Pangeran Yang Dikutuk

Mars Mengumpulkan Informasi



Mars Mengumpulkan Informasi

0"Sudah berapa lama sejak ibuku meninggal ketika mereka menemukannya?" Mars lanjut bertanya. "Kenapa tidak ada yang mendengar apa-apa? Di mana Emmelyn saat mereka masuk?"     
0

"Maaf, itu... aku tidak tahu jawabannya. Kepala pelayanmu, namanya Roshan, 'kan? Katanya Emmelyn sering menyelinap keluar memakai pakaian pria, jadi komandan berpikir alasan mengapa mereka tidak melihat Emmelyn melarikan diri adalah karena dia pasti menyamar sebagai laki-laki dan sudah pergi beberapa jam sebelum para penjaga menemukan tubuh ratu."     

'Itu juga benar,' pikir Mars. Emmelyn memang sering menyamar sebagai laki-laki.     

"Kapan mereka menemukan Emmelyn dan apa yang dia lakukan saat itu?" tanya Mars lagi.     

"Mereka menemukannya keesokan paginya, mencoba melarikan diri menggunakan kereta tua dan menyamar sebagai laki-laki, seperti yang dikatakan kepala pelayanmu. Saat itu, dia berlumuran darah dan terlihat acak-acakan."     

Mars mengepalkan tinjunya saat membayangkan Emmelyn ditangkap dengan darah di tubuhnya. Apakah itu darah ibunya?     

"Komandan membawanya ke istana kerajaan dan ayahmu ingin segera mengeksekusinya." Athos terus berbicara dengan tenang meskipun informasi yang ia bagikan sangat detil. "Namun, Tuan Vitas dan Jhon, kepala pelayan, memohon kepada raja untuk mengampuni nyawa Emmelyn karena dia mengandung anakmu."     

Sambil mendengarkan cerita Athos, Mars bisa membayangkan dengan jelas semua yang terjadi, seolah-olah itu adalah tayangan ulang dari adegan yang ia saksikan dengan matanya sendiri. Ia tahu betul semua orang yang terlibat, jadi ia bisa membayangkan reaksi mereka dan bagaimana mereka akan menanggapi situasi tertentu.     

Mars bisa dengan mudah membayangkan ayahnya menuntut eksekusi Emmelyn. Namun Jhon dan Tuan Vitas yang terlalu baik sangat berani menentang perintah raja untuk membunuh Emmelyn.     

Mars melirik bayi perempuannya yang sedang tidur dan merasa sangat bersyukur karena kedua pria tua itu berani mengambil sikap untuk melindungi Harlow. Jika tidak, ia tidak akan pernah bisa melihat bayinya yang cantik ini lahir ke dunia.     

Ya. Tanpa Tuan Vitas dan Jhon, Harlow tidak akan pernah lahir.     

Sang pangeran mengingatkan dirinya lagi untuk memberi kedua pria itu hadiah yang bagus nanti.     

"Lanjutkan," pinta Mars.     

Atos mengangguk. "Yah, karena permohonan Tuan Vitas dan Jhon ... Emmelyn terhindar dari eksekusi dan dia dipenjara di Menara Abu-abu sambil menunggu persidangan. Namun, dia melahirkan lebih awal dari perkiraan dan akhirnya melahirkan Harlow tiga minggu yang lalu."     

"Bagaimana dia bisa melahirkan secepat itu?" Mars tahu jawabannya, tapi ia tetap ingin mendengarnya dari Athos.     

"Tuan Vitas bilang dia stres dan itu mempengaruhi kehamilannya. Itu juga… yang menjadi penyebab kematiannya," jawab Athos.     

Mars mengangguk. Ia menghela napas panjang dan menundukkan kepalanya, menatap Harlow. 'Ini semua salahku,' pikirnya berulang kali.     

Ia seharusnya tidak pergi. Hal-hal seperti ini mungkin bisa segera dicegah. Jika ia tetap di sini, tidak mungkin Emmelyn bisa membunuh ibunya, JIKA memang benar wanita itu yang melakukannya. Dan bahkan jika benar ia pelakunya, Mars akan memastikan wanita itu mendapatkan perawatan yang lebih baik dan mereka dapat mencegahnya melahirkan lebih awal.     

Sekarang, tidak ada gunanya menangisi semua yang telah terjadi. Segalanya sudah menjadi seburuk ini.     

Mars pikir ia punya lebih banyak waktu. Ia mengira setelah membunuh Thessalis, ia akan kembali ke pelukan istri yang sedang hamil 8 bulan dan masih punya waktu bersamanya untuk bersiap menyambut kelahiran anak mereka.     

