Pangeran Yang Dikutuk

Mimpi Emmelyn (2)



Mimpi Emmelyn (2)

0Emmelyn ingin memanggil gadis itu untuk melihat ke arahnya, tetapi ia tidak bisa mengeluarkan suara apa pun. Seolah-olah tenggorokannya tercekik dan ia tidak bisa berbicara.     
0

Emmelyn beralih melihat sekelilingnya dan menyadari ia berada di tempat yang aneh. Apa ia... di Myreen?     

Apakah ini kerajaan misterius tempat Leoraleis tinggal?     

Jadi... siapa wanita cantik yang baru saja dilihatnya? Apakah wanita itu seorang Leoralei?     

Emmelyn tidak tahu harus berpikir apa. Ia menyesali keterlambatannya dalam memahami apa yang terjadi.     

Seandainya saja ia menyadari lebih awal bahwa wanita itu adalah seorang Leoralei, ia akan dengan paksa menangkapnya dan meminta wanita itu untuk membebaskannya dari kutukan, atau setidaknya memintanya untuk memberi tahu Emmelyn siapa yang bisa melakukannya.     

Selain itu, Emmelyn juga akan menuntut jawaban mengapa dirinya dihukum secara tidak adil atas kejahatan yang tidak ia lakukan.     

Sayangnya, wanita itu telah pergi dan Emmelyn tidak bisa berbuat apa-apa untuk membuatnya muncul kembali.     

Oke, kalau begitu, tidak ada cara lain. Emmelyn harus turun dari menara ini dan menemukan gadis itu. Seharusnya gadis itu masih berada di taman. Jika Emmelyn berlari dengan cepat, ia pasti masih sempat mendapatkannya sebelum gadis itu pergi ke tempat lain.     

Setelah memikirkan hal itu, Emmelyn berlari menuju pintu dan membukanya untuk mencari cara meninggalkan ruangan.     

Namun....     

Ketika ia baru saja membuka pintu, ia malah memasuki ruangan yang baru. Kali ini, ia mengenali ruangan itu.     

Ruangan ini adalah kamarnya dengan Mars di istananya. Apakah ia kembali ke ibukota? Emmelyn bertanya-tanya.     

Oh...     

Jantung Emmelyn berdetak kencang saat melihat seorang bayi di tengah ruangan dan tidur nyenyak di boks bayi yang indah.     

Apakah itu Harlow?     

Air mata Emmelyn langsung mengalir deras saat ia berjalan mendekat untuk melihat Harlow lebih jelas.     

Astaga… dalam tiga minggu, penampilan bayinya sudah banyak berubah. Ia tidak lagi keriput seperti yang diingat Emmelyn.     

Harlow masih sangat kecil, tapi secara keseluruhan, ia kini terlihat lebih sehat. Lily tampaknya melakukan pekerjaan dengan baik merawat Harlow.     

Emmelyn merasa sangat berhutang budi kepada wanita itu dan ia pun bersumpah, apa pun yang terjadi, ia akan memastikan untuk membayar kembali utangnya kepada Lily Greenan, bahkan jika ia harus mengorbankan nyawanya.     

Sebelum Emmelyn sempat menyentuh pipi Harlow, tiba-tiba ia mendengar suara dari luar. Emmelyn menjadi kaku sebelum ia mencoba bersembunyi.     

Bagaimana jika itu orang jahat? Ia harus berhati-hati agar tidak terlihat.     

Namun, sebelum Emmelyn bisa memutuskan di mana harus bersembunyi, pintu dibuka dan masuklah Roshan, kepala pelayan yang telah mengkhianatinya.     

Pria paruh baya itu melangkah hati-hati seolah berusaha untuk tidak mengeluarkan suara. Dari gestur ini saja Emmelyn bisa menebak bahwa pria itu punya niat buruk.     

Apa yang coba Roshan lakukan?     

Emmelyn melangkah mundur dan memperhatikan apa yang ingin dilakukan kepala pelayan itu. Sepertinya, Roshan tidak melihatnya. Atau apakah karena ini adalah mimpi?     

Tunggu… apa yang kepala pelayan itu coba lakukan....???     

"HEI!! APA YANG INGIN KAU LAKUKAN, PENGKHIANAT?!!!" Emmelyn dengan cepat berteriak pada pria itu.     

Mata Emmelyn mengekori sosok Roshan yang melangkah menuju tempat tidur dan mengambil bantal darinya. Kemudian, pelayan itu berjalan lebih dekat ke tempat tidur bayi. Roshan mengangkat bantal dan bersiap membekap bayi kecil yang sedang tidur nyenyak di boks bayi.     

