Pangeran Yang Dikutuk

250



250

0"Yang Mulia... merupakan suatu kehormatan bagi hamba bisa melayani Yang Mulia. Tolong, jangan sungkan untuk meminta bantuan apa pun kepada kami. Saya akan dengan senang hati melakukannya untuk Anda dan Lady Emmelyn," kata sang juru masak dengan penuh hormat.     
0

"Kau orang yang baik," hanya itu saja yang diucapkan Mars. Ia berbalik dan meninggalkan dapur dengan nampan berisi makanan. Si juru masak masih terkagum-kagum dalam waktu lama setelah putra mahkota pergi.     

***     

Sesampainya di kamar, Mars meletakkan nampan yang ia bawa dari dapur tepat di atas meja. Ia duduk di tepi tempat tidur dan mengambil semangkuk sup untuk diberikan kepada Emmelyn. "Sayang, tolong makanlah sup ini."     

Emmelyn ingin mengambil mangkuk agar ia bisa makan sendiri, tapi entah kenapa tangannya kehilangan tenaga. Ia hampir menumpahkan sup saat tangannya yang gemetar menyentuh mangkuk. "Aahh...!"     

"Tidak, sepertinya kau bahkan tidak punya tenaga untuk makan. Biar aku yang melakukannya," kata Mars saat dirinya melihat sang istri sangat lemah. "Biarkan aku yang menyuapimu."     

Ia duduk tepat di sebelah Emmelyn dan memegang mangkuk di salah satu tangannya, sementara tangan yang lain mengambil sendok berisi sup dan mendekatkannya ke mulut gadis itu. "Buka mulutmu agar kau bisa makan sesuatu."     

Emmelyn merasa sangat terharu sehingga air mata mulai mengalir di pipinya lagi. Ia mengira air matanya sudah mengering setelah ia menangis seharian untuk Killian, tapi ternyata, masih ada sedikit yang tersisa.     

Ia membuka mulutnya dan menyesap sup dari sendok itu lalu menyeka air matanya.     

Ya, Emmelyn sangat tidak beruntung karena ia telah kehilangan seluruh keluarganya, tetapi setidaknya ia masih memiliki pria yang sangat mencintainya ini dalam hidupnya.     

Setidaknya, kehadirannya bisa menutupi semua nasib buruk yang ia alami.     

Sementara itu, ketika Mars menyuapkan sup itu kepada Emmelyn, pikiran pangeran kembali ke masa lalu ketika ia memberinya makan untuk pertama kalinya. Ah... Ia ingat waktu itu ia melakukannya karena merasa bersalah.     

Saat itu fajar baru saja menyingsing, ketika Emmelyn masih tidur, Mars menggunakan tangannya untuk membantunya melepaskan gairahnya pagi itu... dan rasanya sangat, sangat memuaskan, sehingga Mars tidak ingin segera mengakhirinya.     

Dan karena itu sang pangeran pun menggunakan tangan Emmelyn dalam waktu yang cukup lama.     

Emmelyn kemudian terbangun karena mengira dirinya telah lumpuh atau akan mati karena kutukan Mars. Saat itu, ia tidak bisa menggerakkan tangannya sama sekali.     

Namun, Mars tidak memberi tahunya apa yang sebenarnya terjadi dan karena ia merasa bersalah ia akhirnya menawarkan diri untuk membantu Emmelyn makan dan melakukan hal lainnya sampai tenaganya pulih.     

Sekarang ketika pangeran kembali mengingatnya, ia bisa membayangkan betapa lucu dan konyolnya kejadian itu. Melihat ke masa lalu, ia ingat itu adalah salah satu dari sekian banyak kenangan indah awal pertemuan mereka.     

Astaga... waktu berlalu begitu saja. Lihat mereka sekarang. Emmelyn tidak lagi menganggapnya sebagai musuhnya, dan misi mereka untuk membuat Emmelyn hamil pun juga telah berhasil.     

Sekarang, Mars menyuapinya karena cinta, tidak lagi karena rasa bersalah. Oh, terlebih lagi saat ini Mars juga sedang menyuapi anak mereka. Ahh... begitu banyak yang telah berubah ...     

Emmelyn mengernyitkan alisnya saat melihat Mars tersenyum tipis. Ia bertanya-tanya apa yang sedang dipikirkan pria itu.     

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Emmelyn akhirnya bertanya kepada Mars. Seperti biasa, ia tidak suka berpura-pura bisa membaca pikiran, jadi ia hanya akan bertanya apa yang dipikirkan pria itu.     

