Pangeran Yang Dikutuk

Emmelyn Tidak Boleh Membuang Waktu



Emmelyn Tidak Boleh Membuang Waktu

0Nyonya Adler mendengarkan cerita Emmelyn dengan alis berkerut. Ia belum pernah mendengar hal seperti ini sebelumnya. Emmelyn bukan seorang peramal tetapi sepertinya ia baru saja mendapat penglihatan seperti yang biasanya didapat oleh seorang peramal.     
0

Penyihir tua itu mencoba mengingat apa yang dikatakan gurunya tentang penglihatan dan peringatan khusus. Sayangnya, itu sudah lama sekali. Karena belum pernah mengalami situasi yang sama sebelumnya, ia tidak pernah benar-benar memikirkannya.     

"Putri... kurasa mimpimu adalah sebuah undangan," ujar penyihir tua itu dengan terbata-bata. "Aku mungkin salah, tapi... fakta bahwa Anda melihat Ratu Elara dan Myreen, bersama dengan seorang Leoralei, menunjukkan bahwa mereka semua terhubung. Sepertinya, jawaban yang Anda cari ada di Myreen." Suaranya terdengar lebih percaya diri dari sebelumnya.     

Emmelyn memikirkan apa yang dikatakan penyihir itu. Sebenarnya ia juga berpikiran sama. Firasatnya mengatakan bahwa ia harus segera pergi ke Myreen. Secepatnya.     

Emmelyn telah mengetahui tentang kutukannya berbulan-bulan yang lalu, tetapi saat itu ia tidak dalam kondisi untuk bepergian karena kehamilannya. Sekarang, ia bisa.     

Ah, berapa banyak waktu yang terbuang sia-sia. Andai saja Emmelyn tahu tentang kutukan ini bahkan sebelum kedatangannya ke Draec, ia akan menyelamatkan dirinya dari begitu banyak sakit hati dan kesedihan.     

Namun, tidak ada gunanya menangisi susu yang tumpah. Setidaknya ia masih bisa pergi ke Atlantea dan mencari kerajaan yang tersembunyi itu.     

Uff, andai saja Emmelyn tahu cara untuk mengetahui apa yang terjadi pada Maxim. Ia sungguh berharap pria itu baik-baik saja dan tidak terpengaruh oleh kutukannya sama sekali hanya karena mereka dekat di masa lalu.     

Jika Emmelyn dapat menemukannya, ia akan meminta nasihatnya tentang cara menuju ke Myreen.     

Maxim adalah satu-satunya orang yang ia kenal yang sangat berpengetahuan tentang kerajaan di Atlantea. Ia mungkin juga tahu bagaimana caranya menuju ke Myreen.     

Emmelyn menggigit kukunya dengan putus asa. Ini adalah kebiasaan buruk barunya akhir-akhir ini. Ia membencinya, tapi ia juga tidak bisa menahan diri untuk tidak melakukannya.     

"Kau benar." Emmelyn memutuskan untuk mempercayai Nyonya Adler. "Aku harus pergi ke Myreen secepat mungkin. Tapi tidak sebelum aku membunuh bajingan yang telah mengkhianatiku itu."     

Emmelyn telah memikirkannya selama berhari-hari. Ia sedang menunggu Mars kembali sambil memulihkan diri. Sudah tiga minggu sejak ia meninggalkan Harlow bersama Lily.     

Emmelyn tidak tahu berapa lama lagi ia harus menunggu. Akankah Mars kembali hari ini? Minggu depan? Mungkin dua minggu lagi?     

Sangat sulit untuk hidup dengan ketidakpastian. Ia tidak bisa membuat rencana yang tepat tanpa mengetahui apa yang akan terjadi. Jika ia meninggalkan Draec dan suaminya tiba tepat setelah dia pergi, mereka akan berpapasan tanpa sadar. Namun, bagaimana jika ia terus menunggu dan menunggu... dan kutukannya justru menyebabkan lebih banyak masalah bagi suami dan anaknya?     

Bagaimana jika Mars tidak pernah bisa kembali karena sesuatu terjadi padanya di jalan? Lihatlah apa yang terjadi pada Ratu Elara dan semua orang yang dicintai Emmelyn. Mereka semua mati.     

Tidak! Emmelyn tidak bisa membiarkan sesuatu terjadi pada Mars dan Harlow. Ia harus pergi secepat mungkin.     

"Nenek ... bisakah Anda memberiku pakaian pria yang kau beli dari pasar itu?" Emmelyn duduk dan kemudian turun dari tempat tidur. Ia meregangkan tubuhnya dan menyadari bahwa, secara fisik, ia sudah pulih sepenuhnya.     

Emmelyn tahu bahwa secara mental, ia masih berantakan, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan. Ia tidak bisa menunggu. Ini bukan waktunya untuk terus menangis dan berharap keajaiban akan terjadi. Ia harus menangani masalah ini sendiri. Ia tidak sabar menunggu suaminya datang. Karena itu, ia sendiri yang harus pergi.     

Namun, Emmelyn tidak akan pernah meninggalkan Harlow dalam jangkauan bajingan Roshan itu. Begitu Mars kembali, suaminya itu pasti akan mengambil Harlow dari Lily untuk tinggal bersamanya. Dan itu berarti, Harlow akan tinggal di istananya, tempat Roshan bekerja dan melihatnya setiap hari. Harlow akan terancam karena Roshan diam-diam dapat membunuh Harlow jika Ellena memerintahkannya.     

Harlow adalah bayi kecil dan rapuh yang lahir dua bulan lebih awal. Jika bayinya itu 'meninggal' dalam tidurnya, orang akan berpikir itu adalah kematian yang wajar.     

