Pangeran Yang Dikutuk

Rencana Emmelyn Dimulai



Rencana Emmelyn Dimulai

0"Aku senang melihatmu tertawa," komentar Lily, lalu ia duduk di samping Emmelyn dan berbicara dengan nada serius. "Bagaimana menurutmu jika kita membiarkan anak kita jatuh cinta dan suatu saat nanti menikah?"     
0

"Apa? Kau bercanda ya? Harlow bahkan baru berumur satu hari." Emmelyn tertawa lagi. "Dan putramu juga masih kecil."     

"Ya, tapi siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan? Aku bertanya begini karena ingin tahu apa kau bersedia kalau kita menjadi besan suatu saat nanti? Karena kalau iya, aku tidak akan menyusui Harlow sedikit pun ...." Lily menunduk dan kemudian memalingkan wajahnya. "Jika sesuatu terjadi padamu…."     

Emmelyn segera mengerti apa yang ingin dikatakan Lily. Sangat sulit untuk menyampaikan apa yang tengah ia rasakan di dalam hatinya, tetapi saat ini, ketika Emmelyn terus berbicara tentang kematian, Lily merasa juga perlu mengatakan sesuatu.     

Jika kecurigaan Emmelyn terbukti dan sesuatu yang buruk terjadi kepadanya, maka Lily harus menepati janjinya untuk menjaga Harlow.     

Karena Lily saat ini sedang menyusui putra bungsunya, Jorei, ia sebenarnya bisa saja menyusui Harlow bersamaan. Tetapi jika ia melakukan itu, Harlow akan menjadi saudara perempuan bagi anak laki-lakinya dan mereka tidak akan pernah bisa menjalin hubungan apa pun di masa depan jika ternyata suat saat nanti mereka akan jatuh cinta kepada Harlow. Itu artinya, para putranya harus memperlakukan Harlow seperti saudara kandung mereka sendiri mulai sekarang dan selamanya.     

Namun, jika Emmelyn menyambut baik gagasan mengenai kedua keluarga mereka menjadi besan, Lily akan mencarikan ibu susu untuk merawat Harlow.     

Emmelyn menatap bayinya yang masih lapar, lalu ia tersenyum. "Ahh.. pasti menyenangkan melihat anak-anak kita jatuh cinta dan menikah ketika mereka sudah besar nanti. Aku tidak masalah dengan ide itu."     

"Kau serius?" Lily langsung berseri-seri begitu mendengar tanggapan Emmelyn. "Wah! Aku sangat senang mendengarnya!"     

"Ya, tapi biarkan mereka berinteraksi dan berteman dulu. Kita tidak boleh menjodohkan mereka dengan egois hanya karena kita ingin menjadi keluarga. Jika Harlow dan salah satu putramu saling jatuh cinta, kita akan mendukung mereka. Tapi kita juga tidak bisa memaksa mereka untuk bertunangan."     

"Tentu saja," sahut Lily. "Itu saja yang perlu kuketahui."     

"Katakan juga kepada putramu untuk menjadi pencari nafkah yang hebat, karena putriku banyak makan," ujar Emmelyn sambil tertawa kecil     

"Haha… ya, aku juga tahu." Lily juga tertawa.     

Suasana muram di ruangan itu langsung berubah lebih ceria ketika kedua wanita itu berbicara tentang anak-anak mereka dan harapan serta keinginan mereka begitu mereka dewasa.     

"Baiklah. Kau harus segera beristirahat. Aku tidak akan mengganggumu lagi," ujar Lily. "Aku mau pulang sebentar untuk melihat anak-anakku. Aku akan segera kembali sambil membawa beberapa hadiah. Bagaimana menurutmu?"     

"Baiklah. Tolong sampaikan juga salamku kepada Athos dan anak-anakmu ya," sahut Emmelyn.     

"Oke. Sampai ketemu lagi," kata Lily. Ia bangkit dan memperbaiki rambutnya yang berantakan sebelum pergi ke pintu. "Nyonya Adler, tolong jaga Emmelyn sampai aku kembali nanti ya. Aku mau pulang sebentar untuk melihat anak-anakku. Nanti aku akan kembali ke sini."     

"Tentu, Nyonya."     

Lily mengetuk pintu dan kedua penjaga di luar membukakan pintu untuknya. Lalu ia berjalan keluar dan kemudian pintu ditutup di belakangnya. Sekarang, hanya ada Nyonya Adler dan Emmelyn, dan juga Harlow.     

