Pangeran Yang Dikutuk

Surat Emmelyn



Surat Emmelyn

0"Ellena, jaga ucapanmu. Dia itu putra mahkota," cetus Gewen. "Aku tahu kau marah, tapi kau tidak boleh mengamuk sembarangan seperti ini."     
0

"Lalu mau bagaimana lagi?! Kalau dia mau, bunuh saja aku. Lagi pula hatiku sudah sangat terluka sekarang. Aku sudah muak dengan omong kosong ini," tukas Ellena. Ia menyeka air matanya, namun air matanya masih tidak berhenti mengalir.     

Ellena melangkah cepat untuk keluar dari ruangan itu, tapi begitu ia melewati pintu, langkahnya terhenti. Ia berbalik dan menatap Mars dengan tatapan terluka.     

Suara Ellena bergetar saat ia kembali berbicara sebelum pergi. "Padahal tadinya aku berpikir untuk menjaga perasaanmu dan merahasiakan ini karena aku memang peduli padamu. Yah... tapi sekarang tidak lagi. Silakan baca ini sendiri dan lihat saja nanti, kau akan tahu siapa yang memang berbohong di antara kami."     

Ellena mengambil sesuatu dari saku di balik bajunya dan melemparkannya ke arah Mars. Kemudian ia berbalik dan pergi sambil menangis sedih.     

Mars terkejut melihat Ellena melemparkan sesuatu padanya. Ia dengan cepat bergerak maju dan menangkap benda yang ternyata adalah gulungan perkamen.     

"Apa ini?" Mars menyipitkan matanya untuk melihat gulungan itu dengan seksama. "Hei, Ellena! Tunggu!"     

Sebelum sempat mengejar Ellena, Gewen menyentuh lengannya dan menggeleng. "Kurasa sebaiknya kau biarkan saja dia sendiri. Aku belum pernah melihat Ellena semarah itu. Beri dia waktu."     

"Ya, tapi apa ini?" Mars bingung. Akhirnya ia putuskan untuk merobek gulungan itu dan membaca perkamen untuk melihat apa yang ada di dalamnya.     

"Ini surat," gumam Gewen. Ia ikut memiringkan kepalanya dan mencoba membaca apa yang tertulis di perkamen itu. Matanya langsung membulat saat melihat tulisan itu. "Tunggu…."     

Gewen berseru dan mencengkeram bahu Mars begitu membaca nama 'Emmelyn' yang tertulis di bagian bawah halaman.     

"Apa ini benar-benar surat dari Emmelyn?" Ia sontak menoleh ke arah Mars dan menatap sang pangeran dengan saksama. "Bagaimana Ellena bisa mendapatkan suratnya?"     

Mars menggeleng. Suaranya terdengar sangat letih saat menjawab pertanyaan Gewen. "Aku sama bingungnya denganmu, Gewen. Aku tidak tahu."     

"Oh, oke. Maafkan aku," sahut Gewen meminta maaf. Melihat betapa temannya terlihat sangat sedih saat ini, Gewen memutuskan untuk mundur dan memberinya privasi.     

Jika ini benar-benar surat yang ditulis untuknya oleh Emmelyn, Mars pasti ingin membacanya sendiri dan tidak menjawab pertanyaan bodoh Gewen.     

"Aku akan pergi dan berbicara dengan Ellena," ujar jenderal muda itu pelan, lalu ia menepuk punggung Mars dan pergi. "Hubungi saja aku saat kau membutuhkanku."     

Setelah itu, Gewen melangkah menuju pintu dan keluar. Setelah Gewen pergi, Mars memejamkan mata dan mencoba menenangkan pikirannya.     

Tangannya gemetaran saat memegang surat itu. Mars tidak mau menjawab pertanyaan Gewen tadi karena pikirannya sedang kacau, tapi ia bisa langsung mengenali tulisan tangan Emmelyn.     

Perkamen yang ia pegang ini adalah surat yang ditulis oleh istrinya.     

Apa yang wannita itu tulis di sana? Dan mengapa ia memberikan surat itu kepada Ellena?     

Apakah Ellena mengatakan yang sebenarnya? Benarkah Emmelyn memintanya datang agar Ellena bisa membantunya melarikan diri dan ia akan memberikan Mars kepada Ellena?     

Begitu banyak pertanyaan yang sangat membutuhkan jawaban.     

Sebuah suara kecil di dalam hati Mars menyuruhnya untuk tidak membuka surat itu karena itu hanya akan membuka kotak Pandora. Bagaimana jika surat itu mengungkap kebenaran yang sebenarnya ingin ia hindari?     

Apakah ia siap mendengar dari Emmelyn sendiri bahwa Ellena memang mengatakan yang sebenarnya?     