Namun, ia tidak bisa mengendalikan waktu. Hidup memang tidak adil. Tidak pernah. Dan sekarang ketidakadilan itu telah menyebabkan dirinya kehilangan ibu dan juga istrinya.     

"Di mana Edgar?" Mars akhirnya menyadari bahwa ia tidak melihat Edgar setelah kembali ke ibu kota. "Kenapa dia tidak melakukan sesuatu?"     

Athos berdeham dan membalas. "Sepertinya istrimu menyuruhnya pergi. Edgar pergi dua hari sebelum pembunuhan itu terjadi."     

"Apa? Edgar meninggalkan ibu kota? Kenapa dia melakukan itu? Padahal aku secara khusus menyuruhnya untuk tetap tinggal agar dia bisa melindungi keluargaku..." Mars terkejut mendengar informasi ini.     

"Dia pergi karena itu perintah Putri Emmelyn," Athos mengulangi kata-katanya. "Saya yakin sebenarnya dia juga tidak ingin melakukannya."     

"Jadi, ke mana dia pergi?" Mars bertanya lagi. Jelas ini bukan kebiasaan seorang Edgar yang meninggalkan tugasnya.     

Gewen yang mengamati kedua pria itu saat mendiskusikan apa yang terjadi, perlahan mengangkat tangannya. Ia terlihat sangat tidak nyaman.     

"Ada apa, Gewen?" tanya Mars dengan tidak sabar.     

"Mungkin... Emmelyn sengaja mengusir Edgar dengan berbagai alasan untuk menyingkirkannya," sahut Gewen terbata-bata. "Dengar, aku tahu kau tidak ingin mendengar ini, tapi bagaimana jika itu yang sebenarnya terjadi?"     

Gewen kembali menambahkan, "Emmelyn dituduh membunuh Yang Mulia Ratu karena dia memiliki motif, senjata pembunuh dan dia juga ketahuan melarikan diri saat para penjaga menangkapnya. Dia juga mengusir Edgar…."     

Gewen memandang Mars dengan serius dan penuh tekad di matanya. "Aku tahu aku harus memberikan pendapat yang netral padamu. Apalagi saat ini kondisimu sedang tidak bisa berpikir jernih."     

Mars telah mengenal Gewen seumur hidupnya. Ia juga tahu temannya ini sangat tidak ingin ia terluka. Gewen memahaminya dan selalu mendukungnya selama bertahun-tahun ini.     

"Kita perlu mendengarnya langsung dari Edgar. Jangan berasumsi," sahut Mars. "Mungkin ada sesuatu yang mendesak dan dia harus pergi."     

"Sampai kapan kau akan terus menyangkalnya?" tukas Gewen frustrasi. "Aku tahu kau sangat mencintai Emmelyn karena dia wanita pertama untukmu. Itu sebabnya pengaruhnya padamu begitu dalam dan kuat."     

Gewen melanjutkan kata-katanya. "Aku juga seperti itu saat berumur 14 tahun. Aku tergila-gila dengan Lady Cocker. Dialah yang membuatku kehilangan keperawananku. Saat itu, kupikir aku sedang jatuh cinta. Aku kecanduan kehangatan dan tubuhnya dan segalanya. Aku selalu mengikutinya berkeliling seperti anak anjing yang tersesat…."     

Mars mengerutkan alisnya. Ia tidak tahu mengapa Gewen tiba-tiba mengungkit pengalaman seksual pertamanya. Mars juga ingat saat itu. Di antara mereka, Gewen-lah yang paling cepat berkembang dan ia jugalah yang lebih dulu berhubungan seks.     

Pria itu kehilangan keperawanannya karena seorang wanita yang lebih tua, seorang wanita cantik dari bangsawan yang lebih rendah yang ia temui saat pesta dansa kerajaan. Selama tiga bulan penuh, yang ia bicarakan hanyalah Lady Cocker ini, Lady Cocker itu.     

Gewen mengikuti wanita yang lebih tua itu ke mana-mana dan melakukan apa pun yang wanita itu minta darinya. Sungguh memalukan melihatnya seperti itu. Untungnya, pengaruhnya kepada Gewen tidak berlangsung lama.     

Ketika Gewen diutus oleh keluarganya ke rumah pamannya di Glendale selama musim panas, ia bertemu dengan dua gadis muda yang menjadi obsesi barunya. Mereka bersenang-senang bersama sepanjang musim panas, sehingga ia tidak lagi memikirkan Lady Cocker.     

Bayangkan betapa terkejutnya wanita itu ketika Gewen kembali ke rumah pada musim gugur dan memperlakukannya dengan acuh tak acuh. Lady Cocker telah kehilangan kekuasaannya atas tuan muda itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.