Pangeran Yang Dikutuk

Bukan Sapi Peternak **



Bukan Sapi Peternak **

0Peringatan:     
0

Bab dengan tanda asterisk ** adalah bab yang berisi adegan ranjang eksplisit. Mohon kesadarannya, kalau masih di bawah umur, sebaiknya skip bab ini. Terima kasih :).     

.     

.     

Emmelyn tahu lelaki tampan ini adalah musuhnya, tetapi dasar tubuhnya pengkhianat, ia malah menikmati ciuman panas yang dilancarkan Mars ke bibirnya barusan. Dan ketika ciuman itu tiba-tiba berakhir, entah kenapa Emmelyn langsung merasa kehilangan.     

Apa-apaan ini? Kenapa ia ingin sekali menarik kepala lelaki ini dan melumat bibirnya?     

Kenapa pula di brengsek ini harus bertanya apakah Emmelyn menyukai ciumannya? Walaupun Emmelyn sangat menyukainya, ia tidak akan pernah mengakuinya.     

Enak saja.     

"Kalau kau tidak bilang apa-apa yang kau sukai dan tidak kau sukai... aku tidak akan dapat memberikan apa yang kau inginkan..." kata lelaki itu dengan suara serak yang terdengar begitu seksi di telinga Emmelyn.     

"...."     

"Sama seperti makanan kesukaanmu. Kalau kau tidak memberitahuku apa makanan yang kau sukai, aku tidak akan tahu bagaimana aku harus memberimu makan."     

Ucapan Mars membuat Emmelyn tertegun. Ia menatap sepasang mata keemasan itu dengan perasaan bingung. Tadinya ia mengira pangeran brengsek ini akan menyetubuhinya begitu saja, tanpa basa-basi.     

Bukankah ia hanya ingin tidur dengan Emmelyn dan memastikan gadis itu hamil lalu melahirkan anaknya? Kenapa mesti menanyakan apa yang ia sukai dan apa yang tidak ia sukai?     

Mars mengelus pipi Emmelyn dan mendekatkan wajahnya, hingga hidung mereka bersentuhan. Ia memejamkan matanya dan tersenyum tipis. Rupanya ia dapat membaca pikiran gadis itu karena kemudian terdengar tawa kecil dari bibirnya.     

"Kau pikir aku akan menidurimu begitu saja?" tanya sang pangeran dengan suara mesra. "Bukankah kau tidak mau dianggap sebagai sapi peternak yang hanya berfungsi sebagai penghasil keturunan? Lalu kenapa kau menganggap aku akan memperlakukanmu seperti itu?"     

Emmelyn tertegun mendengar kata-kata Mars. Apakah ia tidak salah dengar?     

"Kau... tidak menganggapku sebagai sapi peternak?" tanya gadis itu dengan suara ragu-ragu. "Kupikir memang seperti itulah aku di matamu..."     

"Heh... kalau kau sapi peternak, berarti aku sapi pejantan," omel Mars dengan suara sedikit kesal. "Kita ini teman kerja yang terikat perjanjian bersama dengan tujuan untuk menghasilkan tiga keturunan. Tentu saja kita harus bekerja sama sebaik-baiknya agar tujuan kita segera tercapai."     

Teman kerja. Bukan sapi peternak.     

Emmelyn terdiam. Ia baru menyadari bahwa sebenarnya tekanan yang dialami Mars lebih besar daripada dirinya. Pemuda itu adalah anak satu-satunya Raja kerajaan Draec dan ia sangat dituntut untuk memiliki keturunan.     

Jadi, sebenarnya kalau ada yang pantas disandingkan dengan sapi peternak.. orang itu adalah Mars sendiri.     

"Hmm..." akhirnya Emmelyn mengerjap-kerjapkan matanya. Ia merasa canggung merasakan hidung Pangeran Mars menempel di hidungnya. Mereka jadi seolah berebutan oksigen, kan?     

Tubuh telanjang pria itu juga menempel di tubuh Emmelyn, dan ia dapat merasakan degup jantungnya yang berdetak cepat, lalu tangan sang pangeran mesum di bokong Emmelyn.. dan... sesuatu yang keras di antara kedua pahanya.     

Emmelyn menelan ludah. Entah kenapa tenggorokannya terasa begitu kering. Ia tidak dapat mengucapkan kata-kata, akhirnya hanya dapat mengangguk pelan.     

Untunglah penglihatan Mars sangat tajam. Ia dapat melihat Emmelyn mengangguk, menandakan bahwa ia menyukai ciuman mereka barusan.     