"Maafkan aku, putri kecil... sepertinya kau harus mati..." gumam Roshan sambil menurunkan bantal ke wajah mungil Harlow.     

"BRENGSEK!!!! BERANINYA KAU! BERANI-BERANINYA KAU!!!"     

Emmelyn melompat dan menyergap pria itu, tetapi sebelum ia bisa menyentuhnya, Emmelyn terbangun dengan keringat dingin. Nyonya Adler dengan cepat mendekatinya sambil membawakannya secangkir air.     

"Yang Mulia, Anda mengalami mimpi buruk lagi," ujarnya dengan suara prihatin.     

"Sayangku…." teriak Emmelyn putus asa. "Mereka akan membunuh bayiku."     

Penyihir tua itu menahan napas karena panik saat mendengar kata-kata Emmelyn. Namun, ia berusaha tetap tenang agar tidak menambah kekhawatiran Emmelyn. Ia menyentuh lengan sang putri dan membantunya minum air.     

"Silakan minum dulu. Setelah itu kita bisa bicarakan apa yang Anda lihat ..." katanya dengan lembut. "Katakan apa yang Anda lihat."     

Emmelyn mengambil air dan meminumnya sekaligus. Ia mencengkeram tangan Nyonya Adler dan berkata, "Aku harus pulang dan membunuh bajingan sialan itu!"     

"Siapa?" Nyonya Adler memandang Emmelyn dengan saksama. Ia melihat niat kuat untuk membunuh di mata Emmelyn yang kini memerah. Ini jadi membuatnya teringat kembali bagaimana putus asanya Emmelyn ketika ia tiba di desa Bydell setelah membunuh seorang preman.     

Mengambil nyawa seseorang untuk pertama kalinya adalah pengalaman traumatis bagi siapa pun, tidak terkecuali bagi Emmelyn. Namun, Nyonya Adler bisa melihat sekarang mata sang putri kini dipenuhi dengan api balas dendam.     

Nyonya Adler tidak akan bingung dengan kemungkinan bahwa Emmelyn harus kembali membunuh seseorang. Namun yang membuatnya bingung adalah saat Emmelyn mengatakan bahwa anaknya dalam bahaya.     

"Roshan... kepala pelayan yang mengkhianatiku itu... aku melihatnya mencoba membunuh Harlow dengan membekapnya dengan bantal," sahut Emmelyn di sela-sela napasnya yang masih terengah-engah.     

"Tapi itu hanya mimpi, Yang Mulia..." ujar penyihir tua itu. "Kita berdua tahu bahwa Putri Harlow aman bersama keluarga Greenan. Kurasa mimpi ini menghantuimu karena Anda terus memikirkannya. Biasanya, jika kita terlalu memikirkan sesuatu, mereka akan menemukan cara untuk memasuki mimpi kita."     

Emmelyn menggeleng. "Tidak, bukan begitu. Menurutku ini adalah tanda atau peringatan tentang apa yang akan terjadi jika aku tidak segera bertindak. Sebelum aku akan benar-benar menyaksikan Roshan mencoba membunuh Harlow, aku melihat tempat yang belum pernah kulihat sebelumnya dan orang-orang yang juga belum pernah kutemui sebelumnya. Jadi, bagaimana bisa mereka masuk ke dalam mimpiku padahal aku tidak pernah bertemu dengan mereka? Ini tidak masuk akal …. "     

"Oh... tolong beri tahu saya apa yang Anda lihat, Yang Mulia. Siapa orang yang Anda lihat dalam mimpi Anda?" Nyonya Adler bertanya dengan penuh perhatian. Ia adalah seorang peramal dan terbiasa mendapatkan penglihatan tentang masa depan atau sesuatu yang disebut Emmelyn sebagai tanda atau peringatan. Namun, Emmelyn bukan salah satunya. Bagaimana Emmelyn bisa melihat tempat-tempat yang belum pernah ia kunjungi?     

"Kurasa... aku melihat Myreen dalam mimpiku... dan seorang Leoralei..." sahut Emmelyn dengan suara rendah. Ia memejamkan matanya dan mencoba mengingat semua yang ia lihat dalam mimpinya.     

Perlahan, Emmelyn menceritakan semua yang terjadi, mulai dari saat ia melangkah masuk ke dalam ruangan indah di menara biru, wanita asing, dan gadis di taman.     

Nyonya Adler mendengarkan cerita Emmelyn dengan alis berkerut. Ia belum pernah mendengar hal seperti ini sebelumnya. Emmelyn bukan seorang peramal tetapi sepertinya ia baru saja mendapat penglihatan seperti yang biasanya didapat oleh seorang peramal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.