Pangeran Yang Dikutuk

Harlow



Harlow

0Semuanya terasa kabur. Emmelyn merasa seperti mendengar suara-suara, tetapi semuanya terdengar jauh. Seseorang berkata 'ambil napas dalam-dalam' dan yang lain berkata 'dorong'.     
0

Emmelyn menarik napas dalam-dalam dan mengisi paru-parunya dengan udara, lalu ia menghembuskannya sambil mendorong dengan sekuat tenaga. Proses itu diulangi beberapa kali hingga tiba-tiba semuanya menjadi senyap.     

Tidak, suasananya tidak benar-benar menjadi sunyi, tetapi entah bagaimana semua suara di sekitarnya tidak lagi penting ketika suara lain terdengar dan menembus udara.     

Tangisan bayi.     

Saat itu juga, Emmelyn merasakan kelegaan yang tak terlukiskan. Semua rasa sakitnya hilang dan berganti dengan sebuah ketenangan. Rasanya seperti memasuki surga setelah disiksa di neraka selama lebih dari 20 jam.     

"Bayinya perempuan!"     

Namun, Emmelyn merasa seperti dijatuhkan kembali ke bumi saat mendengar seruan Lily. Ia membuka matanya lebar-lebar dan menatap Lily, memastikan ia tidak salah dengar.     

"A-apa… apa kau bilang?" Emmelyn meminta Lily untuk mengulangi kata-katanya.     

"Kau punya bayi perempuan yang cantik," sahut Lily dengan senyum ceria.     

"Oh…."     

Emmelyn bahkan tidak tahu harus berpikir apa.     

Ia tahu suaminya tidak keberatan memiliki putra atau putri, tetapi ia tahu raja dan semua orang mungkin lebih memilih bayi laki-laki daripada bayi perempuan agar bisa mewarisi tahta.     

Seorang putri di era ini hanya akan menjadi piala bagi suaminya. Seorang putri hanya akan mengambil peran sebagai istri dan melahirkan anak untuk pria. Putri itu bahkan mungkin dikirim ke kerajaan lain dan menikahi seorang pangeran untuk mengamankan kesetiaan keluarganya, seperti yang terjadi pada Lily.     

Dan yang lebih parah... keselamatan seorang bayi perempuan mungkin dipertaruhkan.     

Jika keluarga Preston bisa menguasai Harlow sebelum Mars kembali, Emmelyn tidak tahu apa yang akan terjadi pada putrinya.     

Namun apabila bayinya laki-laki, setidaknya sang putra akan memiliki kedudukan yang lebih baik. Mereka tidak akan berani melakukan apa pun kepadanya karena keselamatannya akan lebih diprioritaskan. Emmelyn bisa membayangkan jika Harlow terlahir sebagai laki-laki, anaknya ini akan segera mendapatkan tim perlindungannya sendiri.     

"Boleh aku melihatnya?" tanya Emmelyn dengan nada lemah.     

"Tuan Vitas sedang membersihkannya. Tunggu sebentar ya," kata Lily.     

"Oh...." Emmelyn menoleh ke kiri dan melihat Tuan Vitas sedang menggendong bayi kecil berwarna kemerahan di tangannya dan dengan cermat membersihkannya dengan air hangat.     

Jadi, itu putrinya….     

"Putri, saya akan mengeluarkan plasenta dan membersihkanmu juga. Setelah itu kau bisa memegang bayimu," ujar Nyonya Adler, mengalihkan perhatian Emmelyn dari kelinglungannya.     

Emmelyn hanya mengangguk linglung. Satu-satunya fokusnya adalah pada bayi kecil yang sedang menangis di tangan Tuan Vitas.     

"Apa dia sehat?" tanya Emmelyn dengan setengah berbisik. Dikarenakan Harlow lahir prematur, Emmelyn khawatir putrinya lahir tanpa organ yang lengkap atau semacamnya. Ia sangat ingin tahu bagaimana keadaan Harlow.     

Bayi itu bisa menangis dengan keras. Syukurlah, itu berarti bayinya memiliki paru-paru yang kuat. Tapi bagaimana dengan organ lainnya?     

Tuan Vitas sudah selesai membersihkan bayi kecil itu. Ia membalut tubuh kecil Harlow dengan kain baru lalu meletakkannya di dada Emmelyn.     

"Dia sempurna," ujar pria itu menenangkan. "Dia sangat kecil, tapi semua organ tubuhnya lengkap."     

Emmelyn sangat lega mendengarnya.     

"Dia akan membutuhkan banyak perawatan agar bisa tumbuh sehat," tambah tabib tua itu.     