Ini adalah salah satu karakter yang disukai suaminya dari dirinya. Emmelyn selalu mengutarakan apa yang ada dipikirannya tanpa ragu-ragu.     

Yah… setidaknya ia lebih sering melakukannya daripada tidak. Ada saat-saat di mana Emmelyn lebih memilih menyimpan sesuatu hanya untuk dirinya sendiri untuk semantara waktu sebelum ia membagikan pikirannya itu dengan Mars.     

Misalnya, fakta bahwa ia mengenali pria yang datang ke pesta kerajaan musim semi bersama Ellena sebagai kakak kandungnya. Ia merahasiakannya entah karena alasan apa pun dan hanya memberi tahu Mars beberapa hari kemudian.     

Tapi… itu semua masa lalu. Tidak butuh waktu lama sebelum Emmelyn memberi tahu Mars apa yang terjadi.     

Dan sekarang, semuanya telah menjadi bagian dari masa lalu mereka.     

Insiden terkait Killian benar-benar hal yang besar dan Mars berharap, seiring berjalannya waktu, Emmelyn akan pulih dari kesedihannya dan kembali merasa bahagia.     

Saat ini, ia hanya membutuhkan waktu dan ruang untuk berduka atas kematian keluarganya.     

"Hmm?" Mars menghentikan sendok di tangannya saat ia mendengar pertanyaannya. "Apa yang kupikirkan?"     

Yah... pangeran sebenarnya sedang memikirkan kejadian di mana ia menggunakan tangan Emmelyn saat gadis itu tertidur.     

Apakah ini saat yang tepat untuk berterus terang tentang hal itu? Apa yang akan dipikirkan Emmelyn tentang dirinya jika ia tahu yang sebenarnya? Apakah ia akan menganggapnya lucu seperti yang dipikirkan Mars? Atau apakah selera humornya akan hilang selama masa sulit ini?     

Tidak mudah untuk mengatakannya. Namun, setelah memikirkannya sebentar, Mars menyimpulkan jika ia ingin mereka selalu jujur ​​terhadap satu sama lain.     

Jika pangeran berbagi rahasia memalukan ini dengannya, mungkin kekasihnya akan lebih mempercayainya, dan lain kali tidak akan membutuhkan waktu terlalu lama bagi Emmelyn untuk berbagi pikiran dengannya.     

Akhirnya, setelah menarik napas dalam-dalam, pria tersebut memutuskan untuk melakukan hal yang benar. Ia meletakkan semangkuk sup di meja samping tempat tidur dan ia memegang kedua tangan Emmelyn.     

Mars berdeham dan matanya tampak memohon saat ia menceritakan kepadanya apa yang sebenarnya terjadi saat tangan Emmelyn tiba-tiba menjadi lemas sepanjang hari.     

"Aku sedang memikirkan saat tanganmu lumpuh, berbulan-bulan yang lalu. Apa kau ingat? Saat itu aku juga sedang menyuapimu makanan, karena…" ia berhenti sebentar lalu melanjutkan, "Aku merasa bersalah... "     

"Bersalah?" Emmelyn meliriknya dan menyilangkan tangan di dadanya. "Akhirnya."     

"Akhirnya?" Mars menggelengkan kepalanya dan menatap istrinya dengan bingung. "Kenapa kau mengatakan itu?"     

Dari matanya, perlahan sang pangeran bisa menebak bahwa ia sebenarnya sudah mengetahuinya selama ini.     

"Jadi... kau tahu?" Suaranya tercekat ketika Mars mengucapkan pertanyaan itu.     

Emmelyn mengangguk. "Aku merasa dibodohi selama beberapa hari karena aku terlalu fokus pada kutukanmu. Namun, setelah aku memikirkannya, aku menyadari bahwa kau pasti telah menggunakan tanganku untuk... sesuatu."     

Mars membulatkan matanya dan menatap gadis itu dengan malu.     

Jadi, selama ini ia sudah tahu! Tapi, ia tidak mengatakan apa pun.     

"Kenapa kau tidak mengatakan apa-apa?" Sang suami yang merasa malu itu kemudian bertanya lagi kepadanya karena penasaran.     

Emmelyn mengangkat bahu. "Ketika aku menyadari apa yang terjadi, aku sudah terlalu marah kepadamu karena memanfaatkanku secara diam-diam seperti itu. Jadi, aku tidak ingin membicarakannya denganmu. Dan setelah beberapa saat, hal itu sudah tidak penting lagi."     

"Ohh..." Mars menatap Emmelyn dengan takjub. Ketika ia pikir ia mengenal gadis yang dicintainya ini dengan baik, ternyata Emmelyn masih berhasil mengejutkan Mars.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.