari hal itu. Ia juga merasakan hal yang sama. Mungkin seperti inilah rasanya menjadi orang tua?     

Mereka tidak lagi memikirkan diri mereka sendiri, tetapi selalu berpikir tentang bagaimana mereka dapat berbuat lebih baik untuk anak-anak mereka ke depannya.     

"Baiklah… aku setuju denganmu," kata Mars kemudian. "Menurutmu apa yang harus kita lakukan?"     

"Mari kita turun untuk sarapan dan melihat apa yang akan dilakukan Marquis Milot. Mereka mungkin berpura-pura tidak tahu tentang apa yang sudah terjadi tadi malam. Jika mereka tidak membuka suara, kita tidak boleh mengatakan apa-apa tentang semua ini."     

Emmelyn menambahkan, "Menurutku Lori yang membiusmu karena aku bisa melihat dengan mata kepalaku ia sangat menginginkan dirimu sejak kau sampai di rumah ini."     

Wajah Mars langsung dipenuhi dengan ekspresi penuh murka. Ia mendengus. "Yah.. pasti gadis itu. Aku ingat sedikit. Aku memintanya untuk mengambilkan air untukku karena aku ingin minum ramuan untuk membantuku tidur. Kurasa ia sudah mencampurkan sesuatu ke dalam air dan membiusku."     

"Ugh... wanita jalang!" Emmelyn mengertakkan giginya. "Aku akan memastikan ia membayar perbuatannya."     

"Bukankah kau mengatakan kita tidak boleh mengatakan apa-apa kepada Milots?" Mars bertanya kepadanya.     

"Ah, itu benar. Sebaiknya kita diam saja. Lebih baik jika kita lihat dulu apa yang akan mereka katakan hari ini. Mereka bisa saja berpikiran bahwa kau tadi malam tidur dengan seorang pria dan mereka berusaha menggunakan 'rahasia' memalukan ini sebagai senjata untuk mencoreng namamu atau memerasmu nanti," jawab Emmelyn. "Mereka bisa saja berpikir mereka memiliki amunisi mematikan yang bisa digunakan untuk melawanmu."     

"Aku bersumpah tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja!" sumpah Mars. "Mereka pasti bermimpi kalau berpikir bisa memerasku. Mereka mungkin tidak akan hidup untuk melihat matahari terbit besok."     

"Tidak apa-apa. Sebaiknya kita segera keluar dari rumah ini dan begitu kita tiba di Glendale, kau bisa mengirim pasukan untuk menangkap keluarga Milot. Lalu, kau bisa menghukum mereka sesuka hati di Draec nanti," kata Emmelyn.     

Mars memikirkan saran kekasihnya itu dan akhirnya mengangguk. "Baiklah, aku akan melakukan apa yang kau katakan."     

"Terima kasih!"     

Betul sekali. Saat ini, prioritas mereka adalah keluar dari Havertown dengan selamat, demi anak mereka. Mars bisa menghukum keluarga Milot kapan saja.     

Mars menguap dan melihat sekeliling mereka. Ia menyadari bahwa ia tidak lagi berada di kamarnya dan ia tidak punya pakaian di sini. Hanya ada celananya di lantai dan gaun tidur Emmelyn yang robek.     

Ia memijat pelipisnya dan menoleh ke Emmelyn. "Biarkan aku kembali ke kamarku dan berpakaian. Aku akan datang menjemputmu agar kita bisa turun bersama."     

Emmelyn mengangguk. Ia mencium pipi pangeran dan membiarkannya memakai celananya dan meninggalkan kamar.     

Begitu pangeran sudah tidak terlihat lagi. Emmelyn segera berpakaian juga dan menyegarkan diri.     

Ia harus memasang wajah biasa-biasa saja ketika mereka sampai di ruang makan nanti. Mari kita lihat bagaimana anggota keluarga Milot akan bereaksi melihat mereka terlihat tak berekspresi sama sekali.     

***     

TOK     

TOK     

TOK     

Mars datang menjemputnya untuk sarapan bersama dan melanjutkan perjalanan ke Glendale.     

Emmelyn sudah siap. Ia mengenakan pakaian pria dan tasnya berisi barang-barang pribadi mereka.     

"Apakah kau sudah mengemas semuanya?" Mars melihat sekeliling ruangan untuk memastikan Emmelyn tidak meninggalkan apa pun.     

"Ya, kita bisa pergi sekarang," Emmelyn berjalan keluar pintu dan menutupnya rapat-rapat.     

Tidak ada siapa pun di lorong dan rumah Marquis terasa sangat sepi pagi itu. Emmelyn bertanya-tanya apakah para Milot benar-benar melarikan diri sebelum mereka bangun untuk menghindari hukuman.     

"Di mana semuanya?" Emmelyn bertanya dengan bingung.     

"Hm... kita akan segera tahu," jawab Mars.     

"Jika mereka melarikan diri, apakah kau akan mengirim orang untuk mengejar mereka?" Emmelyn bertanya kepada pangeran.     

"Aku akan meminta gubernur di Glendale untuk mengurus keluarga Milot," kata Mars. "Aku tidak punya waktu untuk mengejar mereka sekarang."     

"Ide bagus," Emmelyn mengangguk. Ia menghela napas panjang ketika ia mengingat rencana busuk Lori. Emmelyn tidak pernah membayangkan seseorang yang masih muda seperti Lori bisa melakukan hal kotor seperti itu.     

Orang tuanya pasti ada di balik semua rencana ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.