Pangeran Yang Dikutuk

Apakah Emmelyn Mabuk?



Apakah Emmelyn Mabuk?

0Ketika Emmelyn menuangkan wine ke cangkirnya yang keempat, sudut matanya menangkap sosok Mars yang sedang duduk di tempat tidurnya tanpa mengenakan apa-apa, sudah memejamkan matanya.     
0

Hmm.. apakah dia sudah tidur?     

Cepat sekali...     

Emmelyn memutuskan untuk melambai-lambaikan tangannya ke arah Mars. Hey... dia sama sekali tidak bereaksi.     

Mungkin memang benar, dia sudah tidur, pikir Emmelyn. Ahh... apa yang harus ia lakukan sekarang?     

Emmelyn lalu menyesap wine di cangkirnya pelan-pelan. Ahh.. kalau Mars memang sudah tidur, tidak ada gunanya lagi Emmelyn duduk di sini dan mengomel-ngomel.     

Gadis itu memutuskan untuk menghabiskan wine-nya dan kemudian mengganti pakaiannya dengan gaun tidur tipis.     

Setelah ia mematikan lilin di sisi Mars, ia lalu naik ke tempat tidur, menarik selimut hingga ke dadanya, dan kemudian melihat ke samping. Mars benar-benar sudah tertidur, karena ia tidak bergerak sama sekali.     

Sepasang matanya terpejam dan bulu matanya bergerak-gerak sedikit. Gerakan napasnya teratur. Emmelyn dapat melihatnya dari gerakan dada pria itu yang naik turun dengan halus.     

GLEK     

Emmelyn menelan ludah saat melihat dada bidang sang pangeran yang telanjang. Laki-laki ini memang memiliki tubuh yang indah sekali. Bahkan dalam pencahayaan yang temaram, ia dapat melihat setiap lekuk ototnya yang terlihat kokoh.     

Emmelyn menelan ludah saat pandangan matanya menuruni dada Mars ke perutnya yang rata dan terus ke bawah...     

Astaga...     

Tanpa sadar, gadis itu membuang muka dan dengan tangannya ia meraba selimutnya dan menariknya ke tubuh Mars. Setelah memastikan tubuh gagah itu ditutupi selimut hingga ke dada, Emmelyn lalu membaringkan tubuhnya dan merapatkan selimut.     

Ia meniup lilin di sisi tempat tidurnya dan kemudian memejamkan mata. Kepalanya terasa sangat berat.     

Duh, seharusnya tadi ia tidak minum demikian banyak.     

Besok pagi pasti ia akan mengalami hangover cukup parah.     

Ahhhhhh!!     

Ia sadar dirinya terlalu impulsif dan gampang marah. Seharusnya ia tidak melampiaskannya dengan minum wine seperti tidak ada hari esok. Ahh...     

Emmelyn menguap lebar.     

Bagaimana ini? Kalau ia mengantuk dan Mars juga sudah tertidur, apakah ini artinya mereka tidak akan berhubungan seks malam ini?     

Ia menguap lagi.     

Hmm... baiklah, masih ada besok, pikirnya.     

***     

Mars terhenyak bangun dan segera membuka matanya dengan kaget.     

[Di mana aku?]     

Ia melihat ke sekelilingnya dan mengingat-ingat apa yang terjadi. Matanya yang tajam dapat melihat semua detail dan sudut kamar ini walaupun hampir tidak ada penerangan. Ia tidak tahu kenapa, tetapi sejak lahir ia memang telah memiliki penglihatan setajam kucing.     

Hal ini sangat menguntungkan baginya setiap ia dan Emmelyn akan mandi bersama ataupun berhubungan intim.     

Karena walaupun gadis itu berkeras agar lentera dimatikan, ia tetap dapat melihat lekuk tubuh Emmelyn yang menggairahkan dengan begitu jelas.     

Kini, setelah ia mengenali ruangan tempatnya berada, ia dapat melihat wajah cantik gadis itu berbaring di sebelahnya. Ha... bibirnya sedikit terbuka, menunjukkan barisan gigi putih yang sempurna, sementara matanya terpejam, dan dadanya turun naik.     

Apa yang terjadi semalam? pikir Mars. Ia berusaha mengingat-ingat dan kemudian menyadari bahwa ia terlalu lelah setelah berlatih perang bersama anak buahnya.     

Sehingga ketika tiba di atas ranjang Emmelyn yang sangat empuk, otaknya langsung memerintahkan tubuhnya untuk beristirahat dan mematikan semua syaraf, agar tidur. Ahh.. pasti itu yang terjadi.     

Ia ingat bahwa sebelum ia tidur, ia melihat Emmelyn minum terlalu banyak. Katanya ia kedinginan.     

Mars menatap wajah cantik yang sedang berbaring damai di sebelahnya itu dan terpaku. Mengapa ia tidak segera pergi dari sini?     

Menatap wajah Emmelyn berlama-lama hanya akan merobohkan pertahanannya. Ia sudah bertekad untuk menjaga jarak, demi kebaikannya sendiri.     

Ia menarik napas panjang. Tetapi ia belum sempat menabur benih. Apakah ia pergi begitu saja? Emmelyn sedang tidur, dan sepertinya sangat nyenyak.     

Ia menggeleng kuat-kuat dan segera mengambil keputusan untuk membiarkan gadis itu beristirahat. Masih ada malam besok, pikirnya.     

Mars baru menyibakkan selimut dari tubuhnya dan bersiap untuk turun dari tempat tidur ketika terdengar suara lenguhan dari sampingnya. Ketika ia menoleh ke arah asal suara, ia melihat sepasang mata Emmelyn terbuka dan bibirnya tampak merengut.     

Ahh.. kenapa ia terlihat cantik sekali malam ini?     

"Pangeran brengsek...! Kau mau kemana???" tegur Emmelyn dengan suara kurang jelas.     

Mars mengerutkan keningnya. Ia merasa Emmelyn kali ini tidak seperti biasanya. Ia memejamkan matanya lagi dan meringkuk sambil memeluk lengan Mars.     

"Ahh.. dia tidur lagi? Jadi barusan itu apa?" Mars keheranan. Ia lalu menepuk bahu Emmelyn lembut. "Kau tadi bilang apa?"     

Emmelyn membuka matanya lagi dan melepaskan pelukannya dari lengan Mars. Wajahnya cemberut saat ia mengambil bantal dari samping dan melemparkannya ke arah pria itu.     

HUP! Mars menangkap bantal itu dengan ahli sebelum mengenai wajahnya.     

"Kenapa kau harus membuat rumit hubungan kita?" tukas Emmelyn sambil mengambil bantal lagi. Ia melemparkannya lagi ke arah Mars, tetapi kini pria itu hanya menghindar. Ia sama sekali tidak mengerti dengan sikap gadis ini.     

Apakah Emmelyn mabuk? Tadi ia memang minum wine banyak sekali...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.