Pangeran Yang Dikutuk

Ramuan Tidur



Ramuan Tidur

0Saat ia mengunjungi penyihir itu, Ellena melihatnya membuat beberapa ramuan berbeda. Salah satunya adalah ramuan tidur.     
0

Ternyata suami penyihir itu menderita insomnia parah dan ia selalu harus menyiapkan ramuan tidur untuk membantunya tidur.     

Pada saat Ellena berkunjung ke sana, penyihir itu sedang membuat ramuan tidur dalam jumlah banyak karena suaminya akan pergi ke provinsi lain selama sebulan penuh.     

"Suamiku yang malang membutuhkan ini, kalau tidak dia tidak bisa tidur," kata penyihir itu ketika Ellena bertanya mengapa ia membuat begitu banyak ramuan tidur. "Dia akan pergi selama satu bulan. Jadi, aku membuat ramuan yang bisa bertahan selama perjalanannya."     

"Oh, kalau begitu pasti suamimu butuh toples besar untuk membawa seluruh ramuan itu," komentar Ellena. "Kenapa tidak dibuat lebih kental aja supaya dia bisa mencampurnya dengan air kapan pun dia mau meminumnya? Menurutku itu lebih praktis."     

"Ah, pria tidak akan mau melakukannya." Penyihir itu menggelengkan dan menghela naas. "Kau juga tahu bagaimana mereka. Mereka tidak secermat kita. Aku pernah melakukannya, tapi itu cuma berujung bencana. Suamiku lupa mengencerkan ramuan dan meminumnya seluruhnya. Dia tertidur lelap selama tiga hari dan teman-teman hampir menguburnya karena mereka mengira dia meninggal dalam tidurnya!"     

"Apa?" Ellena terlihat sangat tertarik saat mendengar penjelasan penyihir itu.     

"Ya. Jadi, sekarang aku lebih suka membuatnya ramuan dalam jumlah banyak daripada memberinya versi yang lebih kental."     

Ellena mengangguk mengerti. Ia meraup ramuan dari mangkuk dan mengamati warnanya yang gelap.     

Pikirannya tertuju pada Mars Strongmoor, pria yang dicintainya. Ellena membayangkan sepertinya ramuan ini bisa digunakan Mars. Ia tahu sang pangeran juga menderita insomnia parah. Setidaknya, selama mengenalnya, Mars membutuhkan ramuan tidur dari Tuan Vitas untuk membantunya tidur.     

Tetapi ramuan itu pun tidak selalu membantu. Ada hari-hari ketika Mars hanya bisa tidur selama beberapa jam. Dan tidak hanya sulit tidur, ia juga sering bermimpi buruk.     

Ellena merasa sangat kasihan pada Mars. Ia berharap bisa membantu pria itu. Sekarang, melihat suami penyihir itu menderita insomnia dan ia tampaknya baik-baik saja dengan ramuan yang dibuat oleh istrinya, pikiran Ellena mengembara dan memikirkan Mars dan masalah tidurnya.     

Mungkin ia juga harus mendapatkan ramuan untuk Mars. Ia akan memberikannya kepada Mars ketika pria itu membutuhkannya.     

Senyum tipis melengkung di wajahnya yang cantik saat Ellena memikirkan pria itu. Ia memang seorang wanita yang egois, tapi dia tidak egois jika menyangkut pria itu.     

Ellena selalu memikirkan bagaimana ia bisa membantu putra mahkota. Seperti saat ia memutuskan untuk mencari Thessalis dan memintanya untuk mengangkat kutukannya.     

Sekarang, ia juga akan mendapatkan ramuan tidur untuk Mars. Ia tahu Mars pasti akan membutuhkannya.     

Yah, mungkin tidak segera, tapi Ellena akan mendapatkan ramuan untuk pria itu apapun yang terjadi. Ia pikir lebih baik memilikinya meskipun belum membutuhkannya daripada membutuhkannya tapi tidak memilikinya.     

Begitulah rasa cinta Ellena untuk Mars. Ia tidak memikirkan dirinya sendiri, melainkan juga pria itu.     

"Berapa harga obat tidur ini? Aku juga mau yang itu," kata Ellena sambil tersenyum. "Seseorang yang aku sayangi juga sulit tidur. Aku ingin memberikannya sebagai hadiah."     

Penyihir itu memandang ke arah Ellena dan kemudian beralih ke ramuan di toplesnya. Ia mengerutkan bibirnya seolah mencoba memikirkan suaminya sendiri. Akhirnya, ia menggeleng. "Maaf, suamiku sangat membutuhkan ini. Aku tidak bisa menjualnya padamu."     