"Berapa banyak waktu lagi yang kumiliki?" tanya Emmelyn pada penyihir tua itu. Ia tahu ia telah meminum ramuan itu setelah makan siang tadi. Karena itu ia penasaran apakah ramuan itu akan segera bekerja atau butuh lebih banyak waktu.     

"Jangan khawatir, Putri. Nikmati saja waktumu bersama bayimu ini. Biar aku saja yang mengurus semuanya," ujar Nyonya Adler menenangkan. "Percayalah kepadaku."     

"Baiklah," sahut Emmelyn, lalu beralih melihat Harlow yang sudah tertidur. Kemudian ia meletakkan semangkuk susu.     

Setelah itu, Emmelyn membaringkan bayinya di dadanya. Ia bisa merasakan jantung Harlow berdetak lembut melalui kontak kulit mereka.     

Ahh… sungguh indah dan menenangkan.     

Perlahan, Emmelyn menutup matanya.     

***     

Ketika Emmelyn terbangun, semuanya gelap. Ia bahkan membutuhkan beberapa saat untuk terbiasa dengan sekitarnya.     

[Dimana aku?]     

Jantung Emmelyn berdetak kencang ketika mengingat apa yang terjadi dan bagaimana ia dan Nyonya Adler berencana memalsukan kematiannya.     

[Oh…jadi begini??]     

Emmelyn akhirnya menyadari bahwa ia sedang berbaring di dalam ruang sempit saat ini. Apakah ini peti matinya? Sudah berapa lama ia ada di sini?     

Tunggu ... ia tidak benar-benar mati, bukan?     

Emmelyn mencubit lengannya untuk memastikan bahwa dirinya masih hidup.     

Aduh!     

Emmelyn ingin menggeram kesakitan, tetapi ia segera menahan diri. Bagaimana jika ada yang mendengarnya?     

Emmelyn meraba-raba dirinya sendiri dan mencoba menemukan benda yang pasti diselipkan oleh Nyonya Adler di bawah gaunnya.     

Ya, ada! Sebuah bel kecil!     

Penyihir itu sebelumnya pernah mengatakan bel kecil ini dulunya dipakaikan di leher kucingnya agar ia selalu bisa menemukan hewan peliharaannya itu. Lonceng yang diberikan kepadanya oleh tuannya, sang penyihir, atas jasanya selama bertahun-tahun.     

Kucing itu sudah lama mati tetapi Nyonya Adler masih menyimpannya untuk kenang-kenangan. Dan sekarang, bel ini terbukti bermanfaat. Dengan bel ini, sang penyihir akan selalu bisa menemukan Emmelyn di mana pun ia berada, hidup atau mati, dan jika Emmelyn membunyikan bel, penyihir itu akan tahu bahwa dirinya masih hidup.     

Emmelyn disuruh membunyikan bel dengan pola tertentu agar penyihir itu tahu bahwa ia sudah bangun. Kemudian Nyonya Adler akan datang dengan beberapa tetangga untuk menggali peti mati dari tanah dan mengeluarkan Emmelyn.     

Setelah Emmelyn aman, mereka berdua akan pergi ke Wintermere bersama.     

Emmelyn menggenggam bel itu dan mencengkeramnya erat-erat, berusaha mengatur detak jantungnya sebelum akhirnya membunyikan bel.     

Ini dia.     

Segera, ia akan tahu apakah rencana mereka berhasil atau tidak, atau apakah ia akan dikubur hidup-hidup dan benar-benar sudah mati.     

DING     

DING     

Bel itu sangat kecil tetapi suaranya cukup keras karena ruang tempat Emmelyn berbaring sangat kecil. Jantung Emmelyn berdetak kencang saat mendengar suara itu untuk pertama kalinya.     

Ia khawatir orang lain mungkin akan mendengarnya. Jadi, ia berhenti sesaat.     

Emmelyn memutuskan untuk menunggu dan melihat apakah ada reaksi dari luar. Jika tidak, ia akan membunyikan bel lagi beberapa kali agar Nyonya Adler tahu ia sudah bangun.     

Untungnya, tidak ada reaksi dari luar oleh para penjaga yang terkejut. Sepertinya ia aman dan tidak ada yang menjaga kuburannya seperti yang ia takutkan.     

Benar. Sekarang ia hanya perlu menunggu.     

Dalam waktu yang terasa seperti selamanya, akhirnya Emmelyn merasakan ada pergerakan dari luar. Ia tenggelam dalam pikirannya ketika teringat kembali dengan bayinya. Ya Tuhan, betapa rindunya ia kepada Harlow. Ia sungguh berharap putrinya itu baik-baik saja dan aman bersama Lily.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.