Jika Mars membuang surat itu sekarang, ia bisa memikirkan apa pun yang ingin ia percayai. Seperti yang dikatakan Ellena, ia sangat mencintai Emmelyn dan selalu memihak wanita itu apa pun yang terjadi.     

Mars tidak pernah percaya apa pun yang dikatakan orang lain tentang Emmelyn, meskipun seluruh dunia mengatakan kepadanya bahwa wanita itu membunuh ibunya demi membalas dendam.     

Jika Mars membuang surat ini, ia bisa terus membuat kesimpulan sendiri dan memikirkan apa yang ia inginkan. Namun, kalau setelah membaca surat ini dan ia menemukan fakta bahwa Emmelyn benar-benar membunuh ibunya... dan wanita itu benar-benar melakukannya untuk balas dendam, Mars tidak akan bisa terus membohongi dirinya sendiri.     

Haruskah ia membaca surat ini? Atau membakarnya saja?     

Mars memejamkan matanya. Pikirannya bertentangan tentang apa yang harus ia lakukan.     

Ia memikirkan secara mendalam apa yang terjadi dan, akhirnya, kerinduannya pada Emmelyn-lah yang menang. Tidak peduli apa yang tertulis di surat itu, ia hanya ingin melihat tulisan tangan wanita itu. Mars begitu merindukannya. Setiap kata yang ditulis oleh wanita itu akan sangat berarti baginya.     

Kata-kata yang tertulis dalam setiap surat-suratnya itulah yang membuat Mars terus bertahan selama perjalanannya ke Wintermere. Ia menyimpan surat-suratnya yang ia terima dari istrinya itu dan kerap membacanya berulang kali.     

Jadi, sulit untuk tidak membaca yang satu ini. Akhirnya Mars mengalah dan membuka surat itu.     

Tetesan air matanya jatuh pada surat itu saat ia mulai membaca.     

>>>     

Mars yang terhormat.     

Pertama-tama aku minta maaf karena kau harus mengetahui hal ini melalui surat tetapi aku tidak punya pilihan lain. Sebelum aku pergi, aku ingin kau tahu yang sebenarnya. Ya, kebenaran terakhir.     

Aku sengaja datang ke ibukota untuk membalas dendam. Kau sudah tahu ini.     

Tapi aku tidak pernah mencintaimu. Dan kau tidak tahu ini.     

Sekarang kau sudah tahu.     

Aku berpura-pura balas mencintaimu dan memaafkan dosa keluargamu terhadap keluargaku dengan satu-satunya tujuan agar bisa lebih dekat denganmu dan ibumu.     

Akhirnya, tidak butuh waktu lama bagiku untuk melakukannya, hanya membutuhkan waktu kurang dari empat bulan. Sebenarnya aku tidak bermaksud membunuh ibumu. Dia lumayan manis. Awalnya, aku hanya ingin membunuh ayahmu.     

Namun, setelah kupikirkan berulang kali, aku menyadari bahwa kehilangan orang yang ayahmu cintai akan menjadi hukuman yang lebih baik atas kejahatannya. Karena kematian terlalu mudah baginya.     

Itu sebabnya aku memutuskan untuk membunuh Ratu Elara. Sekarang, Jared Strongmoor akan memahami rasanya kehilangan dan juga ... rasa sakit. Akhirnya dia akan tahu apa yang aku rasakan dan apa yang dirasakan Bellevars ketika kita kehilangan orang yang sangat kita cintai.     

Mata dibalas mata. Nyawa dibalas nyawa.     

Maafkan aku jika kau ikut terluka dalam prosesnya. Namun, kau juga tidak sepenuhnya suci dalam keseluruhan skenario ini. Aku percaya, kau pantas mendapatkan sesuatu yang akan datang untukmu.     

Sejujurnya, aku merasa berat hati saat harus melibatkan seorang anak dalam misi balas dendam ini. Hamil tidak pernah ada dalam rencanaku, tapi kurasa, itu tidak bisa dihindari.     

Aku tidak membenci anak ini, tetapi aku juga tidak menyukainya. Saya tahu kau membutuhkan seorang anak, jadi akan kutinggalkan anak itu bersamamu. Tolong katakan saja pada mereka bahwa aku sudah mati atau semacamnya.     

Aku tidak ingin membebani kehidupanku dengan kehadiran seorang anak. Aku telah menyelesaikan misi saya dan sekarang aku harus pergi. Aku ingin memulai kembali hidupku dan melupakan masa lalu.     

Mulai sekarang, aku akan melupakan semuanya tentang kita.     

Tolong jangan cari aku. Urusan kita berakhir sampai di sini. Kalau kau berani mencariku, aku tidak akan berhenti sampai salah satu dari kita akan mati.     

Aku bersungguh-sungguh dengan perkataanku ini.     

Emmelyn.     

>>>>     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.