"Kenapa tidak?" Ellena mengerutkan alisnya. "Aku akan membayar mahal untuk itu."     

Ellena tidak percaya seseorang bisa mengatakan tidak pada uang. Ia langsung mengeluarkan dua koin emas dari dompetnya dan meletakkannya di tangan penyihir itu.     

Penyihir itu tampak bertentangan, tetapi setelah beberapa saat ragu, ia menggelengkan kepalanya lagi. "A-aku minta maaf, Yang Mulia, tapi aku tidak bisa memberimu ramuan ini. Ini untuk suamiku. Dia akan berangkat ke Glendale malam ini dan dia butuh ini untuk istirahat."     

Ellena memutar matanya dengan tidak sabar. "Kenapa kau tidak membuat ramuan baru saja untuk suamimu? Seharusnya mudah, 'kan?"     

"Tidak, sebenarnya tidak mudah membuatnya. Bahan utamanya sulit ditemukan. Aku harus keluar masuk hutan untuk mencari jenis jamur tertentu. Stok yang kumiliki hanya sedikit, dan aku juga tidak tahu apa aku akan bisa segera menemukannya lagi atau tidak."     

Penyihir itu terlihat sangat sedih karena ia harus menolak dua koin emas. Namun, ia mencintai suaminya dan ingin pria itu mendapatkan istirahat yang layak. Jadi, ia menolak emas itu. Dengan sangat hormat, ia mengangkat emas itu dan mengembalikannya kepada Ellena.     

Wanita bangsawan itu marah, tetapi ia tidak ingin menyerang penyihir itu. Ellena menyadari ia masih membutuhkan bantuan penyihir itu untuk membuat ramuan untuk menginduksi persalinan dini.     

Akhinya Ellena memutuskan untuk bersabar dan membujuk penyihir itu untuk memberikan apa yang diinginkannya. "Tidak, kau ambil saja emasnya. Anggap saja sebagai depositku untuk ramuan tidur yang akan kau buat untukku di masa depan begitu kau bisa menemukan bahannya," katanya sambil tersenyum manis. "Bagaimana menurutmu? Tidak masalah, bukan?"     

Ekspresi penyihir itu langsung berubah cerah dan ia tersenyum lebar saat mendengar kemurahan hati Ellena.     

"Baiklah, kalau begitu. Akan kuterima ini. Aku akan pergi ke hutan besok pagi untuk mencari bumbu dan jamur yang dibutuhkan untuk membuat ramuan tidur untukmu," katanya dengan wajah berseri-seri.     

"Bagus. Ngomong-ngomong, tolong buatkan yang lebih kental untukku nanti. Pacarku itu tidak seceroboh suamimu. Dia akan ingat untuk mengencerkan ramuan tidurnya sebelum meminumnya," pinta Ellena. Ia ingin tertawa ketika dia menggunakan kata 'pacar' barusan.     

Ah ... ia tidak sabar untuk bertemu dengan Mars lagi dan memberinya ramuan tidur agar pria itu bisa tidur nyenyak.     

"Tentu Yang Mulia. Aku akan mengutus putraku untuk memberi tahumu kalau ramuannya sudah siap." sahut penyihir itu. Ia pergi ke lemarinya dan mengeluarkan botol kecil dari rak paling atas. "Ini ramuan lain yang kau minta. Aku sudah menyiapkannya."     

"Ah... ini bagus." Ellena menerima botol dari penyihir itu dan memberinya dua koin emas lagi sebagai pembayaran. "Aku akan mengambil ini sekarang."     

Penyihir itu menatap koin di tangannya, tampak tercengang. Kemudian, dia mendongak dan mengedipkan matanya. "I-ini... terlalu banyak, Yang Mulia. Kau sudah memberiku dua koin emas."     

"Ya, dan aku memberimu lebih banyak lagi," jawab Ellena. "Jika kau setia kepadaku, aku akan memberimu lebih banyak emas."     

Penyihir itu sangat senang dengan janji Ellena untuk memberinya lebih banyak emas. Ia jadi menyukai wanita muda ini karena Ellena sangat murah hati dan sepertinya tahu persis apa yang diinginkannya.     

"Baiklah." Penyihir itu tersenyum. "Datanglah kepadaku kalau kau membutuhkan sesuatu yang berhubungan dengan ramuan dan sihir tingkat rendah. Aku tahu sedikit. Itu sudah cukup untuk membantumu jika kau membutuhkannya."     

"Baik, Nyonya Despear." Ellena mengangguk. "Aku akan datang lagi kepadamu jika aku butuh sesuatu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.