Tidak boleh! Emmelyn tidak akan membiarkan Roshan berada di sekitar bayi kesayangannya. Ia akan membunuh Roshan sebelum kepala pelayan itu punya kesempatan untuk menyakiti Harlow.     

Emmelyn memutuskan untuk menyamar sebagai seorang pria dan kembali ke kastil putra mahkota. Ia akan menyelinap masuk dan menemukan kesempatan untuk membunuh Roshan.     

Ketika Mars kembali dan menemukan Roshan meninggal, ia tidak punya pilihan selain mencari kepala pelayan lain. Ia tidak akan membiarkan Harlow dekat dengan orang baru. Setidaknya itulah yang diharapkan Emmelyn. Ia percaya bahwa suaminya tidak bodoh untuk mempertaruhkan keselamatan putri mereka di tangan orang yang tidak dapat dipercaya.     

Nyonya Adler melangkah menuju sebuah peti kayu di sudut ruangan dan mengeluarkan satu stel pakaian pria, kemudian memberikannya kepada Emmelyn yang segera mengubah penampilannya yang tampak seperti seorang pria.     

"Aku akan pergi ke kastil dan melakukan sesuatu di sana," ujar Emmelyn. "Setelah aku kembali, kita akan segera berangkat ke Wintermere. Jadi, bersiaplah."     

Nyonya Adler bisa menebak apa yang akan dilakukan Emmelyn. Namun ia hanya khawatir jika sang putri sampai tertangkap. Jadi, ia bersikeras untuk pergi bersama Emmelyn. Namun, Emmelyn tidak mau mendengarkan penyihir tua itu.     

Nyonya Adler sudah tua dan lemah. Akan merepotkannya untuk menjaga keamanan wanita tua itu. Lebih mudah jika Emmelyn pergi sendiri. Akhirnya Nyonya Adler mengalah dan membiarkan Emmelyn pergi sendiri.     

Mereka tinggal di gubuk terbengkalai di dekat hutan, tidak jauh dari ibu kota. Gerobak tua itu diparkir di dekat gubuk dan kadang-kadang Nyonya Adler menggunakannya untuk pergi ke kota untuk menjual jamur dan tanaman obat.     

Sekarang, Emmelyn menggunakan gerobak itu untuk kembali ke kastil. Ia membeli banyak kayu bakar dari pasar dan kemudian pergi ke kastil, mengatakan bahwa ia datang untuk membawa kayu bakar yang dipesan oleh dapur.     

Emmelyn menutupi separuh wajahnya dengan syal tua dan mengaku sedang sakit campak. Itu sudah cukup untuk membuat orang menjaga jarak darinya.     

"Letakkan kayu bakar di sana dan setelah itu cepat pergi," kata salah satu staf dapur sambil mengernyitkan dahi ke arah Emmelyn. "Apa ini semua sudah dibayar?"     

"Belum. Biasanya kepala pelayan Roshan yang akan membayarku," sahut Emmelyn dengan suara serak untuk menyamarkan suaranya sendiri. "Apa aku harus menunggunya saja?"     

"Ah... sayang sekali. Dia baru saja pergi bersama Yang Mulia Pangeran ke hutan, baru sepuluh menit yang lalu," sahut staf dapur. "Sebaiknya kau tunggu saja di tempat lain. Kami tidak ingin tertular campakmu itu. Lagi pula dia tidak akan kembali dalam beberapa jam."     

Emmelyn sangat terkejut mendengar kata-kata staf dapur itu. Apa katanya? Roshan sedang pergi bersama Mars?     

Jadi… Mars sudah kembali? Cepat sekali!     

Emmelyn tiba-tiba merasa sangat sedih memikirkan bagaimana suaminya harus melakukan perjalanan tanpa henti hanya untuk sampai di sini secepat mungkin dan menemukan ibunya meninggal, begitu juga dengan istrinya, dan bayinya yang lahir prematur.     

Pasti sangat memilukan!     

Tapi... tunggu, kapan Mars tiba? Kenapa Emmelyn tidak mendengar kabar tentang kepulangannya? Ia pikir Mars masih dalam perjalanan dan akan memakan waktu lama untuk sampai ke sini.     

"Ke hutan mana mereka pergi?" tanya Emmelyn kepada pria itu. Jantungnya berdebar kencang. "Aku tidak bisa menunggu terlalu lama. Aku akan menyusul Roshan ke sana dan meminta pembayarannya."     

"Ke arah sana!" Staf itu menunjuk ke suatu arah.     

Emmelyn mengerutkan alisnya dan mencoba menebak apa yang dilakukan Mars dan Roshan di hutan.     

Nah... disitulah kakaknya dimakamkan. Ia juga membuat permintaan sebelum meninggal bahwa jika terjadi sesuatu padanya, ia ingin dimakamkan di dekat kakaknya.     

Apakah Mars akan melihat 'kuburannya'?     

"Terima kasih ..." Emmelyn dengan cepat berbalik dan pergi. Ia tidak ingin staf melihat air matanya.     

Emmelyn sangat merindukan suaminya. Ia ingin sekali menangis di pundak pria itu dan mengeluh tentang betapa sulitnya hidupnya ketika Mars tidak ada di sisinya.     

Emmelyn pergi mengambil gerobak tuanya dan memacu kudanya untuk pergi ke hutan kecil dekat kastil. Ia harus menemui suaminya dan menghukum Roshan secepat mungkin. Kemudian, ia akan pergi ke Atlantea dan mencari cara untuk sampai ke Myreen dan membuat Leoraleis mengangkat kutukan mereka darinya.     

Ya, Emmelyn tidak boleh membuang waktu lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.