Emmelyn menggigit bibirnya mendengar pernyataan itu. Ingin sekali dirinya merawat Harlow dengan tangannya sendiri. Namun, posisi itu bukanlah miliknya. Jika ia tinggal lebih lama di ibu kota, ia akan dieksekusi karena kejahatan yang tidak dilakukannya.     

Dan Harlow akan kehilangan ibunya selamanya.     

"Oh... sayangku," bisik Emmelyn pada bayi kecil berwarna merah di dadanya. Harlow masih menangis dan bayi mungil itu terlihat sangat menyedihkan. Emmelyn menjadi panik melihat tangisan bayinya yang tak kunjung mereda. Ia menoleh ke arah Lily dan bertanya apa yang harus dilakukan. "Bagaimana membuatnya berhenti menangis?"     

"Uhm… coba mulai susui dia," sahut Lily. Temannya itu menjelaskan cara melakukannya, sementara Tuan Vitas keluar untuk membuatkan lebih banyak obat untuk ibu baru.     

Setelah dibersihkan, Emmelyn duduk dengan susah payah dan mulai menyusui Harlow. Butuh beberapa upaya yang gagal oleh bayi itu untuk menyadari bahwa Harlow terlalu muda dan lemah untuk menyusu sendiri.     

"Bayinya terlalu kecil," ujar Nyonya Adler penuh simpati. Wanita tua itu mengambil Harlow dari Emmelyn dan memberikannya kepada Lily. "Nyonya, tolong bawa bayi ini sementara aku akan membantu Putri Emmelyn memerah ASI-nya. Kita harus memberi susu untuk bayi ini dengan sendok. Dia mungkin baru bisa belajar menyusui langsung dalam beberapa minggu."     

Lily tidak pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya, jadi ia tidak menyadari bahwa bayi semuda itu tidak cukup kuat untuk menyusu. Sekarang ia merasa sangat kasihan pada Emmelyn.     

Menyusui bayinya adalah pengalaman yang luar biasa yang akan mendekatkan ibu dan anak karena akan menciptakan ikatan yang dalam di antara mereka. Setidaknya, itulah yang dirasakan Lily terhadap putra-putranya. Sayangnya, Emmelyn akan melewatkan kesempatan itu di minggu-minggu awal kehidupan anaknya.     

Sementara itu, Emmelyn hanya bisa melihat Harlow yang berada di pelukan Lily saat ia mencoba memerah ASI-nya dengan air mata mengalir di matanya. Hatinya sungguh berkecamuk. Ia sangat gembira karena Harlow lahir dengan sehat, setidaknya itulah yang dikatakan Tuan Vitas. Namun, Emmelyn khawatir karena bayinya masih sangat kecil dan lemah. Saking lemahnya, Harlow bahkan tidak bisa menyusu sendiri.     

Emmelyn juga merasakan kebencian yang mendalam terhadap Ellena karena menyebabkan dirinya harus mengalami hal ini. Jika bukan karena rencana licik Ellena, Emmelyn tidak akan melahirkan Harlow di Menara Abu-abu sebagai tahanan. Ia juga tidak perlu khawatir tentang keselamatan putrinya.     

Dan terakhir, Emmelyn juga merasa marah karena suaminya tidak ada di sisinya di saat-saat terberatnya. Kalau saja pria itu tidak meninggalkannya untuk membunuh penyihir bodoh itu....     

Semua emosi ini memenuhi hatinya dan membuat air matanya mengalir deras.     

Ia juga sedih ketika memikirkan apa yang harus dilakukan setelah ini. Ia akan memalsukan kematiannya dan menitipkan Harlow pada Lily.     

Astaga... Emmelyn merasa seperti seorang ibu yang gagal.     

"Lily..." Emmelyn memberikan mangkuk berisi susu kepada Nyonya Adler. Air mata masih mengalir deras dari matanya. "Boleh kupeluk bayiku dulu? Aku ingin memberinya makan."     

"Oh, tentu!" Lily dengan cepat memberikan Harlow kepada Emmelyn. Ibu baru itu membawa bayinya dengan susah payah dan menggendong bayi mungil itu di pelukannya.     

Akhirnya… Emmelyn akhirnya bisa melihat Harlow dari dekat. Bayi itu masih menangis tetapi sekarang suaranya menjadi sangat lembut. Si mungil ini pasti lelah karena menangis cukup lama dan kelaparan.     

Emmelyn merasa sangat kasihan pada Harlow. Seandainya saja segalanya bisa berbeda….     

"Biar aku saja yang memberinya makan, Tuan Putri," usul Nyonya Adler dengan sabar. "Kau bisa menepuk-nepuknya pelan dan menenangkannya. Dia perlu tahu bahwa ibunya juga sedang bersamanya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.