"Bagus..." kata Mars dengan nada puas. "Aku akan melakukan hal-hal yang kau sukai. Kalau kau senang, anakku akan senang dan dia akan lahir dengan bahagia."     

"Eh.. aku belum hamil, ya..." kata Emmelyn buru-buru.     

"Belum, tapi sebentar lagi kau akan hamil.." kata Mars sambil tertawa kecil. Ia lalu kembali melumat bibir Emmelyn dengan rakus dan menyerangnya dengan penuh gairah. Tangannya kirinya meremas bokong Emmelyn sementara tangan kanannya meremas payudara kanan gadis itu.     

"Aaahh..." Emmelyn yang tidak mengira akan diserang tiba-tiba, segera mengeluarkan suara lenguhan tertahan.     

Secara spontan kedua kakinya dikalungkan di pinggang Mars dan tubuhnya melengkung saat merasakan tubuhnya dialiri arus kenikmatan dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.     

"Panggil namaku kalau kau menyukainya..." bisik Mars yang telah melepaskan bibir Emmelyn untuk memberinya kesempatan bernapas. Ia lalu menurunkan ciumannya ke leher gadis itu dan meninggalkan gigitan-gigitan halus yang membuat Emmelyn kegelian dan menggelinjang.     

"Aaahhh... ahhh..." tak henti-hentinya Emmelyn mendesah saat bibir kurang ajar si brengsek itu menuruni ceruk lehernya lalu hinggap di payudara kirinya.     

Mars melahap payudara indah itu dengan rakus. Ia mengisap dan menjilat puting kemerahan yang membuatnya tergila-gila itu, sementara tangan kanannya meremas lembut payudara kanan Emmelyn.     

Ahh.. sungguh, rasanya tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Mars tidak pernah merasakan sensasi seperti ini sebelumnya. Kejantanannya mulai berdenyut-denyut dan terasa panas.     

Ia menggunakan siku tangan kirinya untuk bertumpu di tempat, sementara ia secara alami menggerakkan tubuhnya naik turun. Bibir dan lidahnya menyerang payudara kanan Emmelyn sementara tangan kanannya meremas payudara kiri gadis itu. Membuat Emmelyn melenguh berkali-kali.     

"Ahhh.. ahh.. apa yang kau lakukan kepadaku...? Ahhh..." Emmelyn segera ingat untuk memanggil nama sang pangeran kalau ia menyukai apa yang dilakukannya. "Pangeran Mars.... Mars..."     

Mars tersenyum puas mendengar Emmelyn mulai memanggil namanya berkali-kali. Artinya.. gadis itu menyukai performanya.     

Sambil terus menggerakkan tubuhnya naik turun, kejantanannya menggesek permukaan liang kewanitaan Emmelyn dan membuat keduanya merasakan arus kenikmatan yang asing dan sangat menyenangkan.     

Ternyata begini rasanya... pikir Mars. Suasana hatinya terasa sangat senang.     

Bibirnya pindah ke payudara kiri Emmelyn dan tangan kirinya meremas payudara kanan gadis itu.     

Ahha.. kedua bukit kembar ini memang bagian paling seksi dari tubuh wanita, pikir Mars sambil melumat puting payudara Emmelyn dengan tidak puas-puasnya.     

Sementara itu Emmelyn menggigit bibirnya dan mulai meracau. Sensasi yang dirasakan kedua payudaranya dan inti tubuhnya yang dimanjakan Mars benar-benar tak tertahankan lagi.     

Setelah berusaha menahan diri agar tidak menjerit, akhirnya pertahanannya runtuh dan ia mencengkram rambut Mars dan melengkungkan tubuhnya.     

Untuk sesaat Mars terkejut karena tiba-tiba saja ia merasakan inti tubuh mereka menjadi basah. Apakah Emmely mengeluarkan cairan dari liang kewanitaannya?     

Ketika ia mengangkat wajahnya untuk melihat Emmelyn, ia terpukau melihat wajah gadis itu tampak dipenuhi kepuasan. Sepasang matanya terpejam dan bibirnya tersenyum seperti orang bodoh.     

Mars menggeram pelan dan kembali mencium Emmelyn. Wajah gadis itu terlihat sangat cantik dan bahagia setelah ia mendapatkan orgasme pertamanya.     

Mars kembali melumat bibir Emmelyn dengan penuh nafsu sementara tangannya meremas bokong gadis itu dan memposisikan tubuhnya ke depan liang kewanitaan Emmelyn.     

Dengan sekuat tenaga, ia lalu mendorong masuk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.